You are on page 1of 14

MAKALAH PENGERTIAN, KENISCAYAAN, KEHARUSAN, DAN KEGUNAAN PEDAGOGIK Mata Kuliah Pedagogik Dosen Pengajar : Drs.

Dede Somarya, M. Pd.

Oleh : Anis marsela Gita Sintia Riani Ina Manda Puspita Siti Maya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2011

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pedagogik

Istilah pedagogik berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani Kuno, yaitu Paedos yang berarti anak dan agogos yang berarti mengantar, membimbing, atau memimpin. Dari dua kata tersebut terbentuk beberapa istilah yang masing-masing memiliki arti tertentu. Istilah-istilah yang dimaksud yakni paedagogos, pedagog (paedagoog atau pedagogue), paedagogia, pedagogi (paedagogie), dan pedagogik (paedagogiek). Paedagogos atau Pedagog. Dari kata paedos dan agogos terbentuk istilah paedagogos yang berarti seorang pelayan atau pembantu pada zaman Yunani kuno, yang bertugas mengantar dan menjemput anak-anak majikannya ke sekolah. Selain itu, paedagogos juga bertugas untuk selalu membimbing dan memimpin anak-anak majikannya. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa pendidikan anak pada zaman Yunani kuno sebagian besar diserahkan kepada paedagogos. Selanjutnya, terjadi perubahan istilah, yaitu dari paedagogos pada zaman Yunani kuno menjadi pedagog (paedagoog atau pedagogue) yang berlaku hingga dewasa ini. Perubahan istilah ini mengimplikasikan perubahan arti. Istilah paedagogos yang dulu memiliki arti sebagai pelayan atau pembantu, selanjutnya telah berubah menjadi pedagog yang memiliki arti sebagai ahli didik atau pendidik. Namun sekalipun demikian, terdapat konsistensi prinsip yang terkandung di dalam kedua istilah tadi, yaitu bahwa paedagogos dan pedagog sama-sama bertugas untuk mengantarkan atau

membimbing dan melepas anak. Paedagogos bertugas mengantarkan atau membimbing anak dari rumah ke sekolah, setelah sampai di sekolah anak dilepas. Demikian pula halnya dengan pedagog, ia bertugas mengantarkan atau membimbing anak untuk sanmpai kedewasaan, dan setelah anak menjadi dewasa maka anak dilepas pula. Inilah yang menjadi salah satu prinsip dalam pendidikan anak, yaitu membimbingnya untuk mencapai kedewasaan.

Paedagogia, Pedagogi dan Pedagogik. Istilah lain yang terbentuk dari kata paedos dan agogos yakni paedagogia, artinya adalah pergaulan dengan anak-anak. Selanjutnya terbentk istilah paedagogie atau pedagogi yang berarti praktek pendidikan anak, dan terbentuk pula istilah paedagogiek atau pedagogik yang berarti ilmu pendidikan anak atau ilmu mendidik anak. Beberapa istilah yang telah dijelaskan di atas (Paedagogos, Pedagog, Paedagogia, dan Pedagogi) memiliki arti berkenaan dengan praktek pendidikan anak atau praktek mendiddik anak, yaitu berkenaan dengan pendidik dan praktek pendidikan. Adapun istilah Paedagogiek atau Pedagogik berkenaan dengan seperangkat pengetahuan ilmiah tentang fenomena praktek pendidikan anak. Pendek kata, Paedagogiek atau Pedagogik adalah ilmu mendidik anak atau ilmu pendidikan anak. B. Kerancuan pemaknaan istilah pedagogik Uraian di atas secara tegas menyatakan bahwa pedagogik adalah ilmu pendidikan anak atau ilmu mandidik anak. Tetapi di dalam beberapa literatur, juga ditemukan ada diantara pendidik dan ahli ilmu pendidikan yang menyatakan bahwa pedagogik adalah ilmu pendidikan atau ilmu mendidik. Bahkan ditemukan pula ada yang pada satu saat mengartikan pedagogik sebagai ilmu pendidikan anak, tetapi pada saat yang lainnya ia mengartikan pedagogik sebagai ilmu pandidikan atau ilmu mendidik. Mengapa hal ini terjadi? Sesungguhnya pengertan mana yang benar? Dengan alasan tertentu, kedua pengrtian diatas (pedagogik adalah ilmu pendidikan anak dan pedagogik adalah ilmu pendidikan) dapat diakui benar. Sebaliknya, dengan alasan tertentu pula bahwa pandangan pedagogik adalah ilmu pendidikan atau ilmu mendididk dapat pula dikatakan salah atau keliru. Adapun alasan-alasan tersebut bersumber dari pengertian pendidikan yang berbeda yang berimplikasi terhadap pemaknaan istilah pedagogik.

1. Pengertian Pendidikan secara Luas dan Implikasinya terhadap Makna Istilah Pedagogik Definisi Pendidikan. Dalam arti luas, pendidikan adalah hidup. Maksudnya bahwa pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) diberbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu. Contoh: seorang anak tertarik dengan nyala api yang membara, ia mamegangnya dan marasakan panas. Bardasarkan pengalaman itu, akhirnya ia selalu hatihati apabila menghadapi atau menggunakan api. Dengan maksud meningkatkan kualitas diri, mahasiswa menuntut ilmu di suatu perguruan tinggi. Ketika terjadi suatu bencana alam, seseorang menyadari dosadosa yang telah diperbuatnya, dan ia segera bertaubat pada tuhannya, dan berupaya tidak berbuat dosa lagi. Karakteristik Pendidikan. Dari tiga contoh diatas kita dapat memahami bahwa dalam arti luas pendidikan berlangsung dalam konteks hubungan manusia yang bersifat multi dimensi, baik dalam hubungan manusia dengan sesama manusia dan budayanya, dengan alam, bahkan dengan Tuhannya. Dalam hubungan yang bersifat multi dimensi itu pendidikan berlangsung melalui berbagai bentuk kegiatan, berbagai bentuk tindakan, dan maupun yang pada awalnya tidak disengaja untuk pendidikan. Dalam arti luas pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Pendidikan tidak terbatas dalam keluarga saja, tidak juga terbatas pada penyekolahan (schooling) saja, bahkan pendidikan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung di berbagai tempat atau lingkungan baik di dalam keuarga, di sekolah maupun di dalam masyarakat. Disadari maupun tidak disadari, pendidikan selalu di arahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti luas, tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar dan tidak ditentukan oleh pihak dari luar individu. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, jumlah tujuan pendidikan tidak terbatas, tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup (Redja Mudyaharjo, 2001)

Implikasi Terhadap Makna Istilah Pedagogik. Diatas telah dikemukakan bahwa dalam arti luas pendidikan berlangsung sejak seorang lahir (bahkan ada pula yang menafsirkan sejak dalam kandungan ibu) sampai meninggal dunia. Apabila kita analisis, dapat dipahami bahwa pendidikan dapat berlangsung pada tahap anak usia dini, tahapan anak, tahapan orang dewasa, dan pada tahapan usia lanjut. Mengacu pada asumsi ini, maka terdapat beberapa cabang pendidikan yang di kembangkan oleh para ahli, antara lain Pedagogik (inggris: Pedagogy), Andragogy dan gerogogy (Djudju Sudjana, 2000:6) Dalam konteks uraian diatas, Pedagogik adalah ilmu pendidikan anak, Andragogi adalah ilmu pendidikan orang dewasa, adapun Gerogogi adalah ilmu pendidikan manula atau manusia usia lanjut. Sehubungan dengan ini, dalam konteks pengertian pendidikan secara luas, adalah keliru apabila kita menyatakan bahwa Pedagogik adalah ilmu pendidikan. Sebab di dalam kalimat pedagogik adalah ilmu pendidikan terkandung arti bahwa Andragogi dan Gerogogi pun tergolong kedalam pedagogik. Sebagai mana telah di kemukakan di atas, sesungguhnya ati pedagogik tidaklah demikian. Pedagogik bukan ilmu pendidikan dalam arti keseluruhan ilmu pendidikan, melainkan hanya salah satu bagian (cabang) saja dari keseluruhan ilmu pendidikan. Jadi apabila kita mengacu kepada pengertian pendidikan dalam arti luas, yang benar dalam konteks ini, bahwa pedagogik adalah ilmu pendidikan anak atau ilmu mendidik anak. 2. Pengertian Pendidikan dalam tinjauan Pedagogik dan Implikasinya terhadap Makna Istilah Pedagogik. Definisi Pendidikan. M.J. Langeveld dalm bukunya boknopte theoritische paedagogiek (Simajuntak, 1980) mengemukakan: Pendidikan dalam artinya yang hakiki, ialah pemberian bimbingan dan bantuan rohani pada orang yang belum dewasa. Pada bagian lain pada bukunya tersebut, Langeveld juga mengatakan:menidik berarti melakukan tindakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pernyataan pernyataan diatas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu atau membimbing anak (orang yang belum dewasa) agar mencapai kedewasaannya.

Karakteristik Pendidikan. Pendidikan berlangsung pada pergaulan orang dewasa (pendidik) dengan anak atau orang yang belum dewasa (anak didik) di dalam satu lingkungan. Karena pendidikan merupakan upaya yang disengaja, maka pendidikan tentunya harus sudah memiliki tujuan pendidikan. Adapun untuk mencapai tujuan tersebut, pendidik memilih isi pendidikan (pengaruh) tertentu, menggunakan cara cara / metode tertentu dan menggunakan alat pendidikan tertentu pula. Dengan demikian ada berbagai unsur yang terlibat dalam praktek pendidikan (pergaulan pendidikan), yaitu : 1) Tujuan pendidikan 2) Pendidik 3) Anak Didik 4) Isi Pendidikan 5) Alat dan Metode/ Cara Cara Pendidikan 6) Lingkungan Pendidikan Jelaslah bahwa Pedagogik terbatas pada ilmu pendidikan anak atau ilmu mendidik anak. Maka timbul pertanyaan lain, kapankah seorang anak masuk dalam kawasan pedagogik? Menurut M.J. Langeveld, pendidikan baru terjadi ketika anak telah mengenal kewibawaan, syaratnya yaitu terlihat pada kemampuan anak memahami bahasa, karena sebelum itu dalam pedagogik anak tidak disebut telah dididik yang ada adalah pembiasaan. Sedang batas atasnya yaitu ketika anak telah mencapai kedewasaan atau bisa disebut orang dewasa. Kemudian, mengapa Pedagogik diperlukan? Padahal pedagogik yang merupakan rangakaian teori kadang berlainan dengan praktek di lapangan? Ada dua alasan yang melandasinya, yaitu bahwa pedagogik sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak diperlukan, karena akan menjadi dasar bagi praktek mendidik anak. Selain itu bahwa

pedagogik akan menjadi standar atau kriteria keberhasilan praktek pendidikan anak. Kedua, manusia memiliki motif untuk mempertanggungjawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar dapat diipertanggung jawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan pedagogik sebagai landasannya agar tidak jadi sembarangan. Implikasi terhadap Makna Istilah Pedagogik. Dalam uraian di atas telah di jelaskan bahwa pendidikan baru dapat terlaksana ketika anak sudah mengenal kewibawaan, adapun akhir pendidikan adalah ketika anak mencapai kedewasaan. Dengan demikian, menurut tunjauan pedegogik tidak ada pendidikan untuk orang dewasa, demikian pula untuk manusia usia lanjut, pendidikan hanyalah untuk anak, jadi apabila kita mengacu pada pengertian pendidikan menurut tinjauan pedagogik, maka pernyataan pedagogik adalah ilmu pendidikan anak sama maknanya dengan pedagogik adalah ilmu pendidikan. Tetapi apabila kita mengacu kepada pengertian pendidikan secara luas, tidak benar bila kita memaknai pedagogik adalah ilmu pendidikan.

C. Keniscayaan Berkembangnya Pedagogik Ada dan berkembangnya pikiran-pikiran teoritis mengenai pendididkan anak hingga muncul dan berkembangnya pedagogik merupakan suatu keniscayaan atau merupakan sesuatu yang tidak boleh tidak menjadi ada dan berkembang. Terdapat dua asumsi mengenai hal tersebut yaitu: 1. Fenomena pendidikan terdapat di dalam pergaulan antar manusia, yaitu di dalam masyarakat dan kebudayaannya. 2. Perkembangan masyarakat dan kebudayaannya mengimplikasikan terjadinya perkembangan praktek pendidikan dan sistem teori pendidikan. Fenomena pendidikan terdapat dalam pergaulan antar manusia. Dimana ada masyarakat disana ada pendidikan, yang berlangsung dalam konteks kebudayaannya.

Makin berkembang masyarakat dan kebudayaannya, maka makin berkembang pula praktek pendidikan yang dilakukan masyarakat yang bersangkutan. Perlu dipahami, bahwa suatu praktek pendidikan pasti dilandasi oleh suatu teori pendidikan. Implikasinya, bahwa pada setiap zaman di mana terjadi perkembangan praktek pendidikan, maka berarti pada setiap zaman tersebut telah berkembang pula teori pendidikannnya. Makin berkembang praktek pendidikan suatu masyarakat, berarti didahului dengan makin berkembang pula teori-teori

pendidikannya. Dalam masyarakat dan kebudayaannya yang makin berkembang, maka sistem pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, dan norma, serta permasalahan hidup tentunya semakin berkembang dan akan semakin kompleks pula. Sehubungan dengan itu, tidak mungkin masyarakat tidak berpikir dan tidak melakukan penelitian-penelitian untuk mengembangkan teori pendidikan dalam rangka mendidik generasi mudanya dalam keadaan yang semakin kompleks itu. Pemikiran dan penelitian mengenai pendidikan anak tentunya terus berkembang dari zaman ke zaman, sampai akhirnya muncul dan berkembanglah pedagogik. Point-point : 1. Asumsi mengenai keniscayaan ada dan berkembangnya sistem pikiran teoritis mengenai pendidikan anak (pedagogik). 2. Fenomena pendidikan terdapat di dalam pergaulan antar manusia, yaitu di dalam masyarakat dan kebudayaannya. 3. Perkembangan masyarakat dan kebudayaannya mengimplikasikan terjadinya perkembangan praktek pendidikan dan sistem teori pendidikan.

D. Keharusan (Perlunya) Pedagogik Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan konsep tentang pedagogi

(paedagogie) dan pedagogik (paedagogiek). Pedagogi adalah praktek pendidikan anak, sedangkan pedagogik adalah ilmu pendidikan anak. Istilah pedagogi

menunjukkan suau praktek atau merupakan suatu praktek mendidik anak, sedangkan pedagogik merupakan sistem teori mengenai pendidikan anak. Berkenaan dengan teori dan praktek pendidikan ini muncul permasalahan : Apakah adanya teori pendidikan anak merupakan suatu keharusan (diperlukan) dalam rangka praktek mendidik anak? Dalam kehidupan sehari-hari, bukankah suatu praktek seringkali terjadi berlainan dengan teori? Atau sebaliknya, bukankah seringkali terjadi bahwa suatu teori yang kita pelajari berlainan dengan praktek yang berlangsung di lapangan? Bahkan ternyata ada orang ahli dan menguasai suatu teori, tetapi tidak mampu mempraktekannya? Ada dua alasan mengapa pedagogik yang pada dasarnya merupakan sistem teori pendidikan anak merupakan suatu keharusan (diperlukan) dalam rangka praktek mendidik anak. Kedua alasan tersebut sebagaimana tersurat dalam uraian di bawah ini: Pertama, bahwa pedagogik sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak diperlukan karena pedagogik akan menjadi dasar atau landasan bagi praktek pendidikan anak. Selain itu bahwa pedagogik akan menjadi standar (kriteria) keberhasilan praktek pendidikan anak. Di dalam praxis, suatu teori selalu tak terpisahkan dari praktek, sebab di belakang suatu praktek selalu tersembunyi pikiran yang teoritis. Teori bersumber dan dibangun dari praktek, adapun suatu praktek menjadi lebih sempurna berkat pemikiran teoritis. Mengacu pada pernyataan itu dapat kita pahami, bahwa di dalam praxis, antara teori pendidikan anak dan praktek pendidikan anak sesungguhnya tak terpisahkan. Di dalam praktek pendidikan anak selalu tersembunyi pikiran-pikiran teoritis yang menjadi dasar bagi praktek pendidikan anak tersebut. Jadi, praktek pendidikan anak selalu didasari oleh teori pendidikan anak. Sebaliknya, teori pendidikan anak sesungguhnya bersumber dan dibangun dari praktek pendidikan anak. Selain itu, teori pendidikan anak akan menjadi standar keberhasilan praktek pendidikan anak. Sebaliknya, praktek pendidikan anak merupakan sarana untuk menguji kebenaran teori pendidikan anak. Demikianlah hubungan komplementer antara sistem teori mengenai pendidikan anak (pedagogik) dengan praktek pendidikan

anak (pedagogi). Paparan tersebut kiranya cukup memberikan kejelasan sebagai salah satu alasan tentang mengapa pedagogik diperlukan dalam rangka praktek mendidik anak. Kedua, Manusia memiliki motif untuk mempertanggungjawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan pedagogik sebagai landasannya. Sebagaimana kita maklumi bahwa setiap tindakan harus dapat

dipertanggungjawabkan. Ada berbagai jenis pertanggungjawaban, antara lain pertanggungjawaban secara rasional, secara ilmiah, secara moral, dsb. Demikian pula praktek pendidikan anak, praktek pendidikan anak tentunya harus dapat dipertanggungjawabkan. Agar dapat dipertanggungjawabkan, praktek pendidikan anak tidak boleh dilaksanakan secara sembarangan. Adapun untuk dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak mesti mengacu pada suatu ilmu tertentu yang relevan, yaitu pedagogik. Sebab itu, sebagai suatu sistem teori mengenai pendidikan anak, pedagogik sungguh diperlukan.

E. Kegunaan Pedagogik bagi Pendidik Kegunaan pedagogik bagi pendidik Sekurang-kurangnya terdapat empat macam kegunaan pedagogik bagi para pendidik: 1. Pedagogik berguna bagi pendidik dalam rangka memahami fenomena pendidikan(situasi pendidikan) secara sistematis. 2. Pedagogik berguna dalam rangka memberikan pentunjuk tentnag apa seharusnyadilaksanakan oleh pendidik 3. Pedagogik berguna bagi pendidik dalam rangka menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak 4. Pedagogik berguna untuk mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi diri demimenyempurnakan diri sendiri.

Pedagogik bertugas untuk mempelajari fenomena pendidikan untuk sampai membangun suatu pengetahuan sistematis sehingga diperoleh pemahaman yang jelas mengenai objek studinya tersebut.Sehubungan dengan itu, pedagogik akan berguna bagi pendidik yang mempelajarinya dalam rangka memahami fenomena pendidikan secara sistematis. Pedagogik juga bertugas untuk membangun sistem pengetahuan mengenai bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak. Berkaitan dengan ini Sikun Pribadi,1984 mengemukakan secara garis besar terdapat tiga jenis keslahan dalam rangka pelaksanaan pendidikan: 1. Kesalahan konseptual. Kesalahan yang terjadi akibat pendidik kurang memahami teori pendidikan, sehingga tindakan pendidikanya berakibat tidak dapat dibenarkan. 2. Kesalahan teknis. Kesalahan yang disebabkan olegh kurang terampilnya pendidik dalam praktek ataukeslahan pendidik menerapkan teori dalam praktek. 3. Kesalahan yang bersumber pada struktur kepribadian pendidik Antara lain misal sifat agresif dan egoistis yang mengakibatkan ia bertindak tidak sesuaiserta tidak menghargai pendapat anak didiknya. Karena pedagogik bersifat normatif, pedagogik berguna dalam rangka mengenali diri dan melakukan koreksi atas diri sendiri demi menyempurnakan diri sendiri, yang artinya pedagogik memberikan pentunjuk tentang apa yang seharusnya mengenai pribadi pendidik dan bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak. Pedagogik bersifat normatif, artinya pedagogic memberikan petunjuk tantang apa nyang seharusnya mengenai pribadi pendidik dan bagaimana seharusnya pendidik bertindakdalam rangka mendidik anak. Oleh karena itu, pendidik yang mempelajari pedagogik akan dapat mengenal diri, ia akan dapat membandingkan mengenai siapa dirinya dibandingkan dengan criteria ideal mengenai diri pendidik .apabia masih

terdapat kekurangan, maka ia akan dapt melakukan koreksi diri agar menjadi pribadi pendidik yang SEMPURNA sesuai kriteria yang ditunjukan dalam teori pedagogik. Fungsi-fungsi pedagogik berkenaan dengan penerapan ilmu pengetahuan tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar. Keseluruhan aktivitas keduanya terangkum pada makna kata pembelajaran. Sistem pendidikan yang ideal menggunakan paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu tugas guru adalah memfasilitasi siswa belajar. Pendidik memberikan kemudahan kepada siswa agar aktif mengembangkan potensi dirinya . Kegiatan pembelajaran berarti membuat siswa belajar dan aktif

mengembangkan potensi dan prestasi secara mandiri. Belajar aktif memiliki konotasi bahwa siswa belajar tentang bagaimana seharusnya belajar. Seperti yang telah dikemukakan di awal bahwa dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua ranah yang penting untuk kita bedakan. Pertama, bagaimana fungsifungsi manajemen berproses dalam pengorganisasian kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini lembaga pendidikan mengembangkan kegiatan perencanaan, melaksanakan, melakukan kegiatan monitoring atau pengawasan, melaksanakan evaluasi, dan perbaikan mutu. Dalam pengelolaan standar, pada tiap fungsi manajemen dapat ditetapkan pula standarnya yang ditunjukan dengan indikator dan kriteria keberhasilannya. Komponen yang kedua menjalankan fungsi pedagogik. Ranah ini berkenaan dengan bagaimana sekolah atau pendidik memahami tentang hakekat belajar, bagaimana siswa belajar, bagaimana informasi siswa kuasai. Hal penting lain ranah pedagogis ini sangat erat pula kaitannya dengan mekanisme fisik dan psikologis siswa dalam melakukan aktivitas belajar. Standar pada ranah pedagogis dapat dikembangkan indikator-inditkator yang berkaitan dengan daya serap siswa seperti kriteria ketuntasan minimal, aktivitas siswa belajar, kesungguhan belajar yang ditunjukkan dengan keterfokusan perhatian, suasana belajar yang menyenangkan,

menantang, dan memberi ruang gerak pada tumbuhnya inisatif baru atau berkembangnya gagasan baru sebagai penyempurnaan dari model yang sudah ada. Mempelajari motivasi siswa belajar merupakan bagian penting yang perlu pendidik kuasai dengan baik. Kunci utama yang pendidik pegang adalah bagaimana siswa menyatakan diri mau belajar. Berkaitan dengan itu penyelenggara pendidikan berusaha dengan keras agar mau itu tumbuh tiap saat dan siswa aktif mengembangkan kemauannya sendiri. Ini merupakan tantangan utama dalam pengembangan kinerja pedagogis. Keterampilan guru dalam pengembangan bidang ini kita sebut dengan kompetensi pedagogis.

DAFTAR PUSTAKA

Syaripudin Tatang dan Kurniasih. (2009). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu http://adityairawansport.wordpress.com/2011/03/01/pengertian-dan-perlunyapedagogik/ http://www.scribd.com/roland_pramuka/d/67417994-Kegunaan-Pedagogik-BagiPendidik

You might also like