You are on page 1of 13

MEMORI Memori menghubungkan masa lalu dengan masa kini.

Memori membuat kita mampu menginterpretasi dan bereaksi terhadap persepsi yang baru dengan mengacu kepada pengalaman lampau. Evaluasi yang akurat dan tepat dari fungsi memori merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam evaluasi neuropsikologi pada manula (manusia usia lanjut). Pada usia lanjut perubahan fungsi memori dapat disebabkan oleh faktor neurologik, psikiatrik atau proses-menua (usia). Demensia ditandai oleh gangguan memori dan fungsi intelektual. Pada amnesi fungsi memori terganggu dengan latar belakang fungsi intelektual terpelihara. Gangguan memori merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada pasien dengan sindrom mental organik. Hampirsemua penderita demensia menunjukkan masalah memori dini pada perjalanan penyakit-nya. Mereka mungkin lupa tanggal, bulan, lupa rincian pekerjaannya atau gagal mengingat janji yang di luar kegiatan rutin sehari-hari. Dapat terjadi efek yang buruk pada penyesuaian sosial dan vokasional sebelum sifat organik yang buruk pada penyesuaian sosial dan vakosional sebelum sifat organik dari masalahnya dapat difahami. Mengetahui adanya gangguan memori dapat menolong pasien menghindari kerugian yang besar pada pribadinya. Memperhatikan secara saksama hasil tes memori sering dapat mengungkapkan adanya gangguan organik sebelum terlihat kelainan pada pemeriksaan neurologi rutin baku. Hal ini disebabkan karena berbagai penyakit organik mengakibatkan berbagai jenis gangguan memori, misalnya: defisit memori yang terisolasi pada sindcom Korsakoff, gangguan memori disertai in-atensi dan agitasi pada keadaan konfusi kacau, atau gangguan memori baru disertai disfungsj kognitif umum pada demensia. Pada tiap kelainan ini mekanisme patofisiologi gangguan memori berbeda:

Memori verbal dapat terganggu pada lesi unilateral hemisfer kiri, dan memori visual-nonverbal dapat terganggu pada lesi hemisfer kanan yang unilateral. Tidak semua gangguan memori disebabkan oleh kelainan organik. Faktor psikiatrik, terutama depresi dan ansietas dapat juga mem-pengaruhi fungsi memori dan kognitif. Sering keluhan disfungsi memori pada usia lanjut lebih berkaitan dengan keadaan afektif daripada faktor neurologik. Penderita yang depresif dan cemas, dan juga pasien dengan gangguan psikiatrik yang berarti, sering mengalami gangguan memori. Pada tes memori dibutuhkan kooperasi dan upaya kinerja maksimal, sedangkan pasien dengan gangguan emosional sering kinerjanya. buruk. Karena itu, dapat terjadi kesalahan dalam mendiagnosis; yang seharusnya depresi dianggap sebagai demensia atau sebaliknya. Hal ini merupakan kesalahan diagnosis yang serius, yang dapat menjurus ke terapi yang salah selama berbulan atau bertahun. Mendeteksi atau mengungkapkan masalah memori pada pasien dengan gangguan psikiatrik adalah sulit, namun evaluasi neurologis, psikiatris dan psikologis hampir selalu dapat membimbing ke diagnosis yang tepat. Tantangan dalam menegakkan diagnosis akan lebih besar bila problem organik, seperti penyakit Alzheimer, dibarengi oleh depresi atau ansietas. Terminologi Memori merupakan terminologi umum untuk status mental yang me-mungkinkan seseorang menyimpan informasi untuk dipanggil kembali di kemudian hari. Rentang waktu untuk memanggil kembali dapat singkat, beberapa detik (seperti pada tes mengulang angka), atau setelah bertahuntahun (seperti mengingat kembali pengalaman semasa anak-anak).

Proses memori terdiri dari beberapa tahapan. Pertama-tama informasi diterima oleh modalitas sensorik khusus (misalnya raba, auditif (dengar) atau visual dan kemudian diregistrasi. Sekali input memori telah diterima dan diregistrasi, informasi ini disimpan sebentar di memorijangka-pendek (memori kerja). Langkah ke dua terdiri dari menyimpan dan mempertahankan informasi dalam bentuk yang lebih permanen (memori jangka panjang). Proses penyimpanan ini dapat ditingkatkan oleh pengulangan (repetisi) atau oleh penggabungan dengan informasi lain yang sudah berada di dalam simpanan. Penyimpanan merupakan proses aktif yang membutuhkan upaya melalui praktek dan latihan {rehearsal). Langkah akhir pada proses memori ialah memanggil kembali (recall) atau menjumput (retrieval) informasi yang disimpan. Langkah menjumput merupakan proses'aktif, memobilisasi informasi yang telah disimpan. Tiap tahapan pada seluruh proses memori bertumpu pada integritas langkah-langkah sebelumnya. Bila ada interupsi dalam urutannya, hal ini dapat menghalangi penyimpanan atau penjumputan suatu memori. Penelitian mengenai memori memberikan kesan bahwa tiap aspek memori melibatkan substrat atau sistem neurobiologik yang terpisah, namun salihg berkaitan, dan dengan demikian memproduksi gambaran klinik yang beragam. Di klinik, memori dibagi atas tiga jenis berdasarkan kurun waktu antara presentasi stimulus dan penjumputan (retrieval) memori. Kata segera, baru dan lama biasanya digunakan untuk menyatakan jenis memori. Kelemahan pembagian ini ialah: terminologi ini bersifat deskriptif, dan lamanya kurun waktu tidak berbatas tegas. Memori Segera. Memori segera atau pemanggilan segera merupakan pemanggilan setelah rentang-waktu beberapa detik, seperti pada pengulangan deretan angka. Memori baru (recent) jangka pendek. Memori baru mengacu pada kemampuan pasien untuk mengingat kejadian yang baru terjadi, kejadian sehari-hari (misalnya tanggal, hari, nama dokter,

apa yang dimakan waktu sarapan tadi pagi atau kabar yang baru). Lebih tegas lagi, memori baru ialah kemampuan untuk mengingat mated yang baru dan menjumput materi tersebut setelah interval beberapa menit, jam atau hari. Memori rjmot (jangka panjang). Memori rimot digunakan bagi kemampuan mengumpulkan fakta atau kejadian yang terjadi bertahun-tahun se-belumnya, seperti nama guru atau nama teman satu sekolah dulu. Amnesia. Amnesia umumnya melukiskan defek pada fungsi memori. Rentang waktu amnesia dapat sesingkat beberapa detik sampai selama beberapa tahun. Kejadian ini paling sering dijumpai pasca trauma kepala, tapi dapat juga terjadi setelah jejas otak mayor (misalnya strok). Walaupun istilah amnesia digunakan untuk defek memori dengan spektrum yang luas, paling sering kata amnesia digunakan untuk melabel pasien dengan defisit memori yang relatif terbatas (terisolasi), (misalnya amnesia pasca trauma, amnesia retrograd). Amnesia anterograd dan retrograd. Ketidak mampuan mem-pelajari materi baru setelah jejas otak disebut amnesia anterograd. Amnesia retrograd berarti amnesia terhadap kejadian sebelum terjadi jejas atau insult otak. Amnesia psikogenik. Amnesia dapat juga berbentuk amnesia psikogenik. Dalam hal ini pasien memblok suatu kurun waktu. Pasien ini tidak menunjukkan defisit memori-baru; ia dapat mempelajari aitem baru sewaktu periode amnesia dan setelah periode amnesia berlalu, dan tidak menderita defek pada memori-jangka panjang dan pendek (recent) bila di tes. Hilangnya memori yang berdasarkan keadaan psikologis mengakibatkan lubang-lubang pada memori terhadap kejadian sewaktu adanya amnesia. Kadang pasien dapat mengingat sebagian dari periodo amnesia yang tidak bermuatan trauma emosional, namun akan memblok kejadian yang secara emosional traumatik.

Pemeriksaan Pada pemeriksaan status mental, tiap aspek memori perlu dinilni secara agak rinci. Dalam hal ini perlu dinilai memori segera, memori baru dan memori rimot. Dengan demikian, dapat diketahui jenis defisit memori, derajat berkurangnya memori dan akibat defisit memori pada kemampuan pasien untuk berfungsi di pekerjaan dan di masyarakat. Umumnya pasien menunjukkan tingkat kinerja yang berbeda pada berbagai jenis tes memori, bergantung kepada jenis kelainan yang diderita. Penggunaan beberapa tes yang berbeda dibutuhkan di klinik. Pasien-pasien yang mengalami cedera otak menunjukkan perbedaan dalam sifat dan derajat defisit memori, bergantung kepada jenis tes yang digunakan dan sifat serta lokasi dari lesinya. Pemeriksaan dan penilaian memori membutuhkan jaminan bahwa jawaban yang diberi oleh pasien dapat di cek kebenarannya melalui sumber yang mengetahui; misalnya, bila ditanya kepada pasien tentang: apa yang dimakannya waktu sarapan tadi pagi atau kapan ia tamat sekolah dasar. Dalam hal ini dibutuhkan sumber pengecekan yang mengetahui keadaan pasien, misalnya anggota keluarga atau teman dekatnya. Tidak jarang pasien dengan defisit memori memberikan jawaban yang salah atau ia berkonfabulasi untuk menutupi kekurangannya. Karena itu, informasi mengenai data pribadi, cara hidup, pekerjaan dan lain sebagainya perlu diverifikasi oleh keluarga atau temannya. Pengetahuan umum (misalnya kapan diproklamasikan kemerdekaan Rl, siapa nama wakil presiden saat ini, dan siapa nama Presiden Rl yang pertama) biasanya dapat digunakan untuk'menapis memori jangka panjang dan pendek. Pengetahuan umum dan informasi demikian bergantung juga kepada tingkat intelektual premorbid (sebelum sakit), tingkat pendidikan dan pemaparan sosialumum, bila kita menilai pengetahuan umum, kita harus mempertimbangkan latar belakang pendidikan, pekerjaan serta keadaan sosial pasien.

Tes memori yang cukup sensitif dan valid untuk memori baru ialah tes yang menugaskan pasien mempelajari bahan yang baru dan mengingatnya kembali setelah beberapa waktu. Tes demikian dapat diverifikasi kebenarannya. Belajar yang baru merupakan proses memori yang aktif dan membutuhkan upaya dari pasien. Dalam menilai memori perlu disadari bahwa tes memori membutuhkan pemusatan perhatian. Dengan demikian, pemeriksaan pada pasien yang in-atensi (tidak menyimak), dan pasien yang mudah teralihkan perhatiannya, akan tidak mampu memberi hasil yang optimal, apapun penyebab gangguannya. Penderita dalam keadaan kacau, atau dengan gangguan psikis yang berat, biasanya terganggu perhatiannya, sehingga menghalangi kinerja memori. Gangguan pada fungsi sensorik, motorik atau fungsi berbahasa yang mengganggu komprehensi dan kemampuan ekspresi, juga akan mungganggu kinerja serta hasil tes memori. Memori segera {immediate recall). Kemampuan memanggil-kembali-memori-segera biasanya dites dengan tes mengulang angka. Caranya: Beritahu pasien: "Saya akan menyebutkan angkaangka. Dengarkan baik-baik. Bila saya selesai, anda harus mengulangi apa yang saya sebut. Mula-mula saya menyebutkan 2 angka, kemudian 3 dan seterusnya". Pemeriksa harus menyebutkan angkanya dengan jelas, dengan kecepatan satu angka per detik (jawaban pasien tidak perlu satu angka per detik). Selain memeriksa segera tes ini dapat juga digunakan untuk menilai perhatian pasien. Contoh aitem tes: 4-9, 2-5-3; 4-7-2-8; 6-2-7-5 -3; 4-9-1-8-5 -2; 5-3-9-4-1-8 -6; 1-9-2-8-4 -7-2 -5; 8-2-7-4-9-31-6 -5. Skor: Orang dengan inteligensi rata-rata dapat dengan akurat mengulangi 5 sampai 7 angka tanpa kesulitan. Pasien yang tidak retardasi mental dan tanpa afasia yang nyata bila tidak mampu mengulangi lebih dari 5 angka, menunjukkan atensi atau memori - segera yang terganggu.

Memori baru (recent), jangka pendek. Pemeriksaan memori baru men-cakup memori verbal dan memori visual. Pemeriksaan memori verbal dengan menilai memori baru tentang orientasi, menilai kemampuan mempelajari hal baru dan tes memori 4 kata yang tidak berhubungan. Orientasi pasien terhadap individu (orang; siapa dia), waktu (tanggal, hari) dan tempat (di mana ia berada saat ini) merupakan informasi pendahulu yang penting dan harus dievaluasi dini pada pemeriksaan fungsi memori. Orientasi terhadap tempat dan waktu merupakan ukuran memori (baru), hal ini menilai kemampuan pasien mempelajari perubahan yang terjadi secara kontinu. Bila pasien terganggu orientasinya hal ini mencurigakan adanya gangguan memori. Petunjuk melakukan tes: Pertanyaan berikut dapat diajukan, satu per satu: Individu (pribadi) o Nama: Siapa nama anda o Usia: Berapa umur anda o Tanggal lahir: Kapan anda dilahirkan (tanggal, butan, tahun) Tempat o Lokasi: Dimana anda saat ini berada ? Apa nama tempat ini, Tempat apa ini ? di kamar berapa anda berada ? o Kota : Di kota mana anda sekarang ?

Propinsi / kabupaten apa ? o Alamat: Di mana alarriat anda ? Waktu Tanggal: Tanggal berapa sekarang (tahun, bulan, hari)? Hari: Hari apa sekarang ? Jam: Kira-kira jam berapa sekarang ?

Orang yang normal biasanya dapat melakukan tes ini, namun ada juga yang kurang baik dalam hal orientasi waktu, yaitu hari dan tanggal. Kinerja berkaitan juga dengan tingkat edukasi. Orang tamatan universitas bila tidak tahu tanggal yang tepat biasanya melesetnya hanya satu hari. Orang yang buta huruf dapat melesat dalam menerka bulan dan tahun. Tes memori yang valid (dapat diterima kebenarannya) membutuhkan bahwa pasien cukup menyimak, mampu bekerjasama dengan pemeriksa, dan tidak terganggu kemampuan memahami dan mengekspresikan bahasa. Kemampuan mempelajari hal yang baru. Kemampuan pasien mempelajari bahan yang baru (memperoleh memori baru) perlu dinilai. Untuk kinerja yang baik dibutuhkan integritas seluruh sistem memori: pengenalan dan registrasi input sensorik inisial, retensi dan penyimpanan informasi dan pemanggilan kembali (recall) atau penjumputan (retrieyal) informasi yang disimpan. Interupsi pada tahapan ini akan mengganggu kemampuan mempelajari hal baru. Pemeriksaan yang teliti tentang bagaimana pasien gagal melakukan tugas tertentu sering dapat memberikan informasi mengenai sifat dari proses yang terganggu. Tes dengan 4 kata yang tidak berhubungan. Petunjuk: Katakan kepada pasien "Saya akan menyebutkan 4 patah kata yang anda harus ingat baik-baik". Beberapa menit lagi saya akan suruh anda menyebutkan kata tersebut kembali. Untuk meyakinkan bahwa pasien mendengarkan, memahami dan mempertahankan keempat kata' tersebut, suruh ia mengulangi kata tersebut setelah kita sebutkan. Perbaiki bila ada kesalahan pada pengulangan-segera. Penderita manula (usia lebih dari 75 tahun) mungkin membutuhkan beberapa kali pengulangan untuk dapat mempelajari kata tersebut, namun bila dibutuhkan pengulangan sampai 4-5 kali, dicurigai ada gangguan memori. Kemudian kepada pasien diberikan tugas lain, agar ia tidak mengulang-ulang kata tersebut di dalam hatinya.

Setelah 5 menit berlalu, suruh pasien menyebutkan keempat kata tadi. Kemudian setelah 20 menit dan 30 menit. Aitem tes yang dapat diberikan: Cokelat, jujur, mawar, lengan Lucu, wortel, tumit, setia Bila pasien tidak dapat menyebutkan kembali suatu kata, kita bantu dengan beberapa earn, yaitu: Bantuan semantik, sehubungan dengan jenis objek, misalnya: "Salah satu katanya ialah

mengenai warna". Bantuan fonem. Misalnya: "Kata yang belum anda sebut mengandung suku kata ju", 0uJur) Bila pasien masih tidak mampu menyebutkan kata tadi dengan bantuan tersebut di atas, maka pemeriksa dapat memberikan pasien sederetan kata-kata yang memuat kata yang harus disebutkannya kembali, misalnya: merah, hijau, cokelat, kuning, biru. Bila kemampuan pasien lebih baik dengan cara mengenai daripada menyebutkannya secara spontan, hal ini menunjukkan bahwa problem memori mungkin pada masalah penjumputan (retrieval), ketimbang akuisisi atau defisit penyimpanan. Skor tes memori 4 kata yang tidak berhubungan. Orang normal di bawah usia 60 tahun diharap dapat mengemukakan kembali 3 atau 4 kata setelah 10 menit berlalu. Terdapat variasi yang besar pada populasi normal pada hasil tes ini (SD: 0,8 kata), jadi implikasi klinik pada skor yang rendah (misalnya 2 dari 4 kata) harus dilihat dan diinterpretasikan dengan memperhatikan seluruh pemeriksaan lainnya.

Memori visual. Menilai memori visual harus dilakukan pada semua pasien, dan hal ini lebih berguna dalam mengevaluasi memori pasien dengan afasia. Tes ini juga berguna bagi pasien dengan kemampuan verbal yang kurang atau dengan pendidikan yang kurang. Cara melakukan tes memori visual: Pemeriksaan "menggunakan 5 objek kecil, yang dengan mudah dapat disembunyikan di sekitar pasien, misalnya: pinsil, sisir, kunci, mata-uang, pisau. Objek ini disimpan di sekitar pasien, misalnya: di bawah kursi, di bawah bant'al, di laci meja, di kantung pemeriksa. Sewaktu objekdisembunyikan, pasien harus melihatnya. Sambil menyembunyikan objek, pemeriksa menyebutkan nama objek, sehingga pasien mengetahui apa yang disembunyikan! dan di mana. Setelah objek disembunyikan pasien diberi tugas lain untuk mengalihkan perhatiannya, misalnya dengan mengajukan pertanyaan atau berkonversasi. Setelah 5 menit berlalu, pasien ditanya objek apa yang disembunyikan dan di mana lokasinya. Skor memori visual. Orang normal berusia di bawah 60 tahun dapat menyebutkan 4 atau 5 (4,6 + 0,6%) objek yang disembunyikan setelah 5 menit berlalu tanpa kesulitan. Pasien yang lebih tua (usia 70-90 tahun) kurang mampu melakukannya (3,8 + 1,3). Kinerja yang lebih rendah (kurang dari 3 objek) menandakan gangguan memori. Pasien disfagia dapat menemukan objeknya walaupun tidak mampu menyebut namanya. Memori rimot (jangka panjang). Tes memori rimot ini dapat mengenai informasi pribadi, pengetahuan umum, dan sejarah. Data pribadi membutuhkan verifikasi dari orang lain yang mengetahui. Pengetahuan umum dan sejarah dipengaruhi oleh tingkat edukasi, pengalaman sosial dan inteligensi premorbid (pre = sebelum, morbid = sakit). Pertanyaan yang dapat diajukan: informasi pribadi Di mana anda dilahirkan?

Sekolah: Di mana anda dulu bersekolah? Kapan anda bersekolah di SD, SMP, SMU? Pekerjaan: Apa saja pekerjaan anda ? Kapan ? Di mana ? Keluarga: Siapa nama isteri ? Anak ? Berapa usia isteri ? Anak ? Siapa nama ibu anda? Informasi pribadi umumnya dapat diselesaikan dengan baik oleh orang normal atau pasien

dengan gangguan yang ringan atau jejas otak yang ringan. Kinerja yang buruk mungkin menunjukkan keadaan patologik, namun kita tidak dapat memilah jenisnya. Pengetahuan umum, fakta sejarah. Untuk merrseriksa pengetahuan umum dan fakta sejarah, dapat dilakukan hal berikut: Suruh pasien menyebutkan nama empat wakil presiden Indonesia, mulai dari yang saat ini

dengan urutan ke belakang. Tes ini cukup sering gagal dilakukan oleh pasierr Alzheimer dinf. Suruh pasien menyebutkan kerusuhan terakhir yang beritanya cukup tersebar luas secara

nasional: atau tanyakan: kapan perayaan kemerdekaan Indonesia. Implikasi Klinik Beberapa aspek proses memori terjadi pada bangunan neuro-anatomi tertentu atau sistem neuronal. Penelitian patologik anatomik telah banyak me'ndokumentasikan bahwa bangunan limbik terlibat dalam penyimpanan jangka panjang dan penjumputan informasi baru (recent). Namun demikian, bangunan yang berperan untuk pemanggilan-kembali segera dan memori-rimot belum dapat ditentukan. Walaupun jejak memori visual, verbal dan taktil mungkin sekali disimpan di neokorteks, banyak bangunan subkortikal dibutuhkan untuk proses total dari memori (registrasi, penyimpanan dan penjumputan). Kerusakan pada berbagai sistem kortikal atau subkortikal akan mengakibatkan berbagai pola gangguan fungsi.

Perhatian, berbahasa dan memori merupakan dasardari proses yang menjadi pondasi dari perkembangan fungsi intelektual yang lebih tinggi. Fungsi kognitif yang lebih tinggi mencakup manipulasi bahan yang telah dipelajari, pemikiran abstrak, menyelesaikan masalah (problem solving), menghitung dsbnya. Fungsi neuropsikologi yang kompleks ini bertumpu pada integritas serta interaksi dari proses yang lebih dasar. Fungsi kognitif yang lebih tinggi ini sering sangat rawan terhadap akibat penyakit saraf. Evaluasi fungsi, kognitif yang lebih tinggi pada pemeriksaan status mental, dapat menunjukkan akibat dini dari kerusakan kortikal, sebelum proses yang lebih dasar, yaitu atensi, berbahasa dan memori terganggu.

You might also like