You are on page 1of 57

ANALISIS PENGARUH USIA PEKERJA TERHADAP PSIKOMOTOR

TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri

oleh

Camelia Rezti Aprianthy 1.03.05.016

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2010

ANALISIS PENGARUH USIA PEKERJA TERHADAP PSIKOMOTOR

TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri

oleh

Camelia Rezti Aprianthy 1.03.05.016

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2010

Bab 1 Pendahuluan

1.1.

Latar Belakang Masalah

Kecepatan dan kelincahan tangan cukup penting dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin bertambah usia seseorang maka kemampuan psikomotornya akan semakin menurun. Sebagai contoh orang yang sudah memasuki usia tua mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Aspek psikomotorik berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Tujuan yang berkaitan dengan psikomotorik berkaitan dengan pencapaian keterampilan motorik (gerakan), memanipulasi benda atau objek atau kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi otot-otot atau syaraf dan anggota badan (Setyosari,2001).

Beberapa penelitian telah dilakukan di luar negeri untuk meneliti pengaruh usia terhadap kemampuan psikomotor tangan pekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Arunkumar Pennathur, Luis Rene Contreras, Karina Arcaute, Winifred Dowling mengenai kemampuan psikomotor tangan menunjukan bahwa pekerja orang Mexico mempunyai kendala dalam melakukan aktivitas pekerjaannya, hal ini karena seiring bertambahnya usia.

Hasil pengujian psikomotor dibagi menjadi 3, yaitu specific responding, motor chaining, rule using. Dalam hal ini cleaning service lebih cenderung kepada hasil specific responding dan motor chaining yang lebih menekankan pada keterampilan yang bersifat tunggal dan gabungan dari dua keterampilan dasar yaitu ketepatan dan ketelitian.Terkait dengan keterampilan dasar, akan terdapat dugaan bahwa usia dapat mempengaruhi ketepatan dan ketelitian dalam melakukan pekerjaan.

Dengan meningkatnya usia dan menurunnya otot serta kapasitas fungsional sangat penting untuk mengukur keterampilan manual baik usia muda maupun usia tua.

1.2.

Identifikasi Masalah

Permasalahan yang ingin diteliti oleh peneliti yaitu: 1. 2. Adakah pengaruh usia terhadap psikomotor pada cleaning service UNIKOM? Berapa besar pengaruh usia terhadap kemampuan psikomotor tangan?

1.3.

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan untuk menjawab

Penelitian

permasalahan yang telah disebutkan pada identifikasi masalah diatas. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh usia terhadap psikomotor pada cleaning service UNIKOM. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh usia terhadap kemampuan psikomotor tangan.

1.4.

Asumsi

Dalam menyusun tugas akhir ini saya membuat beberapa asumsi yaitu: 1. 2. Kondisi kesehatan dari responden dalam melakukan pekerjaan adalah sama. Kondisi lingkungan dari responden adalah sama.

1.5.

Pembatasan Masalah

Agar persoalan ini tidak terlalu luas dan menyimpang terlalu jauh dari masalah yang akan diteliti, maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar mendapatkan hasil yang terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun batasanbatasan masalah itu adalah: 1. 2. Objek penelitian adalah cleaning service UNIKOM. Postur tubuh yang diteliti adalah bagian tangan.

1.6.

Sistematika Penulisan

Pembahasan penelitian ini diuraikan dalam 6 (enam) bab, yang masing-masing menyajikan bagian yang berbeda. Sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Bab ini merupakan pengantar yang menerangkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika pembahasan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab ini berisi teori dan konsep untuk mendukung penelitian. Teori yang dibahas mengenai masalah psikomotor dan ergonomi. Selain itu, dibahas pula metode statistik yang digunakan dalam penelitian.

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab ini berisikan tentang model atau cara pemecahan masalah serta langkah-langkah pemecahan masalah yang digambarkan dalam flow chart pemecahan masalah.

Bab 4 Pengolahan dan Pengumpulan Data Bab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan data.

Bab 5 Analisis Bab ini berisikan tentang analisis terhadap pengolahan data.

Bab 6 Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian berdasarkan pengolahan data dan analisis. Saran diajukan pada pihak manajemen perusahaan tempat diadakannya penelitian ini.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Ergonomi 2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Ergonomi Perubahan waktu secara perlahan-lahan telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya. Kejadian antara lain terlihat pada perubahan rancangan peralatan-peralatan yang digunakan, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini menunjukkan bahwa manusia sejak awal kebudayaan berusaha memperbaiki alatalat yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan dan menggerakkan pemakaiannya.

Pada abad ke-20 orang mulai mensistemasikan cara-cara perbaikan tersebut dan secara khusus mengembangkannya. Usaha-usaha ini terus berkembang terus menerus dan sekarang dikenal sebagai salah satu Cabang Ilmu yang disebut Ergonomi. Istilah untuk ilmu baru ini berbeda di beberapa Negara, seperti: Arbeltswissenschaft di Jerman, Bioteknologi dinegara-negara Skandinavia, Human Engineering atau Human Factor Engineering di negara-negara Amerika bagian Utara. Perbedaan nama-nama diatas hendaknya tidak dijadikan masalah, karena secara praktis istilah-istilah tadi mempunyai maksud yang sama.

2.1.2. Defenisi Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ergos dan nomos, ergos memiliki arti kerja sedangkan nomos memiliki arti ilmu.Bila kedua kata ini disatukan dan dikaji secara harfiah maka akan didapatkan pengertian bahwa ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya. Sutalaksana (1996) mendefenisikan ergonomi sebagai cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi

mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman. Sutalaksana (1996) juga menyatakan bahwa manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan mahluk yang sangat kompleks. Manusia tidak dapat ditinjau dari segi keilmuan saja, tetapi dibutuhkan displindisplin keilmuan lainnya untuk mengembangkan ergonomi ini. Disiplin-disiplin keilmuan pendukung tersebut antara lain Psikologi, Antropologi, Faal kerja, Biologi, Sosiologi, Perencanaan Kerja, Fisika dan lain-lain.

Ergonomi berfokus pada perancangan suatu sistem, dengan manusia sebagai operatornya dengan tujuan untuk memastikan agar kebutuhan manusia (operator) ketika bekerja, yaitu aman dan efisien, dapat terpenuhi dari rancangan sistem kerja yang ditetapkan (Bridger, 1995). Dibeberapa Negara, istilah ergonomi berkembang dengan istilah Human Factor Engineering yang didefenisikan sebagai disiplin ilmu teknik atau rekayasa yang memiliki fokus pada analisis, desain dan perkembangan sistem manusia-teknologi yang memberikan perhatian utama pada unsur manusia (Phillips, 2000). Berikut ini adalah beberapa tujuan dari ergonomi yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengurangan resiko sakit dan cidera akibat kerja Pengurangan komponsasi ganti rugi akibat sakit dan cidera akibat kerja. Peningkatan produktivitas. Peningkatan kualitas kerja. Pengurangan tingkat absen pekerja. Pemenuhan peraturan pemerintahan.

Metode-metode yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut meliputi: 1. 2. 3. Evaluasi dan pengendalian faktor resiko ditempat kerja. Identifikasi dan perhitungan resiko exiting dari tempat kerja. Rekomendasi engineering dan pengendalian secara administrasi untuk mengurangi kondisi resiko yang teridentifikasi.

4.

Pendidikan bagi manajemen dan pekerja untuk menghadapi resiko-resiko keja.

Wickens (2004) mendefenisikan tujuan dari faktor manusia adalah menciptakan interaksi antara manusia dengan sistem yang meningkatkan performansi, keamanan dan kepuasan pengguan. Faktor manusia melibatkan studi tentang faktor-faktor dan perkembangan alat yang memfasilitasi pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian tiga tujuantujuan tersebut. Secara umum kegiatan yang dilakukan untuk pencapaian ketiga tujuan faktor manusia ada dua tahapan, yaitu tahapan pengidentifikasian masalah dan tahapan pengimplementasikan solusi. Apabila permasalahan telah

teridentifikasi, oleh Booher (2003) yang dikutip dari Wickens (2004) menyatakan bahwa terdapat lima macam desain sebagai pendekatan yang dapat dilakukan dalam pengimplemetasikan solusi yaitu: 1. Desain Perlengkapan yaitu usaha desain dengan cara merubah perlengkapan fisik yang dipakai oleh manusai saat melakukan pekerjaan. 2. Desain Pekerjaan yaitu desain yang lebih berfokus pada perubahan yang dilakukan oleh pekerja (operator). 3. Desain Lingkungan yaitu desain mengimplementasikan perubahan seperti pada tingkat pencahayaan, pengontrolan temperature dan pengurangan tingkat kebisingan dalam lingkungan fisik dimana pekerjaan dilakukan. 4. Pelatihan yaitu mempersiapkan para pekerja secara lebih baik untuk kondisi yang akan mereka hadapi pada lingkungan kerja, dengan cara pengajaran dan praktik kemampuan fisik atau mental yang diperlukan. 5. Seleksi yaitu teknik yang mengenali perbedaan individual di antara manusia dalam semua dimensi fisik dan mental yang relevan untuk performansi sistem yang baik. Performansi yang seperti itu dapat dioptimalkan dengan menyeleksi operator yang memiliki karakteristik atau profil yang paling baik untuk pekerjaan tersebut.

2.1.3. Ruang Lingkup Ergonomi Ruang lingkup ergonomi sangat luas, ergonomi membahas segala faktor yang menjadi pengaruh terhadap performansi dan pencapaian tujuan keergonomian. Wickens (2004) menuturkan bahwa salah satu cara menjabarkan ruang lingkup ergonomi adalah mengidentifikasikan komponen-komponen manusia yang sering menjadi permasalahan yang antara lain adalah visibilitas, sensasi, persepsi, kognisi komunikasi dan keputusan, kontrol motorik, kekuatan sistem otot dan faktor-faktor biologis lainnya. Ergonomi memiliki lingkungan kontekstual yang terbagi atas individual adalah pada manufaktur, komputer dan informasi, perawatan kesehatan, produk konsumen dan transportasi, sedangkan untuk objek ergonomi kelompok adalah pada tim kerja dan organisasi.

Cara lain menjabarkan ilmu ergonomi adalah dengan melihat hubungan disiplindisiplin ilmu dengan domain lain dari ilmu sains dan rekayasa. Sutalaksana (1996) menyatakan bahwa ada lima macam bidang kajian ergonomi, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Faal Kerja yaitu bidang keilmuan yang mempelajari tentang energi manusia yang dihasilkan pada saat mengerjakan suatu pekerjaan. Adapun tujuannya adalah untuk merancangn sistem kerja yang memiliki konsumsi energy yang terminimasi saat melakukan pekerjaan. 2. Antropometri yaitu bidang keilmuan yang mempelajari dimensi tubuh manusia. Tujuannya adalah sebagai dasar perancangan peralatan dan fasilitas yang cocok dengan penggunanya. 3. Biomekanika yaitu bidang keilmuan yang mempelajari tentang mekanisme kerja berbagai organ fisik dari tubuh manusia, seperti otot rangka, saat melakukan suatu pekerjaan fisik. 4. Penginderaan yaitu keilmuan yang mempelajari tentang mekanisme dan permasalahan penginderaan manusia, mulai dari indera penglihatan, penciuman, pendengaran dan lain-lain. 5. Psikologi Kerja yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadi stress dan lain sebagainya.

2.1.4. Biomekanika Biomekanika merupakan salah satu cabang ilmu ergonomi. Biomekanika adalah suatu disiplin keilmuan yang membahas tentang studi dan analilis performansi manusia dan permasalahan otot rangka dalam penanganan materialsecara manual dan menyediakan keilmuan dasar bagi analisis ergonomik dari pekerjaan fisik (Wickens, 2004). Biomekanika menjadi pendekatan yang ilmiah dan sistematis dalam membantu manusia melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Biomekanika banyak menampilkan pembahasan manusia yang memiliki keterbatasan atau kapasitas fisik dalam melakukan pekerjaan. Secara sederhana tubuh manusia dapat dikatakan sebagai sistem mekanika yang mengikuti hukum fisika (Bridger, 1995). Sedangkan Frankel dan Nordi (1980) memberikan pengertian umum dari biomekanika kerja sebagai: Biomekanika menerapkan hukum fisika dan konsep kerekayasaan untuk menjelaskan gerakan yang dialami berbagai segmen (ruas) tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian-bagian tersebut selama melakukan aktivitas kerja harian.

Sebagai sistem mekanik, tubuh manusia mempunyai ketebatasan atau kapasitas untuk menahan tekanan secara fisik. Tekanan fisik yang mungkin terjadi dapat diperoleh dari dalam maupun luar tubuh manusia baik yang bersifat kronik maupun akut. Dengan demikian, pengunaan prinsip biomekanika dalam ergonomi berguna untuk merancang lingkungan kerja atau sistem kerja yang dapat meminimasi tekanan yang berlebihan, menjaga kesehatan dan meningkatkan performansi kerja.

Biomekanika dalam upayanya untuk menerapkan hukum dan prinsip mekanik, memerlukan wawasan tentang system tubuh manusia yang berguna untuk manusia ketika melakukan pekerjaan. Berbagai macam sistem terlibat di dalam kegiatan manusia saat melakukan pekerjaannya, akan tetapi terdapat satu system penggerak utama yang sangat berpengaruh dengan biomekanika yaitu system otot rangka.

2.2. Psikomotor Belajar menurut Slameto (2003) didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2003) banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Ada tiga faktor intern yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan.

2.

Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Menurut analisis taksonomi Bloom dalam Pophan (1992) yang membagi tujuan istruksional dalam tiga segi, yaitu: 1. Segi kognitif adalah kemampuan intelektual seperti yang ditampakkan dalam menyelesaikan soal-soal matematika dan menyusun suatu karangan. 2. 3. Segi afektif yaitu mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan apresiasi. Segi psikomotoris yaitu mengenai reaksi fisis seperti yang ditampakkannya pada waktu melakukan kegiatan yang memerlukan otot, seperti kegiatankegiatan atletik. Psikomotor berhubungan dengan kata motor, sensorymotor/perceptualmotor. Jadi, psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya (Arikunto, 2002). Pengukuran

psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Kegiatan belajar keterampilan berfokus pada pengalaman belajar di dalam dan melalui gerak yang dilakukan peserta didik. Travers dalam Sudjana (2000)

10

mengemukakan bahwa gerak dapat disebutkan dengan berbagai istilah seperti motor learning, motor skills, psychomotor skills, skills dan skills performance. Maksud dari gerak (motor) disini ialah gerak, stimulus dan respons. Ketiga unsur itu menumbuhkan pola gerak yang terkoordinasi pada diri peserta didik.

Dave dalam Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima peringkat, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja.

Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tinggi. Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang kompleks dari presisi sehingga produk kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi.

Gagne dalam Depdiknas (2003) berpendapat bahwa kondisi-kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil keterampilan itu ada dua macam, yaitu kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dapat dilakukan dengan cara mengingatkan kembali sub-sub keterampilan yang sudah dipelajari dan mengingatkan prosedur-prosedur atau langkah-langkah gerakan yang telah dikuasainya Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat dilakukan dengan instruksi verbal, gambar, demonstrasi, praktik, dan umpan balik.

Keselamatan kerja dalam proses belajar mengajar keterampilan tidak boleh dikesampingkan, baik bagi responden, bahan, maupun alat. Leighbody dalam Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa keselamatan kerja itu tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran keterampilan. Oleh karena itu, peneliti harus

11

menjelaskan keselamatan kerja ini pada responden dengan sejelas-jelasnya. Oleh karena kompetensi kunci dan keselamatan kerja merupakan dua hal penting dalam pembelajaran keterampilan, maka dalam penilaian kedua hal itu harus mendapat porsi yang tinggi.

Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor, dua diantaranya adalah Ryan dan Leighbody. Ryan (dalam Depdiknas, 2003) menjelaskan bahwa hasil pembelajaran keterampilan itu dapat diukur melalui: 1. Pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku responden selama proses penelitian berlangsung. 2. Sesudah mengikuti penelitian, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada responden untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Sementara Leighbody berpendapat bahwa dalam melakukan penilaian hasil pembelajaran keterampilan sebaiknya penilaian itu mencakup: 1. 2. Kemampuan responden menggunakan alat dan sikap kerja. Kemampuan responden menganalisis suatu pekerjaan, menyusun urut-urutan pengerjaan. 3. 4. 5. Kecepatan responden dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Kemampuan responden dalam membaca gambar dan atau simbol. Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar psikomotor harus mencakup persiapan, proses dan produk. Penilaian dapat dilakukan melalui 3 alternatif, yaitu: 1. 2. 3. Pada saat proses berlangsung. Sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes. Dapat juga dilakukan sesudah responden bekerja.

12

2.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Ada 3 teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Teknik Observasi

Teknik obsevasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan (Laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (Lapangan).

2.

Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengandakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara tatap muka (personal face to face interview) dengan sumber data (responden). Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi satuan pengamatan dan dilakukan tanpa perantara. Jadi sumber datanya adalah orang yang diamati.

3.

Teknik Kuesioner

Kuesioner atau yang juga dikenal sebagai angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan harus diisi oleh responden.

2.4. Alat Yang Digunakan Purdue Pegboard

Purdue Pegboard merupakan pengujian koordinasi dua tangan yang digunakan untuk mengukur keterampilan kedua tangan secara manual dari pekerja. Purdue Pegboard pertama kali dikembangkan oleh Joseph Tiffin, Ph.D . Purdue Pegboard dihasilkan ataw dibuat oleh perusahaan Intrumental Lafayetee, USA. Alat ini terdiri dari pin, kerah baju, dan pencuci yang terdapat di puncak papan dan dua kolom yang terdiri dari 25 lubang masing-masing berada di pusat papan. Pengujian yang memungkinkan untuk dilakukan dengan peralatan ini adalah

13

pengujian dengan tangan kanan, pengujian dengan tangan kiri, pengujian dengan kedua tangan, dan pengujian perakitan.

Purdue Pegboard dimaksudkan untuk menunjukan keterampilan dan kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan ketepatan dan kecepatan bergeraknya jari secara sempurna.

Gambar 2.1. Purdue Pegboard

14

2.5. Analisis Statistik 2.5.1. Uji Hipotesis Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangakan thesis artinya pernyataan atau teori. Karena hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran dari uji hipotesis digunakan pengujian hipotesis.

Pengujian Hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesi. Dengan demikian kita dihadapkan pada dua pilihan. Agar pemilihan kita lebih terinci dan mudah, maka diperlukan hipotesis alternatif. Bila sampel diambil dari populasi, maka bukti yang diperoleh dari sampel dapat digunakan untuk membuat pernyataan inferensi mengenai karakteristik populasi. Selain itu, informasi sampel dapat digunakan sebagai hipotesis mengenai populasi yang telah dibentuk atau dibuat. Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenal sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau sensus.

Adapun langkah-langkah dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis tandingan (H1). Menentukan derajat keberartian (). Menentukan tes statistik yang cocok dan menentukan daerah kritis berdasarkan . 4. Hitung tes statistik, tolak H0 jika tes statistik ada di daerah kritis, selain itu jangan tolak H0. 5. Menentukan kesimpulan.

15

2.5.2. Regresi Linier Sederhana Analisis regresi digunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna. Regresi sederhana bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Adapun langkah-langkah dalam menghitung persamaan regresi: 1. 2. 3. Menentukan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis tandingan (H1). Menentukan derajat keberartiaan () dan kriteria penolakan. Menentukan tes statistik
Rumus umum dipakai yaitu: Y a bX

( Y )( X 2 i ) ( X )( X Y ) i i i i a= 2 ) ( X2 ) n ( X i i

b=

n X Y ( X )( Y ) i i i i n X 2i ( X i ) 2

Keterangan: Y = Variabel tak bebas X = Variabel bebas a = Koefisien konstanta b = Koefisien arah regresi

4.

Menentukan signifikansi dan linieritas persamaan regresi tersebut dengan menggunakan tabel penolong yang disebut tabel Analisys Of Varians (ANOVA). Sesuai dengan kriteria penolakan.

5.

Membuat kesimpulan.

16

ANOVA (Analysis Of Varians) Sebuah analisis satu arah varians (ANOVA) digunakan bila Anda mempunyai kategori variabel independen (dengan dua atau lebih kategori) dan interval yang terdistribusi normal variabel dependen dan ingin menguji perbedaan dalam cara variabel dependen diuraikan oleh tingkat variabel bebas.

Ketika kita melakukan analisis regresi, pasti akan melibatkan uji anova dan uji t. Anova pada regresi, sebenarnya tidak berbeda dengan Anova biasa. Anova pada regresi dilakukan untuk mengetahui apakah nilai b berbeda dari 0.

Ketika hasil pengujian anova pada regresi memiliki nilai p-value yang lebih kecil dari nilai alpha, maka kita memiliki bukti yang kuat untuk menolak H0 di atas, dan menyimpulkan H1, yaitu tidak semua koefisien (nilai b) bernilai nol. Dengan kata lain, jika hasil uji anova pada regresi kita memiliki nilai p-value yang lebih kecil dari alpha, maka kita dapat menyimpulkan bahwa paling sedikit satu dari variabel independen yang kita masukan dalam model regresi, memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

Selanjutnya, uji t akan digunakan untuk mengetahui variabel atau koefisien mana yang nilainya tidak nol. Kita dapat melihat hal ini dari nilai p-value uji t yang nilainya lebih kecil dari alpha.

Ketika uji anova memiliki nilai p-value yang lebih besar dari nilai alpha (tidak signifikan), maka akan sangat tidak mungkin ada salah satu variabel/koefisien yang memiliki nilai p-value lebih kecil dari alpha (signifikan). Demikian pula sebaliknya, ketika uji anova memiliki nilai p-value yang lebih kecil dari alpha (signifikan), maka pasti minimal salah satu dari variabel/koefisien memiliki nilai p-value yang lebih kecil dari alpha (signifikan)

17

2.5.3. Korelasi Kata korelasi diambil dari bahasa Inggris yaitu correlation artinya saling hubungan atau hubungan timbak balik. Dalam ilmu statistika istilah korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antata dua variabel atau lebih. Tujuan dilakukannya analisis korelasi antara lain: Untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel. Untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel. Untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (signifikan) atau tidak berarti (tidak signifikan).

Tinggi rendahnya, kuat lemahnya atau besar kecilnya suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya suatu angka (koefisien) yang disebut angka indeks korelasi yang disimbolkan dengan (baca Rho). Dengan kata lain angka indeks korelasi adalah sebuah angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi diantara variabel yang sedang diselidiki korelasinya.

Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan 1,00 (artinya paling tinggi 1,00 dan paling rendah 0). Tanda plus minus pada angka indeks korelasi ini fungsinya hanya untuk menunjukan arah korelasi. Apabila angka indeks korelasi bertanda plus (+) maka korelasi tersebut positif dan arah korelasi satu arah, sedangkan apabila angka indeks korelasi bertanda (-) maka korelasi tersebut negatif dan arah korelasi berlawanan arah, serta apabila angka indeks korelasi sama dengan nol (0) maka hal ini menunjukan tidak ada korelasi. Tingkat Keeratan Hubungan Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y, secara sederhana dapat diterangkan dapat diterangkan berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut:

18

Tabel 2.1 Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y


NILAI KORELASI

KETERANGAN

0.00 - 0.20 0.20 - 0.40 0.40 - 0.70 0.70 - 0.90 0.90 - 1.00

Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada korelasi) Hubungan rendah Hubungan sedang/cukup Hubungan kuat/tinggi Hubungan sangat kuat/tinggi

Bab 3 Metodologi Penelitian

3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Dalam penelitian ini, flowchart merupakan kerangka berpikir untuk melakukan penelitian di UNIKOM. Penelitian ini dilakukan pada pekerja cleaning service.
Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Menentukan Objek Penelitian yaitu cleaning service UNIKOM Pengumpulan Data: Purdue Pegboard

Pengolahan Data: Uji Regresi Linier dan Uji Korelasi

Penyajian data

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah 19

20

3.2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Berikut ini adalah langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:

3.2.1. Melakukan Penelitian Lapangan Penelitian dilakukan langsung kepada cleaning service UNIKOM bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang timbul pada pekerja, berkaitan dengan hubungan kemampuan psikomotor terhadap usia.

3.2.2. Melakukan Studi Literatur Studi literatur adalah mempelajari acuan dalam literatur ilmiah yang sudah ada. Studi ini dilakukan dengan cara membaca buku, jurnal maupun artikel ilmiah yang berhubungan dengan penelitian ini dan mencakup tentang kemampuan serta penelitian-penelitian terkait.

3.2.3. Menentukan Objek Penelitian Pada penentuan objek ini adalah populasi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Cleaning Service UNIKOM. Menurut Sutrisno Hadi bahwa populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki yang paling sedikit yang memiliki sifat yang sama. Adapun sifat yang sama pada populasi dalam penelitian ini adalah: 1. 2. Jenis Kelamin yaitu laki-laki. Jam Kerja yaitu 12 jam.

3.2.4. Melakukan Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah langkah penting dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik tes dan pengukuran, tes merupakan alat ukur untuk memperoleh data atau informasi. Pengukuran merupakan proses dari pengumpulan data. Untuk memperoleh data atau informasi yang diinginkan peneliti menggunakan alat yaitu Purdue Pegboard.

21

3.2.5. Melakukan Pengolahan Data 1. Pengolahan data dimulai dengan perhitungan skor, untuk psikomotor tangan kanan, tangan kiri dan kedua tangan skor dihitung berdasarkan jumlah pin yang berhasil dimasukkan ke dalam lubang purdue pegboard dalam waktu 30 detik, sedangkan skor untuk psikomotor perakitan diberikan nilai 4 untuk pin yang berhasil dimasukkan kedalam lubang dengan sempurna tetapi jika responden hanya mampu memasukan minimal satu pin dan satu pembersih ke dalam lubang di akhir (60 detik) waktu maka skor yang diperoleh adalah 2. 2. Melakukan Uji Regresi dengan menggunakan SPSS 12.0. Adapun langkahlangkah yang harus dilakukan dalam uji regresi yaitu: a. Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). b. Menentukan kriteria penolakan. c. Menghitung uji statistik yaitu uji F dan uji t. d. Membandingkan nilai Fhit dengan Ftabel dan thitung dengan ttabel, tolak H0 jika nilai Fhit > Ftabel dan thitung > ttabel, selain itu jangan tolak H0. 3. Setelah melakukan uji regresi, selanjutnya lakukan uji korelasi dengan menggunakan SPSS 12.0. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji korelasi yaitu: a. Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). b. Menentukan kriteria penolakan yaitu tolak H0 jika nilai signifikan (0.05). c. Membandingkan nilai signifikan dan hubungan keeratan antara variabel dependen dengan variabel independen.

3.2.6. Melakukan Analisis Melakukan analisis terhadap hasil dari penelitian tersebut dan apa saja yang terjadi pada penelitian yang dilakukan agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

3.2.7. Membuat Kesimpulan Membuat kesimpulan dari analisis yang telah diselesaikan dengan membuat poinpoin apa saja yang menjadi garis besar dari mulai penelitian hingga akhir

22

penelitian agar dapat dilakukan perbaikan dan perubahan yang disarankan oleh penulis untuk kemajuan universitas.

3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Tahap Penelitian Sebelum melakukan penelitian ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu: a. Guna mendapatkan populasi, peneliti mengajukan izin penelitian pada Pembantu Rektor I, dengan memberikan proposal dan surat pengantar dari jurusan. Setelah memperoleh izin dari Pembantu Rektor 1, selanjutnya peneliti meminta izin kepada Kabag Cleaning Service. b. Langkah berikutnya adalah meminta informasi mengenai jumlah cleaning service. Setelah mendapatkan daftar nama cleaning service, peneliti menentukan waktu pengambilan data, yang selanjutnya dikonfirmasikan kepada dosen pembimbing. c. Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi UNIKOM.

3.3.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap pelaksanaan penelitian yaitu: a. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengundang seluruh cleaning service untuk datang ke Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. b. Setelah mereka terkumpul, peneliti memberikan penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan oleh responden. c. Responden diminta untuk mengisi formulir keikutsertaan dalam penelitian yang akan dilakukan, lalu dilanjutkan dengan pengukuran Anthrophometri yang diperlukan seperti mengukur tinggi badan dan berat badan dengan menggunakan meteran dan timbangan berat badan yang tersedia di Laboratorium dan setelah itu responden diminta menandatangani formulir data yang berisi data demografi dan data kesehatan dari responden yang akan mengikuti penelitian.

23

3.3.3. Peralatan Penelitian Peralatan penelitian yang dipakai adalah menggunakan alat Purdue Pegboard seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.2. Purdue Pegboard

3.3.4. Cara Pemakaian Alat Cara penggunaan Purdue Pegboard adalah: TANGAN KANAN.

Sebelum pengujian dimulai berikan petunjuk dengan mengatakan dan menunjukkan: Ambil satu pin dengan tangan kanan anda dari sudut kanan. Mulai dengan lubang paling atas, tempatkan pin pada setiap barisdi sebelah kanan. Sekarang anda dapat memasukkan beberapa pin untuk praktek. Jika sepanjang pengujian anda menjatuhkan pin, jangan berhenti untuk mengambilnya kembali dan lanjutkan dengan mengambil pin yang lain.

24

Jika responden telah memahami operasi tersebut, kemudian katakan: Ketika saya berkata mulai, tempatkan pin sebanyak-banyaknya pada baris kanan dimulai dengan lubang paling atas. Bekerja dengan cepat secepat yang anda bisa sampai saya berkata berhenti. Apakah anda telah siap?Mulai. Waktu akan dimulai ketika saya berkata mulai. Pada detik ke-30, saya akan mengatakan : berhenti.

Kemudian hitung berapa banyak pin yang dimasukkan dalam lubang dan catat nilai dari pengujian tangan kanan.

TANGAN KIRI

Pengarahan untuk pengujian tangan kiri sama dengan pengujian untuk tangan kanan.Akan diulangi agar lebih jelas, dengan mengatakan : Ambil satu pin dengan tangan kanan anda dari sudut kanan. Mulai dengan lubang paling atas, tempatkan pin pada setiap barisdi sebelah kanan. Sekarang anda dapat memasukkan beberapa pin untuk praktek. Jika sepanjang pengujian anda menjatuhkan pin, jangan berhenti untuk mengambilnya kembali dan lanjutkan dengan mengambil pin yang lain.

Jika responden telah memahami operasi tersebut, kemudian katakan: Ketika saya berkata mulai, tempatkan pin sebanyak-banyaknya pada baris kiri dimulai dengan lubang paling atas. Kerjakan secepat yang anda mampu sampai saya berkata berhenti. Apakah anda telah siap?Mulai. Waktu akan dimulai ketika saya berkata mulai. Pada detik ke-30, saya akan mengatakan : berhenti.

25

Kemudian hitung berapa banyak pin yang dimasukkan dalam lubang dan catat nilai dari pengujian tangan kiri. Setelah pengujian tangan kanan dan tangan kiri telah selesai dilakukan, makam semua pin akan dikembalikan ke tempat semula.

KEDUA TANGAN

Urutan ini untuk menguji kedua tangan untuk bekerja secara bersama-sama. Pengujian akan dimulai dengan mengatakan: Untuk bagian dari pengujian ini anda akan menggunakan dua tangan pada waktu yang bersamaan. Ambil pin dari sudut sebelah kanan dengan tangan kanan anda dan pada waktu yang bersamaan ambil pin dari sudut sebelah kiri dengan tangan kiri anda, kemudian letakkan pin-pin tersebut pada setiap baris yang telah ditentukan, dimulai dengan lubang yang paling atas pada kedua baris yang ada. Sekarang anda dapat memasukkan beberapa pin dengan kedua tangan anda sebagai latihan.

Jika responden telah memahami operasi tersebut, kemudian katakan: Ketika saya berkata mulai, tempatkan pin sebanyak yang anda bisa dengan kedua tangan anda, dimulai dengan lubang paling atas dari dua baris yang tersedia. Kerjakan secepat yang anda mampu sampai saya berkata berhenti. Apakah anda telah siap?Mulai. Waktu akan dimulai ketika saya berkata mulai. Pada detik ke-30, saya akan mengatakan : berhenti.

Kemudian hitung jumlah pasang dari pin yang telah dimasukkan dan catat nilainya, kemudian kembalikan pin ke tempat semula.

PERAKITAN

Urutan ini terdiri dari perakitan pin, cincin dan pembersih. Tunjukan operasi berikut dengan mengatakan: Ambil pin dari sudut sebelah kanan dengan menggunakan tangan kanan anda kemudian tempatkan di atas lubang sebelah kanan pada baris yang telah

26

ditentukan, ketika pin diletakkan di atas lubang dengan tangan kanan anda, ambil pembersih dengan tangan kiri anda tempatkan diantara pin. Ketika pembersih sedang diletakkan diantara pin dengan tangan kiri anda , ambil cincin dengan tangan kanan anda tempatkan di atas pembersih. Ketika cincin diletakkan di atas pembersih, maka ambil pembersih yang lain dengan menggunakan tangan kiri anda dan meletakkannya diantara cincin. Pengujian perakitan yang pertama selesai, terdiri dari pin, pembersih, cincin, dan pembersih. Ketika pembersih akhir untuk perakitan pertama telah ditempatkan dengan tangan kiri anda, mulailah perakitan yang kedua secepat mungkin dengan mengambil pin yang lain dengan tangan kanan anda. Tempatkan pin tersebut di lubang yang lain. Sekarang buat beberapa perakitan untuk latihan.

Poin dari pengujian dengan kedua tangan ini menekankan bahwa kedua tangan harus bekerja dalam waktu yang bersamaan, mengambil satu pin, mengambil satu pembersih, mengambil satu cincin dan sebagainya. Pengujian ini harus dilakukan dengan menjaga kedua tangan yang bergerak pada waktu yang sama. Bila orang tersebut gagal melakukannya, maka pimpinan memberikan instruksi selanjutnya.

Setelah pelatihan perakitan telah dilakukan, maka dapat dikatakan sebagai berikut: berhenti, sekarang kembalikan pin, cincin, dan pembersih ke tempat semula. Kemudian katakan: Ketika saya berkata mulai, maka kerjakan perakitan sebanyak yang anda bisa, dimulai pada lubang paling atas yang terletak di sebelah kanan tangan anda. Kerjakan secepat yang anda mampu sampai saya berkata berhenti. Apakah anda telah siap?Mulai. Waktu akan dimulai ketika saya berkata mulai. Pada detik ke-60, saya akan mengatakan : berhenti. Hitung jumlah dari bagian perakitan tersebut dan catat nilai perakitan. Ketika nilai perakitan telah dicatat dan subjek pin, cincin, dan pembersih telah dikembalikan ke tempat semula, maka sesi pengujian telah dilakukan dengan lengkap.

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini akan dijelaskan proses pengumpulan data mulai dari pengumpulan data responden, sampai pengumpulan data utama berupa data nilai psikomotor.

4.1.1. Data Umum Responden Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui penyebaran formulir pengisian data diri responden pada pekerja cleaning service UNIKOM. Responden yang menjadi objek penelitian berjumlah 22. Berikut adalah namanama responden:

Tabel 4.1. Data Responden. No Pekerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Nama Responden Adang Eki Oktaviana Taufik Hidayat Bud Kurniawan Saepudin Gunawan Wawan Rahmat Aji Mujahidin Iwan Mahmud Agus Setiawan Deni O Kusumah Ahmad Muhamad Dadan HS Dedi Supardi Dadang Sumardi Wahdi Suardi Kelik Margono Odang Maman Danny Syaifudin Jou Hendra Usia 22 23 26 27 28 29 30 32 33 34 36 37 38 40 41 42 43 47 49 51 52 53

27

28

4.1.2. Data Hasil Pengujian Psikomotor Pengambilan data diambil di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi UNIKOM. Pengambilan data dilakukan sebanyak empat kali dengan menggunakan alat Purdue Pegboard yaitu pengambilan data psikomotor untuk tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan. Berikut adalah tabel data hasil pengujian psikomotor:

Tabel 4.2. Data Hasil Pengujian Psikomotor.


Jumlah Pin Untuk Tangan Kanan 15 pin 16 pin 16 pin 17 pin 16 pin 17 pin 17 pin 16 pin 20 pin 16 pin 14 pin 20 pin 18 pin 14 pin 16 pin 15 pin 14 pin 17 pin 14 pin 13 pin 11 pin 11 pin Jumlah Pin Untuk Tangan Kiri 15 pin 14 pin 14 pin 15 pin 16 pin 11 pin 17 pin 14 pin 14 pin 15 pin 14 pin 11 pin 17 pin 14 pin 13 pin 13 pin 12 pin 17 pin 14 pin 11 pin 8 pin 10 pin Jumlah Pin Untuk Kedua Tangan 12 Pasang pin 14 Pasang pin 12 Pasang pin 12 Pasang pin 13 Pasang pin 13 Pasang pin 14 Pasang pin 12 Pasang pin 12 Pasang pin 14 Pasang pin 9 Pasang pin 12 Pasang pin 12 Pasang pin 11 Pasang pin 13 Pasang pin 11 Pasang pin 11 Pasang pin 14 Pasang pin 12 Pasang pin 9 Pasang pin 7 Pasang pin 10 Pasang pin

No Pekerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Usia 22 23 26 27 28 29 30 32 33 34 36 37 38 40 41 42 43 47 49 51 52 53

Jumlah Perakitan 3 Pasang 4 1/2 Pasang 4 Pasang 3 1/2 Pasang 3 Pasang 3 1/2 Pasang 5 Pasang 5 Pasang 3 1/2 Pasang 3 Pasang 3 1/2 Pasang 3 Pasang 3 1/2 Pasang 3 Pasang 4 Pasang 3 1/2 Pasang 3 1/2 Pasang 3 Pasang 2 Pasang 2 Pasang 2 Pasang 1 1/2 Pasang

29

Contoh rekaman gambar yang digunakan untuk menunjang analisis data mentah psikomotor diberikan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Rekaman Gambar untuk Perhitungan Psikomotor.

30

4.2. Pengolahan Data 4.2.1. Perhitungan Skor Skor untuk masing-masing percobaan berbeda. Untuk pengujian psikomotor tangan kanan, tangan kiri dan kedua tangan dihitung berdasarkan jumlah pin yang dapat dimasukkan responden ke dalam lubang sedangkan untuk skor perakitan yang diberikan yaitu 4 jika responden dapat memasukan satu pin, satu pembersih, satu cincin dan satu pembersih ke dalam lubang dengan sempurna, tetapi jika responden hanya mampu memasukan minimal satu pin dan satu pembersih ke dalam lubang di akhir waktu maka skor yang diperoleh adalah 2. Berikut adalah tabel hasil perhitungan skor:

Tabel 4.3. Data Skor Psikomotor.


Skor Tangan Kanan 15 16 16 17 16 17 17 16 20 16 14 20 18 14 16 15 14 17 14 13 11 11 Skor Tangan Kiri 15 14 14 15 16 11 17 14 14 15 14 11 17 14 13 13 12 17 14 11 8 10 Skor Kedua Tangan 24 28 28 24 26 26 28 24 24 28 18 24 24 22 26 22 22 28 24 18 14 20

No Pekerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Usia 22 23 26 27 28 29 30 32 33 34 36 37 38 40 41 42 43 47 49 51 52 53

Skor Perakitan 24 34 32 26 24 26 40 40 26 24 26 24 26 24 32 26 26 24 16 16 16 10

31

4.2.2. Uji Statistik Pada pengolahan data yang akan diolah adalah mencari pengaruh antara usia terhadap kemampuan psikomotor tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan cleaning service. Uji statistik yang dipakai untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana dan Uji Korelasi. Semua uji yang diolah menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 12.0

4.2.2.1. Uji Regresi Linier Usia dengan Kemampuan Psikomotor Tangan Kanan

Uji Regresi Linier yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Uji ini dilakukan terhadap data yang telah diambil. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia dengan kemampuan psikomotor tangan kanan. 1. Uji Hipotesis H0 : Tidak terdapat hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kanan. H1 : Terdapat hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kanan.

2.

Kriteria Penolakan

Kriteria penolakan dilakukan dengan menguji nilai signifikasi. Signifikasi pengujian dapat dilihat dari H0 ditolak jika nilai signifikasi . Tolak H0 bila Fhit > Ftabel. 3. Uji Statistika

Berikut adalah tabel nilai hasil perhitungan SPSS 12.0 dengan nilai signifikansi pengujian dependensi antara variabel usia dengan kemampuan psikomotor tangan kanan.

32

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan ANOVA untuk Usia Dengan Psikomotor Tangan Kanan.
ANOVAb Model 1 Sum of Squares 35.512 77.806 113.318 df 1 20 21 Mean Square 35.512 3.890 F 9.128 Sig. .007a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), Usia b. Dependent Variable: Tangan_Kanan

Dari tabel ANOVA di atas menunjukkan hasil perhitungan analisis varian dimana diperoleh nilai F maka H0 ditolak.
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Coefficients untuk Usia Dengan Psikomotor Tangan Kanan.
a Coeffici ents

hitung

(9.128) > F

tabel

(1;20;0.05) adalah 4.35 dan sig(0.007) < ,

Model 1

(Constant) Usia

Unstandardized Coef f icients B Std. Error 20.650 1.726 -.137 .045

Standardized Coef f icients Beta -.560

t 11.961 -3.021

Sig. .000 .007

a. Dependent Variable: Tangan_Kanan

Y = a+bX Keterangan: Y = variabel tangan kanan X = variabel usia a = bilangan konstan b = koefisien arah regresi linier

koefisien arah regresi linier dinyatakan dengan huruf b yang juga menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap variabel X sebesar 1 bagian. Maksudnya, bila harga b positif maka variabel Y akan mengalami kenaikan sebaliknya bila variabel b negatif maka variabel Y akan mengalami penurunan.

33

Tabel koefisien diatas memaparkan nilai konstanta a dan b dari persamaan linier: Y = 20.650 - 0.137x Model diatas menunjukan bahwa rata-rata jumlah kemampuan psikomotor tangan kanan sebesar 20.650, dan akan terdapat penurunan jumlah kemampuan psikomotor tangan kanan sebesar 1 poin setiap kenaikan usia sebesar 10 tahun.

Hipotesis: uji koefisien konstanta H0 = koefisien konstanta tidak signifikan. H1 = koefisien konstanta signifikan. t hitung mutlak (11.961) > t tabel (20;0.05) adalah 1.725 dan sig (0.000) < , maka H0 ditolak dan koefisien konstanta signifikan.

Hipotesis: uji koefisien arah regresi linier H0 = koefisien arah regresi linier tidak signifikan. H1 = koefisien arah regresi linier signifikan. t
hitung

mutlak (3.021) > t

tabel

(20;0.05) adalah 1.725, maka H0 ditolak dan

koefisien arah regresi linier signifikan.

Tabel 4.6. Model Summary


Model Summary Model 1 R .560a R Square .313 Adjusted R Square .279 Std. Error of the Est imat e 1.972

a. Predictors: (Constant), Usia

Berdasarkan tabel di atas besarnya angka Adjusted R-Square (r2) adalah 0.279. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel usia (independen) terhadap variabel psikomotor tangan kanan (dependen) dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.279 x 100% KD = 27.9%

34

Angka tersebut mempunyai arti bahwa pengaruh variabel usia (independen) terhadap variabel psikomotor tangan kanan (dependen) sebesar 27.9%. Adapun sisanya sebesar 72.1% dipengaruhi oleh faktor lain.

Usia dengan Kemampuan Psikomotor Tangan Kiri

Uji Regresi Linier yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Uji ini dilakukan terhadap data yang telah diambil. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia dengan kemampuan psikomotor tangan kiri. 1. Uji Hipotesis H0 H1 : Tidak terdapat hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kiri. : Terdapat hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kiri.

2.

Kriteria Penolakan

Kriteria penolakan dilakukan dengan menguji nilai signifikasi. Signifikasi pengujian dapat dilihat dari H0 ditolak jika nilai signifikasi . Tolak H0 bila Fhit > Ftabel. 3. Uji Statistika

Berikut adalah tabel nilai hasil perhitungan SPSS 12.0 dengan nilai signifikansi pengujian dependensi antara variabel usia dengan kemampuan psikomotor tangan kiri.

Tabel 4.7. Hasil Perhitungan ANOVA untuk Usia Dengan Psikomotor Tangan Kiri.
A NOVAb Model 1 Sum of Squares 26.339 88.979 115.318 df 1 20 21 Mean Square 26.339 4.449 F 5.920 Sig. .024a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), Usia b. Dependent Variable: Tangan_Kiri

35

Dari tabel ANOVA di atas menunjukkan hasil perhitungan analisis varian dimana diperoleh nilai F maka H0 ditolak.
Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Coefficients untuk Usia Dengan Psikomotor Tangan Kiri.
a Coeffici ents

hitung

(5.920) > F

tabel

(1;20;0.05) adalah 4.35 dan sig(0.024) < ,

Model 1

(Constant) Usia

Unstandardized Coef f icients B Std. Error 17.948 1.846 -.118 .048

Standardized Coef f icients Beta -.478

t 9.721 -2.433

Sig. .000 .024

a. Dependent Variable: Tangan_Kiri

Y = a+bX Keterangan: Y = variabel tangan kiri X = variabel usia a = bilangan konstan b = koefisien arah regresi linier

koefisien arah regresi linier dinyatakan dengan huruf b yang juga menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap variabel X sebesar 1 bagian. Maksudnya, bila harga b positif maka variabel Y akan mengalami kenaikan sebaliknya bila variabel b negatif maka variabel Y akan mengalami penurunan.

Tabel 4.8. memaparkan nilai konstanta a dan b dari persamaan linier: Y = 17.948 - 0.118x Model diatas menunjukan bahwa rata-rata jumlah kemampuan psikomotor tangan kiri sebesar 17.948, dan akan terdapat penurunan jumlah kemampuan psikomotor tangan kiri sebesar 1 poin setiap kenaikan usia sebesar 10 tahun.

Hipotesis: uji koefisien konstanta H0 = koefisien konstanta tidak signifikan. H1 = koefisien konstanta signifikan.

36

t hitung mutlak (9.721) > t tabel (20;0.05) adalah 1.725 dan sig (0.000) < , maka H0 ditolak dan koefisien konstanta signifikan.

Hipotesis: uji koefisien arah regresi linier H0 = koefisien arah regresi linier tidak signifikan. H1 = koefisien arah regresi linier signifikan. t
hitung

mutlak (2.433) > t

tabel

(20;0.05) adalah 1.725, maka H0 ditolak dan

koefisien arah regresi linier signifikan.

Tabel 4.9. Model Summary


Model Summary Model 1 R .478a R Square .228 Adjusted R Square .190 Std. Error of the Est imat e 2.109

a. Predictors: (Constant), Usia

Berdasarkan tabel di atas besarnya angka Adjusted R-Square (r2) adalah 0.190. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel usia (independen) terhadap variabel psikomotor tangan kiri (dependen) dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.190 x 100% KD = 19%

Angka tersebut mempunyai arti bahwa pengaruh variabel usia (independen) terhadap variabel psikomotor tangan kiri (dependen) sebesar 19%. Adapun sisanya sebesar 81% dipengaruhi oleh faktor lain.

Usia dengan Kemampuan Psikomotor Kedua Tangan

Uji Regresi Linier yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Uji ini dilakukan terhadap data yang telah diambil. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia dengan kemampuan psikomotor kedua tangan.

37

1. Uji Hipotesis H0 H1 : Tidak terdapat hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor kedua tangan. : Terdapat pengaruh hubungan variabel usia dengan variabel kemamuan psikomotor kedua tangan.

2. Kriteria Penolakan Kriteria penolakan dilakukan dengan menguji nilai signifikasi. Signifikasi pengujian dapat dilihat dari H0 ditolak jika nilai signifikasi . Tolak H0 bila Fhit > Ftabel. 3. Uji Statistika Berikut adalah tabel nilai hasil perhitungan SPSS 12.0 dengan nilai signifikansi pengujian dependensi antara variabel usia dengan kemampuan psikomotor kedua tangan.

Tabel 4.10. Hasil Perhitungan ANOVA untuk Usia Dengan Psikomotor Kedua Tangan.
b A NOVA

Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares 87.182 184.273 271.455

df 1 20 21

Mean Square 87.182 9.214

F 9.462

Sig. .006a

a. Predictors: (Constant), Usia b. Dependent Variable: Kedua_Tangan

Dari tabel ANOVA di atas menunjukkan hasil perhitungan analisis varian dimana diperoleh nilai F maka H0 ditolak.
hitung

(9.462) > F

tabel

(1;20;0.05) adalah 4.35 dan sig(0.006) < ,

38

Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Coefficients untuk Usia Dengan Psikomotor Kedua Tangan
a Coeffici ents

Model 1

(Constant) Usia

Unstandardized Coef f icients B Std. Error 31.472 2.657 -.214 .070

Standardized Coef f icients Beta -.567

t 11.846 -3.076

Sig. .000 .006

a. Dependent Variable: Kedua_Tangan

Y = a+bX Keterangan: Y = variabel kedua tangan X = variabel usia a = bilangan konstan b = koefisien arah regresi linier

koefisien arah regresi linier dinyatakan dengan huruf b yang juga menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap variabel X sebesar 1 bagian. Maksudnya, bila harga b positif maka variabel Y akan mengalami kenaikan sebaliknya bila variabel b negatif maka variabel Y akan mengalami penurunan.

Tabel koefisien memaparkan nilai konstanta a dan b dari persamaan linier: Y = 31.472 - 0.214x Model diatas menunjukan bahwa rata-rata jumlah kemampuan psikomotor kedua tangan sebesar 31.472, dan akan terdapat penurunan jumlah kemampuan psikomotor kedua tangan sebesar 2 poin setiap kenaikan usia sebesar 10 tahun.

Hipotesis: uji koefisien konstanta H0 = koefisien konstanta tidak signifikan. H1 = koefisien konstanta signifikan. t hitung mutlak (11.846) > t tabel (20;0.05) adalah 1.725 dan sig (0.000) < , maka H0 ditolak dan koefisien konstanta signifikan.

39

Hipotesis: uji koefisien arah regresi linier H0 = koefisien arah regresi linier tidak signifikan. H1 = koefisien arah regresi linier signifikan. t
hitung

mutlak (3.076) > t

tabel

(26;0.05) adalah 1.725, maka H0 ditolak dan

koefisien arah regresi linier signifikan.

Tabel 4.12. Model Summary


Model Summary Model 1 R .567a R Square .321 Adjusted R Square .287 Std. Error of the Est imat e 3.035

a. Predictors: (Constant), Usia

Berdasarkan tabel di atas besarnya angka Adjusted R-Square (r2) adalah 0.287. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel usia (independen) terhadap variabel psikomotor kedua tangan (dependen) dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.287x 100% KD = 28.7%

Angka tersebut mempunyai arti bahwa pengaruh variabel usia (independen) terhadap variabel psikomotor kedua tangan (dependen) sebesar 28.7%. Adapun sisanya sebesar 71.3% dipengaruhi oleh faktor lain.

Usia dengan Kemampuan Psikomotor Perakitan

Uji Regresi Linier yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Uji ini dilakukan terhadap data yang telah diambil. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara usia dengan kemampuan psikomotor perakitan.

40

1. Uji Hipotesis H0 H1 : Tidak terdapat hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor perakitan. : Terdapat hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor perakitan.

2. Kriteria Penolakan Kriteria penolakan dilakukan dengan menguji nilai signifikasi. Signifikasi pengujian dapat dilihat dari H0 ditolak jika nilai signifikasi . Tolak H0 bila Fhit > Ftabel. 3. Uji Statistika Berikut adalah tabel nilai hasil perhitungan SPSS 12.0 dengan nilai signifikansi pengujian dependensi antara variabel usia dengan kemampuan psikomotor perakitan.

Tabel 4.13. Hasil Perhitungan ANOVA untuk Usia Dengan Psikomotor Perakitan.
b A NOVA

Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares 499.045 604.409 1103.455

df 1 20 21

Mean Square 499.045 30.220

F 16.513

Sig. .001a

a. Predictors: (Constant), Usia b. Dependent Variable: Perakitan

\ Dari tabel ANOVA di atas menunjukkan hasil perhitungan analisis varian dimana diperoleh nilai F maka H0 ditolak.
hitung

(16.513) > F

tabel

(1;26;0.05) adalah 4.35 dan sig(0.001) < ,

41

Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Coefficients untuk Usia Dengan Psikomotor Perakitan.
a Coeffici ents

Model 1

(Constant) Usia

Unstandardized Coef f icients B Std. Error 44.510 4.812 -.513 .126

Standardized Coef f icients Beta -.673

t 9.250 -4.064

Sig. .000 .001

a. Dependent Variable: Perakitan

Y = a+bX Keterangan: Y = variabel perakitan X = variabel usia a = bilangan konstan b = koefisien arah regresi linier

koefisien arah regresi linier dinyatakan dengan huruf b yang juga menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap variabel X sebesar 1 bagian. Maksudnya, bila harga b positif maka variabel Y akan mengalami kenaikan sebaliknya bila variabel b negatif maka variabel Y akan mengalami penurunan.

Tabel 4.14 memaparkan nilai konstanta a dan b dari persamaan linier: Y = 44.510 - 0.513x Model diatas menunjukan bahwa rata-rata jumlah kemampuan psikomotor perakitan sebesar 44.510, dan akan terdapat penurunan jumlah kemampuan psikomotor perakitan sebesar 5 poin setiap kenaikan usia sebesar 10 tahun.

Hipotesis: uji koefisien konstanta H0 = koefisien konstanta tidak signifikan. H1 = koefisien konstanta signifikan. t hitung mutlak (9.250) > t tabel (20;0.05) adalah 1.725 dan sig (0.000) < , maka H0 ditolak dan koefisien konstanta signifikan.

Hipotesis: uji koefisien arah regresi linier H0 = koefisien arah regresi linier tidak signifikan.

42

H1 = koefisien arah regresi linier signifikan. t


hitung

mutlak (4.064) > t

tabel

(20;0.05) adalah 1.725, maka H0 ditolak dan

koefisien arah regresi linier signifikan.

Tabel 4.15. Model Summary


Model Summary Model 1 R .673a R Square .452 Adjusted R Square .425 Std. Error of the Est imat e 5.497

a. Predictors: (Constant), Usia

Berdasarkan tabel di atas besarnya angka Adjusted R-Square (r2) adalah 0.425. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel usia (independen) terhadap variabel psikomotor perakitan (dependen) dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.425x 100% KD = 42.5%

Angka tersebut mempunyai arti bahwa pengaruh variabel usia (independen) terhadap variabel psikomotor perakitan (dependen) sebesar 42.5%. Adapun sisanya sebesar 57.5% dipengaruhi oleh faktor lain.

4.2.2.2. Uji Korelasi Usia dengan Kemampuan Psikomotor Tangan Kanan Uji Korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kanan.

43

Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Korelasi untuk Usia Dengan Psikomotor Tangan Kanan.
Correlati ons Usia Usia Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 . 22 -.560** .007 22 Tangan_ Kanan -.560** .007 22 1 . 22

Tangan_Kanan

**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed).

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi sebesar -0,560 yang mempunyai maksud hubungan antara variabel psikomotor tangan kanan dengan variabel usia sedang (berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi). Korelasi kedua variabel signifikan karena angka signifikasi sebesar 0.007. Dengan ketentuan jika angka signifikasi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikasi (sig) > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Tanda negatif pada korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kanan. Artinya semakin besar nilai variabel usia maka semakin kecil nilai variabel kemampuan psikomotor.

Usia dengan Kemampuan Psikomotor Tangan Kiri

Uji Korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kiri.

44

Tabel 4.17. Hasil Perhitungan Korelasi untuk Usia Dengan Psikomotor Tangan Kiri
Correlati ons Usia Usia Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 . 22 -.478* .024 22 Tangan_Kiri -.478* .024 22 1 . 22

Tangan_Kiri

*. Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi sebesar -0,478 yang mempunyai maksud hubungan antara variabel psikomotor tangan kiri dengan variabel usia sedang (berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi). Korelasi kedua variabel signifikan karena angka signifikasi sebesar 0.024. Dengan ketentuan jika angka signifikasi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikasi (sig) > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Tanda negatif pada korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kiri. Artinya semakin besar nilai variabel usia maka semakin kecil nilai variabel kemampuan psikomotor.

Usia dengan Kemampuan Psikomotor Kedua Tangan

Uji Korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor kedua tangan.

Tabel 4.18. Hasil Perhitungan Korelasi untuk Usia Dengan Psikomotor Kedua Tangan.
Correlati ons Usia Usia Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 . 22 -.567** .006 22 Kedua_ Tangan -.567** .006 22 1 . 22

Kedua_Tangan

**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed).

45

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi sebesar -0.567 yang mempunyai maksud hubungan antara variabel psikomotor kedua tangan dengan variabel usia sedang (berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi). Korelasi kedua variabel signifikan karena angka signifikasi sebesar 0.006. Dengan ketentuan jika angka signifikasi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikasi (sig) > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Tanda negatif pada korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor kedua tangan. Artinya semakin besar nilai variabel usia maka semakin kecil nilai variabel kemampuan psikomotor.

Usia dengan Kemampuan Psikomotor Perakitan

Uji Korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor perakitan.

Tabel 4.19. Hasil Perhitungan Korelasi untuk Usia Dengan Psikomotor Perakitan.
Correlati ons Usia Usia Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 . 22 -.673** .001 22 Perakitan -.673** .001 22 1 . 22

Perakitan

**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed).

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi sebesar -0,673 yang mempunyai maksud hubungan antara variabel psikomotor perakitan dengan variabel usia sedang (berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi). Korelasi kedua variabel signifikan karena angka signifikasi sebesar 0.001 Dengan ketentuan jika angka signifikasi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikasi (sig) > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Tanda negatif pada korelasi

46

pearson menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor perakitan. Artinya semakin besar nilai variabel usia maka semakin kecil nilai variabel kemampuan psikomotor.

Bab 5 Analisis

5.1. Analisis Pengumpulan data dilakuakan sebanyak 4 kali pengambilan data dengan menggunakan alat yaitu Purdue Pegboard. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai responden adalah seluruh cleaning service UNIKOM. Pada bagian data umum responden pada formulir responden adalah untuk mengetahui profil atau biodata dari responden.

5.1.1. Analisis Uji Regresi Analisis ini dilakukan untuk menjelaskan tujuan dari penelitian yang terdapat pada Bab 1 berdasarkan pengolahan data yang ada pada Bab 4. Dari hal-hal tersebut maka analisis yang didapat dengan menggunakan regresi linier adalah:

Perhitungan hubungan usia terhadap kemampuan psikomotor tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan didasarkan pada skor yang diperoleh dari penggunaan alat Purdue Pegboard pada 22 orang pekerja cleaning

service UNIKOM. Dari 4 kali pengujian yang dilakukan untuk masingmasing kemampuan psikomotor maka didapat hasil perhitungan

menggunakan SPSS 12.0 dengan melihat nilai signifikansi dan nilai F sebagai berikut:

Tabel 5.1. Nilai Signifikansi dan Nilai F UsiaTerhadap Kemampuan Psikomotor Tangan.
Kemampuan Psikomotor Tangan Kanan Tangan Kiri Kedua Tangan Perakitan df 1 1 1 1 1 df 2 20 20 20 20 sig 0.007 0.024 0.006 0.001 F hitung 9.128 5.920 9.462 16.513 F tabel 4.35 4.35 4.35 4.35 Keterangan H0 ditolak H0 ditolak H0 ditolak H0 ditolak

Dari tabel diatas terlihat bahwa usia mempengaruhi kemampuan psikomotor, hal ini dilihat dari nilai signifikan dan nilai F yang menyatakan H0 ditolak artinya ada pengaruh antara usia dengan kemampuan psikomotor.

47

48

Perhitungan hubungan usia terhadap kemampuan psikomotor tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan maka didapat hasil perhitungan menggunakan SPSS 12.0 dengan melihat nilai t sebagai berikut:

Tabel 5.2. Nilai T Usia Terhadap Kemampuan Psikomotor Tangan.


Kemampuan Psikomotor Tangan Kanan Tangan Kiri Kedua Tangan Perakitan df 20 20 20 20 sig 0.00 0.00 0.00 0.00 t hitung 11.961 9.721 11.846 9.250 t tabel 1.725 1.725 1.725 1.725 Keterangan H0 ditolak H0 ditolak H0 ditolak H0 ditolak

Dari tabel diatas terlihat bahwa usia mempengaruhi kemampuan psikomotor, hal ini dilihat dari nilai signifikan dan nilai T yang menyatakan H0 ditolak artinya koefisien konstanta dan arah regresi linier signifikan.

Perhitungan pengaruh usia terhadap kemampuan psikomotor tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan maka didapat hasil perhitungan menggunakan SPSS 12.0 dengan melihat nilai Adjusted R- Square (r2) sebagai berikut:

Tabel 5.3. Nilai Adjusted R- Square (r2) Usia Terhadap Kemampuan Psikomotor Tangan.

Kemampuan Psikomotor Tangan Kiri Tangan Kanan Kedua Tangan Perakitan

Adjusted R-Square 0.190 0.279 0.287 0.425

49

Dari tabel diatas menyatakan bahwa pengaruh terkecil terdapat pada kemampuan psikomotor tangan kiri yaitu sebesar 19% dan pengaruh terbesar terdapat pada kemampuan psikomotor perakitan yaitu sebesar 42.5%.

5.1.2. Analisis Uji Korelasi Perhitungan pengaruh usia terhadap kemampuan psikomotor tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan maka didapat hasil perhitungan menggunakan SPSS 12.0 dengan melihat nilai Correlation Parson sebagai berikut:

Tabel 5.4. Nilai Tingkat Keeratan Correlation Pearson Usia Terhadap Kemampuan Psikomotor Tangan.

Kemampuan Psikomotor Tangan Kanan Tangan Kiri Kedua Tangan Perakitan

Pearson Correlation -0.560 -0.478 -0.567 -0.673

Tingkat Keeratan Sedang/Cukup Sedang/Cukup Sedang/Cukup Sedang/Cukup

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat keeratan antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan adalah sedang (berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi). Tanda negatif menunjukan adanya hubungan yang terbalik antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan. Artinya semakin besar nilai variabel usia maka semakin kecil nilai variabel kemampuan psikomotor.

50

Tabel 5.5. Nilai Signifikansi Correlation Pearson Usia Terhadap Kemampuan Psikomotor Tangan.
Kemampuan Psikomotor Tangan Kanan Tangan Kiri Kedua Tangan Perakitan Sig 0.007 0.024 0.006 0.001 Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan

Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa korelasi antara variabel usia dengan variabel kemampuan psikomotor tangan kanan, tangan kiri, kedua tangan dan perakitan adalah signifikan karena angka signifikansi dari keempat kemampuan psikomotorik tangan (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikansi (sig) > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.

Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

6.1. Kesimpulan Dari pengolahan data yang telah dilakukan pada Bab 4, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Pada pengolahan data dilakukan 2 tahap uji hipotesis. Hasil yang didapat adalah: 1. Uji Regresi Sederhana Didapatkan hasil bahwa dari pengujian kemampuan psikomotor tangan kanan memiliki nilai Fhit sebesar 9.128 dan Ftabel sebesar 4.35, kemampuan psikomotor tangan kiri memiliki nilai Fhit sebesar 5.920 dan Ftabel sebesar 4.35, kemampuan psikomotor kedua tangan memiliki nilai Fhit sebesar 9.462 dan Ftabel sebesar 4.35, kemampuan psikomotor perakitan memiliki nilai Fhit sebesar 16.513 dan Ftabel sebesar 4.35. Didapatkan hasil bahwa dari pengujian kemampuan psikomotor tangan kanan memiliki nilai thit sebesar 11.961 dan ttabel sebesar 1.725, kemampuan psikomotor tangan kiri memiliki nilai thit sebesar 9.721 dan ttabel sebesar 1.725, kemampuan psikomotor kedua tangan memiliki nilai thit sebesar 11.846 dan ttabel sebesar 1.725, kemampuan psikomotor perakitan memiliki nilai thit sebesar 9.250 dan ttabel sebesar 1.725. Didapatkan hasil bahwa dari pengujian kemampuan psikomotor tangan kanan memiliki nilai Adjusted R- Square (r2) sebesar 0.279 artinya bahwa sebesar 27.9% variansi dari kemampuan psikomotor tangan kanan dipengaruhi oleh usia, kemampuan psikomotor tangan kiri memiliki nilai Adjusted R- Square (r2) sebesar 0.190 artinya bahwa sebesar 19% variansi dari kemampuan psikomotor tangan kiri dipengaruhi oleh usia, kemampuan psikomotor kedua tangan memiliki nilai Adjusted R- Square (r2) sebesar 0.287 artinya bahwa sebesar 28.7% variansi dari kemampuan

51

52

psikomotor kedua tangan dipengaruhi oleh usia, kemampuan psikomotor perakitan memiliki nilai Adjusted R- Square (r2) sebesar 0.425 artinya bahwa sebesar 42.5% variansi dari kemampuan psikomotor perakitan dipengaruhi oleh usia. 2. Uji Korelasi Dari uji ini didapatkan hasil bahwa korelasi dari keempat pengujian kemampuan psikomotor tangan adalah berkorelasi sedang (berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi) dan signifikan karena nilai signifikansi dari masing-masing pengujian < 0.05, sedangkan untuk tingkat keeratannya adalah sama-sama sedang. 6.2. Saran Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya perlu dilakukan pengujian lanjutan karena dari hasil pengujian ini terbatas pada jumlah sampel. 2. Penelitian untuk mengetahui adanya hubungan kemampuan psikomotor dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang masih berada diluar cakupan penelitian ini, seperti tinggi badan, berat badan, riwayat kesehatan (penyakit yang pernah diderita, konsumsi rokok dan alcohol).

53

DAFTAR PUSTAKA

1.

Aiken, R, Lewis dan Groth Gary (2008), Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi Edisi Kedua Belas Jilid 2, PT. Indeks, Jakarta.

2.

Ali, Muhidin, Sambas dan Abdurahman, Maman (2007), Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur Dalam Penelitian, CV. Pustaka Setia, Bandung.

3.

Pennathur, Arunkumar., Contreras, Rene, Luis., Arcaute, Karina., Dowling, Winifred (2003), Manual Dexterity Of Older Mexican American Adults: A cross-Sectional Pilot Experimental Investigation, International Journal Of Industrial Ergonomics vol 32 hal 419-431.

4.

Purdue

Pegboard

Test

User

Instructions

dalam

www.Lafayetteinstrument.com.pdf. 5. Trihendradi, Cornelius (2005), Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik, Andi, Yogyakarta. 6. Usman, Husaini dan Akbar, Setiadi, Purnomo, R (2003), Pengantar Statistika, PT. Bumi Aksara, Jakarta. 7. Zulfahmi (2009), Perbaikan Alat Kerja Untuk Menurunkan Tingkat Kelelahan Dan Resiko Cidera Otot Rangka Pada Pekerjaan Overhead Skim Coat, Tugas Akhir, Institut Teknologi Bandung. 8. Zulhanif (2007), Modul Praktikum Analisis Data Statistik Dengan SPSS, Jurusan Statistika FMIPA, UNPAD, Bandung.

53

You might also like