You are on page 1of 31

Analisis Laporan Keuangan PT XL Axiata, Tbk.

Kelompok 5 Rizky Ramadhan 108400126 Tommy Widodo 108400544 Riyan Ridwan Sugandy 108400268 Stefi Siagian 108400272 Kelas L Institut Manajemen Telkom Jln. Gegerkalong Hilir no. 47 Bandung 2011

Bab I Pendahuluan
1.1 Tinjauan Objek Studi

Tipe : Publik Didirikan : 6 Oktober 1996 Letak : Kantor Pusat Mega Kuningan, Jakarta Tokoh Penting : Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur Industri : Operator Telekomunikasi Seluler Produk : XL Prabayar dan XL Pascabayar Situs : www.xl.co.id

PT XL Axiata Tbk. ("XL") didirikan pada tanggal 8 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari, bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum. Enam tahun kemudian, XL mengambil suatu langkah penting seiring dengan kerja sama antara Rajawali Group pemegang saham PT Grahametropolitan Lestari dan tiga investor asing (NYNEX, AIF, dan Mitsui). Nama XL kemudian berubah menjadi

PT Excelcomindo Pratama dengan bisnis utama di bidang penyediaan layanan teleponi dasar. Pada tanggal 6 Oktober 1996, XL mulai beroperasi secara komersial dengan fokus cakupan area di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hal ini menjadikan XL sebagai perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan jasa teleponi dasar bergerak seluler. Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk XL. Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnisnya, XL menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham XL saat ini mayoritas dipegang oleh Axiata Group Berhad (Axiata) melalui Indocel Holding Sdn Bhd (66,7%) (Etisalat) dan melalui Emirates Etisalat

Telecommunications

Corporation

International Indonesia Ltd. (13,3%). XL pada saat ini merupakan penyedia layanan

telekomunikasi seluler dengan cakupan jaringan yang luas di seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi pelanggan korporat. Layanan XL mencakup antara lain layanan suara, data dan layanan nilai tambah lainnya (value added services). Untuk mendukung layanan tersebut, XL beroperasi dengan teknologi GSM 900/DCS 1800 serta teknologi jaringan bergerak seluler sistem IMT-2000/3G. XL juga telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Ijin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Services Provider/ISP), Ijin

Penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP), dan Ijin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet (NAP). 1.2. Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan instrumen yang sangat penting bagi suatu negara. Setiap negara pasti memiliki perusahaan negara yang bergerak di bidang telekomunikasi, karena pentingnya

telekomunikasi. Hal ini pun terjadi di Indonesia. Pada awalnya perkembangan telekomunikasi di Indonesia bersifat monopoli dan hanya terbatas pada kalangan terntentu untuk melakukan pelayanan dalam bidang telekomunikasi. Tetapi seiring dengan perkembangan regulasi dan tuntutan dunia bisnis global, dunia telekomunikasi Indonesia mulai mengalami persaingan dengan munculnya penyedia jasa layanan telekomunikasi terutama telekomunikasi seluler sehingga mulai timbul pasar persaingan bebas dalam dunia telekomunikasi di Indonesia.. Pada saat ini sudah banyak perusahaan telekomunikasi baru yang kepemilikannya dipegang oleh pihak swasta. Dengan kondisi pasar persaingan bebas ini, maka setiap perusahaan telekomunikasi akan berusaha semaksimal mungkin untuk

mendapatkan konsumen sebanyak banyaknya. Tujuannya sudah pasti untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, setiap perusahaan telekomunikasi saling bersaing dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan produknya demi kelangsungan hidup perusahaan agar memperoleh keuntungan maksimal.

Semua transaksi keuangan termasuk keuntungan dan kerugian perusahaan tercatat di dalam laporan keuangan masing-masing perusahaan. Dengan melakukan analisa dari laporan keuangan tersebut, manajer bisa mengetahui bagaimana keadaan dari perusahaan tersebut apakah sudah sesuai dengan harapan para stakeholder atau belum. Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan antara lain : a) Likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek. b) Leverage, yaitu menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset. c) Aktivitas, yaitu menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. d) Solvabilitas, yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. e) Profitabilitas/Rentabilitas, yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut akan dapat diketahui dengan cara

menganalisis dan mengintepretasikan laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan metode atau teknik analisis yang sesuai dengan tujuan analisis. Teknik-teknik analisis laporan keuangan antara lain : analisis arus kas dan modal kerja, analisis rasio dan

analisis dupont. Namun metode analisis keuangan yang sering digunakan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan berguna untuk mengkur kinerja keuangan suatu perusahaan selama periode bersangkutan dari setiap

rupiahyang diinvestasikan. Pengukuran kinerja perusahaan sangat penting agar perusahaan dapat melihat kondisi keuangan

perusahaan, sehingga dapat menentukan kebijakan-kebijakan yang dapat memberikan dorongan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Melihat hal ini, peneliti memutuskan untuk meneliti kondisi keuangan berdasarkan analisis laporan keuangan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu :PT XL Axiata Tbk, yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi besar di Indonesia. Diharapkan dengan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat mengetahui kinerja keuangan PT. XL Axiata tersebut menggunakan analisis laporan keuangan untuk mengetahui kinerja PT XL Axiata. 1.3. Perumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja keuangan PT XL tahun 2007 sampai dengan tahun 2010? 2. Bagaimana Tingkat Kesehatan PT XL berdasarkan analisis rasio keuangan ?

1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1.

Mengetahui kinerja keuangan PT XL pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

2.

Mengetahui Tingkat Kesehatan PT XL berdasarkan analisis rasio keuangan.

1.5. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Bidang Akademis Mengaplikasikan ilmu dan teori selama masa kuliah, khusunya mata kuliah keuangan dan Riset Bisnis

Telekomunikasi dalam praktek sehari hari melalui analisis keuangan perusahaan dan sebagai tugas akhir ( skripsi ). Serta dapat digunakan sebagai bahan penelitian

selanjutnya. 2. Bagi Manajemen Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi manajemen perusahaan dalam peningkatan kualitas strategi dimasa yang akan datang. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penelitian dibagi menjadi : Bab I : Pendahuluan Pada Bab ini akan dibahas gambaran umum perusahaan, latar belakang penelitian, perumusan maslah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran dan langkah-langkah

pemecahan masalah ang dilakukan mulai dari konsep awal penelitian sampai akhirnya tercapai tujuan penelitian. Bab II : Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan diuraikan tenang teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan teori penunjang dalam memecahkan masalah ang dicapai Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini akan diuraikan secara singkat mengenai metode penelitian yang digunakan. Bab IV : Pembahasan dan Analisa Pada bab ini akan dijelaskan mengenai cara pengumuplan data dengan cara mengumuplkan data sekunder dan juga menggunakan rumus-rumus akuntansi untuk menghitung rasio keuangan dari laporan keuangan perusahaan. Selain itu akan dijelaskan mengenai analisis dari hasil pengolahan data berdasarkan data yang dipenuhi. Bab V : Kesimpulan dan saran Bab in memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab IV dan memberikan masukan atau saran yang dapat disampaikan kepada perusahaan mengenai analisis masalah yang diteliti oleh peneliti.

Bab II Tinjauan Pustaka 2. 1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh mahasiswa (Willy Amizi) dengan judul skripsi Penyusunan Anggaran Dengan Menggunakan Analisis Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan KInerja Keuangan ( Studi kasus Pada PT ILATO METER ). Dengan menggunakan objek studi n Laporan Keuangan PT ILATO METER pada tahun 2004. Kesimpulan yang didapat dari hasil studi tersebut adlaah Kinerja Keuangan PT ILATO METER tahun 2004 dibanding tahuntahun sebelumnya cenderung menurun. Pada penelitian sebelumnya peneliti hanya membandingkan rasio keuangan dengan satu industry dan menggunakan laporan keuangan selama tiga tahun (2001-2003) serta dilakukan pada industry manufaktur. Selain itu Selain itu oleh Rosa Irawati dengan judul skripsi Analisa Keuangan dalam bentuk Rasio untuk membandingkan kinerja Perusahaan. Pada penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan membandingkan rasio keuangan selama tiga tahun (20012003) dalam industri jasa perhotelan untuk mengetahui kinerja dari hotel tersebut.

2. 2 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Sofyan, 2001: 105) 2. 2.1 Kegunaan Laporan Keuangan Dalam UU No. 1 / 1995 tentang perseroan terbatas (PT) jelas bahwa laporan keuangan merupakan suatu alat

pertanggungjawaban

pengelolaan

perusahaan

oleh

pengurus

perusahaan. Sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan wajib disampaikan kepada pemilik. Namun dengan semakin besar keterlibatan pihak lain, maka laporan keuangan menjadi bagian informasi kepada pihak lain non pemilik, seperti kreditor, supplier, pemerintah dan sebagainya 2. 2.2 Pengguna Laporan Keuangan Informasi keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang dilakukan secara sadar untuk menetapkan sesuatu atas dasardata dalam bidang bisnis. Penggunaan laporan keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. investor atau pemilik, membutuhkan informasi untuk menilai apakah perusahaan mampu membayar deviden

b.

Pemberi Pinjaman (Kreditor),membutuhkan informasi guna memutuskan memberi pinjaman dan kemampuan

membayar angsuran c. Pemasok, untuk menentukan besarnya penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli d. Pelanggan, sebagai informasi untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan yang akan melakukan kerja sama. e. Karyawan, sebagai informasi untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebagai tempat menggantungkan

hidupnya. f. Pemerintah, digunakan untuk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi

2. 2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan a. neraca: laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu b. Laporan laba rugi: suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu. c. Laporan saldo laba: Menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.

d. Laporan arus kas: Menunjukkan arus kas selama periode tertentu dari beberapa jenis laporan keuangan yang ada, peneliti hanya menggunakan neraca dan laporan laba rugi dalam menganalisisrasio keuangan untuk menyusun anggaran dan

mengevaluasi kinerja perusahaan. Berikut ini adalah penjelasan tentang neraca dan laporan laba rugi. Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (asset), kewajiban (liabilities), dan modal sendiri (equity), dari suatu peusahaan pada tanggal tertentu (arief, 2008;13) Formula dari neraca: AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL Aktiva terdiri dari bagian-bagian kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Kewajiban terdiri dari kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggungan perusahaan. Modal merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Laporan laba rugi, terdiri dari penghasilan utama, harga poko penjualan, biaya usaha, penghasilan atau biaya diluar operasi pokok 2. 3 Analisis Rasio Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan

dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Sofyan, 2001;297) 2.3.2. Keterbatasan Analisis Rasio Adapun keterbatasan rasio ini adalah : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti : a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bisa atau subyektif. b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. 5. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akutansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.3.3. Jenis Rasio Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah : Rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas. Namun masih banyak lagi rasio yang dapat memberikan informasi bagi analisis, misalnya: Rasio leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan , dan sebagainya. Courties melihat tiga aspek penting dalam menganalisa laporan keuangan, yaitu : 1. Profitabilitas. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh Return On Investment ( ROI ). 2. Manajemen Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. 3. Solvency. Kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Disamping Courties, Dupont juga memiliki kerangka analisa yang lain. Dupont menggangap adalah ROI dan dari sini ia kembangkan rasio yang dapat menghubungkan laporan neraca dan laporan laba/rugi. Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas Rasio Leverage Rasio Aktivitas

Rasio Likuiditas

Rasio Likiuditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kemampuan jangka pendeknya. 1. Rasio Lancar ( Current Ratio ) = Aktiva Lancar : Hutang Lancar Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiab kewajiban lancar. 2. Rasio Cepat ( Quick Ratio ) = ( Aktiva Lancar Persediaan) : Kewajiban Lancar Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. 3. Net Working Capital ( NWC ) = (Aktiva Lancar Kewajiban Lancar) : Kewajiban Lancar Rasio modal kerja bersih ini digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap kewajiban lancar.

Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. 1. Rasio Hutang atas Modal ( Debt to Equity Ratio ) = Total Hutang : Modal Equity Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. 2. Rasio Hutang atas Aktiva ( Debt to Asset Ratio ) = Total Hutang : Total Aktiva

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. 3. Equity Multiplier ( EM ) = Total Aktiva : Total Ekuitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. 4. Interest Coverage ( IC ) = EBIT : Biaya Bunga Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang.

Rentabilitas / Profitabilitas Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Beberapa jenis rasio Rentabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Gross Profit Margin ( GPM ) = ( Penjualan Bersih HPP ) : Penjualan Bersih Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. 2. Return of Asset ( ROA ) = Laba Bersih : Total Aktiva

Rasio ini menggambarkan tingkat pengembalian bisnis atas seluruh aset yang ada. 3. Net Profit Margin ( NPM ) = Laba bersih : Penjualan Bersih Rasio ini menggambarkan laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. 4. Return On equity ROE = Laba Bersih/Equity Rasio ini untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan kepada pemilik modal. Semakin tinggi ringkat rasionya maka nilainya akan semakin baik. 5. Operating Income Ratio

Operating Income Ratio = EBIT/Penjualan

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupaih penjualan. Semkin tinggi tingkat rasionya maka nilainya akan semakin baik. 6. Operating Ratio Operating Ratio = Cost of Good Sold+ Expenses/ Penjualan Rasio ini digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan. Semakin kecil angka rasio menunjukkan kinerja semakin baik. Rasio Leverage

Rasio

ini

menggambarkan

hubungan

antara

utang

perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Leverage = Hutang/Modal x100% Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini antara lain : 1. TATO (Total Asset Turn Over) TATO = Penjualan/Total Aset Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki utuk menghasilkan penjualan. Bila tingkat rasio semakin tinggi maka kinerja semakin baik 2. Receivable Turn Over RTO = Penjualan Bersih/Rata-rata pituang dagang Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat rasio maka akan semakin baik. 3. Inventory Turn Over ITO = Harga Pokok Penjualan/ Persediaan Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun. Semakin tinggi tingkat perputaran maka semakin cepat dana yang tertanam dalam persedian berputar kembali menjadi uang kas.

4.

Working Capital Class

Working Capital Class = Penjualan Bersih/Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio ini menunjukkan kemampuan modal kerja berputar dalam suatu sikluas kas perusahaan. Semkain tinggi tingkat rasionya akan semakin baik.

2.4 Evaluasi Kinerja Perusahaan Evaluasi kinerja perusahaan adalah sebuah bentuk proses untuk menyediakan informasi sejauh mana sebuah kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapam-harapan yang ingin diperoleh ( Umar, 2003:36). Evaluasi kinerja dapat dilihat dari berbagai aspek. Dalam hal ini penulis melihat kinerjad dari aspek keuangan perusahaan. 2.5 Penilaian Kinerja Perusahaan Penilaian Kinerja mengandung makna suatu proses atau sistem pengukuran mengenai pelaksanaan kerja suatu organisasi. 2.6 Tingkat Kesehatan Perusahaan Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan pada BUMN wajib mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 198/KMK.16/1998. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesehatan pada BUMS tidak wajib mengacu kepada surat keputusan tersebut. Oleh karena itu dalam menilai tingkat kesehatan

perusahaan BUMS dapat dinggunakan alat ukur yaitu berupa analisis rasio keuangan. Di Indonesia belum ada lembaga khusus yang melakukan analisis rasio sebuah perusahaan sehingga untuk mengetahui tingkat kesehatan seuatu perusahaan dilakukan

pembandingan rasio dengan tahun sebelumnya sebagai pembanding. Perusahaan dikatan sehat bila memenuhi rasio-rasio keuangannya memenuhi standar umum yang ada.

2.7 Kerangka Pemikiran Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jenis-jenis laporan keuangan antara lain : neraca, laporan laba-rugi, laporan sumber dan penggunaan modal, laporan arus kas, laporan laba ditahan laporan perubahan modal. Adapun tujuan

laporan keuangan menurut SAK adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menujukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban manajemen terhadap sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahuitingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Adapun rasio keuangan yang sering digunakan

adalah

rasio

likuiditas,

rasio

solvabilitas,

rasio

profitabilitas/rentabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas. Arti penting analisis laporan keungan adalah sebagai berikut : 1. Bagi pihak manajamen : untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karir. 2. Bagi pemegang saham : untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi. 3. Bagi kreditor : untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utan beserta bunganya 4. 5. Bagi pemerintah : pajak, persetujuan go public. Bagi karyawan : penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja. Setelah analisis rasio keuangan perusahaan diketahui, maka akan diketahui pula kinerja perusahaan. Dari kinerja tersebut akan terlihat tingkat kesehatan perusahaan dan kemudian disusun sebuah anggaran laporan laba rugi dan neraca berdasarkan analisis rasio keuangan internal. Adapun pengertian anggaran itu sendiri adalah suatu rencanan kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan (Nafarin. 2007; 11)

Gambar1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Laporan keuangan PT XL Axiata 2007-2010

AnalisisRasioKeuangan PT XL Axiatal tahun 2007-2010

Rasio Likuidit as

Rasio solvabi litas

Rasio Laver age

Rasio aktivi tas

Rasio Profita bilitas

Kinerja perusahaan internal

Tingkat kesehatan perusahaan

2.8 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini diperlukan batasan-batasan yang bertujuan untuk menjaga konsistensi dari tujuan penelitian itu sendiri, sehingga permasalahan yang dibahas tidak meluas dan mengaburkan pokok pembahasan. Batasan-batasan dalam penelitian ini terfokus pada meneliti kinerja perusahaan dilihat dari segi keuangan perusahaan periode 2007 sampai dengan 2010 dengan melakukan analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas dari PT XL Axiata.

Bab III Metodologi Penelitian

3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode studi deskriptif yang bertujuan

menjelaskan karakteristik pasar pada waktu tertentu (Freddy Rangkuti, 2001;17). Pemelitian dimulai dengan suatu analisis teori rasio keuangan sebagai titik tolak pemikirannya. Fakta dan data yang diperoleh selama penelitian diolah, dianalisis, dan ditarik kesimpulannya lebih lanjut dengan dasar teori yang ada sehingga memberi gambaran mengenai keadaan keuangan PT XL Axiata. Penelitian ini dilakukan untuk maksud menganalisis dan

mengevaluasi Kinerja Perusahaan. 3.1.2 operasionalisasi Variabel Obyek yang dirancang adalah laporan Keuangan PT XL Axiata. Laporan Keuangan yang digunakan adalah Laporan LabaRugi (Income Statement) dan Neraca (Balance Sheet) PT XL Axiata pada tahun 2007-2010.

Rasio keuangan yang digunakan adalah :

Variabel Current Ratio(CR)

Definisi
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban kewajiban lancar.

Ukuran

Skala
Rasio

Quick Ratio(QR)
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar
Rasio

Net Working Capital (NWC)


Rasio modal kerja bersih ini digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap kewajiban lancar
-

Rasio

Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan

Rasio

persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.

Debt to Asset Ratio


Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.
Rasio

Equity Multiplier
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham
Rasio

Interest Coverage
Rasio ini
Rasio

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham

Gross Profit Margin


Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang.
Rasio

Return of Asset
Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual.
Rasio

Net Profit Margin


Rasio ini menggambarkan laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada
Rasio

setiap penjualan yang dilakukan.

Return on Equity (ROE)


Rasio ini untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan kepada pemilik modal.
Rasio

Operating Income Ratio (OIR)


Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupaih penjualan.
Rasio

Operating Ratio (OR)


Rasio ini digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah
Rasio

penjualan.

Leverage
Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset.
Rasio

Total Asset Turn Over


Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki utuk menghasilkan penjualan
Rasio

Receiveable Turn Over


Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki.
Rasio

Inventory
Rasio

Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun.

Working Capital Class


Rasio ini menunjukkan kemampuan modal kerja berputar dalam suatu sikluas kas perusahaan.
Rasio

3.1.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data a. Jenis Data 1. Data Primer Data primer merupakan data perusahaan. Data yang didapat dari pihak

primer dalam penelitian ini adalah Laporan

Keuangan PT XL Axiata yaitu berupa Laporan Laba Rugi dan Neraca. Laporan Keuangan PT XL Axiata tahun 2007 telah diaudit dan dipublikasikan melalui media internet dan juga laporan tahunan PT XL Axiata. Adapun tujuan dari Laporan Keuangan tersebut adalah untuk menilai segi finansial perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut, peneliti menghitung semua laporan keuangan pada perusahaan tersebut guna mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.

2.Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur, artikel, internet dan informasi lain yang berkaitan dengan PT XL Axiata. b. Teknik pengumuplan data yang digunakan Library Research yaitu teknik pengumpulan data melalui riset kepustakaan berupa pengumpulan internet, ataupun literatur yang berhubungan. 3.2 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan data dari buku-buku,

kepentingannya untuk dianalisis dengan metode deskriptif , utuk menggambarkan kaporan keuangan pada perusahaan yang diteliti. Sedangkan metode analisis kuantitatif, utuk menganalisis dan mengintrepretasikan data dengan menggunakan rumus-rumus akuntansi untuk untuk menghitung laporan keuangan. Rumus-rumus akuntansi yang digunakan yaitu berupa rasio keuangan (rasio likuiditas, solvabilitas, leverage, profitabilitas, aktivitas). Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan rasio keuangan, kemudian hasilnya dianalisis dan ditarik kesimpulan.

You might also like