You are on page 1of 71

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Tugas Akhir yang
berjudul Analisis Pengendalian Kualitas Botol My baby 250 gram Di PT.
PETROPLAST INDUSTRI disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh
gelar Starjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik di
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya,
kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini, khususnya kepada :
1. Mami dan Papi tercinta yang dengan kesabaran dan tiada hentinya
memberikan kasih sayang, pengorbanan baik moril maupun material
kepada penulis, Saudara/i yang penulis sayangi (Ratna, Nila, Frangki,
Ritha, Ella, Ira dan Rosa) terima kasih atas dukungannya.
2. Bpk Ir.Agus Susarso, M.Eng.Sc.MM, selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Ibu Ir. Lilih Zulaihah, Msi, selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik.
4. Bpk. Ir.Sugeng Prayitno, selaku kepala program studi dan dosen
pembimbing II, terima kasih atas bimbingan dorongan dan bantuan yang
sangat berharga yang diberikan kepada penulis.
5. Bpk Catur Kurniawan, SPd. MT selaku dosen pembimbing I, terima kasih
atas ilmu yang berharga dan dengan sabar dan tekun membimbing penulis.
2
6. Bpk Hidayat Kusuma selaku pimpinan dan seluruh karyawan PT.
PETROPLAST INDUSTRI. Terima kasih atas segala bantuan yang sangat
berguna bagi penyelesaian Tugas Akhir ini.
7. Seluruh dosen dan staf jurusan Teknik Industri.
8. Teman-teman ku Aris 204, Tony 204, dan seluruh mahasiswa Teknik
Industri. Terima kasih atas dukungannya.
9. Kakak Drelis Rumayomi terima kasih atas bantuan serta dukungan nya.
Penulis menyadari bahwa Tugas akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun demi
penyempurnaan Tugas Akhir ini, dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Jakarta, Maret 2010
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
ABSTRAK................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
D. Batasan Masalah ................................................................... 3
E. Metodologi Penelitian........................................................... 4
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kualitas ............................................................... 6
B. Pengertian Pengendalian....................................................... 7
C. Pengertian Pengendalian Kualitas......................................... 8
D. Faktor-faktor Mendasar yangMempengaruhi Kualitas......... 9
E. Alat Kontrol Pengendali Mutu.............................................. 13
4
1. Diagram Pareto ............................................................... 13
2. Diagram Sebab Akibat .................................................... 17
3. Chek Seet ........................................................................ 19
4. Peta Kendali .................................................................... 22
a. Peta Kendali p........................................................... 24
b. Peta kendali np ......................................................... 28
F. Teknik Sampling ................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian ............................................................... 33
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. Sejarah Singkat Perusahaan .................................................. 39
B. Identifikasi Karakteristik Kualitas ........................................ 41
C. Pengolahan Data ................................................................... 43
1. Pemakaian Bagan Kendali p ........................................... 43
2. Pemakaian Diagram Pareto............................................. 51
3. Pemakaian Diagram Sebab Akibat ................................. 53
BAB V ANALISA
A. Bagan Kendali p.................................................................... 55
B. Diagram Pareto ..................................................................... 57
C. Diagram Sebab Akibat .......................................................... 57
5
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 62
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Notasi .............................................................. 63
Lampiran 2 Produk botol My baby 250 gr ................................... 64
Lampiran 3 Alur Proses ............................................................... 65
Lampiran 4 Assembly Compaines ................................................ 66
6
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus Pengendalian........................................................... 7
Gambar 2.2 Diagram Pareto .................................................................. 16
Gambar 2.3 Diagram Tulang Ikan ......................................................... 19
Gambar 2.4 Diagram Kontrol ................................................................ 31
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi ........................................................ 33
Gambar 4.1 Peta Kendali p ................................................................... 46
Gambar 4.2 Peta Kendali p Revisi ........................................................ 50
Gambar 4.3 Diagram Pareto .................................................................. 52
Gambar 4.4 Diagram Tulang Ikan Bintik Hitam................................... 54
7
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Produk botol my baby .......................................................... 2
Tabel 2.1 Kertas Periksa........................................................................ 22
Tabel 4.1 Karakteristik kualitas ........................................................... 41
Tabel 4.2 Perhitungan Peta kendali p.................................................... 43
Tabel 4.3 Perhitungan Peta kendali p Revisi ....................................... 47
Tabel 4.4 Persentase Cacat.................................................................... 51
8
ABSTRAK
PT.PETROPLAST INDUSTRI adalah sebuah perusahaan swasta yang
bergerak dalam bidang industri plastik, yang memproduksi botol-botol kemasan
air mineral, kemasan oli dan berbagai kemasan kosmetik. Karena produk-produk
yang dihasilkan oleh PT. PETROPLAST INDUSTRI dipasarkan hampir di
seluruh Indonesia, maka diperlukan pengendalian kualitas mutu yang baik, agar
dapat bersaing memperebutkan pangsa pasar. Mengingat dewasa ini masyarakat
pemakai bertambah kritis dan selektif dalam mendapatkan produk yang
dibutuhkan, maka masalah mutu merupakan salah satu segi yang harus
diperhatikan. Sebagai salah satu perusahaan yang mendistribusikan produknya
hampir ke suluruh Indonesia, PT. PETROPLAST INDUSTRI haruslah
mempunyai kualitas produk yang baik dan bermutu. Permasalahan yang dihadapi
oleh PT. PETROPLAST INDUSTRI adalah belum mendapatkan nilai-nilai
pengukuran kualitas produk dari setiap atribut yang mungkin muncul sebagai
dasar strategi perbaikan kualitas produk.
Persentase penyimpangan atau cacat tertinggi bulan Oktober Desember
2009 adalah bintik hitam sebesar 62,8%. Dapat dilihat pada batas kontrol atas
sebesar 0,011, batas kontrol bawah 0,007 dan proporsi rata-rata sebesar 0,009.
Jenis-jenis cacat yang terdapat pada produk botol my baby 250 gram adalah bintik
hitam, amandel, garis tajam, tebal tipis, garis patah, bottom nerawang, dan set
netto. Dengan pengelompokan dan pengurutan atas cacat-cacat yang mungkin
terjadi maka perusahaan akan dapat memprioritaskan usaha pengendalian kualitas
yang berorientasi pada kualitas produk.
pada awalnya proses berada dalam keadaan tidak terkendali, sebab ada
proporsi ketidak sesuaian yang keluar dari batas spesifikasinya. Langkah
selanjutnya adalah merevisi dengan asumsi bahwa proses yang tidak terkendali
tersebut sudah dilakukan perbaikan. Oleh sebab itu peta kendali harus diterapkan
dalam perusahaan pada proses produksi, karena peta kendali berguna untuk
memberitahukan kapan suatu proses dibiarkan berjalan seadanya atau kapan harus
mengambil tindakan untuk mengatasi suatu gangguan. Hal ini memungkinkan
dilakukannya koreksi terhadap banyak gangguan produksi dan sering kali dapat
meningkatkan kualitas produk, serta mengurangi yang rusak atau pengerjaan
ulang.
Setelah dilakukan revisi, masih terdapat data yang berada diluar batas
kendali, namun masih bisa diterima oleh perusahaan (pada tabel 4.2) Berdasarkan
hasil diatas dapat dilihat bahwa perusahaan masih memerlukan perbaikan proses
karena masih terdapat data yang berada diluar batas kendali yang disebabkan
karena proses yang kurang sempurna.
9
TABEL NOTASI
No Notasi Pengertian
1 i Nomor observasi
2 n Jumlah diperiksa masing-masing observasi
3 x Jumlah cacat masing-masing observasi
4 p Propossi cacat
5 Rata-rata
6 BKA Batas Kendali Atas
7 BKB Batas Kendali Bawah
8 BSA Batas Standar Atas yang ditentukan perusahaan
p
10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel Notasi 62
Lampiran 2 Produk botol My baby 250 gr ..... 63
Lampiran 3 Alur Proses 64
Lampiran 4 Assembly Compaines . 65
11
Tugas Akhir
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PT. PETROPLAST INDUSTRI adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bidang plastik. Pada awal berdiri yaitu tahun 2001, perusahaan ini
menciptakan dan memproduksi barang-barang hause ware, botol-botol kemasan
air mineral, dan kemasan oli untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Aktifitas
tersebut hingga saat ini masih ditekuni dengan eksistensi dan improvisasi secara
terus menerus. Memasuki awal tahun 2004 sesuai dengan berkembangnya
kebutuhan market, maka PT. PETROPLAST INDUSTRI memperluas jangkawan
segmen proses produksinya. Yaitu membuat botol-botol, Galon dan barang-
barang untuk kemasan kosmetik serta mengembangkan sistem perlindungan
terhadap produk-produk tersebut agar aman bagi kesehatan dengan menggunakan
material yang tidak berbahaya. Adapun produk yang dibuat perusahaan ini
contohnya pada produk botol adalah : botol Natural Honey, botol Yummi, botol
Evalube, botol My baby. Contoh produk cap seperti : cap Agro Silver, cap
Champ, cap Direct, cap Doremi, cap Fliptop Oval Marina, cap Gear Yamaha Oil.
Contoh produk galon seperti : galon Hass, galon Quary, Galon Luvin, galon
Prima, galon Oasis dan lain sebagainya.
PT. PETROPLAST INDUSTRI berfokus pada botol plastik, yang
berkomitmen untuk memberikan layanan dan produk yang terbaik guna memberi
1
12
Tugas Akhir
kepuasan bagi para pelanggan. Botol my baby adalah salah satu produk kosmetik
yang diciptakan oleh PT. PETROPLAST INDUSTRI. Melalui segmen produk-
produk kemasan kosmetik ini, PT. PETROPLAST INDUSTRI menunjukkan
performa yang cukup baik. Hal ini didukung oleh hasil-hasil produksi yang dapat
mencapai standar kualitas dan kuantitas yang diharapkan oleh para pelanggan.
Tabel 1.1 Produk Botol My Baby Bulan Oktober Desember 2009
No Produk Jumlah Diperiksa Produk Riject % Riject
1
2
3
4
Botol My Baby 50 gr
Botol My Baby 150 gr
Botol My Baby 250 gr
Botol My Baby 350 gr
922.982
476.280
774.281
290.479
6.087
3.697
7.082
2.399
0,06%
0,07%
0,09%
0,08%
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa cacat tertinggi pada botol my baby
adalah botol my baby 250 gr dengan persentase cacat sebesar 0,09 %.
Berdasarkan alasan diatas, penulis membuat skripsi dengan judul Analisis
Pengendalian Kualitas Botol My Baby 250 gr Di PT. PETROPLAST INDUSTRI
B. Rumusan Masalah
Sebagai salah satu perusahaan yang mendistribusikan produknya hampir
keseluruh Indonesia, PT. PETROPLAST INDUSTRI haruslah mempunyai
13
Tugas Akhir
kualitas produk yang baik dan bermutu. Berdasarkan persentase cacat di atas,
Permasalahan yang dihadapi oleh PT. PETROPLAST INDUSTRI adalah ingin
memperbaiki kualitas produk khususnya pada produk botol my baby 250 gr,
dengan batas toleransi perusahaan sebesar 1,5%.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di PT. PETROPLAST INDUSTRI mempunyai
beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui batas-batas kendali proses produksi pada mesin blow
molding.
2. Untuk mengetahui jenis cacat terbesar pada produk botol my baby 250 gram.
3. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya cacat yang ditimbulkan.
D. Batasan Masalah
Agar pemecahan masalah yang dilakukan tidak menyimpang dari ruang
lingkup yang ditentukan, maka dilakukan pembatasan seperti dibawah ini :
1. Produk yang diamati penulis adalah botol my baby 250 gram.
2. Data kerusakan yang diamati adalah data kerusakan atribut
3. Data yang digunakan untuk pembuatan peta kendali adalah hasil pengamatan
selama bulan Oktober Desember 2009.
4. Penelitian dilakukan di bagian proses blow molding yang menghasilkan botol.
14
Tugas Akhir
5. Alat bantu yang digunakan dalam melakukan analisa adalah peta kendali p,
diagram pareto dan fishbone (diagram sebab akibat), untuk mengetahui
penyebab utama kegagalan produk.
E. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini
adalah :
1. Observasi langsung
Yaitu, berupa pengamatan yang dilakukan secara langsung ke bagian
produksi dan bagian pengendalian kualitas.
2. Wawancara
Yaitu, melakukan tanya-jawab dengan bagian-bagian yang dapat diminta
keterangan mengenai pengendalian kualitas pada perusahaan tersebut.
3. Studi Pustaka
Yaitu, data-data diperoleh dari buku-buku atau referensi yang
berhubungan dengan penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam tugas akhir ini sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan pengendalian
kualitas.
15
Tugas Akhir
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Berisi langkah-langkah yang diambil dalam penelitian, serta lengkap
dengan kerangka penelitian yang menunjukan pola pikir menganalisa
masalah.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang uraian mengenai perusahaan pada umumnya, dilakukan
pengumpulan data-data yang berkaitan dengan pengendalian kualitas
pada botol my baby 250 gram serta pengolahan data dengan
menggunakan peta kendali.
BAB V : ANALISA
Berisi tentang analisa peta kendali p, diagram tulang ikan dan diagram
pareto.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan terhadap semua materi yang telah dibahas serta
memberikan beberapa saran yang berpengaruh terhadap kualitas botol
my Baby di PT. PETROPLAST INDUSTRI.
16
Tugas Akhir
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kualitas
Ketika ekspresi kualitas digunakan, kita biasanya berpikir tentang suatu
produk atau pelayanan yang dapat memenuhi harapan kita. Jadi jika suatu produk
dapat memenuhi harapan-harapan kita, maka hal ini dapat dianggap berkualitas.
Berikut ini definisi kualitas produk dari para pakar utama :
Menurut Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau
manfaatnya. Menurut Crosby (1979) kualitas adalah kesesuaian dengan
kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability dan
cost effectiveness. Menurut Deming (1982) kualitas harus bertujuan memenuhi
kebutuhan pelanggan sekarang dan masa mendatang. Menurut Figenbaum (1991)
kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi
marketing, engeneering, manufacture dan maintanance, dimana produk dan jasa
tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan. Menurut Elliot (1993) kualitas adalah suatu yang berbeda untuk
orang yang berbeda dan bergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai
dengan tujuan. Menurut Goetch dan Davis (1995) kualitas adalah suatu kondisi
dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Jadi kualitas di dalam
industri dapat berarti memberikan yang terbaik kepada pelanggan dalam
6
17
1 2
3 4
Plan (P)
Merencanakan
Do (D)
Melaksanakan
Check (C)
Memeriksa
Action (A)
Bertindak
Tugas Akhir
memuaskan kebutuhan pelanggan, baik produk yang berwujud maupun yang tidak
berwujud.
B. Pengertian Pengendalian
A. V Feigenbaum memberikan pengertian mengenai pengendalian dalam
dunia industri (1991:9) sebagai berikut :
Suatu proses untuk mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk
kegiatan manajemen sambil tetap menggunakan cara-cara untuk menjamin hasil
yang memuaskan.
Dalam konteks TQM (Total Quality Management) terdapat dua model
pemecahan masalah yang sekaligus mengarah pada perbaikan berkesinambungan.
1. Siklus Deming
Siklus Deming terdiri dari empat komponen utama yang dikenal dengan
PDCA plan Do Check Action ke empat langkah ini dapat
digambarkan sebagai siklus pengendalian seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1 Siklus Pengendalian
18
Tugas Akhir
2. Metode Perry Johnson
Mempunyi karakteristik sebagai berikut :
a. Mengutamakan kerja sama tim dalam pemecahan masalah.
b. Berfokus pada perbaikan kesinambungan.
c. Memperlakukan masalah sebagai sesuatu yang wajar.
C. Pengertian Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan suatu sistem yang efektif untuk
memadukan pengembangan kualitas, pemeliharaan kualitas, dan upaya perbaikan
kualitas berbagai kelompok dalam sebuah organisasi pemasaran, perekayasaan,
produksi, dan jasa dapat berada pada tingkat yang paling ekonomis sehingga
pelanggan dapat kepuasan tentang kualitas. Menurut Kaoru Ishikawa (1985:44)
pengertian pengendalian kualitas adalah sebagai berikut : To pactice quality
control is to develop, design, produce and service a quality product which is most
economical, most useful, and always satisfactory to the consumers.
Menurut Assauri (1993:210), pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk
memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal kualitas dapat tercermin dalam hasil
akhir. Menurut Ahyari (1992:239), pengendalian kualitas merupakan suatu
aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas
produk atau jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah
direncanakan. Berdasarkan pendapat tersebut diatas, penulis menyimpulkan
bahwa pengendalian kualitas adalah : aktivitas keteknikan dan manajemen,
dimana dengan aktivitas tersebut, dapat diukur ciri-ciri kualitas suatu produk,
membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan ambil tindakan
19
Tugas Akhir
perbaikan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya
dengan standar.
Pada dasarnya, tidak ada standar kualitas yang sempurna, baik itu standar
kualitas nasional, internasional, maupun standar dari perusahaan itu sendiri.
Karena biasanya, standar mengandung beberapa kekurangan-kekurangan yang
ada. Kebutuhan konsumen juga berubah terus menerus, menuntut kualitas yang
meningkat dari tahun ke tahun. Standar kualitas yang pertama kali ditetapkan dan
dibuat standarisasi, lama kelamaan menjadi usang dan dianggap tidak sesuai lagi
dengan keinginan konsumen, sehingga dalam pelaksanaannya, standar kualitas
selalu ditinjau kembali, direvisi, dan ditingkatkan guna memenuhi keinginan
konsumen mengenai kualitas yang dianggap paling memuaskan.
Pengendalian kualitas pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan sebagai
berikut :
1. Menghasilkan produksi atau produk yang sesuai dengan ukuran standar
kualitas yang telah ditetapkan.
2. Penekanan biaya pemeriksaan (inspection cost), biaya desain dari produk serta
biaya produksi agar menjadi sekecil mungkin.
3. Memperbaiki hubungan antar tenaga kerja dan karyawan.
4. Mengembangkan kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan dari tenaga kerja
dan karyawan.
D. Faktor-faktor Mendasar yang mempengaruhi Kualitas
Kualitas dari produk barang maupun jasa secara tidak langsung
dipengaruhi oleh bahan mentah (material), manajemen (management), pasar
20
Tugas Akhir
(market), syarat-syarat produksi (manufacturing condition), modal (money), dan
mesin dan perlengkapan (machine).
Keseimbangan faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Bahan mentah (material)
Untuk memenuhi syarat-syarat kualitas produk yang diinginkan,
pemilihan dan penentuan material yang dipakai tentunya sangat berpengaruh
terhadap kualitas produk nantinya.
2. Manusia (man power)
Pertumbuhan yang cepat dalam bidang pengetahuan teknik
menyebabkan timbulnya kebutuhan atau permintaan yang besar akan
pekerja-pekerja dengan pengetahuan ataupun ketrampilan yang khusus.
Spesifikasi menyebabkan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas,
sehinga dibutuhkan ahli yang mampu mengendalikan semua bidang-bidang
tersebut untuk merencanakan, mewujudkan dan menjalankan berbagai sistem
yang menjamin suatu hasil yang diinginkan.
3. Mesin (machine)
Pilihan strategi perusahaan untuk mengurangi biaya serta
meningkatkan voleme produksi guna memuaskan konsumen adalah dengan
dipakainya mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang lebih baik dan
moderen, sehinga dengan adanya perubahan ataupun pergantian pada mesin-
mesin maupun peralatan-peralatan pada perusahaan akan meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk pada perusahaan tersebut.
4. Metode Kerja (methods)
21
Tugas Akhir
Metode kerja yang digunakan dalam memproduksi suatu produk
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kualitas produk tersebut. Apabila
metode kerja yang dijalankan tersebut baik, maka produk yang akan
dihasilkan mempunyai kualitas yang baik pula. Pihak perusahaan harus
menggunakan metode kerja yang paling baik untuk digunakan dalam
perusahaan, sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan tersebut.
Perkembangan teknologi komputer juga menyebabkan tambahan sarana bagi
tingkat kontrol mesin-mesin yang lebih baik selama proses-proses pembuatan
produk, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih akurat untuk
mendukung kualitas produk.
5. Motivasi (motivation)
Tingginya tingkat kesulitan untuk memenuhi standar kualitas suatu
produk menghendaki kontribusi penuh setiap karyawan agar kualitas yang
dihasilkan tinggi. Motivasi para pekerja untuk terus belajar untuk
mempertahankan maupun meningkatkan kualitas produk sangat diperlukan.
6. Manajemen (management)
Tanggung jawab untuk kualitas suatu produk telah diserahkan kepada
beberapa kelompok khusus. Mandor (foreman) dan product engineer
bertanggung jawab terhadap kualitas produk. Marketing melalui fungsi
perencanaan produksi harus mewujudkan atau memenuhi syarat-syarat
produk. Ahli teknik bertanggung jawab atas rancangan suatu produk yang
memenuhi syarat. Perusahaan harus mengembangkan dan melengkapi proses
untuk memberikan suatu kemampuan yang cukup bagi pembuatan produk
22
Tugas Akhir
berdasarkan spesifikasi dari teknik. Pengendalian kualitas harus
merencanakan ukuran-ukuran kualitas seluruh aliran proses yang akan
menjamin hasil akhir akan memenuhi standar kualitas tersebut. Dan kualitas
pelayanan setelah produk tersebut dimiliki konsumen, telah menjadi suatu
bagian penting dari paket produk.
7. Pasar (market)
Jumlah produk-produk baru yang ditawarkan dalam proses selalu
bertambah, banyak dari produk-produk tersebut yang merupakan hasil
perkembangan teknologi-teknologi baru yang melibatkan tidak hanya produk
itu sendiri, tetapi material-material dan metode kerja yang dipergunakan
dalam proses pembuatan. Keinginan dan kebutuhan konsumen secara cermat
diamati pengusaha sebagai suatu dasar untuk pengembangan produk-produk
yang baru. Sebagai akibatnya, perusahaan-perusahaan harus fleksibel dalam
merubah sistem secara tepat dan cepat jika diperlukan.
8. Modal (money)
Dengan meningkatnya persaiangan produk pada pasar, menyebabkan
kebutuhan akan otomatisasi dan mekanisasi yang lebih baik dan modern
diperlukan guna menghadapi persaingan tersebut. Kebutuhan akan
otomatisasi dan mekanisasi dan proses-proses baru yang menjamin kualitas
produk yang lebih baik.
9. Syarat-syarat Produksi (manufacturing condition)
Kemajuan pesat dalam desain teknik yang membutuhkan pengontrolan yang jauh
lebih ketat terhadap proses-proses manufacturing telah memnyebabkan hal-hal
23
Tugas Akhir
yang kecilpun menjadi cukup penting untuk diperhatikan, misalnya mengenai
debu, temperatur ruangan, getaran dan lain-lain. Hal-hal tersebut juga
mempengaruhi kualitas produk nantinya.
E. Alat kontrol Pengendalian Mutu
Dalam sistem pengendalian mutu statistik dikenal 7 macam alat bantu
yaitu :
1. Diagram Pareto
2. Diagram Sebab Akibat
3. Histogram
4. Diagram tebar
5. Flow Chart/Stratafikasi
6. Check Sheet
7. Peta Kendali/Control Chart
Untuk penelitian ini tidak semua peralatan statistik tersebut digunakan,
sebab tergantung dari kebutuhan kita. Peralatan yang digunakan untuk membantu
menganalisa masalah adalah diagram pareto, peta kendali, dan diagram sebab
akibat.
1. Diagram Pareto
Terdapat banyak aspek dalam produksi pabrik yang harus di perbaiki;
cacat, alokasi waktu, penghematan biaya, dan sebagainya. Dalam faktanya,
setiap permasalahan terdiri dari terlalu banyak masalah kecil-kecil sehingga
menjadi sulit hanya untuk mengetahui bagaimana melangkah ke
24
Tugas Akhir
pemecahannya. Dan dasar yang tegas diperlukan untuk setiap tindakan.
Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukan masalah berdasarkan
urutan kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik
batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan
seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukan oleh grafik
batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan. Pada
dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagai alat interprestasi untuk :
a. Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah-masalah atau
penyebab-penyebab dari masalah yang ada.
b. Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting melalui pembuatan
rangking terhadap masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah
itu dalam bentuk yang signifikan.
Langkah-langkah membuat diagram pareto
Penjelasan pembuatan diagram pareto akan dikemukakan melalui
beberapa langkah berikut:
Langkah 1 :
Menentukan masalah apa yang diteliti, mengidentifikasikan katagori-katagori
atau penyebab-penyebab dari masalah yang akan diperbandingkan. Setelah itu
merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data.
a. Menentukan masalah apa yang akan diteliti. Contoh masalah:
keterlambatan barang, item yang rusak, keterlambatan pelayanan dan lain-
lain.
25
Tugas Akhir
b. Menentukan data yang akan diperlukan dan bagaimana
mengklasifikasikan atau mengkatagorikan data itu.
c. Menentukan metode periode pengumpulan data. Termasuk dalam hal ini
adalah menentukan unit pengukuran dan periode waktu yang dikaji.
Langkah 2 :
Tetapkan periode waktu untuk digambarkan dalan grafik. Dengan kata lain,
dari waktu apa ke waktu apa yang mencakupnya. Tidak terdapat batasan
periode waktu, sehingga periode akan berfariasi sesuai dengan situasi. Agar
lebih menyenangkan, periode diatur sebagai satu minggu, dua minggu, dan
seterusnya, tetapi untuk beberapa situasi tertentu dapat juga diatur menjadi
satu hari, dua hari dan seterusnya.
Langkah 3 :
Jumlah setiap item untuk periode yang ditetapkan. Jumlah untuk setiap item
akan ditunjukan dengan panjang balok. Bila perlu anda dapat mempergunakan
100 persen sebagai total dan kemudian menghitung beberapa jumlah
presentasi setiap item.
Langkah 4 :
Gambar sumbu horisontal dan vertikal pada kertas grafik dan membatasi
sumbu vertikal dengan unit yang tepat (seperti jumlah cacat dan presentasi
cacat).
26
Tugas Akhir
Langkah 5 :
Di bawah sumbu horisontal, pertama-tama tulis item yang paling penting,
kemudian yang paling penting selanjutnya, dan seterusnya, sehingga item
cacat utama ditunjukan pada paling kiri.
Langkah 6 :
Gambalah balok, tinggi balok akan menggambarkan nilai pada sumbu
vertikal. Jagalah lebar balok selalu sama dan setiap balok haru selalu
menempel dengan tetangganya. Jika anda membuat jarak antara balok buatlah
jarak yang seragam.
Langkah 7 :
Berilah judul pada grafik dan tulisan dengan singkat sumber data grafik
tersebut. Bila tidak terdapat judul, atau bila tidak seorangpun dapat
menceritakan kapan data diambil, pada kondisi apa, dan lain-lain maka grafik
tersebut tidak akan berguna.
Gambar 2.2 Diagram Pareto
27
Tugas Akhir
2. Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat disebut juga sebagai diagram tulang ikan (fishbone),
karena kerangkanya mirip dengan tulang ikan. Diagram sebab akibat menunjukan
hubungan sebab akibat yang berpengaruh pada kualitas hasil. Diagram ini berguna
untuk melakukan analisa dalam rangka menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi karakteristik kualitas. Prinsip yang dipakai untuk membuat
diagram ini adalah sumbang saran. Sumbang saran merupakan teknik untuk
memperoleh pendapat yang kreatif dengan diskusi bebas. Pada dasarnya diagram
sebab akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan yaitu (4, h.61) :
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah.
b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
c. Membantu dalm penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
Langkah-langkah membuat diagram sebab akibat adalah sebagai berikut :
a. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang paling penting dan
mendesak untuk diselesaikan.
b. Tuliskan pernyataan itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect).
Tulisan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian
gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan tempatkan pernyataan
masalah itu dalam kotak.
c. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi
masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak.
Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan
28
Tugas Akhir
melalui stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor manusia,
mesin, peralatan, material,metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dan
faktor-faktor produksi lainnya, atau strasifikasi melalui langkah-langkah
aktual dalam proses. Faktor-faktor penyebab kategori-kategori dapat
dikembangkan melalui brainstorming.
d. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyeban-
penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu
dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang.
e. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab
sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier
itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
f. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor
penting tertentu yang kelihatanya memilik pengaruh nyata terhadap
karakteristik kualitas.
g. Catatlah informasi yang perlu di dalam diagram sebab akibat itu, seperti judul,
nama, produk, proses, kelompok, daftar partisan, dan tanggal.
29
Tugas Akhir
Gambar 2.3 Diagram Tulang ikan
3. Check sheet
Lembar periksa adalah suatu formulir, item-item yang akan diperiksa telah
dicetak dalam formulir itu, dengan maksut agar data dapat dikumpulkan secara
mudah dan ringkas.
Penggunaan lembar periksa bertujuan untuk :
a. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui
bagaimana suatu masalah sering terjadi. Tujuan utama dari lembar periksa
adalah membantu mentabulasikan banyaknya kejadian dari suatu masalah
tertentu atau penyebab tertentu.
b. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi. Dalam kaitan
ini lembar periksa akan membantu memilah-milah data ke dalam kategori
yang berbeda seperti penyebab, masalah-masalah dan lain-lain.
c. Menyusun data secara otomatis, sehinga dapat dipergunakan dengan mudah.
Tulang Belakang
Tulang Besar
Tulang Kecil
Tulang Besar
Karakteristik
Kualitas
Tulang Besar
Tulang Besar
Tulang Sedang
30
Tugas Akhir
d. Memisahkan antara opini dan fakta. Kita sering berpikir bahwa kita sering
mengetahui sesuatu masalah atau sering menganggap bahwa suatu penyebab
itu merupakan hal yang penting. Dalam kaitan ini, lembar periksa akan
membantu membuktikan opini kita itu apakah benar atau salah.
Langkah- langkah pembuatan lembar periksa.
Pada dasarnya lembar periksa dibuat dengan menggunakan enam langkah
utama sebagai berikut :
Langkah 1 :
Menjelaskan tujuan pengumpulan data. Adalah baik untuk memenuhi
mengumpulkan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan
dengan hal-hal berikut:
a. Apa yang menjadi masalah utama
b. Mengapa data harus dikumpul
c. Siapa yang menggunakan informasi yang sedang dikumpulkan dan
informasi yang benar-benar dibutuhkan. Apakah informasi itu perlu
diperinci lagi.
d. Siapa yang mengumpulkan data
Langkah 2 :
Identifikasi apa variabel atau atribut karakteristik kualitas yang sedang
diukur? Berkaitan dengan hal ini kita dapat mengikuti langkah-langkah
spesifik sebagai berikut :
a. Memulai memberikan judul dari lembar periksa itu.
31
Tugas Akhir
b. Pemberian Judul harus tegas dan memberitahukan kepada orang tentang
apa yang sedang dikaji.
c. Menulis hal-hal spesifik yang akan diukur pada lembar periksa itu.
Langkah 3 :
Menentukan waktu atau tempat pengukuran. Dalam kaitan ini kita perlu
memutuskan apakah ingin mengumpulkan informasi berdasarkan tempat dan
waktu.
Langkah 4 :
Mulai mengumpulkan data untuk item yang sedang di ukur. Dalam kaitan ini
kita harus mencatat kejadian secara langsung pada lembar periksa. Akurasi
data harus diperhatikan dalam setiap kegiatan pengumpulan data.
Langkah 5 :
Menjumlahkan data yang telah dikumpulkan itu. Dalam hal ini kita harus
menjumlahkan banyaknya kejadian untuk setiap kategori yang sedang diukur.
Langkah 6 :
Memutuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab masalah
yang sedang terjadi itu. Perlu diingat bahwa setiap tindakan perbaikan harus
diambil berdasarkan fakta dan bukan hanya berdasarkan opini. Apabila ada
hal-hal yang masih meragukan berkaitan dengan fakta yang ditemukan dalam
pengumpulan data, kita perlu melakukan verfikasi atas data yang telah
dikumpulkan.
32
Tugas Akhir
Jenis
Kerusakan
Waktu
Total
Minggu I Minggu II Minggu III
Mingggu
IV
A
B
C
D
Total
Tabel 2.1 Kertas Periksa
4. Peta Kendali
Peta kendali pertama kali diperkenalkan oleh Dr Walter Andrew Shewhart
dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan
maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi
yang disebabkan oleh penyebab khusus (special couses variation) dari variasi
yang disebabkan oleh penyebab umum (common causes variation). Pada
dasarnya, semua proses menampilkan variasi, namun manajemen harus mampu
mengendalikan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus dari
proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya disebabkan oleh
variasi penyebab umum. Peta-peta kendali merupakan alat ampuh dalam
mengendalikan proses, asalkan penggunaannya dipahami secara benar. Pada
dasarnya, peta-peta kendali dipergunakan untuk :
a. Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistik.
33
Tugas Akhir
Dengan demikian peta-peta kendali digunakan untuk mencapai suatu keadaan
terkendali secara statiskal, dimana semua nilai rata-rata dan range dari sub
kelompok (sub-groups) contoh berada dalam batas-batas pengendalian
(control limits), oleh karena itu, variasi penyebab khusus menjadi tidak ada
lagi dalam proses.
b. Memantau proses terus-menerus sepanjang waktu agar proses tetap stabil
secara statistikal dan hanya mengandung variasi-variasi penyebab umum.
c. Menentukan kemampuan proses (capabilities pricess). Setelah proses berada
dalam pengendalian statistikal, batas-batas dari variasi proses dapat
ditentukan.
Jenis-jenis peta kendali adalah sebagai berikut :
1. Peta kendali variabel
a. Peta kendali X-R, digunakan untuk mengendalikan nilai kontinyu dari
suatu produk, X menggambarkan nilai rata-rata sub grup dan R
menggambarkan kisaran sub group.
2. Peta kendali atribut
a. Peta kendali p, peta kendali ini digunakan untuk bagian yang ditolak
karena tidak sesuai dengan spesifikasi (cacat).
b. Peta kendali np, peta kendali untuk banyaknya butir yang tidak sesuai
(jumlah unit yang cacat).
c. Peta kendali c, peta kendali yang digunakan untuk banyaknya ketidak
sesuaian (jumlah rusak).
34
Tugas Akhir
d. Peta kendali u, peta kendalli ini digunakan untuk banyaknya ketidak
sesuain per satuan (jumlah rusak per unit).
1. Peta kendali p
Bagan kendali p adalah bagan untuk bagian yang ditolak karena tidak
memenuhi spesifikasi (disebut bagan yang cacat). Bagan tersebut dapat diterapkan
untuk karakteristik mutu yang bersifat atribut. Bagian yang ditolak (p), dapat
didefinisikan sebagai rasio dari banyaknya barang yang tak sesuai yang ditemukan
dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan terhadap total barang, bagian yang
ditolak selalu dinyatakan sebagai pecahan.
Oleh karena nilai bagian yang ditolak (p) yang diperoleh bersifat acak,
maka distribusi nilai p akan mendekati distribusi normal. Dengan demikian
probabilitas nilai p diluar batas 3 sigma adalah 0,0027. Batas kendali 3 sigma
mampu memberikan indikasi terjadinya sebab-sebab eratik pada proses melalui
peta p. Hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa probabilitas jatuhnya nilai p
di luar batas 3 sigma adalah 0,0027 yaitu kecil kemungkinannya apabila proses
tidak berubah. Apabila terdapat nilai p di luar batas 3 sigma, maka hal ini dapat
digunakan sebagai tanda bahwa proses telah berubah atau terdapat sebab-sebab
eratik. Hal ini dapat dijadikan alasan untuk melakukan tindakan pelacakan,
perbaikan dan pengendalian sebab-sebab jeleknya kualitas proses.
Dalam banyak kasus batas kendali 3 sigma adalah yang terbaik, kadang-
kadang muncul kasus-kasus khusus di mana digunakan batas kendali yang lebih
sempit ini biasanya dilakukan oleh pihak manajemen untuk memberikan tekanan
pada kualitas.
35
Tugas Akhir
Grant dan Leavenworth menguraikan beberapa kegunaan bagan kendali p
untuk bagian yang ditolak sebagai berikut :
1. Untuk menentukan rata-rata proporsi barang yang tidak sesuai, yang
diserahkan untuk pemeriksaan selama satu periode.
2. Untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen tentang perubahan-
perubahan dalam rata-rata tingkatan kualitas ini.
3. Menemukan titik-titik di luar batas kendali yang memerlukan tindakan untuk
diidentifikasikan dan dikoreksi penyebab kualitas yang konsisten.
4. Untuk menemukan titik-titik rendah di luar batas kendali yang menunjukkan
standar pemeriksaan longgar atau sebab-sebab peningkatan kualitas yang
konsisten.
5. Untuk mengusahakan suatu standar penilaian apakah lot-lot yang berurutan
yang dipertimbangkan sebagai penggambaran dari suatu proses.
Karena manusia dalam melakukan pemeriksaan tidaklah sempurna maka
ada kemungkinan terjadinya suatu kesalahan dalam melakukan pemeriksaan.
Kesalahan tersebut adalah menolak produk yang sebenarnya baik dan menerima
produk yang tidak sesuai (cacat). Bila hal ini terjadi, pengaruhnya adalah terhadap
bagan kendali yang dibuat, sehingga.bagan kendali ini dapat berubah-ubah. Maka
diasumsikan bahwa pemeriksaan yang dilakukan adalah sempurna.
Langkah-langkah pembuatan bagan kendali p yang umum dilakukan dalam
keperluan praktis adalah :
36
Tugas Akhir
a) Menentukan pemilihan subgrup.
Pada proses produksi yang bersifat kontinu, pemilihan sub grup umumnya
berdasarkan atas pengelompokan produk-produk yang sesuai dengan urutan
produksi. Dengan demikian kriteria waktu (jam, hari, minggu, bulan) dapat
digunakan sebagai dasar pembentukan subgrup. Untuk proses produksi yang
bersifat tidak kontinu, pembentukan subgrup dapat didasarkan atas urutan
jadwal produksi. Pembentukan subgrup dapat juga berdasarkan atas
pengambilan sampel dari lot ke lot. Jika pembentukan lot-lot didasarkan atas
produk-produk yang keluar dari proses yang sama secara berurutan, dan
pengambilan sampel juga didasarkan atas lot-lot yang berbentuk secara
berurutan, maka pembentukan bagan kendali p akan memberikan gambaran
tentang kualitas proses kendali p akan memberikan gambaran tentang kuah'tas
proses produksi dari waktu ke waktu.
b) Mengumpulkan dan mencatat data.
Data-data yang diambil harus diusahakan dari proses yang sama. Pencatatan
dilakukan setiap sub grup, yaitu pencatatan jumlah yang diperiksa dan jumlah
yang ditolak. Setiap pemunculan mungkin merupakan petunjuk bagi
penjelasan mengenai titik-titik yang berada di luar batas kendali atau
perubahan-perubahan dalam tingkatan kualitas harus dicatat pada lembaran
data yang didisain untuk memudahkan proses pengumpulan dan perhitungan.
c) Menghitung p untuk setiap subgrup.
Rumus yang digunakan untuk menghitung bagian yang ditolak (p) untuk
setiap subgrup adalah sebagai berikut :
37
Tugas Akhir
n
x
p = ..................................................................................................... (2 1)
Dimana :
x = jumlah produk yang ditolak dalam subgrup.
n = ukuran subgrup.
d) Menghitung rata-rata bagian yang ditolak ( p ).
Rumus yang digunakan adalah :
_
_
=
n
x
p ................................................................................................. (2 2)
Dimana :
x = jumlah kerusakan produk
n = jumlah produk yang diobservasi
e) Menentukan batas kendali subgrup rata-rata.
Dalam menentukan batas-batas kendali digunakan batas kendali sebesar 1
sigma, namun untuk kasus khusus tentu saja digunakan batas kendali 2 sigma.
, ,
n
p p
=
1
........................................................................................ (2 3)
Dengan demikian batas-batas kendali untuk bagan p adalah
BKA p =
, ,
n
p p
p

+
1
3 ........................................................................ (2 4)
BKB p =
, ,
n
p p
p

1
3 ........................................................................ (2 5)
f) Memplot titik-titik p dan batas-batas kendali.
38
Tugas Akhir
Nilai p yang diperoleh dari perhitungan diplot pada suatu kertas grafik yang
telah dipersiapkan bersama-sama dengan batas-batas kendalinya sehingga
memudahkan menginterprestasi kecendrungan yang terjadi.
g) Memilih standar bagian yang ditolak (po).
Harga po perlu ditentukan untuk keperluan praktis yaitu untuk memberikan
kesamaan batas kendali setiap subgrup. Interprestasi terhadap bagan p perlu
diperhatikan benar guna menetapkan dan memperbaiki harga po. Tingkat
kualitas standar po digunakan sebagai dasar pembuatan subgrup keluar dari
batas kendali ini disebabkan oleh :
1) Adanya variasi yang disebabkan oleh penyebab-penyebab tertentu yang
tidak wajar dalam proses.
2) Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kualitas proses dengan
asumsi harga po.
h) Analisa kendali proses
Analisa bagan kendali p untuk mengetahui titik-titik yang ada berada di luar
batas kendali atau pola yang tidak normal.
2. Peta kendali np
Peta kontrol np digunakan untuk mengukur proporsi ketidak sesuaian dari
item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan demikian, peta
kontrol np digunakan untuk mengendalikan proporsi dari item-item yang tidak
memenuhi syarat spesifikasi kualitas atau proporsi dari produk yang cacat yang
dihasilkan dalam suatu proses.
39
Tugas Akhir
Langkah-langkah pembuatan peta kendali np sebagai berikut :
1. Menentukan pilihan kelompok data
Pada proses produksi yang bersifat kontinyu, pemilihan kelompok data
umumnya berdasarakan atas pengelompokan produk-produk sesuai dengan
urutan produksi. Dengan demikian kriteria waktu (jam, hari, minggu, dan
bulan) dapat digunakan sebagai dasar pengelompokan data. Untuk proses
produksi yang bersifat tidak kontinyu, pembentukan kelompok data dapat
didasarkan atas urutan jadwal produksi. Cara lain untuk membentuk
kelompok data juga dapat didasarkan pengambilan sampel dari lot per lot.
2. Menggunakan dan mencatat data
Data yang diambil harus berdasarkan pada proses yang sama. Pencatatan
data di lakukan sebagai jumlah yang diperiksa dan sekaligus jumlah yang
ditolak dalam kelompok tersebut.
3. Menghitung harga fraksi tolak (p) kelompok data (sub group)
pn =
N
X
_
....(2.1)
X = jumlah produk yang ditolak dalam kelompok data
N = banyaknya kelompok data
4. Menghitung rata-rata fraksi tolak (p)
p =
_
_
n
X
.(2.2)
X = jumlah total produk yang ditolak
n = jumlah total produk yang diperiksa
40
Tugas Akhir
5. Menentukan batas-batas kendali kelompok data individual
Dalam menentukan batas-batas kendali kelompok data individual pada peta
pn, digunakan batas kendali 3 . Standar deviasi untuk np adalah :
pn = , , P x pn 1 .. ...(2.3)
dengan demikian, batas-batas kendali untuk peta p adalah sebagai berikut :
UCL = 3 + pn , , P x pn 1 .. ..(2.4)
CL = pn
LCL = 3 pn , , P x pn 1 .. .(2.5)
6 Memplot titik-titik np dan batas-batas kendali
Harga-harga np diperoleh dari perhitungan, diplot pada suatu kertas
grafik yang telah disiapkan bersama-sama batas kendali.
7 Memilih standar fraksi tolak (po)
Harga po perlu ditentukan untuk keperluan praktis, yaitu untuk memberikan
batas kendali setiap kelompok data. Interpretasi terhadap peta np perlu
diperhatikan benar-benar, guna menerapkan dan memperbaiki harga-harga
np dari kelompok data keluar dari batas kendali, hal ini disebabkan oleh :
a. Adanya variasi yang disebabkan oleh assignable causes.
b. Terdapat perbedaan yang dissignifikasi antara tingkat proses dengan
asumsi harga po.
8. Analisa keterkendalian proses
Perubahan yang bersifat eratik dalam tingkat kualitas tetap masih mungkin
terjadi pada suatu kelompok data tertentu, meskipun telah dipilih suatu
41
Tugas Akhir
standar po. Perubahan yang bersifat eratik ini ditunjukan oleh adanya titik-
titik yang keluar dari batas kontrol, dan ini menunjukkan adanya assignable
causes pada variasi.
NomorSampel
Gambar 2.4 Diagram Kontrol
F. Teknik Sampling
Sampling adalah penelitian yang dilakukan hanya dengan sebagian dari
keseluruhan data yang diteliti yang dilakukan secara acak. Berikut ini adalah
alasan mengapa teknik sampling dapat digunakan :
1. Alasan Sampling
a. Ukuran populasi
b. Masalah biaya
c. Masalah waktu
d. Percobaan yang sifatnya merusak
e. Masalah ketelitian
BKA
GT
BKB
42
Tugas Akhir
f. Faktor ekonomis
2. Rancangan sampling
a. Rumuskan Persoalan yang ingin diketahui
b. Tentukan dengan jelas batas populasi mengenai persolan yang ingin
diketahui.
c. Mendefinisikan dengan jelas dan tepat segala unit dan istilah yang
diperlukan.
e. Tentukan unit sampling yang diperlukan.
f. Tentukan dan rumuskan cara-cara pengukuran dan penilaian yang akan
dilakukan.
g. Tentukan ukuran sampel yakni berapa unit sampling yang harus diambil
dari populasi.
h. Tentukan cara sampling yang mana yang akan ditempuh agar sampel
yang diperoleh representatif.
i. Tentukan cara pengumpulan data yang mana akan dilakukan, apakah
wawancara langsung dengan daftar isian, atau meneliti langsung.
j. Tentukan metode analisis mana yang akan digunakan.
k. Sediakan biaya dan minta bantuan ahli, baik pembantu tetap ataupun
hanya sebagai konsultan.
43
Tugas Akhir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
Metodologi penelitian adalah langkah-langkah dan rencana dari proses
berpikir dalam memecahkan masalah, mulai dari penelitian pendahuluan,
penemuan masalah, pengamatan, pengumpulan data sampai dengan penarikan
kesimpulan atas permasalahan yang diteliti. Prosedur penelitiannya adalah sebagai
berikut:
33
Studi Pendahuluan
Studi Pustaka Studi Lapangan
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
1
Mulai
44
Tugas Akhir
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi
Pembahasan
Diagram sebab akibat
Pengolahan Data
Diagram pareto Peta kendali p
Selesai
Kesimpulan & Saran
1
Pengumpulan Data
1. Jumlah produk botol my baby yang cacat
pada bulan oktober desember 2009.
2. Jenis-jenis cacat yang terjadi pada produk
45
Tugas Akhir
1. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di PT. PETROPLAST INDUSTRI mempunyai
beberapa tujuan, yaitu :
a. Untuk mengetahui batas-batas kendali proses produksi mesin blow molding.
b. Untuk mengetahui jenis cacat terbesar pada produk botol my baby 250 gram.
c. Untuk mengetahui sebab-sebab cacat yang ditimbulkan.
2. Studi Pustaka
Dengan studi pustaka ini dapat diperoleh : teori-teori yang tepat untuk
digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian, dalam hal ini teori-teori
mengenai pengendalian kualitas da teori-teori mengenai statistik.
3. Studi Lapangan
Pada studi lapangan ini, penulis mengadakan :
a. Observasi langsung
Yaitu, berupa pengamatan yang dilakukan secara langsung ke bagian produksi
dan pengendalian kualitas.
b. Wawancara
Yaitu, melakukan tanya-jawab dengan bagian-bagian yang dapat diminta
keterangan mengenai pengendalian kualitas pada perusahaan tersebut.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian secara langsung pada bagian
produksi dan bagian pengendalian kualitas. Penulis melakukan pengamatan
46
Tugas Akhir
terhadap pengendalian kualitas yang sedang dilakukan oleh perusahaan pada saat
sekarang ini, yaitu : dengan melakukan inspeksi terhadap beberapa karakteristik
kualitas yang harus diperiksa, dengan tujuan untuk melihat apakah proses tersebut
sudah menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
5. Pengolahan Data
Data-data yang diproleh kemudian diolah atau dihitung dengan menggunakan
metode yang dipilih yaitu menggunakan alat pengendalian kualitas untuk
memonitor proses yang terjadi, seperti:
a. Bagan kendali np yang dipakai untuk :
1. Menentukan proporsi rata-rata produk yang tidak sesuai atau cacat.
2. Meminta perhatian management bagi setiap perubahan dalam rata-rata
tingkat kualitas ini.
3. Menentukan titik-titik yang berada diluar batas kendali yang memerlukan
tindakan untuk mengidentifikasi dan mengoreksi penyebab kualitas
menurun.
b. Diagram Pareto
Merupakan alat yang digunakan untuk menentukan karakteristik cacat sebagai
alat perbaikan dan pengendalian dari cacat-cacat yang terjadi dalam suatu
proses produksi. Pada dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagai alat
interprestasi untuk :
1. Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah-masalah atau
penyebab-penyebab dari masalah yang ada.
47
Tugas Akhir
2. Memfokuskan perhatian pada isu kritis dan penting melalui pembuatan
ranting terhadap masalah atau penyebab dari masalah itu dalam bentuk
yang signifikan.
c. Fishbone (sebab akibat)
Digunakan untuk menunjukan gabungan antara sebab dan akibat.
Setelah pengolahan data dilakukan, kesimpulan dapat ditarik dari hasil
pengolahan data-data tersebut diatas yaitu berupa faktor-faktor penyebab
utama timbulnya produk cacat.
6. Analisa Hasil
Setelah data yang terkumpul dan langkah-langkah pengolahan data selesai
dilakukan, maka untuk memeriksa apakah hasil yang didapat sesuai dengan yang
diinginkan, maka hasil tersebut dibandingkan dengan keadaan sebelum dilakukan
analisa.
Analisa merupakan tahapan penggalian informasi terhadap data dan segala
kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan. Analisa akan
dilakukan terhadap data-data yang telah dikumpulkan guna menyimpulkan
pemecahan masalah yang dihitung.
7. Kesimpulan dan Saran
Sebagai langkah terakhir dari penelitian adalah kesimpulan secara umum
dan menyeluruh yang dilakukan setelah seluruh langkah pengolahan analisa
selesai dilakukan. Kesimpulan merupakan tahap akhir yang dilaksanakan sebagai
48
Tugas Akhir
upaya untuk menjawab tujuan penelitian. Kesimpulan diambil berdasarkan
kesimpulan hasil dari studi pustaka yang telah dilakukan sebelumnya agar
kesimpulan tersebut dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Selain itu juga
dapat berguna dalam memberikan saran-saran yang kiranya dapat
dipertimbangkan pihak perusahaan untuk melakukan perbaikan-perbaikan sistem
pengendalian kualitas untuk digunakan pada masa mendatang dalam mengambil
keputusan.
49
Tugas Akhir
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. PETROPLAST INDUSTRI mulai berdiri pada tanggal 19 September
2001 dengan akte notaris No. 4 dihadapan Grace Senda Sardjito, SH sebagai
notarisnya, diatas tanah seluas 8.000 meter yang berlokasi di : Jl. Pekapuran No.
11, Raya Bogor Km-32, Kel.Curug Kec. Cimanggis, Kotamadya Depok. PT.
PETROPLAST INDUSTRI didirikan oleh seorang yang sangat berpengalaman
dalam berbisnis, baik di dalam maupun di luar negeri. Beliau adalah bapak
Anton Bambang Sugiarto yang sampai saat ini dengan kegigihan beliau masih
aktif eksis secara dinamis mengembangkan bisnisnya dalam bidang ; Plastic
Packaging Industry, Mineral Water Industy, Property, dan Trading Company.
Pada awal berdiri yaitu Tahun 2001, PT. PETROPLAST INDUSTRI
menciptakan dan memproduksi barang-barang hause ware, botol-botol kemasan
air mineral, dan kemasan oli untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Aktifitas
tersebut hingga saat ini masih ditekuni dengan eksistensi dan improvisasi secara
terus menerus. Pada awalnya bangunan pabriknya untuk tahap pertama selesai
dibangun dan bisa digunakan pada tahun 2001, dan sejak saat itu pula PT.
PETROPLAST INDUSTRI sudah mulai beroperasi dengan menggunakan 7
(Tujuh) unit mesin dan dengan jumlah karyawan hanya belasan orang saja.
Memasuki awal tahun 2004 sesuai dengan berkembangnya kebutuhan
market, maka PT. PETROPLAST INDUSTRI memperluas jangkawan segmen
39
50
Tugas Akhir
proses produksinya. Yaitu membuat botol-botol dan barang-barang untuk
kemasan kosmetik. Melalui segmen produk-produk kemasan kosmetik ini PT.
PETROPLAST INDUSTRI menunjukkan performa yang cukup baik. Hal ini
didukung oleh hasil-hasil produksi yang dapat mencapai standar kualitas dan
kuantitas yang diharapkan oleh para pelanggan. Untuk menjaga kestabilan bahkan
untuk meninggkatkan bisnisnya, maka PT. PETROPLAST INDUSTRI selalu
memerbaiki hubungan bisnisnya secara sinergi dan kesinambungan dengan para
pelanggan dan supplier. Secara internal PT. PETROPLAST INDUSTRI juga
sangat memperhatikan dan menjunjung tinggi sikap disiplin, serta
mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dengan konsep management
industrial guna mencapai kinerja yang profesional. PT. PETROPLAST
INDUSTRI berfokus pada botol plastik yang berkomitmen untuk memberikan
layanan dan produk yang terbaik guna memberi kepuasan bagi para
pelanggannya.
Sejak saat itu, PT. PETROPLAST INDUSTRI sudah mencoba terobosan
baru dengan kemampuan dan kerja sama karyawan yang baik dibawah pimpinan
bapak Hidayat Kusuma sehingga pada saat ini PT. PETROPLAST INDUSTRI
sudah dapat memenuhi kebutuhan konsumen, dengan jumlah karyawan sekarang
285 (Dua Ratus Delapan Puluh Lima) orang. Produk yang dihasikan PT.
PETROPLAST INDUSTRI sudah dapat menerobos pasar didalam negri dan telah
berhasil menjalin hubungan kerja dengan perusahaan-perusahaan yang terkemuka
di Indonesia.
51
Tugas Akhir
B. Identifikasi Karakteristik Kualitas
Tabel 4.1 karakteristik mutu yang diperhatikan dalam proses pembuatan
botol adalah botol adalah kondisi botol, yaitu :
No Karakteristik Contoh gambar
1
2
3
4
Bintik Hitam
Adalah cacat yang terjadi pada
permukaan botol berupa
bercak/bintik berwarna hitam yang
disebabkan oleh kerak yang
tertinggal pada cetakan dan material
tercampur dengan bahan
lain(material lain atau kotoran).
Amandel
Adalah cacat yang terjadi pada
mulut botol berupa penebalan yang
disebabkan adanya sisa lelehan
akibat cetakan yang di lepas saat
pendinginan belum optimal.
Garis Tajam
Adalah cacat berupa garis yang
tajam yang disebabkan karena proses
pemotongan yang kurang optimal.
Tebal Tipis
Adalah cacat yang terjadi pada botol
berupa permukaan botol tidak rata
yang disebabkan oleh fiskositas yang
kurang homogen.
52
Tugas Akhir
Lanjutan tabel 4.1
5
6
7
Garis Patah
Adalah cacat yang terjadi pada sis/
tepi botol yang disebabkan karena
pada saat pencetakan terjadi,
kedudukan mold tidak tepat/ salah
satu sisi mold bergeser.
Botol nerawang
Adalah cacat yang terjadi pada
permukaan botol yaitu botol kurang
dari ketebalan yang telah
ditentukan.cacat ini disebabkan
karena fiskositas yang kurang
homogen.
Set netto
Adalah cacat yang menyebabkan
berkurang nya volume ruang pada
botol yang disebabkan karena
penyusutan akibat pemanasan mesin
yang berlebih.
53
Tugas Akhir
C. Pengolahan Data
1. Pemakaian Bagan kendali p
Tabel 4.2. Perhitungan Peta Kendali P Bulan Oktober Desember 2009
Produk : Botol My baby 250 gram
No Observasi Jumlah
Periksa
Jumlah
cacat
Proporsi
cacat
Rata-
rata
BSA BKA BKB Keterangan Keterangan
BSA
(i) (n) (x) (p) ( )
1 20/10/2009 16.352 168 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
2 21/10/2009 17.136 150 0,009 0,009 0,015 0,011 0,007
3 22/10/2009 7.952 230 0,029 0,009 0,015 0,012 0,006 Keluar BKA Keluar BSA
4 23/10/2009 16.912 232 0,014 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA
5 24/10/2009 17.360 120 0,007 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
6 25/10/2009 16.576 320 0,019 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA Keluar BSA
7 26/10/2009 17.248 104 0,006 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
8 27/10/2009 15.904 152 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
9 28/10/2009 9.744 48 0,005 0,009 0,015 0,012 0,006 Keluar BKB
10 29/10/2009 17.472 168 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
11 30/10/2009 17.808 184 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
12 31/10/2009 18.023 162 0,009 0,009 0,015 0,011 0,007
13 1/11/2009 15.378 204 0,013 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA
14 2/11/2009 17.472 138 0,008 0,009 0,015 0,011 0,007
15 3/11/2009 14.672 94 0,006 0,009 0,015 0,012 0,007 Keluar BKB
16 4/11/2009 17.584 160 0,009 0,009 0,015 0,011 0,007
17 5/11/2009 17.472 106 0,006 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
18 6/11/2009 16.800 258 0,015 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA Keluar BSA
19 7/11/2009 18.704 114 0,006 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
20 8/11/2009 3.248 64 0,020 0,009 0,015 0,014 0,004 Keluar BKA Keluar BSA
21 9/11/2009 17.024 256 0,015 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA Keluar BSA
22 10/11/2009 17.808 64 0,004 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
23 11/11/2009 18.368 62 0,003 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
24 12/11/2009 13.328 96 0,007 0,009 0,015 0,012 0,007
25 13/11/2009 16.800 138 0,008 0,009 0,015 0,011 0,007
26 14/11/2009 13.440 106 0,008 0,009 0,015 0,012 0,007
27 15/11/2009 17.472 172 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
P
54
Tugas Akhir
Lanjutan tabel 4.2
28 16/11/2009 15.120 218 0,014 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA
29 17/11/2009 17.472 178 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
30 18/11/2009 17.248 84 0,005 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
31 19/11/2009 18.368 52 0,003 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
32 20/11/2009 7.616 56 0,007 0,009 0,015 0,012 0,006
33 21/11/2009 18.480 88 0,005 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
34 22/11/2009 18.704 100 0,005 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
35 23/11/2009 17.920 134 0,007 0,009 0,015 0,011 0,007
36 24/11/2009 18.256 286 0,016 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA Keluar BSA
37 25/11/2009 17.808 352 0,020 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA Keluar BSA
38 26/11/2009 11.760 160 0,014 0,009 0,015 0,012 0,007 Keluar BKA
39 28/11/2009 17.024 168 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
40 29/11/2009 18.704 100 0,005 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
41 30/11/2009 18.480 184 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
42 1/12/2009 18.032 148 0,008 0,009 0,015 0,011 0,007
43 2/12/2009 2.688 28 0,010 0,009 0,015 0,015 0,004
44 3/12/2009 18.480 88 0,005 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
45 4/12/2009 18.144 66 0,004 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
46 5/12/2009 18.480 68 0,004 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKB
47 6/12/2009 16.800 210 0,013 0,009 0,015 0,011 0,007 Keluar BKA
48 7/12/2009 16.240 162 0,010 0,009 0,015 0,011 0,007
49 8/12/2009 8.400 82 0,010 0,009 0,015 0,012 0,006
774.281 7.082
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa data ke 3,4,6,7,9,13,15,17,18,19,20,21,22,23,28,30,
31,33,34,36,37,38,40,44,45,46 dan 47 masih berada diluar batas kendali maka
perlu dilakukan revisi.
55
Tugas Akhir
Perhitungan data cacat
= 0,009
Batas Kendali Atas (BKA)
BKA =
, ,
ni
p p
P
X
+
1
3
=
, ,
352 . 16
009 , 0 1 009 , 0
3 009 , 0
X
+
= 0,011
Batas Kendali Bawah (BKB)
BKB =
, ,
ni
p p
P
X

1
3
=
, ,
352 . 16
009 , 0 1 009 , 0
3 009 , 0
X

= 0,007
Dengan cara yang sama nilai data ke i dapat diperoleh
n
P
L
LX
=
281 . 774
082 . 7
=
56
Tugas Akhir
0,000
0,005
0,010
0,015
0,020
0,025
0,030
0,035
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49
Pr opor si cacat
Rata- r ata
BSA
BKA
BKB
57
Tugas Akhir
Hasil Perhitungan Revisi
Tabel 4.3 Perhitungan Peta Kendali P Bulan Oktober Desember 2009
No
Observasi Jumlah
diperiksa
Jumlah
cacat
Proporsi
cacat
Rata-
rata
BSA BKA BKB Keterangan Keterangan
BSA
(i)
(n) (x) (p) ( )
1 20/10/2009 16.352 168 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
2 21/10/2009 17.136 150 0,009 0,008 0,015 0,010 0,006
3 23/10/2009 16.912 232 0,014 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
4 24/10/2009 17.360 120 0,007 0,008 0,015 0,010 0,006
5 26/10/2009 17.248 104 0,006 0,008 0,015 0,010 0,006
6 27/10/2009 15.904 152 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006
7 28/10/2009 9.744 48 0,005 0,008 0,015 0,011 0,005 Keluar BKB
8 29/10/2009 17.472 168 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006
9 30/10/2009 17.808 184 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
10 31/10/2009 18.023 162 0,009 0,008 0,015 0,010 0,006
11 1/11/2009 15.378 204 0,013 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
12 2/11/2009 17.472 138 0,008 0,008 0,015 0,010 0,006
13 3/11/2009 14.672 94 0,006 0,008 0,015 0,010 0,006
14 4/11/2009 17.584 160 0,009 0,008 0,015 0,010 0,006
15 5/11/2009 17.472 106 0,006 0,008 0,015 0,010 0,006
16 7/11/2009 18.704 114 0,006 0,008 0,015 0,010 0,006
17 10/11/2009 17.808 64 0,004 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
18 11/11/2009 18.368 62 0,003 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
19 12/11/2009 13.328 96 0,007 0,008 0,015 0,010 0,006
20 13/11/2009 16.800 138 0,008 0,008 0,015 0,010 0,006
21 14/11/2009 13.440 106 0,008 0,008 0,015 0,010 0,006
22 15/11/2009 17.472 172 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006
23 16/11/2009 15.120 218 0,014 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
24 17/11/2009 17.472 178 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
25 18/11/2009 17.248 84 0,005 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
26 19/11/2009 18.368 52 0,003 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
27 20/11/2009 7.616 56 0,007 0,008 0,015 0,011 0,005
28 21/11/2009 18.480 88 0,005 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
29 22/11/2009 18.704 100 0,005 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
30 23/11/2009 17.920 134 0,007 0,008 0,015 0,010 0,006
P
58
Tugas Akhir
Lanjuan tabel 4.3
31 26/11/2009 11.760 160 0,014 0,008 0,015 0,010 0,005 Keluar BKA
32 28/11/2009 17.024 168 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006
33 29/11/2009 18.704 100 0,005 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
34 30/11/2009 18.480 184 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
35 1/12/2009 18.032 148 0,008 0,008 0,015 0,010 0,006
38 2/12/2009 2.688 28 0,010 0,008 0,015 0,013 0,003
39 3/12/2009 18.480 88 0,005 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
40 4/12/2009 18.144 66 0,004 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
41 5/12/2009 18.480 68 0,004 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKB
42 6/12/2009 16.800 210 0,013 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
43 7/12/2009 16.240 162 0,010 0,008 0,015 0,010 0,006 Keluar BKA
44 8/12/2009 8.400 82 0,013 0,008 0,015 0,011 0,005 Keluar BKA
676.617 5.316
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa data karena penyebab khusus sudah direvisi tetapi
data masih berada diluar batas kendali yaitu data ke 3,5,7,11,15,16,17,18,23,25,
26,28,29,31,33,34,38,39,40 dan 41. Ini disebabkan karena proses produksi yang
kurang maksimal tetapi masih bisa diterima oleh perusahaan.
59
Tugas Akhir
Perhitungan hasil revisi
=0,008
Batas Kendali Atas (BKA)
BKA =
, ,
ni
p p
P
X
+
1
3
=
, ,
352 . 16
008 , 0 1 008 , 0
3 008 , 0
X
+
= 0,010
Batas Kendali Bawah (BKB)
BKB =
, ,
ni
p p
P
X

1
3
=
, ,
352 . 16
008 , 0 1 008 , 0
3 008 , 0
X

= 0,006
Dengan cara yang sama nilai data ke i dapat diperoleh.
808 . 17 256 . 18 024 . 17 248 . 3 800 . 16 12 . 16 952 . 7 281 . 774
352 256286 64 258 320 230 082 . 7


= P
ni ni
xi xi
P
L
L
=
60
Tugas Akhir
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
0.016
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41
Proporsi cacat
Rata-rata
BSA
BKA
BKB
61
Tugas Akhir
2. Pemakaian Diagram Pareto
Tabel 4.4 Persentase Cacat Produk Botol My baby 250 gr Pada Bulan
Oktober Desember 2009
Jenis Cacat
Jumlah
Cacat
Persentase Produk Cacat
Persentase Produk
Cacat Kumulatif
Bintik Hitam 4.445 4.445/7.082 = 0,628 = 62,8% 62,8
Amandel 1.098 1.098/7.082 = 0,155 = 15,5% 78,3
Garis Tajam 998 998/7.082 = 0,141 = 14,1% 92,4
Tebal Tipis 452 452/7.082 = 0,064 = 6,4% 98,8
Garis Patah 37 37/7.082 = 0,005 = 0,5 % 99,3
Botol Nerawang 30 30/7.082 = 0,004 = 0,4% 99,7
Set Netto 22 22/7.082 = 0,003 = 0,3% 100
Jumlah 7.082 = 100/% 100
Tujuan membuat diagram pareto adalah untuk menentukan jenis cacat
yang paling berpengaruh terhadap kualitas botol my baby 250 gram. Berdasarkan
data pada (tabel 4.4) maka dibuat diagram pareto untuk mengetahui urutan cacat
pada botol my baby dan diketahui persentase masing-masing cacat tersebut.
62
Tugas Akhir
4445
1098
998
452
37 30 22
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4100
4200
4300
4400
4500
Bintik
Hitam
Amandel Garis Tajam Tebal Tipis Garis Patah Botol
Nerawang
Set Netto
Gambar 4.3 Diagram Pareto
63
Tugas Akhir
Dari diagram pareta pada (gambar 4.3) dapat dilihat bahwa cacat bintik
hitam dengan jumlah 4.445 atau sebesar 62,8% yang merupakan cacat tertinggi
pada produk botol my baby 250 gram, amandel dengan jumlah 1.098 atau sebesar
15,5%, Garis Tajam dengan jumlah 998 sebesar 41,1%, tebal tipis dengan jumlah
452 sebesar 6,4%, Garis patah dengan jumlah 37 sebesar 0,5%, botol nerawang
dengan jumlah 30 sebesar 0,4 %, set netto dengan jumlah 22 sebesar 0,3%.
3. Pemakaian diagram sebab akibat
Setelah diketahui cacat yang sering terjadi, maka dicari hal-hal yang
menyebabkan cacat tersebut. Pencarian dapat dilakukan dengan pengamatan
langsung dipabrik, wawancara dengan para operator dan pihak manajemen.
Dari informasi-informasi tersebut akan didapatkan keterangan dan faktor-faktor
yang menyebabkan cacat, selanjutnya dilakukan dengan menggambar diagram
sebab akibat (fishbone) yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :
64
Tugas Akhir
Gambar 4.4 Diagram Tulang Ikan Bintik Hitam
65
Tugas Akhir
BAB V
ANALISA
A. Analisa Peta Kendali p
Peta kendali yang paling serbaguna dan banyak digunakan adalah peta
kendali p. Peta kendali ini digunakan untuk bagian yang ditolak karena tidak
memenuhi spesifikasi atau dengan kata lain digunakan untuk menghitung proporsi
ketidaksesuaian item dari lot produk. Bagian p yang ditolak dapat didefenisikan
rasio dari banyaknya barang tak sesuai yang ditemukan dalam pemeriksaan.
Beberapa bagian yang berada diluar batas kendali dilakukan revisi. Revisi
dilakukan apabila dalam peta pengendali kualitas terdapat data yang berada diluar
batas kendali dan diketahui kondisi tersebut disebabkan karena penyebab khusus.
Diketahui pada gambar 4.1 bagan kendali p untuk pemeriksaan produk
botol my baby 250 gram pada bulan Oktober - Desember 2009, dengan batas
kendaliatas (BKA) 0,011 batas kendali bawah (BKB) 0,007 dan rata-rata 0,009
terlihat bahwa data ke 3,4,6,7,9,13,15,17,18,19,20,21,22,23,28,30,31,33,34,36,37,
38,40,44,45,46 dan 47 masih berada diluar batas kendali. Data yang berada diluar
batas kendali tersebut dikarenakan proses produksi maupun penyebab khusus.
Data yang harus dilakukan revisi adalah data cacat yang ditimbulkan karena
penyebab khusus yaitu data ke 3,6,18,20,21,36 dan 37. Sedangkan data yang
disebabkan karena proses produksi tidak perlu di revisi karena dari data tersebut
dapat diketahui kemampuan produksi perusahaan tersebut.
55
66
Tugas Akhir
Setelah dilakukan revisi, masih terdapat data yang berada diluar batas
kendali, namun masih bisa diterima oleh perusahaan (pada tabel 4.3) Berdasarkan
hasil diatas dapat dilihat bahwa perusahaan masih memerlukan perbaikan proses
karena masih terdapat data yang berada diluar batas kendali yang disebabkan
karena proses yang kurang sempurna.
Penyebab khusus proses keluar dai peta kendali p adalah cacat yang terjadi pada
tanggal 22 oktober, 9 november dan 25 november disebabkan karena mati lampu.
Cacat tanggal 25 september dan 8 november disebabkan karena pekerja kurang
disiplin dan kurang serius dalam bekerja sehingga kurang perawatan pada mesin
mengakibatkan mesin sering mati. Cacat tanggal 6 November dan 24 november
disebabkan karena pekerja kurang disiplin dan ceroboh sehingga kabel cutt putus.
pada awalnya proses berada dalam keadaan tidak terkendali, sebab ada
proporsi ketidaksesuaian yang keluar dari batas spesifikasinya. Langkah
selanjutnya adalah merevisi dengan asumsi bahwa proses yang tidak terkendali
tersebut sudah dilakukan perbaikan. Oleh sebab itu peta kendali harus diterapkan
dalam perusahaan pada proses produksi, karena peta kendali berguna untuk
memberitahukan kapan suatu proses dibiarkan berjalan seadanya atau kapan harus
mengambil tindakan untuk mengatasi suatu gangguan. Hal ini memungkinkan
dilakukannya koreksi terhadap banyak gangguan produksi dan sering kali dapat
meningkatkan kualitas produk, serta mengurangi yang rusak atau pengerjaan
ulang.
67
Tugas Akhir
B. Analisa Diagram Pareto
Diagram pareto digunakan untuk membandingkan berbagai kategori
kejadian yang di susun menurut ukurannya. Susunan tersebut akan membantu
untuk mengetahui sebab-sebab yang mempunyai dampak paling besar. Dari tabel
4.3 dapat dilihat persentase penyimpangan atau cacat tertinggi pada produk botol
my baby 250 gram selama bulan Oktober Desember 2009 adalah bintik hitam
sebesar 62,8%, kemudian amandel sebesar 15,5%, garis tajam sebesar 14,1% dan
yang terakhir tebal tipis sebesar 6,3%,garis patah sebesar 0,5%, Botol nerawang
sebesar 0,4%, dan set netto sebesar 0,3% Pada gambar 4.4 dapat dilihat tingkat
persentase penyimpangan atau cacat produk botol my baby 250 gram dari tingkat
terbesar sampai tingkat terkecil.
C. Analisa Diagram Sebab Akibat
Dari persentase data cacat pada diagram pareto maka dapat dilihat bahwa
bintik hitam merupakan jenis cacat yang paling banyak terjadi selama bulan
Oktober Desember 2009 sebesar 62,8%. Cacat tersebut harus segera diatasi dan
dicari pemecahannya dengan diagram sebab akibat. Berikut ini akan diuraikan
mengenai cacat yang terjadi pada bintik hitam, setelah pengamatan langsung di
tempat kerja, dapat disebabkan oleh 4 faktor, yaitu manusia, mesin, material dan
metode. Periciannya sebagai berikut:
1. Manusia
Penyebabnya adalah adanya suplayer baru yang belum memahami spesifikasi
perusahan, mengakibatkan spek tidak sesuai pesanan. Pekerja produksi
68
Tugas Akhir
memiliki sikap kerja yang tidak disiplin dan tidak teliti, kondisi tubuh yang
letih kurang konsentrasi dalam bekerja, mengakibatkan pengabaian prosedur
kerja.
2. Mesin
Penyebabnya adalah panas mesin berlebih mengakibatkan kerak tetinggal
pada cetakan.
3. Material
Penyebab utamanya adalah bahan sensitif, mesin mixing kurang bersih
mengakibatkan material tercampur bahan lain.
4. Metode
Penyebabnya adalah proses bekerja kurang sempurna mengakibatkan tidak
sesuai Standard Operational Procedure (SOP).
Setelah faktor-faktor yang mengakibatkan cacat pada produk, maka perlu
dilakukan perbaikan sehingga dapat mengurangi atau memperkecil cacat yang
terjadi terutama penyimpangan atau cacat tertinggi yang terjadi pada bintik hitam.
Dalam pengolahan di atas perlu dilakukan rencana perbaikan terhadap sistem
pengendalian kualitas, yaitu sebagai berikut :
1. Manusia
Manusia memegang peranan yang cukup besar sehingga memerlukan
perhatian, pekerja harus memiliki motivasi untuk bekerja keras, ketelitian,
disiplin, dan tanggung jawab yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya.
Untuk itu perusahaan perlu mengadakan pengawasan secara intensif, memberi
69
Tugas Akhir
pengarahan secara rutin dan mengadakan penyuluhan mengenai sikap dan
disiplin kerja.
2. Mesin
Sistem pemeliharaan sarana produksi harus dilaksanakan dengan baik dan
teratur, karena dengan kondisi mesin yang baik maka proses produksi akan
berjalan lancar serta menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik.
3. Material
Material yang akan diproses harus diperiksa secara rutin dan teliti agar tidak
terdapat kotoran dan material lain yang berbeda jenis.
4. Metode
Perusahaan harus membuat papan pengumuman yang berisi Standard
Operational Procedure (SOP) dan perlu ada pengawasan secara intensif dari
atasan.
70
Tugas Akhir
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan di PT. PETROPLAST INDUSTRI serta
analisa yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan peta kendali p pada
produk botol my baby 250 gram diketahui cacat selama bulan Oktober
Desember 2009 terlihat bahwa batas kontrol atas sebesar 0,010, batas kontrol
bawah 0,006 dan proporsi rata-rata sebesar 0,008.
2. Jenis cacat yang tertinggi pada produk botol my baby 250 gram selama bulan
Oktober Desember 2009 adalah bintik hitam sebesar 62,8%.
3. penyebab utama terjadi produk cacat dari material adalah material kurang
bersih dan adanya suplayer baru yang belum mengetahui spek material pada
perusahaan tersebut, dan penyebab utama dari mesin adalah kerak yang
tertinggal akibat panas berlebih
4. Faktor manusia merupakan faktor yang paling mempengaruhi dalam usaha
pengendalian kualitas pada perusahaan ini.
60
71
Tugas Akhir
B. Saran
Dalam peningkatan kualitas maka hal-hal yang perlu dilakukan oleh
perusahaan adalah :
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan cara mengadakan
pelatihan bagi pekerja training untuk meningkatkan disiplin ketelitan dan
motivasi para pekerja. Terapkan istirahat yang cukup (10 menit) setelah 2
jam bekerja, pemberian tambahan vitamin bagi para pekerja, Lakukan
pemilihan suplayer dengan lebih teliti berdasarkan kriteria-kriteria yang
ditetapkan.
2. Metode yang digunakan harus sesuai Standard Operational Procedure (SOP)
yang berlaku dan perlu ada pengawasan dari atasan agar SOP dapat
dijalankan dengan benar.
3. Sebaiknya bahan baku sebelum di proses, perlu diteliti dengan baik agar
tidak terdapat pencampuran benda asing maupun material lain,
memperhatikan proporsi pencampuran bahan agar sesuai dengan standar
yang ditentukan.
4. Perawatan mesin (mantenance) perlu dilakukan dengan cara dibersihkan
setiap pergantian batch produk serta mengatur temperatur mesin agar sesuai
dengan standar yang ditentukan.
5. Kebersihan dan kerapian lingkungan kerja sebaiknya diperhatikan dan
diterapkan pada setiap pekerja sehingga memberikan kenyamanan dalam
bekerja.

You might also like