You are on page 1of 106

Mochamad Alvin Fauziah 207415004 PENGEMBANGAN PRODUKSI MEJA KOMMPUTER MULTI FUNGSI

ABSTRAK

Perkembangan teknologi yang semakin maju menuntut produsen berpikir untuk menciptakan hal baru,salah satunya mengembangkan produk yang Fitting the task to the man (produk mengikuti manusia) hal ini sudah sangat diinginkan oleh para konsumen yaitu bukan lagi manusia yang mengikuti produk. Dalam pasar pengguna komputer fasilitas pendukung cukup penting seperti halnya meja dan kursi yang menunjang kenyamanan serta kesehatan bagi para penggunanya. Setelah melakukan pengamatan dengan mengikuti konsep pengembangan produk dan melihat tingkat keefektifan serta pemanfaatan ruang, maka dilakukan suatu perubahan konsep mengenai meja dan kursi komputer. Tujuan penelitian ini yaitu memberikan suatu pemahaman baru akan terciptanya produk yang mengikuti manusia tentunya dengan berdasarkan nilai-nilai antropometri dan mempunyai nilai mekanika teknik dan kekuatan bahan yang menjamin kualitasnya sehingga didapatkan suatu rancangan kursi dan meja yang ergonomis dan multifungsi. Untuk merancang kursi dan meja komputer multifungsi yang ergonomis diperlukan pengambilan data antropometri para pengguna komputer yang berjumlah 30 orang. Data antropometri yang diambil antara lain tinggi siku duduk, tinggi sandaran punggung, tinggi popliteal, pantat popliteal, lebar bahu, lebar pinggul, lebar sandaran duduk, tebal perut duduk. Setelah semua data antropometri yang diperlukan telah diperoleh. dan data tersebut menunjukkan normal,seragam dan cukup, selanjutnya data tersebut akan dihitung persentilnya yang akan digunakan sebagai ukuran pada rancangan kursi kerja, Tsd 26, Tsp 51.83, Tpo 44.97, PP 47.25, Lb 44, Lp 45. Lsd 24.50, Tpd 24.50 Untuk mengetahui apakah kursi dan meja komputer multifungsi yang dirancang ergonomis atau tidak ergonomis diperlukan perhitungan uji hipotesis t satu nilai tengah dengan menyebarkan Nordic Questionnaire dan kuesioner komponen untuk mengetahui kenyamanan komponen kursi dan keergonomisan meja komputer multifungsi, setelah dihitung hasilnya menunjukkan thitung ( 13.53 ) > ttabel ( 1,860 ) untuk Nordic Questionnaire dan thitung ( 25.57 ) > ttabel ( 1,860 ), untuk kuesioner komponen, sehingga dapat disimpulkan bahwa tubuh pengguna merasa nyaman saat menggunakan meja komputer multifungsi dan komponen kursi lebih nyaman dibanding meja dan komputer saat ini yang notabene terpisah. Kata Kunci : Antropometri, Ergonomis, Pengembangan Produk, mekanika teknik, kekuatan bahan, dan multi fungsi

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi semakin pesat dan canggih yang akhirnya dapat mempermudah konsumen dalam cara pemakaian dan

penyimpanannya. Meja multi fungsi adalah suatu desain meja yang dapat dilipat dan berubah bentuknya sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk meja belajar, meja komputer dan bisa pula dipergunakan sebagai kursi untuk santai. Salah satu terobosan dari masa ke masa meja komputer hanya digunakan untuk satu fungsi. Dengan dibuatnya meja ini konsumen dapat menikmati tiga fungsi sekaligus. Salah satu pendekatan untuk membuat meja komputer yaitu dengan teori ergonomi. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam sistem yang baik, efektif, aman, dan nyaman (sumber). Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun fasilitas dalam dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda lagi. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang lebih ergonomis dilakukan dengan pendekatan antropometri. Antropometri

merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari tubuh, meliputi dimensi linier, berat, isi, ukuran, kecepatan, kekuatan, dan aspek lain dari gerakan tubuh.

Lingkungan ruang kerja adalah tempat dimana proses bekerja berlangsung. Dalam proses bekerja, sebagian besar aktivitas bekerja dilaksanakan dengan duduk. Dalam arti duduk, mengetik dan menulis. Sehingga kenyamanan dan efektifitas gerak konsumen tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Proses bekerja meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat duduk, bentuk kursi, berbagai macam perlengkapan yang tersedia serta kaya atau miskinnya rangsangan yang tersedia. Salah satu sarana penunjang dalam bekeja adalah meja komputer multi fungsi, meja komputer multi fungsi yang ergonomis sangat diperlukan bagi pengguna, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik. Salah satu komponen lingkungan bekerja yang diamati dalam penelitian ini adalah meja computer untuk fungsi lebih dari sekedar meja komputer biasa. Meja komputer yang banyak digunakan di perkantoran atau di rumah dirasakan sangat tidak nyaman dan tidak dapat berfungsi lebih, karena banyak keluhan konsumen dari meja komputer yang lama baik itu keluhan fisik maupun keluhan dari materialnya. Sehingga diperlukan perancangan meja komputer multi fungsi yang ergonomis bagi konsumen agar dapat memberikan kenyamanan dan fungsi lebih dalam penggunaanya serta mudah dalam penyimpanannya. Setelah menangkap permintaan konsumen akan produk terkini yang multi fungsi, maka diciptakanlah produk meja komputer beserta bangku selain itu bisa di ubah sebagai tempat tidur sederhana dan dapat dilipat sehingga mempermudah dalam penyimpanannya.

Dengan pendekatan antropometri, dapat diperoleh rancangan meja komputer multi fungsi yang lebih ergonomis dan yang disesuaikan dengan ukuran tubuh

manusia indonesia. sehingga diperoleh dimensi perancangan yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia Indonesia pada posisi duduk. Pengukuran antropometri pada penelitian ini pada posisi duduk tegap dengan menggunakan satu alat yang dirancang khusus untuk digunakan dalam pengukuran ukuran-ukuran tubuh manusia, dikenal dengan bangku antropometri (antropometer).

1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, penangkapan peluang (Opportunity recognition) untuk mengembangkan produk (product development) telah dipilih dan ditetapkan berupa meja komputer multifungsi. Untuk merealisasikannya muncul permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana menjawab permintaan konsumen atas keinginan tersedianya produk kursi dan meja komputer yang lebih baik ? 2. Bagaimana mengembangkan produk meja komputer yang memenuhi kriteria orientasi hasil akhir primer dan sekunder? (kriteria fungsi, ergonomis, estetis,dan ekonomis dalam penyimpanan ) 3. Bagaimana mengembangkan produk meja komputer yang yang diijinkan secara ketersediaan teknologi dan ekonomi sehingga layak untuk dibuat dalam skala industri?

1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengembangkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen saat ini. 2. Mengembangkan produk yang memenuhi kriteria orientasi hasil akhir primer dan sekunder (kriteria fungsi, ergonomis, estetis, ekonomis). 3. Mengembangkan produk yang diijinkan secara ketersediaan teknologi dan ekonomi sehingga layak untuk dibuat dalam skala industri.

1.4 Pembatasan Masalah Pada penelitian ini penulis melakukan pembatasan pada masalah yang diambil agar tidak menyimpang terlalu jauh dari yang diinginkan. Adapun pembatasan yang diambil, sebagai berikut : 1..Perhitungan konstruksi struktur mekanika teknik dan pemilihan material teknik dalam analisis teknik kekuatan bahan dilakukan dalam skripsi ini namun validasi harga material dan ongkos produksi dilakukan dengan meminjam perhitungan analisis biaya berdasar sub yang dilakukan dari rekan peneliti lainnya sebagai kajian ekonomi. 2. Demikian juga dengan validasi peminatan konsumen sebagai triger volume order dilakukan dengan meminjam hasil-hasil estimasi yang diperoleh dari penelitian ang dilakukan dari rekan peneliti lainnya. 3. Iterasi dilakukan di dalam penelitian ini untuk mendapatkan kriteria pengembangan produk yang paling diijinkan secara teknologi dengan imbal balik data ekonomi dalam konteks ketersediaan volume order yang cukup dan pembiayaan produk yang cukup pula.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan disusun berdasarkan tata tulis laporan yang memuat antara lain : BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang, pokok permasalahan, tujuan penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendukung proses pemecahan masalah yang akan dibahas serta akan dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dikemukakan langkah-langkah pemecahan masalah yang dihadapi sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisikan data-data yang diperoleh selama penelitian dan selanjutnya dilakukan pengolahan data. BAB V ANALISA Membahas tentang analisis dari kegiatan penelitian yaitu melakukan perhitungan mekanika, ergonomi, dan kekuatan bahan pada perancangan meja computer. Bab ini juga akan menjadi dasar untuk membuat kesimpulan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN Memuat kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang telah dilakukan. Dan saran yang dapat menjadi masukan untuk perancangan meja computer multi fungsi yang ergonomis.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengembangan Produk Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan pengiriman produk. (Karl T.Ulrich, Steven D.Eppinger, 2000). 2.1.1 Proses Pengembangan Produk Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah dimana suatu perusahaan berupaya untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk. Proses pengembangan yang tersusun dengan baik membantu dalam menjamin kualitas produk, melakukan koordinasi diantara anggota tim,

merencanakan proyek pengembangan dan secara kontinyu memperbaiki proses. (Karl T.Ulrich, Steven D.Eppinger, 2000).

2.2 Merancang dan Mengenbangkan Produk Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan. Namun Tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk, yaitu : 2.2.1 Pemasaran Fungsi pemasaran menjebatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitassi proses identifikasi peluang produk,

pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetepkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk. 2.2.2 Perancangan (Design) Fungsi perncangan memainkan peranan penting dalam mendifinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kenutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanika elektrik, software dan lainlain) dan desain industri (estetika, ergonomic, user interface). 2.2.3 Manufaktur Funsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi. Secara luas, fungsi manufaktur seringkali mencakup pembelian, distribusi dan instalasi. kumpulan aktivitas aktivitas ini disebut juga sebagai rantai pemasok (supply chain).

2.3 Karakteristik Pengembangan Produk Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun laba sering kali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung. Lima dimensi spesifik yang lain, yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu :

2.3.1 Kualitas Produk Seberapa baik produk dan dihasilkan dari upaya pengembangan ? apakah produk tersebut memuaskan kebutuhan pelanggan ? apakah produk tersebut kuat (robust) dan handal ? kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan untuk produk tersebut. 2.3.2 Biaya Produk Biaya manufaktur dari produk yaitu biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu. 2.3.3 Waktu Pengembangan Produk Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetensi, menunjukan biaya tanggap perusahaan terhadap teknologi, dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan team pengembangan. 2.3.4 Biaya Pengembangan Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari invesatsi yang dibutuhkan untuk mencapai profit. 2.3.5 Kapabilitas Pengembangan Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

2.4

Enam fase dalam proses pengembangan

2.4.1 Perencanaan Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai zero fase karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses pelunuran pengembangan produk aktual. 2.4.2 Pengembangan Konsep Pada fase pengembangan konsep, pengembangan pasar target teridnetifikasi, alternative konsep-konsep produk dibangkitakna dan diidentifikasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh, konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan sekumpulasn specifikasi, analisis produk produk pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek. 2.4.3 Perancangan Tingkatan Sistem Fase perancanagan tingkatan sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi sub-system sub-system serta komponen-komponen. gambaran rakitan akhir untuk sistem produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. output pada fase ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir. 2.4.4 Perancangan Detail Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan diidentifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. rencana proses direncakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem produksi. output

dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk : gambar file komputer tentang bentuk tiap komponen dan peralatan tiap produksinya, spesifikasi komponenkomponen yang dibeli, serta rencana proses untuk fabrikasi dan perakitan produk.

2.4.5

Pengujian dan Perbaikan Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari

bermacam- macam versi produksi awal produk. prototipe awal (alpha) biasa dibuat dengan menggunakan komponen komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses fabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada produksi sesungguhnya, prototype alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi kebutuhan kepuasan komsumen utama. prototype berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya, prototipe beta dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya secara langsung. sasaran dari prototype beta adalah untuk, menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan kehandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk akhir.

2.4.6

Produksi Awal Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem

produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang timbul. Peralihan dari produk awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.
Pernyataan misi Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Menetapka n Spesifikasi &Targetnya Mendisain Konsep2 Produk Memilih Konsep Produk Menguji Konsep Produk Menetapkan Spesifikasi Akhir Rencana Rencana Alur pengembangan Pengembangan

Proses Analisa Ekonomi Produk

Benchmark Produk Kompetitor

Membangun Model Pengujian dan Prototype Produk

Gambar 2.1 Tahap pengembangan konsep (front-end activities). 2.5 Pengembangan Konsep Proses Awal Hingga Akhir Karena tahap pengembangan konsep dalam proses pengembangan itu sendiri membutuhkan lebih banyak koordinasi dibandingkan fungsi-fungsi lainya, banyak

metode pengembangan terintregasi. proses awal hingga akhir biasanya terdiri dari banyak kegiatan yang saling berhubungan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Jarang terjadi keseluruhan proses mengikuti urutan kebiasaan yang persis sama, menyelesaikan suatu kegiatan sebelum kegiatan berikutnya dimulai. Praktisnya, kegiatan awal sampai akhir mungkin saja saling tumpang-tindih dalam waktu, serta proses interaksi diperlukan. Panah putus-putus pada gambar 2.1 menunjukkan kemajuan kegiatan yang belum tentu dilakukan pada pengembangan produk. Pada kebanyakan dari tingkat ini, informasi baru mungkin tersedia atau hasilhasil yang diperoleh dapat menyebabkan tim untuk kembali mengulang kegiatan awal sebelum melanjutkan kegiatan berikutnya. Perulangan ini umumnya dinamakan iterasi. Proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 2.5.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan. 2.5.2 Penetapan Spesifikasi Target Spesifikasi memberikan uraian yang tepat mengenai bagaimana produk bekerja. Ia merupakan terjemahan dari kebutuhan pelanggan menjadi kebutuhan

secara teknis. Target spesifikasi mula-mula dipersiapkan diawal dan merupakan harapan dari tim pengembangan. Nantinya spesifikasi ini diperbaharui agar konsisten dengan batasan-batasan berdasarkan konsep produk yang dipilih oleh tim. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Setiap spesifikasi terdiri dari suatu metrik (Besaran), serta nilai-nilai batas dan ideal untuk besaran tersebut. 2.5.3 Penyusunan Konsep Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh konsep-konsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Penyusunan konsep mencakup gabungan dari penelitian eksternal. Proses pemecahan masalah secara kreatif oleh tim dan penelitian sistematis terdiri dari 10-20 konsep, dimana tiap-tiap konsep diwakili dengan suatu sketsa dan teks uraian ringkas. 2.5.4 Pemilihan Konsep Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan secara berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan. Proses ini biasanya membutuhkan beberapa interasi dan mungkin di ajukannya tambahan penyusunan dan perbaikan konsep. 2.5.5 Pengujian Konsep Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.

Jika tanggapan pelanggan buruk, proyek pengembangan mungkin dihentikan atau beberapa kegiatan awal mungkin diulang bila dibutuhkan. 2.5.6 Penentuan Spesifikasi Akhir Spesifikasi target yang telah ditentukan diawal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada titik ini, Tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifikasi yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, Serta pilihan antara biaya dan kinerja. 2.5.7 Perencanaan Proyek Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk menyelasaikan proyek. Hasil utama dari kegiatan awal hingga akhir ini biasanya dikumpulkan dalam satu buku kontrak yang terdiri dari pernyataan misi, kebutuhan pelanggan, detail konsep yang dipilih, spesifikasi target, analisis ekonomis produk, jadwal pengembangan, penentuan staf proyek dan anggaran. Buku kontrak ini harus mencatat perjanjian (kontrak) antara tim dan manajemen perusahaan. 2.5.8 Analisis Ekonomi Tim, sering didukung oleh analisis keuangan, membuat model ekonomis untuk produk baru. model ini digunakan untuk memastikan kelanjutan program menyeluruh dan memecahkan tawar menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan. analisis ekonomi awal hampir selalu dilakukan

bahkan sebelum proyek dimulai, dan analisis ini di perbaharui begitu ada tambahan informasi. 2.5.9 Analisa Produk-Produk Pesaing Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung kegiatan awal-akhir. 2.5.10 Pemodelan dan Pembuatan Prototipe Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. hal ini mencakup, antara lain model pembuktian konsep, yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukan kelayakan : model 'hanya bentuk' dapat ditunjukan pada pelanggan untuk mengevaluasi kergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis. 2.6 Produk Teknologi Push Pada pengembangan produk teknologi push, perusahaan mulai dengan suatu teknologi teruji yang baru, kemudian mencari pasar yang sesuai untuk menggunakan teknologi ini. (Dengan demikian teknologi mendorong pengembangan). Gore-Tex, pembuat lembaran teflon dari perusahaan W.I Gore, merupakan salah satu contoh teknologi push. Perusahaan telah mengembangkan lusinan produk yang berhubungan dengan Gore-Tex, meliputi pembuluh darah buatan untuk pengobatan sistem peredaran darah, isolasi untuk kabel listrik tegangan tinggi, bahan untuk pakaian luar, dental floss, pembatas unntuk tas.

Banyak produk-produk teknologi push yang berhasil melibatkan material dasar atau teknologi-teknologi dengan proses dasar. Hal ini mungkin disebabkan omaterial atau proses dasar memungkinkan ribuan aplikasi, oleh karenanya karakteristik-karakteristik material dan proses yang baru dan tidak umum dapat dipasangkan dengan aplikasi yang tepat. Proses pengembangan produk generik dapat digunakan dengan sedikit modivikasi untuk produk-produk teknologi push. Proses teknologi push dimulai dengan fase perancanaan, dimana teknolgi yang tersedia dipasangkan dengan suatu peluang pasar. Segera setelah pemasangan ini terjadi, sisa proses pengembangan generik dapat diikuti. Team menyertakan suatu asumsi dalam penentuan misi dimana sebagian teknologi akan diwujudkan dalam konsep-konsep produk yang

dipertimbangkan oleh team. Meskipun banyak produk-produk yang secara ekstrim berhasil berasal dari pengenbangan dari teknologi push,pendekatan ini dapat bahaya. Produk akan tidak berhasil kecuali : 1) Teknologi yang diasumsikan, memberikan kompetitif yang jelas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, dan 2) teknologi alternatif yang sesuai tidak tersedia atau sangat sulit digunakan oleh pesaing-pesaing. Resiko proyek mungkin dapat diminimasi. Dengan pertimbangan manfaat dari sekumpulan konsep secara simultan yang tidak perlu mempergunakan teknologi baru. Dengan cara ini, team menguji apakah konsep produk yang mewujudkan teknologi baru unggul dalam alternatifalternatifnya.

2.7 Produk-produk Platform Produk platform dibentuk disekitar sub-sistem sub-sistem teknologi (suatu teknologi platform). Contoh platform seperti ini antara lain mekanisme pemindahan Tape pada Sony Walkman, sistem pengoperasian Apple Macintosh, film instan yang digunakan di kamera polaroid. Investasi yang besar dalam mengembangkan platformplatform ini, sehingga setiap usaha yang diusahakan untuk menyertakan mereka di beberapa produk yang berbeda. Secara Harfiah, produk platform sama dengan produk Teknologi Push, dimana team memulai usaha pengembangan dengan suatu asumsi bahwa konsep produk akan mewujudkan sebagaian teknologi. Perbedaan utamanya adalah teknologi platform telah menunjukan kegunaanya pada pasar dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada beberapa kasus, perusahaan dapat mengasumsikan bahwa teknolgi akan berguna dalam pasar yang berkaitan. Produk-produk yang dihasikan dengan teknologi platform lebih mudah untuk dikembangkan dibandingkan bila teknologi dikembangkan dari sketsa awal. Karena alasan ini, dan dikarenakan kemungkinan pembagian biaya pada beberapa produk, suatu perusahaan mampu menawarkan suatu produk platform kepada pasar sehingga tidak dapat

mempertimbangkan pengembangan teknologi yang unik.

2.8 Tanggapan konsumen terhadap produk Setiap produsen harus memikirkan bagaimana menjawab permintaan konsumen atas suatu produk yang dibutuhkan agar mempermudah pekerjaannya. Oleh karena itu produsen mengembangkan produk agar dapat diterima sesuai dengan keinginan konsumen. Dimana permintaan konsumen terhadap produk beragam,

dengan permintaan yang beragam terjadilah inovasi-inovasi produsen yang diantaranya, inovasi radical dan inovasi incremental. Semua dilakukan tidak hanya untuk merebut minat konsumen tetapi untuk mempertahankan posisi peringkat penjualan. Memang merebut peringkat diperiode pertama kali produsen baru keluar sulit karena produsen lama memimpin penjualan tetapi produsen baru tidak tinggal diam untuk bersaing agar dapat merebut posisi puncak.produsen baru ( brand new) memang pemain baru yang dimana masih mencari minat konsumen tetapi dipersaingan didunia perdagangan dimana konsumen adalah juri terakhir dari peraihan posisi tersebut. Berikut gambaran atas inovasi-inovasi dan perkembangan atas persaingan produk baru dan kompetitornya

Mutu Peningkatan harga

Inovasi radikal

waktu

Gambar 2.2 inovasi radical dan incremental terhadap produk

Tampilan

Produk baru Produk yang sudah mapan

Waktu investasi

T1

T2

Gambar 2.3 kurva S 2.9 Human Integrated Design (HID) Secara umum aplikasi konsep Human Integrated Design (HID) dapat dijelaskan berdasarkan 2 (dua) prinsip yaitu : pertama, seorang perancang produk harus menyadari benar bahwa faktor manusia akan menjadi kunci penentu sukses didalam operasionalisasi sistem manusia-mesin (produk); tidak peduli apakah sistem tersebut bersifat manual, mekanis (semi-automatics) ataukah otomatis penuh. Kedua , seorang perancang produk harus juga menyadari bahwa setiap produk akan memerlukan informasi-informasi detail dari semua faktor yang terkait dalam setiap proses perancangan. Seorang perancang produk harus mengetahui sistem operasional seperti apa yang dapat dikerjakan lebih baik oleh manusia (didasarkan oleh faktor kelebihan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan mesin/alat); dan disisi lain dengan

menyadari segala kekurangan serta kelemahan manusia, maka keterbatasanketerbatasan ini kemudian bisa dialokasikan untuk kemudian dikerjakan oleh subsistem mesin (produk) yang dirancang. Data yang berkaitan dengan kelebihan, kekurangan maupun keterbatasan, baik yang bersifat fisiologik maupun psikologik bisa dikembangkan melalui riset ergonomis yang merujuk manusia sebagai obyek dan sekaligus subyek pengamatan. Esensi dasar dari evaluasi ergonomis dalam proses perancangan produk adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasikan dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuahmanmade object. Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke upaya pencapaian sebuah rancangan produk yang memenuhi persyaratan fitting the task to the man (Granjean, 1982). Hal ini berarti setiap rancangan sistem manusiamesin (produk) yang akan dibuat haruslah selalu dipikirkan untuk kepentingan (dalam arti keselamatan, keamanan, maupun kenyamanan) manusia. Sebuah kajian ergonomis jelas akan merujuk pada kepentingan manusia, tidak semata-mata mengarah pada aspek teknis-fungsional dari produk, mesin ataupun fasilitas kerja yang dirancang. Bilamana tidak ada unsur manusia yang terlibat dalam interaksi sistem manusia-mesin seperti halnya dalam sistem mesin yang bekerja secara otomatis penuh (full-automatics) maka secara tegas dapat disimpulkan kajian ergonomis tidak lagi terlalu signifikan untuk dilakukan. Perancangan sebuah produk dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek keunggulan teknologi memang juga penting, terutama untuk meningkatkan kemampuan teknis-fungsional dari produk tersebut. Akan tetapi performans produk baru akan bisa maksimal dicapai bilamana terjadi synergy process pada saat terjadi interaksi timbal-balik yang serasi dan

selaras dengan manusia-operator yang akan melayani, mengoperasikan, dan mengendalikannya. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar perancangan produk seperti yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa jelas akan lebih mudah untuk memodifikasi karakteristik rancangan produk yang disesuaikan dengan kelebihan, keterbatasan maupun kekurangan manusia-operatornya (fitting the task to the man); dibandingkan dengan keharusan kita untuk melakukan modifikasi melalui proses seleksi maupun pelatihan (training) kemampuan operator guna diakomodasikan dengan karakteristik rancangan produk yang terlanjur dirancang dan harus dioperasikan apa adanya (fitting the man to the task).

2.10 Ergonomi Ergonomi atau Ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati bahwa ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimaloptimalnya (Nurmianto, 1996). Pendekatan khusus dalam disiplin ergonomi ialah aplikasi sistematis dari segala informasi yang releven yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai. Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap mencakup seluruh perilaku manusia dalam bekerja, (Sutalaksana,1979) membagi kajian ergonomi kedalam beberapa kelompok, yaitu:

2.10.1 Antropometri Antropometri berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia. Informasi dimensi tubuh manusia diperlukan untuk merancang sistem kerja yang aman dan nyaman. 2.10.2 Psikologi Kerja Manusia dengan segala sifat dan tingkah laku lainnya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Manusia secara individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan yang khusus pada manusia diantaranya jenis kelamin, usia, kepribadian, tingkah laku, nilai, karakteristik fisik, minat, motivasi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi hasil kerja manusia. Dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang penelitian (Iftikar Z. Sutalaksana, 1979), yaitu: 1. Penyelidikan tentang tampilan (Display) Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (Interface) yang mampu menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan, dan

mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang, dan sebagainya. Contoh tampilan antara lain peta, thermometer, speedometer. 2. 3. Penyelidikan tentang kemampuan kekuatan fisik manusia (Biomekanik). Penyelidikan ini mengukur kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada saat bekerja. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan objek serta

peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktifitasnya. 4. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja (Antropometri) a. Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan yang sesuai dengan ukuran (Dimensi) tubuh manusia. 5. Penyelidikan tentang lingkungan kerja a. Penyelidikan ini meliputi penyelidikan mengenai kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja. Contohnya adalah pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperature, dan lain-lain. Berkenaan dengan penyelidikan itu, maka terlihat sejumlah disiplin ilmu dalam ergonomi yaitu : 1. Anatomi dan fisiologi : struktur dan fungsi pada manusia 2. Antropometri : ukuran-ukuran tubuh 3. Fisiologi psikologi : sistem syaraf dan otak 4. Psikologi eksperimen : perilaku manusia 2.11 Ruang Lingkup Ergonomi Dalam lapangan kerja, ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup besar. Semua bidang pekerjaan selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini diterapkan pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja diharapkan menjadi meningkat. Secara garis besar ergonomi dalam dunia kerja akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana orang mengerjakan pekerjaannya. 2. Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika 3. Peralatan apa yang mereka gunakan. 4. Apa efek dari faktor-faktor diatas bagi kesehatan dan kenyamanan pekerja. 2.12 Pengendalian Ergonomi Pengendalian ergonomi dipakai untuk menyesuaikan tempat kerja dengan pekerja. Pengendalian ergonomi berusaha mengatur agar tubuh pekerja berada di posisi yang baik dan mengurangi resiko kerja. Pengendalian ini harus dapat mengakomodasi segala macam pekerja. Pengendalian ergonomi dikelompokkan dalam tiga katagori utama, yang disusun sesuai dengan metoda yang lebih baik dalam mencegah dan mengendalikan resiko ergonomi. 1. Pengendalian teknik adalah metoda yang lebih diutamakan karena lebih permanen dan efektif dalam menghilangkan resiko ergonomi. Pengendalian teknik yang bisa dilakukan adalah memodifikasi, mendesain kembali atau mengganti tempat kerja, bahan, obyek, desain tempat penyimpanan dan pengoperasian peralatan. 2. Pengendalian administratif. Pengendalian ini berhubungan dengan bekerja.

bagaimana pekerjaan disusun, seperti: a. Jadwal kerja b. Penggiliran kerja dan waktu istirahat c. Program pelatihan d. Program perawatan dan perbaikan

3. Cara kerja. Pengendalian cara kerja berfokus pada cara pekerjaan dilakukan, yakni : a. menggunakan mekanik tubuh yang baik b. menjaga tubuh untuk berada pada posisi netral 2.13 Konsep Antropometri Istilah antropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (design) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu: 1. Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan. 2. Jenis kelamin (sex), Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. 3. Suku bangsa (etnik), Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya.

4. Sosio ekonomi, Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang. 5. Posisi tubuh (posture), Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

2.14

Data Antropometri Ada dua kategori data antropometri dalam kaitannya dengan posisi tubuh

dikenal 2 cara pengukuran, yaitu : 1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh (Structural Body Dimension) Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini dikenal dengan istilah Static Anthropometry. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan persentil tertentu seperti 5-th dan 95-th persentil. 2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh (Functional Body Dimension) Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang

harus diselesaikan. Hal pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Berbeda dengan cara pengukuran yang pertama, struktural body dimension yang mengukur tubuh dalam posisi tetap/statis (Fixed), maka cara pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan-gerakan kerja atau dalam posisi yang dinamis. Cara pengukuran semacam ini akan menghasilkan data Dynamic Anthropometry. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan posisinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas maupun ruang kerja. Sebagai contoh perancangan kursi mobil dimana posisi tubuh pada saat melakukan gerakan mengoperasikan kemudi, tangkai pemindah gigi, pedal dan jarak antara atap mobil maupun dashboard harus menggunakan data Dinamic Anthropometry. 2.14.1 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Data Antropometri Data antropometri jelas diperlukan agar rancangan suatu produk bisa sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang diperlukan pada hakekatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara individual, seperti halnya yang dijumpai untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan (Job Order). Situasi menjadi berubah manakala lebih banyak lagi produk standar yang harus dioperasikan oleh banyak orang. Permasalahan yang timbul disini adalah ukuran siapakah yang nantinya akan dipilih sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada. Mengingat

ukuran individu akan bervariasi satu dengan populasi yang menjadi target sasaran produk tersebut. Untuk penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan. Dalam statistik, dditribusi normal dapat diformulasikan

berdasarkan harga rata-rata (Mean, X) dan simpangan standarnya (Standard Deviation, /x) dari data yang ada. Dari nilai yang ada tersebut, maka Percentiles dapat diterapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal. Dengan persentil, maka yang dimaksudkan disini adalah suatu nilai yang menunjukkan prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh 95-th persentil akan menunjukan 95% populasi akan berada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan 5-th persentil akan menunjukan 5% populasi akan berada dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka 95-th akan menggambarkan ukuran manusia yang terbesar dan 5-th persentil sebaliknya akan menunjukkan ukuran terkecil. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka disini diambil rentang 2,5-th dan 97,5-th persentil sebagai batas-batasnya. Dalam antropometri 95 persentil menunjukan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasikan 95% populasi maka 2.5 dan 97.5 persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Prinsip-prinsip yang harus diambil dalam aplikasi data antropometri adalah sebagai berikut :

1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 (dua) sasaran produksi, yaitu : a) Bisa sesuai ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya. b) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada). Untuk memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara : 1) Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai persentil terbesar seperti 90-th, 95-th atau 99 persentil. 2) Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil

berdasarkan nilai persentil yang paling rendah (1 th, 5 th, 10 th persentil) dari distribusi data antropometri yang ada. Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5 th persentil untuk dimensi maksimum dan 95 th persentil untuk dimensi minimumnya. 2. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata. Berdasarkan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan yaitu : a) Anggota tubuh mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

b) Menentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut. c) Menetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti, semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (Adjustable) atau ukuran rata-rata. d) Pilih persentase populasi yang diikuti; 90 th, 95 th, 99 th ataukah nilai persentil yang lain yang dikehendaki. e) Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasi, selanjutnya tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (Allowance) bila diperlukan. Data antropometri untuk penggunaan teknik paling baik digambarkan dalam persentil. Nilai-nilai ekstrim menggambarkan data keluar dan akan diabaikan dalam aplikasinya. Dengan sekumpulan data besar yang diberikan pada karakteristik antropometri khusus persentil dapat diketemukan dengan mengikuti prosedur, yaitu : 1. Menghitung Mean (rata-rata) 2. Menghitung standar deviasi 3. Menemukan faktor yang berhubungan dengan angka persentil Aplikasi data untuk kasus desain sesuai dengan prosedur yang berikut : a) Menemukan dimensi-dimensi tubuh yang penting dari dalam desain. b) Menetapkan populasi pengguna c) Memilih persentase populasi yang akan dirkomendasikan. Untuk setiap dimensi tubuh diidentifikasi : mencari nilai dari tabel-tabel data,

menjalankan data, membuat penyesuaian-penyesuain dalam data jika perlu.

2.15 Manfaat Antropometri Antropometri merupakan aspek yang harus sangat diperhatikan dalam setiap perancangan benda kerja. Karena untuk menciptakan benda dan alat kerja yang sesuai dengan fungsi dan juga nyaman harus disesuaikan dengan bentuk dari tubuh manusia yang menggunakan benda atau alat kerja itu sendiri. Adapun manfaat dari antropometri adalah : A) Manfaat bagi sistem kerja 1. Tenaga Kerja :Memberikan keselamatan 2. Alat Kerja : Menjadi lebih awet dan lebih enak dipakai atau memberikan kenyamanan. 3. Produktivitas : Kualitas dan kuantitas menjadi meningkat atau relatif lebih B) Manfaat bagi produk Kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik karena sesuai dengan fungsi dan memberikan kenyamanan bagi konsumen sehingga dapat meningkatkan pasaran produk. `perlindungan, kesehatan, dan

2.16 Kalibrasi Data Antropometri Pengukuran antropometri yang diguanakan untuk menentukan parameter dan dimensi perancangan adalah sebagai berikut : 1. Tinggi Duduk Tegak (tdt) Jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan memandang lurus kedepan dan lutut membentuk siku-siku. 2. Tinggi Duduk Normal (tdn) Jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung atas kepala. Subyek duduk normal dengan pandangan lurus kedepan dan lutut membentuk siku-siku. 3. Tinggi Mata Duduk (tmd) Jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung mata bagian dalam. 4. Tinggi Bahu Duduk (tbd) Jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat duduk tegak

5. Tinggi Siku Duduk (tsd) Jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subyek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan atas membentuk siku-siku dengan lengan bawah. 6. Tinggi Sandaran Punggung (tsp) Subyek duduk tegak, jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai puncak belikat.

7. Tinggi Pinggang (tpg) Subyek duduk tegak, ukur jarak samping dari belakang perut sampai ke depan perut. 8. Tebal Perut Duduk (tpd) Subyek duduk tegak, ukur jarak samping dari belakang perut sampai ke depan perut. 9. Tebal Paha (tp) Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan atas pangkal paha 10. Tinggi Popliteal (tpo) Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha. 11. Pantat Popliteal (pp) Subyek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai kelutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. 12. Pantat ke lutut (pkl) Subyek duduk tegak, jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai kelutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. 13. Lebar Bahu (lb) Jarak horizontal kedua tangan atas dengan subyek duduk tegak dan lengan atas merapat ke badan, lengan bawah direntangkan ke depan. 14. Lebar Pinggul (lp) Subyek duduk tegak, jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan.

15. Lebar Sandaran Duduk (lsd) Jarak horizontal antara kedua tulang belikat, dengan subyek duduk tegak, lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan. 16. Lebar Pinggang (lpg) Subyek duduk tegak, jarak horizontal dari bagian terluar pinggang sisi kiri sampai bagian pinggang sisi kanan. 17. Siku ke siku (sks) Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar siku sisi kiri sampai bagian terluar siku sisi kanan.

10

11

12

13

14

15

16

17 Gambar 2.4 Kalibrasi Data Antropometri

2.17 Konsep Persentil Secara statistik, terlihat bahwa ukuran tubuh manusia pada suatu populasi tertentu akan terkonsentrasi pada suatu nilai tengah, dan suatu bagian kecil dari harga ekstrim akan berada dikedua sisi kurva distribusi. Karena tidaklah praktis untuk mendesain bagi seluruh bagian populasi, maka dilakukanlah pemilihan pada bagian tengah dari distribusi, dimana sebagian besar nilai terkonsentrasi. Sebagian besar data antropometri dinyatakan dalam bentuk persentil. Suatu populasi, untuk kepentingan studi, dibagi dalam seratus kategori persentase, diurutkan dari nilai terkecil sampai nilai terbesar, pada suatu ukuran tubuh tertentu. Persentil satu ukuran tinggi tubuh, sebagai contoh menunjukkan bahwa 99% dari populasi yang diamati mempunyai tinggi diatas ukuran tersebut. Demikian juga nilai persentil ke-95% dari ukuran tinggi tubuh menunjukkan terdapat 5% bagian populasi yang memiliki ukuran lebih besar dari nilai tersebut dan 95% sisanya memiliki tinggi yang sama atau lebih rendah. Pada dasarnya persentil menyatakan persentase manusia dalam populasi yang memiliki dimensi tubuh yang sama (atau lebih kecil) dari nilai tersebut. Apabila berbicara mengenai persentil, terdapat dua hal penting yang perlu dipahami. Yang pertama antropometri pada individu, suatu nilai persentil antropometri pada individu hanya mengacu pada satu ukuran tubuh saja, seperti tinggi tubuh atau duduk, misalnya. Yang kedua, tidak ada seseorang yang dapat disebut sebagai orang-orang persentil ke-95 atau orang persentil ke-5 artinya seseorang yang mempunyai persentil ke-50 untuk tinggi berdiri mungkin saja memiliki dimensi persentil ke-40 untuk tinggi lutut atau persentil ke-60 untuk

panjang tangan. Jika sesorang berpendapat bahwa perancangan yang baik adalah perancangan berdasarkan harga rata-rata maka pernyataan tersebut salah.

Perancangan pada konsep tersebut hanya akan menyebabkan sebesar 50% dari populasi pengguna rancangan tidak dapat menggunakan rancangan tersebut dan hanya sebesar 50% sisanya yang dapat menggunakannya. 2.18 Teori Statistik

2.18.1 Data Mentah Data mentah adalah data yang belum diorganisir secara numeris. Jadi data berat mahasiswa yang sudah diurutkan menurut nama masih kita kategorikan sebagai data mentah sebab urut menurut nama bukan organisasi numeris. Sebaliknya jika kita sudah urutkan menurut beratnya atau kita kelompokkan menurut ketegori berat tertentu maka data tersebut bukan data mentah lagi. 2.18.2 Distribusi Frekwensi Distribusi frekwensi adalah suatu metode sistematis yang digunakan untuk mengurutkan data hasil pengukuran atau data mentah kedalam sebuah data kelompok yang kemudian digambar dalam bentuk tabel. Tujuan disusunnya data kedalam bentuk distribusi frekwensi antara lain adalah : 1. Agar data hasil pengukuran / eksperimen ynag bervariasi dapat

dikelompokkan secara berurutan sehingga mudah untuk diperiksa dan analisis. 2. Perhitungan statistik data dalam bentuk distribusi frekwensi (data kelompok) lebih mudah dan lebih efisien jika dibandingkan dengan data tersebut dalam bentuk individu.

3. Analisa distribusi data memerlukan data tersebut distribusi frekwensi. Data dalam bentuk distribusi frekwensi adalah data yang disajikan dalam bentuk tabel yang mengandung dua unsur, yakni kelas yang mengelompokkan data (kolom kiri) dan frekwensi yang menghitung banyaknya data didalam kelas tersebut (kolom kanan). Pada waktu meringkaskan sejumlah besar data mentah sering sangat berguna mendistribusikan data dalam kelas atau kelompok dan menetapkan banyaknya individu yang termasuk dalam setiap kelas yang disebut frekwensi kelas. Suatu penyusunan tabulasi data memakai kelas bersama dengan frekuensi kelas yang berhubungan disebut distribusi frekwensi atau tabel frekwensi. 2.18.3 Parameter Distribusi Frekwensi Distribusi frekwensi merupakan sarana untuk mengatur, menyusun atau meringkas data dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa kelas. Data acak yang jumlahnya besar dikelompokkan ke dalam beberapa kelas. Nilai-nilai pengamatan yang masuk ke dalam suatu kelas tertentu dihitung banyaknya. Dengan tabel distribusi frekuensi kita dapat segera melihat cirri-ciri penting dari data. Tetapi di sisi lain, dengan pengelompokkan data ke dalam tabel sebaran frekwensi mengakibatkan hilangnya identitas dari masing-masing pengamatan. a) Range Range adalah selisih antara nilai data maksimum dengan minimum. Range = Max Min

b) Interval kelas dan batas kelas Sebuah tabel sebaran frekwensi terdiri atas beberapa kelas. Setiap kelas merupakan suatu interval, dimana interval tersebut mencakup nilai-nilai yang masuk ke dalam kelas tersebut. Interval ini disebut interval kelas. Nilai terkecil pada suatu kelas disebut batas bawah kelas (Lower Class Limit) sedangkan nilai terbesarnya disebut batas atas kelas (Upper Class Limit). Interval kelas yang hanya mempunyai batas atas kelas atau batas bawah kelas saja disebut interval kelas terbuka. c) Tepi Kelas (Class Boundaries) Tepi bawah kelas = Batas bawah kelas (satuan pengukuran terkecil) Tepi atas kelas = Batas atas kelas + (satuan pengukuran terkecil)

d) Panjang Interval Kelas Panjang interval kelas adalah selisih antara tepi kelas atas dengan tepi kelas bawah. Pada umumnya semua kelas dalam satu distribusi frekuensi mempunyai panjang yang sama. Panjang interval kelas pada setiap kelas adalah sama. Panjang interval kelas dinotasikan dengan c. dalam hal demikian, panjang kelas dapat juga dihitung sebagai selisih antara dua tepi kelas bawah atau tepi kelas yang berurutan. e) Titik Tengah (Class Mark) Nilai tengah adalah nilai data yang berada persis ditengah-tengah kelas dan diperoleh dengan menjumlahkan batas kelas bawah dengan batas kelas atas dan kemudian dibagi dua. Untuk memudahkan perhitungan dalam menentukan ukuran-ukuran sattistik, maka setiap interval kelas

diwakili satu nilai. Nilai yang dianggap mewakili interval kelas adalah titik tengah kelas. Titik tengah kelas = (batas bawah kelas + batas atas kelas) f) Frekuensi Kelas Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang ada didalam kelas tersebut. 2.18.4 Langkah-langkah untuk menyusun distribusi frekwensi Pembentukan tabel distribusi frekwensi dapat kita mulai dengan menetapkan banyak kelas dari tabel yang kita buat. Penentuan berapa banyak kelas yang akan dibuat pada dasarnya bergantung pada keinginan pembuatnya, tetapi dengan suatu catatan bahwa kelas yang akan dibuat tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Sebab jika kelas terlalu banyak ada kemungkinan terdapat kelas yang tidak mengandung nilai pengamatan, sementara jika terlalu sedikit dapat mengakibatkan hilangnya sebagian keterangan yang terkandung dalam data itu. Langkah-langkah untuk menyusun distribusi frekuensi antara lain : a) Hitung range dari data, yakni selisih antara nilai maksimum dan minimum yang ada didalam data tersebut. b) Tentukan banyak kelas yang akan dibuat dengan aturan sturge, yaitu : K = 1 + 3,3 log N Dimana : K = Banyaknya kelas N = Banyaknya data c) Tentukan perkiraan panjang interval kelas yang akan dibentuk

Pilih batas bawah kelas pertama, kalau bisa usahakan pengambilan dilakukan pada nilai pengamatan terkecil. Usahakan dengan pemilihan tersebut maka nilai titik tengah kelas merupakan bilangan bulat. d) Hitung frekuensi kelas dengan cara tally atau score sheet Rumus untuk menghitung statistik nilai sentral tersebut jika datanya berbentuk distribusi frekuensi adalah sebagai berikut : 1. Rataan hitung

Dengan : = Rataan hitung = Nilai tengah dari kelas ke i i = 1, 2, 3,..k = Frekwensi kelas ke i K = Banyaknya kelas 2. Median

Dengan : TB N = Tepi bawah kelas median = Banyak nilai pengamatan

= Jumlah frekuensi sebelum frekwensi median (frekwensi kumulatif yang bersesuaian dengan tepi bawah kelas median) = Frekwensi median = Interval kelas

3. Modus Sama halnya seperti median, nilai modus dari nilai-nilai pengamatan yang telah dikelompokkan atau disusun ke dalam tabel distribusi frekwensi merupakan nilai penaksiran. Nilai modus ditaksir dengan metode pendekatan pada kelas yang mempunyai frekwensi terbesar. penaksiran nilai modus tersebut dirumuskan dengan :

Dengan : TB = Tepi bawah kelas modus = Frekwensi modus frekwensi sebelum frekwensi modus = Frekwensi modus frekwensi sesudah frekwensi modus = Interval kelas 4. Persentil (Pi) Dalam buku Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya (Eko Nurmianto), persentil ialah nilai yang membagi data yang menjadi 100

bagian yang sama, setelah disusun dari data yang terkecil sampai data yang terbesar atau sebaliknya, bila Pi merupakan persentil ke-1, maka nilai memiliki nilai frekuensi kumulatif kurang dari 50(n/100). Pada

dasarnya P50 dan merupakan nilai sentral. Sebelum mencari persentil, terlebih dahulu harus mengetahui letak persentil terlebih dahulu dengan rumus :

Dimana

adalah nilai posisi persentil terletak. x adalah besarnya

persentil yang diinginkan. Dan n adalah banyaknya data. Untuk menentukan persentil dapat digunakan rumus :

adalah nilai persentil, terletak.

adalah batas bawah kelas nilai persentil akan adalah besarnya adalah jumlah

adalah panjang kelas nilai persentil.

persentil yang diinginkan. N adalah banyaknya data.

dari semua frekwensi kumulatif dari kelas sebelum persentil terletak. adalah banyaknya frekwensi kelas persentil.

5. Simpangan baku

Dengan : = Simpangan baku = Nilai data ke i (nilai tengah) = Frekwensi kelas ke i N = Jumlah data 2.19 Pengolahan Data Antropometri 2.19.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu Uji Kertas Peluang Normal, Uji Liliefors, dan Uji Chi-Kuadrat. Pengujian normalitas lebih cepat dapat dikerjakan dengan komputer. Pada perhitungan ini, menggunakan metode ChiKuadrat. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam penegrjaan Uji Normalitas : 1. Mencari nilai maksimum dan minimum dari data-data yang diambil. 2. Mencari nilai rentangan (R) 3. Mencari Banyaknya Kelas (K) 4. Mencari nilai panjang kelas (I) 5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong 6. Mencari rata-rata (Mean) 7. Mencari Simpangan Baku (Standar Deviasi) 8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

a).

Menentukan Batas Kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5

b).

Mencari nilai Z score untuk batas kelas interval dengan rumus :

c).

Mencari luas 0 Z dari tabel kurva normal dari 0 Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

d).

Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya.

e).

Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.

9. Mencari Chi Kuadrat hitung ( hitung)

10. Membandingkan hitung dengan tabel Jika hitung tabel artinya distribusi data tidak normal. Jika hitung tabel artinya data berdistribusi normal. 2.19.2 Uji Keseragaman Data Tugas mengukur adalah mendapatkan data yang seragam. Karena ketidak seragaman dapat datang tanpa disadari maka diperlukan suatu alat yang dapat mendeteksi. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data merupakan batas seragam tidaknya data. Data yang dikatakan seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol, dan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda, jika berada diluar batas kontrol.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengujian keseragaman data adalah sebagai berikut : a. Menghitung harga rata-rata, digunakan rumus sebagai berikut :
=

Dimana :

=harga rata-rata dari rata-rata sub-grup. = harga rata-rata dari sub-grup ke i = banyaknya sub grup yang terbentuk

b. Menghitung standar deviasi

Dimana :

= Standar Deviasi = Jumlah pengamatan = Waktu pengamatan

c. Menghitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup: Dimana : n = besarnya sub grup d. Menentukan batas control atas (BKA) dan batas control bawah (BKB):

Batas kontrol atas dan batas kontrol bawah ini berfungsi sebagai penyaring data antropometri yang didapat dari hasil pengamatan. Dengan digunakan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah ini, maka data antropometri yang didapat, mempunyai toleransi untuk dapat dipakai

sebagai suatu data yang sahih, selama masih berada didalam batas kontrol tersebut. 2.19.3 Uji Kecukupan Data Untuk menguji kecukupan data, digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana : N = Jumlah pengamatan yang dibutuhkan N = Jumlah pengamatan k = Tingkat kepercayaan s = Tingkat ketelitian 2.19.4 Uji Rataan (Nilai Tengah) untuk sampel Kecil (Uji t) Distribusi t selain digunakan untuk menguji suatu hipotesis juga untuk membuat pendugaan interval (Interval Estimate). Biasanya, distribusi t digunakan untuk menguji hipotesis mengenai nilai parameter, paling banyak dari 2 populasi (lebih dari 2, harus digunakan F), dan dari sampel yang kecil (Small Sample Size), misalnya n < 100, bahkan seringkali n 30. Untuk n yang cukup besar (n 100, atau mungkin cukup n > 30) dapat digunakan distribusi normal, maksudnya tabel normal dapat digunakan sebagai pengganti tabel t. Pada pembahasan distribusi sampling rata-rata telah didapatkan rumus sebagai berikut :

Rumus di atas memerlukan asumsi bahwa populasi diketahui. Jika populasi tidak diketahui maka harga didekati atau diestimasi melalui harga

simpangan baku sampel s. oleh karena itu statistik yang digunakan dalam rangka menaksir berubah menjadi :

Jika ukuran sampel besar (n > 30), maka harga s akan relatif tetap dari sampel ke sampel, sehingga distribusi dari statistik t di atas tidak akan jauh berbeda dengan distribusi normal standar Z. akan tetapi jika ukuran sampel kecil (n < 30) maka distribusi dari statistik t di atas akan jauh berbeda dengan distribusi normal standar Z. oleh karena itu untuk sampel ukuran kecil akan digunakan distribusi yang sebenarnya dari statistik t tersebut. 2.20 Varian Tidak Diketahui Untuk Uji Hipotesis Satu Nilai Tengah Asumsi di sini adalah populasi berdistribusi normal, dan oleh karena varian populasi tidak diketahui maka digunakan distribusi t untuk melakukan pengujian hipotesis. Hipotesisnya adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Uji Hipotesis t Satu Nilai Tengah Hipotesis Daerah Penolakan Test Statistik

Sumber : Amitava Mitra, Fundamentals Of Quality Control and Improvement, Hal 117.

Jika diketahui variabel random X yang berdistribusi normal dengan rata-rata dan variannya tidak diketahui. Sampel random dengan ukuran n diambil dan kemudian sampel rata-rata ditunjukkan bahwa besaran : Akan berdistribusi t dengan derajat kebebasan sama dengan n 1. Bentuk dari distribusi normal standar. Jumlah derajat kebebasan dari t yang dalam hal ini = ; dimana n 1, adalah sama dengan penyebut dari rumus S, yakni : dan varian sampel S dihitung. Dalam hal ini dapat

Jumlah derajat kebebasan menggambarkan bahwa jika kita diberikan rata-rata sampel dari n pengamatan, maka (n-1) dari observasi tersebut adalah bebas untuk berharga berapa saja. Pada waktu (n-1) harga pengamatan sudah diperoleh maka satu pengamatan dari n pengamatan harganya sudah tertentu agar dapat diperoleh nilai rata-rata sama dengan jadi dalam hal ini satu pengamatan harganya adalah sudah pasti dan (n-1) pengamatan berharga bebas.

2.21 Mekanika Teknik Mekanika bahan merupakan subyek yang agak tua umurnya, yang umumnya bermula dari karya galileo pada bagian permulaan abad ketujuh belas. Sebelum penyelidikan yang dilakukannya mengenai sifat-sifat benda padat yang dibebani, para ahli bangunan mengikuti aturan-aturan yang biasa dipakai serta beersifat empiris. Galileo merupakan yang pertama berusaha menjelaskan kelakuan bagian struktur yang diibebani secara rasional. Ia mempelajari bagian struktur dibawah tarik dan

tekan, serta lebih trkenal dari kapal yang dipergunakan untuk konstruksi lambung kapal buat angkatan laut italia. Tentulah banyak kemajuan yang telah dicapai semenjak waktu tersebut, Tetapi haruslah dicatat bahwa dalam mencapai diantara yang sekian banyak itu di akui bahwa dalam pengembangan subyek ini penemupenemu bangsa prancis yang antara lain terdiri dari orang-orang terkemuka seprti Coulomb, Poisson, Navier, St.Vernant dan Cauchy, yang berkarya pada permulaan abad ke 19, telah meninggalkan kesan yang tidak dapat dilenyapkan dalam subyek ini. Subyek mekanika bahan mencapai secara meluas semua cabang profesi keteknikan dengan banyak penggunaan yang luar biasa. Metoda-metodanya dibutuhkan oleh para ahli desain banguna lepas pantai, oleh insyur sipil untuk mendesain jembatan dan gedung-gedung, oleh insyur tambang dan arsitek yang berminat dengan bangunan, oleh insyur bidang nulir dalam desain koimponen reactor, oleh insyur mesin dan kimia yang mengandalkan metoda-metoda dalam subyek ini untuk mendesain permesinan dan bejana tekan, oleh ahli metalurgi yang memerlukan konsep-konsep dasar dari subyek ini untuk memahami cara meningkatkan lebih lanjut bahan-bahan yang ada. akhirnya oleh insyur elektroteknik yang membutuhkan metoda-metoda subyek ini karena pentingnya tahap-tahap keteknikan mesin dengan banyak bagian peralatan listrik. Mekanika bahan mempunyai metoda-metoda karakteristik sendiri-sendiri. Ini adalah suatu disiplin tertentu dan salah satu subyek dasar dari kurikulum teknik, berdiri sejajar dengan subyek-subyek dasar lain seperti mekanika fluida, thermodinamika dan listrik dasar.

Kelakuan bagian terstruktur memperoleh gaya tidak hanya tergantung dari hukum-hukum dasar mekanika Newton yang mengatur keseimbangan antar gaya tetapi juga karakteristik fisik dari bahan bagian struktur tersebut. keterangan penting yang berkenaan dengan yang terakhir datang dari laboratorium dimana bahan diberi aksi gayayang diketahui secara teliti dan sifat contoh bahan uji yang diamati dengan perhatian khusus pada gejala-gejala seperti terjadinya pemecahan. Hasil akhir dari penyelidikan demikian adalah menarik perhatian dan rangkaian pelajaran ini menyangkut bagian analitis dan matematis dari subyek ini yang tentu berbeda dengan eksperimen. Berdasarkan pemikiran diatas, kita dapat melihat bahwa mekanika bahan adalah campuran ilmu pengetahuan eksperimen dengan postulat-postulat Newtonian mekanika analitis. 2.21.1 Masalah Statis Tak Tentu Persoalan-persoalan yang paling sederhana dalam mekanika teknik (mechanic of material) adalah statis tertentu luar. Dalam kasus seperti ini resultante gaya-gaya reaksi dan sistem tegangan dalam pada sebuah irisan dapat ditentukan dengan statika tanpa memperhatikan deformasi. Azas suporsisi kemudian dapat dipergumakan untuk mendapatkan metodametoda umum,yang sangat efektif dalam memecahkan persoalan-persoalan tak tentu yang tinggi mencakup bahan-bahan elastis linier. Metoda-metoda ini biasanya dihubungkan dengan yang disebut metoda gaya (Force method atau metoda fleksibilitas atau flexibility method) dan metode pergeseran (displacement method atau metoda kekakuan atau stiffness method). Lebih lanjut, metoda analisis untuk balok tak tentu dikembangkan pula dengan menggunakan menggunakan teknik luas-

momen dalam hubungannya dengan metoda gaya. Beberapa perhatian akan diberikan kepada persamaan tiga momen (threemomen equation) yang merupakan rumus berulang (recurrence formula) yang bermanfaat untuk analisis balok elastis kontinyu. Suatu prosedur untuk menentukan kapasitas muat batas atau ultimat dari balok, baik yang tertentu maupun tak tentu, yang terbuat dari bahan-bahan ulet. 2.21.2 Pendekatan Umum Dalam semua persoalan statis tak tentu persamaan-persamaan keseimbangan statika masih tetap berlaku. Persamaan-persamaan ini adalah penting, tetapi tidak cukup untuk memecahkan persoalan tak tentu. Persamaan-persamaan tambahan dibuat berdasarkan pertimbangan geometri dari deformasi. Dalam sistem struktur dari kebutuhan fisis, unsur-unsur atau bagian tertentu haruslah berdefleksi bersama, memelintir bersama, memuai bersama, dan seterusnya atau sama-sama tetap stationer. Dengan merumuskan kita pengamatan-pengamatan persamaan-persamaan demikian secara kuantitatif yang

memberikan

tambahan-tambahan

diperlukan.misalnya, suatu pernyataan pergeseran yang umum dari beberapa batang dari sebuah sambungan dapat memberikan hubungan yang diperlukan. Persamaanpersamaan kinematika ini tidaklah tergantung pada sifat-sifat mekanika bahan, jadi tidak terbatas pada tanggapan elastis linier. Prosedur-prosedur penting unuk menentukan deformasi linier batang berbeban aksial, pemelintiran sudut dari poros, dan defleksi dari balok telah kita kembangkan lebih dahulu. Disini prosedur-prosedur yang sama akan kita pergunakan lagi kecuali penentuan gaya-gaya yang bekerja pada batang tersebut sebagai yang tidak diketahui

dengan beberapa lambang al-jabar yang tepat. Seperti sebelumnya, kita selalu mengandalkan bahwa deformasi yang terjadi adalah kecil dibandingkan dengan ukuran-ukuran linier dari benda. 2.21.3 Analisa Sistem Tak Tentu Berdasarkan Superposisi Sistem struktur yang hanya mengalami deformasi kecil dan terdiri dari bahanbahan elastis linier merupakan sistem struktur linier. Azas superposisi berlaku untuk struktur seperti ini dan membentuk dasar untuk dua metoda yang sangat efektif untuk penelaahan sistem tak tentu. Hal yang pertama dari metoda-metoda ini, sistem statis tak tentu diperkceil mula-mula menjadi satu yang tertentu dengan mengeluarkan reaksi-reaksi yang berlebihan (yang tidak berguna) untuk menjaga keseimbangan statik. Kemudian reaksi-reaksi ini ditinjau sebagai beban terpakai luar yang besarnya disesuaikan hingga memenuhi syarat deformasi yang ditetapkan pada titik tangkapnya. Apabila reaksi berlebihan (redundant reaction) ditentukan, maka sistem berubah menjadi statis tertentu. Dengan demikian karakteristik kekeuatan atau kekakuan dari sistem ini dapat dianalisis dengan metoda metoda yang sudah diperkenalkan sebelum ini. Metoda yang luas penggunaanya ini biasanya dikenal sebagai metoda gaya (atau metoda fleksibiltas). Pada metoda kedua, dikenal sebagai metoda pergeeran (displacement method) (atau metoda kekakuan), maka pergeseran sambungan sebuah struktur diperlakuan sebagai yang tidak dikethui. Sistem mula-mula diperkecil menjadi serangkaian batang yang sambungannya dikhayalkan dapat dikendalikan secara sempurna dari

sembarang gerakan. Sambungan tersebut kemudian dilepaskan sampai cukup untuk memenuhi keadaan keseimbangan gaya pada tiap sambungan. 2.21.4 Metoda Gaya (FORCE METHOD) Langkah pertama dalam penalaahan sistem struktur dengan menggunakan metoda gaya adalah menentukan derajat ketaktentuan statis yang sama dengan jumlah reaksi kelebihan.

Gambar 2.5 Gambaran teknik Superposisi untuk metoda gaya. Reaksi lebih untuk sementara dikeluarkan untuk mendapatkan struktur statis tak tentu yang dihubungkan sebagai struktur lepas atau primer. Kemudian karena struktur ini secara buatan dipermudah menjadi statis tertentu, kita mungkin mendapatkan suatu defleksi yang dikehendaki dengan metoda-metoda yang dibahas sebelumnya. Misalnya dengan mengeluarkan reaksi lebih di A dari balok tak tentu yang terlihat dalam gambar 2.18 (a), maka kita memperoleh defleksi 1 di A, Gambar 2.18 (b) dapat dibuat. Dengan menggunakan kembali reaksi lebih yang telah telah dipindahkan RA kepada balok tertentu yang sama, gambar 2.19 (c), maka dapat pula

ditentukan defleksi 2 sebagai funsi dari RA. Lalu menjumlahkan kedua defleksi, karena 1 + 2 = 0, maka kita peroleh jawaban untuk RA. Efek superposisi ini adalah bahwa dibawah pengaruh gaya dan reaksi lebih, titik A sesungguhnya tidak bergerak. Prosedur ini sering dibuat sebagai metoda gaya, karena pada pendekatan ini gaya-gaya lebih diperlakukan sebagai yang tidak diketahui. Perhatikanlah terutama sesudah reaksi-reaksi lebih ditentukan, persoalan menjadi statis tertentu, hingga analisis tegangan dan deformasi selanjutnya dapat dilakukan dengan cara yang biasa. Plotlah diagram-diagram geser dan momen untuk balok yang dibebani secara merata yang terjepit pada salah satu ujung dan mendapat tumpuan sederhana pada ujung lain, gambar 2.19 (a).EI adalah tetap.

Gambat 2.6 Balok yang dibebani secara merata terjepit salah satu ujung dan mendapat tumpuan sederhana pada ujung lain. Balok ini merupakan tak tentu berderajat satu, tetapi dapat dipermudah menjadi tertentu dengan mengeluarkan MA seperti dalam gambar 2.19 (b).momen positif MA yang bekerja pada A pada struktur yang sama dapat dilihat dalam gambar 2.19 (c).perputaran di A untuk kedua kasus tertentu dapat diperoleh dari tabel 1

dalam lampiran. Syarat rotasi nol di A dalam struktur asal memberikan persamaan yang diperlukan untuk menentukan MA.
AP = WoL 3

/(24EI)

(searah putaran jarum jam) (searah putaran jarum jam)

Dan

AA =

MA L/(3EI)
A= AP + AA = 0

Dengan mengambil arah putaran jarum jam sebagai positif. dan =-

Tanda negatif dari hasil di atas menunjukan bahwa MA bekerja dalam arah yang berlawanan dengan yang di andalkan semula. Sikapnya yang betul dapat dilihat dalam gambar 2.19 (d). Soal yang selebihnya dapat diselesaikan dengan bantuan statika, reaksi, diagram geser dan momen masing-masing terdapat dalam gambar 2.19 (d), (e) dan (f). Seperti dinyatakan sebelumnya, prosedur suporsisi berlaku untuk sistem linier yang tidak tertentu berderajat tinggi. Dalam hal seperti itu, adalah penting untuk mengingat bahwa pergeseran setiap titik pada suatu struktur yang dipermudah menjadi statis tertentu dipengaruhi oleh masing-masing gaya lebih yang dipakai kembali.

2.22 Analisa Batas Balok Contoh-contoh perhitungan beban ultimat atau batas untuk sistem batang berbeban aksial yang terbuat dari bahan elastis-plastis. Kemudian satu bagian dari struktur menghasilkan sebagai yang sisa, yang meneruskan unutk mendeformasi dengan elastis. Ini merupakan daerah aliran plastis yang terkandung. Pada tingkat ini deformasi plastis menjadi tak terbatas. keadaan ini berhubungan dengan beban batas dari struktur.

Gambar 2.7 Hubungan kurva momen untuk penampang-penampang lingkaran, siku empat, dan bentuk I. MP/MYP = k, faktor bentuk Berhubung sifat umum yang sama dialami pula oleh balok elastis-plastis, maka tujuan sekarang adalah mengembangkan suatu prosedur unutk menentukan beban-beban batas untuk balok diatas. Dengan melewati balok-balok yang lebih dahulu serta langsung menuju kepada penentuan beban batas, maka prosedur tersebut menjadi relatif sederhana. Untuk latar belakang beberapa hasil yang telah dibuat sebelumnya akan diperiksa kembali.

Hubungan kurva momen yang khas dari balok elastis-plastis yang mempunyai beberpa penampang yang berbeda terlihat dalam gambar 2.20. terutama perhatikanlah kenaikan yang cepat kurva-kurva yang menuju asimptot masing-masing yang sesuai dengan penampang bersangkutan. Ini berarti bahwa segera sesudah kapasitas elastis balok habis, momen yang agak konstan tercapai dan dipertahankan. Keadaan ini sama dengan sendi plastis. Berbeda dengan engsel tanpa gesekan yang mampu menimbulkan perputaran yang besar tanpa ada momen, maka sendi plastis memungkinkan terjadinya putaran besar pada momen yang konstan. Momen yang konstan ini kira-kira MP , yaitu momen ultimat atau plastis untuk suatu penampang. Dengan menggunakan sendi plastis, suatu jumlah yang cukup dapat dimasukan kedalam sebuah struktur pada titik-titik momen maksimum unutk menghasilkan mekanisme keruntuhan yang dapat diterima secara kinematis. Mekanisme yang demikian, membolehkan gerakan yang tak terbatas dari suatu sistem, yang memungkinkan kita menentukan kapasitas muat ultimat atau batas dari sebuah balok atau kerangka. Pendekatan ini sekarang akan kita lukiskan dalm beberapa contoh, yang membatasi pembicaraan pada balok. Bila pendekatan analisa batas dipergunakan dalam pemilihan strukturstruktur, maka beban kerja dikalikan dengan faktor beban yang lebih besar dari satu unutk mendapatkan beban atas untuk mana perhitungan-perhitungan dapat dilakukan. Ini serupa dengan penggunaan faktor keamanan pada analisa elastisitas. Dalam pekerjaan baja struktur istilah desain plastis biasanya dipakai dalam pendekatan ini.

2.23 Kekuatan Bahan Kekuatan bahan (strength of materials) memperluas pelajaran gaya yang dimulai dengan mekanika teknik, tetapi terdapat perbedaan yang nyata antara kedua materi. Pada dasarnya, bidang mekanika meliputi hubungan antara gaya yang bekerja pada benda kaku; pada statika, benda dalam keadaan setimbang, sedangkan pada dinamika, benda di percepat tetapi dapat dibuat setimbang dengan menempatkan gaya inersia secara tepat. Berlawanan dengan mekanika, kekuatan bahan berkaitan dengan antar gaya luar yang bekerja dan pengaruhnya terhadap gaya dalam benda. Selanjutnya, benda tidak lagi dianggap sebagai kaku ideal, deformasi, meskipun kecil, merupakan sasaran utama. Sifat bahan suatu struktur atau mesin mempengaruhi pemilihan dan ukuran yang memenuhi kekuatan dan kekakuan.

2.24 Lendutan Balok Biasanya rancangan balok lebih diterapkan oleh kekakuannya daripada kekuatannya. Misalnya, ketika merancang peralatan kerja logam untuk pekerjaan teliti, seperti mesin bubut, mesin freis, mesin gerinda, deformasi harus dijaga dibawah toleransi izin benda kerja dimesin. Berbagai metoda perhitungan lendutan balok tersedia. Meskipun pada dasarnya mempergunakan prinsip yang sama, tetapi teknik dan sasaran antara berbeda. Metoda integrasi ganda mutakhir yang memperluas dan menyederhanakan pemakaian. Metoda lain, metoda momen luas, dianggap lebih langsung

dibandingakan dengan metode lain terutama apabila diinginkan lendutan pada

kedudukan tertentu. Metoda lain adalah, metoda balok-konyugat dan metode superposisi. Metoda balok-konyugat merupakan variasi metoda momen luas tetapi tekniknya berbeda. Metoda superposisi bukanlah metoda bebas. Metoda ini menggunakan rumus lendutan bagi tipe pembebanan dasar tertentu untuk memperoleh hasil pembebanan yang terdiri dari gabungan pembembanan tipe dasar ini. Berikut contoh Rumus mekanika lendutan balok pada meja dapat diturunkan sebagai berikut: x diukur dari beban ke pengunci
EI d y dx
2 2

P x

Integralkan satu kali, kita peroleh:

EI

dy dx

Px 2

C1
C1 PL 2
2

Pada saat y = 0 maka x = L, sehingga


EI dy dx Px 2
2

PL 2

Integralkan dua kali, kita peroleh:


EIy Px 6
3

PL x 2

C2
C2 PL 3
3

Pada saat y = 0 maka x = L, sehingga


EIy Px 6
3

PL x 2

PL 3

Bila x = 0, maka:

PL

3EI

2.25

Struktur Produk Struktur produk yang lebih dikenal dengan Bill of Material (BOM) adalah

suatu daftar komponen, sub perakitan, dan material yang diperlukan untuk dirakit menjadi produk akhir disertai dengan jumlah kebutuhan komponen, sub perakitan dan material yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Pembuatan Bill of Material diperlukan untuk menentukan komponen mana yang akan di beli dan komponen mana yang akan dibuat. Bentuk Bill of Material bervariasi, dapat berupa single level maupun multi level. Bentuk single level adalah bentuk yang paling sederhana dan terdiri dari daftar komponen ynag diperlukan untuk membuat produk akhir. Setiap komponen mempunyai nomor, deskripsi, jumlah yang diperlukan untuk dapat dirakit dari unit ukuran. berikut Bill of material atau struktur produk.

Gambar 2.8 Bill Of Material Meja Computer Multi Fungsi

BJD

PCK

BMJ

ASS2

FR.W

PN

FRAME

ASS

JOK

PK

PIN KLT

WLD

WLD

WLD

WLD

WLD

WLD

WLD

WLD

WLD

WLD

P.FM

P.ML

MEJA

LEM

F 01

F 02

F 09.1

F 03

F 04

F5

F6

F7

F8

F 09.2

CTK K

CTK

CTK

PL

LEM

CUT

CUT

CUT

MM CUT CUT CUT CUT CUT CUT CUT

HOL

BCR

CAT

BS

DUS

Gambar 2.9 Struktur Produk

Keterangan gambar : 1. HOL : HOLLOW (Besi kolom) 2. BCR 3. CAT 4. BS 5. DUS 6. CUT 7. CTK : Besi cor : cat ( paint ) : Busa : Kardus : Cutting (potong) : Cetak 18 . 19 . 20
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

F09.2 : Frame 09.2 P.FM : Pin. Female P.ML : Pin.Male MEJA : Meja KLT PK PIN JOK : Kulit : Paku : Pin : Jok

8. LEM : Lem 9. F01 10. F02 : Frame 01 : Frame 02

WLD : Welding ASS : Assembly

11. F09.1 : Frame 09.1 12. F03 13. F04 14. F05 15. F06 16. F07 17. F08 : Frame 03 : Frame 04 : Frame 05 : Frame 06 : Frame 07 : Frame 08

FRAME : Rangka PN : Painting

FRW : Frame Warna ASS2 : Assembly 2 BMJ PCK BJD PL : Bangku Meja Jadi : Packaging : Barang Jadi : Plat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian sebelum melakukan pemecahan masalah yang dibahas, sehingga penelitian dapat dilakukan terarah dan memudahkan untuk memecahkan suatu masalah yang ada. Setiap tahapan yang dilalui akan saling berkaitan, oleh karena itu perlu adanya kerangka pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah ini. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan suatu urutan prosedur atau tahapan-tahapan secara sistemik sehingga penelitian ini mampu menjadi alternatif untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Adapun urutan prosedur atau tahapan-tahapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan tahap awal dalam penelitian, dimana studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai sebuah perancangan sebuah pengembangan produk yang telah dikembangkan oleh penulis. Sehingga produk yang dibuat memenuhi keinginan konsumen, dalam hal ini pengembangan produk yang dibuat adalah Meja Komputer Lipat yang telah dirancang sebagai meja yang multifungsi dan dapat disimpan dengan sedikit ruang. Meja Komputer Lipat sebuah pengembangan produk yang dihasilkan oleh perancang khususnya untuk kalangan menengah keatas seperti : Eksekutif

3.1.1 Studi Pustaka Studi pustaka digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir dan sebagai landasan guna memperoleh pengertian untuk memahami konsep perancangan Meja Komputer Lipat yang multi fungsi dan ergonomis. Studi kepustakaan yang dibahas dalam Tugas Akhir diantaranya sebagai berikut : a) Teori Ergonomi yang menyangkut mengenai definisi dari ergonomi dan sejarah ergonomi. b) Konsep antropometri yang menyangkut definisi dari antropometri, pengukuran dimensi tubuh yang digunakan dalam perancangan, kegunaan dan aplikasi dari pengukuran dimensi tubuh dengan menggunakan data antropometri. c) Teori Statistik digunakan untuk pengolahan data antropometri dari pengukuran dimensi tubuh, dimana berkaitan dengan perhitungan pengujian kenormalan data, keseragaman data, kecukupan data, dan perhitungan persentil. Dan juga digunakan sebagai pengolahan data hasil pengisian kuesioner yaitu uji-t. d) Teori Mekanika Teknik & Kekuatan Bahan yang menyangkut mengenai definisi metode-metode analitis yang menerangkan kekuatan (Strength) kekakuan (Stiffness, yaitu karakter-karakter deformasi) dan kesatabilan (Stability). 3.1.2 Identifikasi Masalah Pokok dari permasalahan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah mengenai pengembangan produk untuk meja komputer. Identifikasi dari

permasalahan tersebut menurut peniliti yaitu produk sebelumnya yang belum ergonomis, serta ekonomis dalam penyimpanannya dan berfungsi tunggal.sehingga

dibutuhkan suatu perubahan fungsi dan bentuk guna memberi fungsi lebih dengan menggunakan aspek antopometri, ergonomis, mekenika teknik, serta kekuatan bahan. 3.1.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang akan diolah selanjutnya. Diantaranya : 1. Pengukuran Data Antropometri Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran langsung untuk

mendapatkan data antropometri dimensi tubuh mahasiswa Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta. Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan data dimensi tubuh yang digunakan sebagai dasar ukuran dimensi dari perancangan meja komputer multi fungsi pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat seperti kursi antropometri (antropometer), meteran, dan penggaris. Adapun data-data dimensi tubuh yang akan diukur dalam perancangan meja komputer multi fungsi dapat dilihat pada tabel 3.1 2. Mekanika Teknik dan Kekuatan bahan Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian secara langsung pada kekuatan bahan. Peniliti melakukan pengamatan terhadap kualitas bahan yang akan digunakan oleh perancang pada saat sekarang ini, yaitu : dengan

melakukan perhitungan mekanika teknik dan kekuatan bahan agar kualitas yang diinginkan didapat, dengan tujuan untuk melihat apakah proses tersebut sudah menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan

Tabel 3.1 Pengukuran Data Antropometri untuk Perancangan Meja Komputer Multi Fungsi No 1 2 3 4 5 6 7 8 Posisi Duduk Duduk Duduk Duduk Duduk Duduk Duduk Duduk Data yang diukur Tinggi siku duduk Tinggi sandaran punggung Tinggi popliteal Pantat popliteal Lebar bahu Lebar pinggul Lebar sandaran duduk Tebal perut duduk Simbol Tsd Tsp Tpo Pp Lb Lp Lsd Tpd

3.1.4 Pengolahan Data Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka dilakukan berdasarkan landasan teori dan buku-buku referensi. Adapun tahapan pengolahan data sebagai berikut : a) Mendesain produk b) Menguji keseragaman data antropometri c) Menguji kecukupan data antropometri d) Menguji kenormalan data antropometri e) Perhitungan persentil f) Menganalisa mekanika teknik g) Menganalisa kekuatan bahan h) Metode Literatur. 3.1.5 Analisa Hasil

Setelah data yang terkumpul dan langkah-langkah pengolahan data selesai dilakukan, maka untuk memeriksa apakah hasil yang didapat sesuai dengan yang diinginkan, maka hasil tersebut dibandingkan dengan keadaan sebelum dilakukan analisa. Analisa merupakan tahapan penggalian informasi terhadap data dan segala kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan. Analisa akan dilakukan terhadap data-data yang telah dikumpulkan guna menyimpulkan pemecahan masalah yang dihitung. 3.1.6 Kesimpulan dan Saran Dari semua penelitian yang dilakukan, dibuat kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan Antropometri, Mekanika Teknik, dan kekuatan Bahan yang telah dilakukan mempertimbangkan hasil-hasil yang telah didapat, Kesimpulan diambil berdasarkan kesimpulan dari studi pustaka yang telah dilakukan. Selain itu juga dapat berguna dalam memberikan saran-saran yang kiranya dapat

dipertimbangkan hasil perancangan untuk melakukan perbaikan-perbaikan sebuah pengembangan produk untuk digunakan pada masa mendatang dalam sebuah perancangan.

Mulai

Studi Pendahuluan

Studi Literatur :

Studi Lapangan ; Membangkitkan Idea Studi Visit ke Exibition / pameran Studi Komparasi ke meubeler Menganalisa Peluang Peluang Market Peluang Ekonomis

Antropometri Ergonomi Mekanika Teknik Ilmu Bahan Gambar Teknik Katalog Rujukan Meja yang pernah ada

Identifikasi Masalah : Produk yang ditemukan di pasaran belum memiliki kombinasi optimal dari sesi sebagai berikut : Multi Fungsi Ergonomis Minimalis Ekonomis

Gambar 3.1 Diagram Alir

Pengumpulan Data : Pengukuran Dimensi Tubuh Mahasiswa (data antropometri) melakukan pengamatan terhadap kualitas bahan yang akan digunakan oleh perancang

Pengolahan Data : Pengujian Keseragaman Data Antropometri Pengujian Kecukupan Data Antropometri Uji Normalitas Data Mekanika Teknik Struktur produk Bill of Material Computerize Drawing Data Seragam Data Cukup Data Normal Y Perhitungan percentile N

Gambar 3.1 Diagram Alir

Penentuan Persentil yang digunakan untuk merancang meja komputer multi fungsi

Perancangan meja komputer multi fungsi yang Ergonomis

Pembuatan meja komputer multi fungsi (mock up)

Pengujian produk dan penyebaran kuesioner

Analisis Mekanika Teknik & Kekuatan Bahan Analisis Fungsi & Dimensi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan membahas materi yang telah dikumpulkan serta menjelaskan teknik pngumpulan data yang diperoleh dari idea generation berupa pembuatan sketsa produk. Setelah itu langkah selanjutnya pengolahan data dari datadata yang telah dikumpulkan. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan penerapan dari landasan teori yang sesuai dengan tema pembahasan mengenai pengembangan produk.

4.1 Pengumpulan Data Pada penelitian ini data diperoleh dari pengembangan ide. Yang kemudian ditranformasikan kedalam sebuah skets. Kemudian peneliti untuk lebih jelasnya berikut pengumpulan data yang dibuat. 4.1.1 Skets Gambar Dengan kaitannya dalam melakukan pengembangan produk, tentunya dibutuhkan suatu transformasi ide kebentuk visualisasi baik dalam bentuk sketsa gambar maupun maket bahkan produk jadi. Pada penelitian kali ini hanya dilakukan penggambaran sketsa dengan menggunakan Skets Hands free kemudian skets tersebut digambar kembali dengan menggunakan software Solid Works agar produk tersebut dapat dilihat dan diteliti lebih jelas lagi. 4.1.2 Pengumpulan data antropometri

Dalam melakukan perhitungan antropometri, tentunya perlu dilakukan pengumpulan data langsung yaitu melalui pengukuran kepada 30 sampel dari mahasiswa Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta dan juga melalui pengukuran data antropometri serta pengolahannya yang dapat digunakan sebagai dasar acuan perancangan meja computer multi fungsi yang ergonomis

4.2 Pengolahan Data Langkah selanjutnya dari dilakukan pengumpulan data, maka dilakukan pengolahan data yaitu dengan menggunakan teknik metode sesuai dengan penerapan dari landasan teori. Langkah-langkah metode dari pengolahan data yang dilakukan pada penelitian kali ini menggunakan metode anthropometri, kemudian dilakukan perhitungan mekanika dengan menggunakan metode mekanika teknik dan kekuatan bahan. Disamping itu transformasi ide dilakukan dengan menggunakan software Solid works guna memudahkan dalam pengujian atau analisis kekuatan bahan. 4.2.1 Perhitungan Anthropometri Data anthropometri yang dikumpulkan dan diolah adalah data yang berhubungan dengan perancangan meja komputer multi fungsi. Pengukuran data antropometri dilakukan dengan bantuan kursi kayu yang dilengkapi dengan meteran bangunan atau disebut juga bangku antropometer. Data antropometri diambil secara random sebanyak 30 sampel dari mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Teknik Industri. UPN Veteran Jakarta.

Tabel 4.1 Tabel pengukuran tubuh mahasiswa

No

Tsd 1 26.4 2 28.8 3 27.3 4 25.8 5 28.1 6 30 7 26.9 8 29 9 32 10 31.1 11 23.6 12 28 13 25.7 14 21.5 15 26.2 16 27.4 17 26.7 18 27 19 24.5 20 21.5 21 29.2 22 24.5 23 22.1 24 23 25 28.2 26 25.3 27 24 28 22.4 29 25.1 30 31

tsp 41.5 55 53.8 57.6 56.9 58.1 56.1 55.4 54.1 56 49.8 50.5 49 52.5 54 50.5 54.5 50.5 52.5 44 51 54.8 50.8 55.9 51.5 52.5 46.8 48 47.9 49

tpo 44.3 45.5 47.3 46.3 47 46.2 44.5 41 45 44.8 45.6 43 48 47.5 44.5 45.2 48.1 45.3 45.2 44.8 45 46.2 47.7 45.4 46.8 43.4 47.2 45.2 44.8 42.3

pp 42.8 51 50.5 52 44 51.2 48.5 39.5 48.5 43.5 51.8 47.5 48.4 45.1 46.4 46.5 43.5 52 48 48.1 55.7 52.6 47.9 46.6 47.6 43.7 46.2 51.5 45.8 44.5

Lb 41.4 48.2 45.9 48.2 43.2 46.4 44 40.7 46.3 46.5 39.8 43.5 43.8 43.7 47.4 38 45.2 42.2 43.5 44.3 48.5 42.5 44.7 43.4 45.6 38.8 44.5 47.4 46.1 45.1

Lp 40.3 47.2 37.9 41 34.5 43.9 37 32.1 38.5 36 35.5 41.8 43.5 36.5 42.5 38 39 35.2 35.6 37.7 43 33.5 33.2 34.4 38.5 37 35.3 39.5 38 35.5

lsd 19.5 25 23 26 20.3 21 18.7 16.7 21.2 18.3 16.5 21.3 21 18.5 20.7 20 17.8 18.5 20.5 17.5 23.4 20 20 20.5 20.7 18.8 22 23.5 21.5 18.5

Tpd 21.5 33.4 28.7 29.1 23.3 30.1 24.3 20.1 23.2 25.6 22.6 23.8 27.6 25.5 22.5 21.5 22.5 21.1 27.5 24.6 22.2 20.6 27.8 20.7 21.3 22.8 23.7 22.7 25.6 21

Sumber : Hasil Pengumpulan Data Antropometri

Keterangan a) Tsd

: : tinggi siku duduk : tinggi sandaran punggung : tinggi popliteal : pantat popliteal : lebar bahu : lebar pinggul : lebar sandaran duduk : tebal perut duduk

b) tsp c) tpo

d) pp e) f) lb lp

g) lsd h) tpd

kemudian data antropometri yang telah dikumpulkan sesuai dengan kelompok dimensi tubuh akan dilakukan beberapa pengujian data yaitu : 1. 2. 3. 4. Uji Kecukupan Data Uji Keseragaman Data Uji Kenormalan Data PerhitunganPersentil

4.2.1.1 Uji Kecukupan Data Perhitungan uji kecukupan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel. Pengujian kecukupan data dilakukan pada setiap data antropometri dimensi tubuh menggunakan persamaan sebagai berikut :

Dimana :

N = Jumlah pengamatan yang dibutuhkan N = Jumlah pengamatan

k = Tingkat kepercayaan s = Tingkat ketelitian Pada pengujian kecukupan data untuk tingkat kepercayaan dipilih 95% dan tingkat ketelitian 5 %, maka : Harga Z = 1- /2 Dimana = 0.05 Maka Z = 1 0.05/2 = 0.975 Dari tabel distribusi normal untuk nilai 0.975 didapat nilai Z (harga k) = 1.96 2. Jadi nilai k/s = 2/0.05 = 40 Hasil uji kecukupan data dari setiap data antropometri dimensi tubuh yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabulasi pada tabel 4.2. sebagai berikut : Tabel 4.2 Uji Kecukupan data Keterangan Tsd Tsp Tpo Pp Lb Lp Lsd Tpd N 30 30 30 30 30 30 30 30
8.95

Kesimpulan Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

2.49
8.50 5.787 13.72

19.30

26.75

Sumber : Hasil Pengolahan Data Antropometri

4.2.1.2 Uji Keseragaman Data Perhitungan uji keseragaman data dilakukan dengan memilih tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. Untuk mengetahui data seragam atau tidak seragam, maka masing-masing data antropometri dibuatkan peta Kendali dengan rumus Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB), menggunakan persamaan sebagai berikut :

hasil uji keseragaman data dari setiap data antropometri dimensi tubuh yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabulasi pada tabel 4.3. sebagai berikut : Tabel 4.3 Uji Keseragaman Data BKA Keterangan (cm) Tsd Tsp Tpo Pp Lb Lp Lsd
30.25

BKB Min (cm) (cm)


22.57

Max (cm)

Kesimpulan

25.32

27.68

Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam Seragam

57.33
47.88

46.71

51 44.95

53

42.99

45.92

52.41

42.93
40.66 33.25 17.31

45.68
42.15 36.90
19.33

48.50
45.35
39.62

47.93

42.86

23.42

21.37

Tpd

29.30

20.52

22.72

27.63

Seragam

Sumber : Hasil Pengolahan Data Antropometri 4.2.1.3 Uji Kenormalan Data a) Sampel adalah sampel random dengan n = 30 b) Dengan hipotesis : Ho : Data antropometri berdistribusi normal Ha : Data antropometri tidak berdistribusi normal.

c) Dengan ketentuan Jika hitung > tabel, = 0.05; dk = (n-1), maka Ho : ditolak Jika hitung < tabel, = 0.05; dk = (n-1), maka Ho : diterima Tabel 4.4 Uji Kenormalan Data Keterangan hitung Tsd Tsp Tpo Pp Lb Lp Lsd Tpd 1.49888 1.82008 1.72326 3.51226 1.99280 5.48316 4.77087 9.08449 table 11.0705 11.0705 11.0705 11.0705 11.0705 11.0705 11.0705 11.0705 N 30 30 30 30 30 30 30 30 Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Sumber : Hasil Pengolahan Data Antropometri

4.2.1.4 Perhitungan Persentil Persentil yang dihitung adalah persentil 5, persentil 50, dan persentil 95. Hasil perhitungan persentil dari setiap data antropometri dimensi tubuh yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabulasi pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Perhitungan Persentil Data Ket P5 Tsd
21.25

Tsp
44.25

Tpo
41.83

Pp
40.88

Lb
38.50

Lp
32.40

Lsd

Tpd
19.25

16.50
20.21

P50

26.00

51.83

44.97

47.25

44.00

37.23

24.50

P95

31.50

57.60

48.00

51.00

48.50

45.00

24.50

32.50

Sumber : Hasil Pengolahan Data Antropometri

4.2.2 Perhitungan Mekanika Teknik Meja komputer multifungsi. produk ini dibuat agar memenuhi kriteria mekanika dan kekuatan bahan yang diperhitungkan agar produk yang dibuat aman dari segi penggunaan dan kekuatan. a) Untuk alasan ergonomis meja ini dibuat terlipat agar konsep yang dicapai terpenuhi. b) Untuk alasan ekonomis, luas meja harus lebih kecil atau sama dengan satu satuan luas bahan 1 m2, ini karena perhitungan biaya dihitung per-meter persegi.

c) Secara empiris, lendutan yang terjadi harus dibatasi agar kekokohan material maksimal. maka hasil perhitungan harus berada di titik 0,1 mm

P t y x

Gambar 4.1 Gambar Defleksi Designer memilih bahan dari bahan material baja lunak, agar kekuatan didapat dimana : E = Modulus Elastisitas baja lunak = 200 Gpa / 203943,2 kg/mm I = Momen Inersia = lebar meja dikali tebal meja pangkat tiga y = Defleksi maksimum di meja [mm] L = Panjang meja 600 [mm] b = Lebar meja 500 [mm] t = Tebal meja = 100 [mm] P = Beban = Berat orang dewasa = 75 Kg M = Momen = P x L

Rumus mekanika meja komputer multi fungsi yang terutama pada meja dapat diturunkan sebagai berikut: x diukur dari beban ke pengunci

EI

d y dx
2

P x

Integralkan satu kali, kita peroleh:


EI dy dx Px 2
2

C1

Pada saat y = 0 maka x = L, sehingga


EI dy dx Px 2
2

C1

PL 2

PL 2

Integralkan dua kali, kita peroleh:


Px 6
3

EIy

PL x 2

C2

Pada saat y = 0 maka x = L, sehingga


Px 6
3

C2

PL 3

EIy

PL x 2

PL 3

Bila x = 0, maka:

y
P := 75

PL

atau
3

PL

3E bt

3EI

L := 600 t := 100 b := 500 E := 203943.2

. . . .

maka defleksi maksimum dimeja adalah y = 5296 x 10-5mm 4.2.3 Bill Of Material (BOM) Bill of material atau yang lebih dikenal sebagai struktur produk merupakan hal yang penting dalam penyusunan penelitian kali ini, berikut Bill of material atau struktur produk.untuk lebih jelas lagi tentang Bill of material dapat dilihat pada lampiran 4.2.4 Gambar Produk Dengan menggunakan softwere solid works maka dilakukan transformasi ide berupa gambar produk. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan sketsa yang sebelumnya dilakukan dengan menggunakan handsfree agar mudah dimengerti.

Berikut gambar-gambar yang dibuat dengan menggunakan software solid works :

Gambar 4.2 Meja Komputer Multifungsi Terlipat

Gambar 4.3 Meja Komputer Multifungsi

Gambar 4.4 Meja Komputer Multifungsi (Tidur)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Perancangan Meja Komputer Multi Fungsi Meja komputer multi fungsi yang ergonomis dirancang berdasarkan ukuran data antropometri yang diambil secara random sebanyak 30 sampel dari mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Teknik Industri. UPN Veteran Jakarta. Komponenpenting dari meja komputer multi fungsi yang akan dirancang dan dianalisa meliputi tinggi kursi dari lantai, tinggi alas duduk dari lantai, tinggi meja dari alas kursi, tinggi sandaran kursi, lebar alas kursi, lebar sandaran kursi, panjang sandaran kursi, panjang alas kursi. Meja komputer multi fungsi yang ergonomis diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan mendukung aktivitas bagi para penggunanya.

5.2 Dimensi Meja Komputer Multi Fungsi Dimensi meja komputer multi fungsi berdasarkan data antropometri mahasiswa. Berikut adalah pemilihan persentil dimensi-dimensi tubuh yang dibutuhkan untuk merancang meja komputer multi fungsi yang ergonomis yang akan menjadi ukuran akhir meja komputer multi fungsi

Tabel 5.1 Ukuran Berdasarkan Uji Antropomteri Meja komputer Multi Fungsi No Dimensi Kursi Ukuran (cm) 96.70
44.97
26.00

1 Tinggi kursi dari lantai 2 Tinggi alas duduk dari lantai(tpo) 3 Tinggi meja dari alas kursi (tsd) 4 Tinggi sandaran kursi (tsp) 5 Lebar alas kursi(lp)=(lsd) 6 Lebar sandaran(lb) 7 Panjang alas kursi(pp) 8 Jarak dari meja ke kursi(tpd) Sumber : hasil Pengukuran dan pengolahan data

51.83 45.00

44.00
47.25 24.50

Persentil yang digunakan (cm) Tpo P50 + Tsp P50 (Tpo)50 (Tsd)50 (Tsp)50 (Lp&Lsd)95 (Lb)50 (Pp)50 (Tpd)50

5.3 Analisis Pemilihan Persentil 5.3.1 Tinggi Siku Duduk (Tsd) Pengertian : Tinggi siku duduk adalah jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku. Kegunaan : Berguna untuk menentukan tinggi meja, hendaknya tidak terlalu rendah karena akan mengakibatkan bertambahnya beban pada bahu. Besarnya yaitu: Tsd P50 = 26.00 cm. Persentil 50 ini dipilih karena tinggi siku duduk tidak boleh melebihi ukuran rata-rata tinggi siku duduk para pengguna dari suatu populasi tinggi siku duduk (tsd). Selain itu, apabila ukuran lebih rendah, posisi siku akan menggantung dan posisi menulis akan membuat punggung membungkuk. Namun apabila terlalu tinggi akan menyebabkan tekanan siku bagian bawah.

5.3.2 Tinggi Sandaran Punggung (Tsp) Pengertian : Tinggi sandaran punggung adalah jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai puncak tulang belikat. Kegunaan : Berguna untuk menentukan tinggi sandaran, yaitu jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai sandaran yang paling atas. Besarnya adalah: Tsp P50 = 51.83 cm. persentil 50 ini dipilih karena sandaran punggung penting untuk menahan beban punggung kearah belakang (lumbar spine). Semakin tinggi sandaran punggung makin baik penyangga badan. Sandaran yang rendah hanya menyangga pinggang, sedangkan sandaran medium hanya menyangga sampai ke bahu. 5.3.3 Tinggi Popliteal (Tpo) Pengertian : Tinggi popliteal adalah jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha Kegunaan : Berguna untuk menentukan tinggi alas duduk, yaitu jarak vertikal dari lantai ke alas duduk. Besarnya adalah Tpo P50 = 44.97 cm. persentil 50 dipilih karena ketinggian kursi tidak boleh melebihi ukuran ratarata tinggi popliteal para pengguna dari suatu populasi. Disamping itu bila terlalu tinggi, akan menyebabkan gangguan peredaran darah di tungkai bawah. Bila terlalu rendah akan berakibat : punggung lebih membungkuk, kesulitan berdiri, dan membutuhkan ruang tungkai (leg room) yang lebih luas. Jadi tinggi ideal akan berada sekitar tinggi belakang lutut (fosa popliteal) cenderung sedikit lebih rendah.

5.3.4 Pantat Popliteal (Pp) Pengertian : Pantat poplitel adalah jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam (popliteal) paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. Kegunaan : Berguna untuk menentukan panjang alas duduk atau kedalaman kursi yaitu jarak horizontal dari alas duduk yang paling belakang sampai yang paling depan. Besarnya adalah : Pp P50 = 47.25 cm. persentil 50 dipilih karena kedalaman kursi tidak boleh melebihi pantat popliteal ukuran rata-rata pengguna dari suatu populasi. Disamping itu untuk ukuran popliteal bila terlalu dalam (melebihi ukuran pantat kebelakang lutut) akan berakibat tekanan pada daerah belakang lutut (fosa popliteal) tersebut. 5.3.5 Lebar Bahu (Lb) Pengertian : Kegunaan : Lebar bahu adalah jarak horizontal kedua lengan atas. Berguna untuk menentukan panjang sandaran punggung dari kursi kuliah, yaitu jarak horizontal dari ujung ke ujung sandaran punggung. Besarnya adalah : Lb P50 = 44.00 cm. Persentil 50 ini dipilih karena lebar bahu kursi tidak boleh melebihi ukuran rata-rata lebar bahu para pengguna dari suatu populasi. Selain itu lebar bahu digunakan sebagai acuan dari sandaran duduk kursi.

5.3.6 Lebar Pinggul (Lp) Pengertian : Lebar pinggul adalah jarak horizontal dari bagian luar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan. Kegunaan : Berguna untuk menentukan lebar alas duduk, yaitu jarak horizontal dari ujung ke ujung alas duduk. Besarnya adalah : Lp P95 = 45.00 cm. persentil 95 dipilih karena alas duduk tidak boleh kurang dari lebar pinggul ukuran rata-rata para pengguna dari suatu populasi. Disamping itu karena ukuran ini merupakan faktor clearance sebagai faktor operasional perancangan, dengan pemilihan persentil yang besar akan memungkinkan hampir semua populasi dapat menggunakannya. 5.3.7 Lebar Sandaran Duduk (Lsd) Pengertian : Lebar sandaran duduk adalah jarak horizontal antara kedua tulang belikat. Kegunaan : Berguna untuk menentukan lebar dari sandaran duduk, besarnya adalah : Lsd P95 = 24.50 cm. Persentil 95 dipilih karena alasan estetika dan upaya untuk memberikan kenyamanan maksimal, maka lebar sandaran duduk disesuaikan dengan lebar pinggul. 5.3.8 Tebal Perut Duduk (Tpd) Pengertian : Tebal perut duduk adalah jarak dari perut depan sampai punggung secara horizontal. Kegunaan : Berguna untuk menentukan panjang dari sandaran ke meja. Besarnya adalah : Tpd P50 = 24.50 cm. Persentil 50 dipilih karena dari

banyaknya data pengukuran tebal perut duduk (Tpd). Jika dilihat dari

hasil pengukuran data antropometri tebal perut duduk merupakan ukuran rata-rata yang mendominasi dari banyaknya sampel populasi. 5.4 Analisis Data Pada analisis data ini, dilakukan pengumpulan data hasil pengisian kuesioner kedua dan pengolahan data hasil uji lapangan setelah prototype meja komputer multi fungsi selesai dibuat. Pengujian lapangan dilakukan untuk mengetahui

keergonomisan dan kenyamanan dari meja komputer multi fungsi saat digunakan oleh konsumen pada saat aktivitas bagi para penggunanya. 5.4.1 Pengujian Lapangan Untuk mengetahui dan menentukan keergonomisan serta kenyamanan dari meja computer multi fungsi adalah dengan menggunakan kuesioner. Dimana kuesioner yang digunakan sebagai kuesioner uji dibagi menjadi 2 bagian yaitu kuesioner komponen dan Nordic Questionnaire. Kuesioner komponen berguna untuk mengetahui pengujian struktur dari fungsi masing-masing komponen meja computer multi fungsi, sedangkan Nordic Questionnaire berguna untuk mengetahui tingkat kenyamanan yang digunakan oleh bagian-bagian tubuh pada saat menggunakan meja komputer multi fungsi . Adapun kegunaan dari kuesioner uji yaitu Berguna untuk mengetahui apakah meja komputer multi fungsi kenyamanan atau tidak. Pengujian dilakukan selama 3 hari. Sampel uji lapangan yang diambil sebanyak 30 responden. berada di atas nilai fungsi

5.4.2 Pengumpulan Data Hasil Pengujian Lapangan Setelah melakukan penyebaran kuesioner uji lapangan, maka hasil dari pengisian kuesioner uji lapangan untuk meja komputer multi fungsi akan dikumpulkan serta dikelompokkan sesuai dengan pertanyaan pada kuesioner. Hasil dari pengisian kuesioner uji lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.2

Jumlah Skor Kuesioner untuk Jawaban Nordic Questionnaire


Jumlah Kuesioner untuk jawaban Nordic Questionnaire Meja Komputer Multi Fungsi Jawaban responden untuk setiap item pertanyaan 2 3 4 5 6 5 5 4 5 3 5 5 4 5 4 3 3 3 5 3 4 4 3 3 3 4 5 4 5 3 3 4 3 4 3 4 5 3 4 4 5 5 3 4 4 5 5 3 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 3 4 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 5 5 5 4 3 4 3 3 4 131 135 112 131 121

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total 1 5 5 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 5 4 5 4 3 119

7 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 132

8 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 3 4 4 3 5 4 4 4 3 120

9 4 5 3 4 3 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 122

Jumlah skor 40 42 30 33 34 33 37 38 37 40 41 40 39 43 41 37 40 39 40 38 24 34 39 37 38 41 36 42 38 32

Sumber : Hasil Pengumpulan Data Pengisian Kuesioner

Tabel 5.3 Jumlah Skor Kuesioner untuk Jawaban Kuesioner komponen

Jumlah Skor Kuesioner untuk Jawaban Kuesioner komponen


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total 1 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 5 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 136 Meja Komputer Multi Fungsi Jawaban responden untuk setiap item pertanyaan 2 3 4 5 6 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 5 4 5 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 5 5 5 4 3 4 3 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 3 5 3 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 3 3 3 4 4 3 4 5 4 2 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 130 132 126 135 123 Jumlah skor 38 37 35 36 39 34 37 35 35 33 31 30 37 31 31 38 31 39 37 36 34 31 40 39 34 31 32 35 36 37

7 5 4 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 134

8 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 133

Sumber : Hasil Pengumpulan Data Pengisian Kuesioner

5.5 Diagram Batang Untuk Nordic Questionnaire 5.5.1 Nordic Questionnaire Untuk pendapat mengenai Nordic Questionnaire ini, ada sembilan bagian tubuh yang telah dinilai tingkat kenyamanannya yang dirasakan pada saat menggunakan meja komputer multi fungsi Diagram batang mengenai Nordic Questionnaire dapat dilihat pada gambar 5.2

20 TN

15
10

KN CN N

5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

SN

TN

Gambar 5.1 Diagram Batang Nordic Questionnaire Sumber : Pengumpulan Data Pengisian Kuesioner

5.6 Diagram Batang Untuk Kuesioner Komponen 5.6.1 Kuesioner Komponen Untuk pendapat mengenai Kuesioner komponen ini, ada delapan bagian yang telah dinilai tingkat kenyamanannya yang dirasakan pada saat menggunakan meja komputer multi fungsi Diagram batang mengenai Kuesioner komponen dapat dilihat pada gambar 5.3

20 15 10 5
SN 0 CN TN

KN CN N
SN

TN
6 7 8

Gambar 5.2 Diagram Batang Kuesioner Komponen Sumber : Pengumpulan Data Pengisian Kuesioner

5.7

Analisa Statistik Hasil Uji Lapangan Meja Komputer Multi Fungsi Berdasarkan Nordic Quessionaire Dan Kuesioner Komponen Pengujian statistik yang digunakan untuk menganalisa hasil dari skor rata-

rata jawaban kuesioner adalah uji t. dimana untuk uji t dibagi menjadi 2 pengujian yaitu : 1. Uji t satu nilai tengah utnuk Nordic Questionnaire Berguna untuk mengetahui apakah meja komputer multi fungsi berada di atas nilai fungsi kenyamanan atau tidak. 2. Uji t satu nilai tengah untuk kuesioner komponen Berguna untuk mengetahui apakah meja komputer multi fungsi memiliki komponen yang memenuhi kriteria kenyamanan atau tidak. 5.8 Analisa Statistik Uji-t Satu Nilai Tengah Untuk Nordic Questionnaire 5.8.1 Hipotesa H0 : Meja komputer multi fungsi memiliki standar fungsi kenyamanan rata-rata (=3) H1 : Meja komputer multi fungsi memiliki standar fungsi kenyamanan di atas rata-rata (>3) Hipotesa model statistik : H0 : o = 3 H1 :o > 3

5.8.2 Test statistik Uji t Tabel 5.4 Skor rata-rata Nordic Questionnaire Meja Komputer Multi Fungsi Item Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total skor Skor Rata rata Jawaban 3.97 4.37 4.50 3.73 4.37 4.03 4.40 4.00 4.07 37.43

Sumber : Hasil Pengumpulan dan Perhitungan Data Kuesioner Diketahui : = n =


4.16

9
3

Di mana : =

2 1

3,974.16 2 + 4.374.16 2 ++ 4.074.16 2 91

0.257

0 /

416 3
0.257 9

13.53

5.8.3 Daerah Penolakan Taraf Signifikansi ( = 0,05 ) Dk = n 1 = 9 1 = 8

t tabel = 0,05;8 = 1,860

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

0 : Hasil Pengumpulan dan Perhitungan Data Kuesioner Karena thitung (


13.53

1,860 13.53

Sumber

) > ttabel ( 1,860 ), maka Ho ditolak dan H1 diterima. T hitung

berada didaerah penolakan Ho. H1 diterima, maka Meja komputer multi fungsi memiliki standar fungsi kenyamanan diatas rata-rata ( > 3 ).

5.9 Analisa Statistik Uji-t Satu Nilai Tengah Untuk kuesioner komponen 5.9.1 Hipotesa H0 : Meja komputer multi fungsi memiliki standar fungsi kenyamanan ratarata (=3) H1 : Meja komputer multi fungsi memiliki standar fungsi kenyamanan di atas rata-rata (>3) Hipotesa model statistik : H0 :

o = 3 o
>3

H1 :

5.9.2 Test statistik Uji t Tabel 5.5 Skor rata-rata Kuesioner Komponen Meja Komputer Multi Fungsi
Item Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 Total skor Skor Rata rata Jawaban 4.53 4.33 4.40 4.20 4.50 4.10 4.47 4.43 34.97

Sumber : Hasil Pengumpulan dan Perhitungan Data Kuesioner

Diketahui : = n =

4.37
8 3

o =
Di mana : =
2 1

=
0 /

4.534.37 2 + 4.334.37 2 ++ 4.434.37 2 91

0.152

4.37 3
0.152 8

25.57

5.9.3 Daerah Penolakan Taraf Signifikansi ( = 0,05 ) Dk = n 1 = 8 1 = 7

ttabel = t0,05;7 = 1,893

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

0 Sumber : Hasil Pengumpulan dan Perhitungan Data Kuesioner Karena thitung (

1,893

25,57

25.57 ) > ttabel ( 1,860 ), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Thitung

berada didaerah penolakan Ho.

H1 diterima, maka meja komputer multi fungsi rancangan baru memiliki standar kenyamanan diatas rata-rata ( > 3 ). Maka dari hasil kedua pengujian statistik (uji-t) dapat disimpulkan bahwa kursi meja komputer multi fungsi telah memenuhi standar kenyamanan dan

keergonomisan. Jadi meja komputer multi fungsi hasil rancangan layak untuk digunakan.

5.10 Mekanika Teknik Berdasarkan uraian yang telah dilakukan pada bab 4 mengenai pengolahan data tentang mekanika teknik. Didapat bahwa lendutan pada meja terbukti minim dari yang telah distandarkan oleh peneliti. Hal tersebut terbukti bahwa meja yang dirancang kokoh dengan minimal beban 75 Kg. sehingga produk ini telah memenuhi kriteria mekanika dan kekuatan bahan yang diperhitungkan dan produk yang dibuat aman dari segi penggunaan dan kekuatan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan, pengukuran antropometri dimensi tubuh, perhitungan, pengujian lapangan, dan analisa keseluruhan, maka dapat penulis ambil kesimpulan yang berkaitan dengan perancangan kursi dan meja multifungsi yang ergonomis adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa meja komputer multi fungsi ini telah menjawab atas keinginan konsumen berupa produk yang berfungsi ganda, ergonomis, dan mudah dalam penyimpanannya. Hal tersebut didapat dengan melakukan perhitungan antropometri dan desain yang bisa dilipat sedemikian rupa. 2. Pengembangan Produk Meja dan Kursi Komputer Multifungsi ini memiliki beberapa kriteria hasil akhir diantaranya : ergonomis dalam bentuk ukuran, estetis dalam segi desain produk, ekonomis dalam pemanfaatan ruang, dan fungsi ganda yang mengutungkan bagi para penggunanya. 3. Dengan melihat rancangan meja dan kursi komputer multifungsi ini, dan dengan melakukan pembuatan mock up, dapat diketahui bahwa produk yang dirancang dapat dibuat dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini. Dan dari segi pengguna dapat menerima kesesuaian antara fungsi yang didapat

lebih dengan biaya yang dikeluarkan seimbang. Jika bandingkan dengan satu produk saja

6.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah : 1. Dalam perancangan meja komputer multi fungsi yang baik dan ergonomis

adalah dengan melihat dan mengacu pada pengukuran antropometri, karena pengukuran data antropometri sangat mempengaruhi ukuran dari dimensi meja komputer multi fungsi yang akan dibuat. 2. Dalam perancangan meja komputer multi fungsi yang ergonomis, juga harus

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometri yaitu usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Karena setiap manusia memiliki perbedaan yang menonjol pada ukuran dimensi tubuh. 3. Dalam perancangan produk selain memperhatikan keinginan konsumen juga

harus memperhatikan dari sisi kekuatan dan keamanan pada saat digunakan dan pada saat penyimpanannya. Maka harus dilakukannya penilitian mekanika dan kekuatan bahan dari assembly produk. 4. Dalam perancangan produk selanjutnya diharapkan harus memperhatikan

sistem adjustable dimana konsumen bisa menggunakan produk sesuai dengan posisi yang di inginkan.

You might also like