You are on page 1of 7

Object 1

Kamis, 05 Agustus 2010


Kisah Nabi Sulaiman & Semut
Sulaiman bin Daud adalah satu-satunya Nabi yang memperoleh keistimewaan dari Allah SWT sehingga bisa memahami bahasa binatang. Dia bisa bicara dengan burung Hud Hud dan juga boleh memahami bahasa semut. Dalam Al-Quran surah An Naml, ayat 18-26 adalah contoh dari sebahagian ayat yang menceritakan akan keistimewaan Nabi yang sangat kaya raya ini. Firman Allah, Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata, hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa kerana mendengar perkataan semut itu. Katanya, Ya Rabbi, limpahkan kepadaku karunia untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku; karuniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang soleh. (An-Naml: 16-19) Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut, Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun? Sebesar biji gandum, jawabnya. Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu. Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya? tanya Nabi Sulaiman. Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri kepada Allah, jawab si semut. Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahawa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Kerana itu, aku harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya. Nabi Sulaiman, walaupun ia sangat kaya raya, namun kekayaannya adalah nisbi dan terbatas. Yang Maha Kaya secara mutlak hanyalah Allah SWT semata-mata. Nabi Sulaiman, meskipun sangat baik dan kasih, namun yang Maha Baik dan Maha Kasih dari seluruh pengasih hanyalah Allah SWT semata. Dalam diri Nabi Sulaiman tersimpan sifat terbatas dan kenisbian yang tidak dapat dipisahkan; sementara dalam Zat Allah sifat mutlak dan absolut. Bagaimanapun kayanya Nabi Sulaiman, dia tetap manusia biasa yang tidak boleh sepenuhnya dijadikan tempat bergantung. Bagaimana kasihnya Nabi Sulaiman, dia adalah manusia biasa yang menyimpan kedaifan-kedaifannya tersendiri. Hal itu diketahui oleh semut Nabi Sulaiman. Kerana itu, dia masih tidak percaya kepada janji Nabi Sulaiman ke atasnya. Bukan kerana khuatir Nabi Sulaiman akan ingkar janji, namun khuatir Nabi Sulaiman tidak mampu memenuhinya lantaran sifat manusiawinya. Tawakal atau berpasrah diri bulat-bulat hanyalah kepada Allah SWT semata, bukan kepada manusia.

Karna sesuatu yang kita punya bukanlah sepenuhnya milik kita, dan kita hendaknya jangan terlepas dari berusaha..menggantungkan hidup pada seseorang. Berdoa dan berserah di sertai dengan usaha dan berusaha, ini lebih memuliakan.

Sumber : Buku Kisah Penghuni Gua Al-Kahfi. Peringatan nabi Syuaib kepada penduduk Madyan.

Kisah Nabi Sulaiman as, semut, burung Hud2 dan ratu Balqis.
February 22, 2011 by Vien AM
Nabi Sulaiman as dan semut.

Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo`a: Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni`mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. Nabi Sulaiman as dan burung-brung Hud-Hud. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai `Arsy yang besar. Berkata Sulaiman: Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu

perhatikanlah apa yang mereka bicarakan. Ratu Balqis dan para pembesarnya. Berkata ia (Balqis): Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri. Berkata dia (Balqis): Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis (ku). Mereka menjawab: Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan. Dia berkata: Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina. Nabi Sulaiman, Jin Ifrit dan orang Mukmin. Berkata Sulaiman: Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri. Berkata `Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia. Dia berkata: Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah

dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal (nya). Nabi Sulaiman as dan Ratu Balqis. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: Serupa inikah singgasanamu? Dia menjawab: Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri. Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan kepadanya: Masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca. Berkatalah Balqis: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam. (QS.An-Naml(27):17-44). Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. khir-akhir ini bukti bahwa orang yang berpendidikan tinggi pun tidak luput dari perbuatan kurupsi semakin nyata. Tidak sulit kita temukan orang yang berpendidikan tinggi tetapi ternyata juga melakukan korupsi. Para pejabat yang menyelewengkan uang negara, mereka itu bukan tidak berpendidikan, bahkan juga berpendidikan tinggi. Rasanya sudah sulit dikatakan bahwa, ------karena bukti yang sudah sekian banyak, pendidikan bisa mencegah tindak kurupsi. Seolah-olah antara korupsi dan pendidikan tidak terkait. Mereka yang bergelar sarjana, bidang apapun, ternyata ada saja yang melakukan penyimpangan uang negara. Ini membuktikan bahwa pendidikan belum bisa mencegah tindak korupsi itu. Namun tidak berarti bahwa semua orang yang berpendidikan pasti korup. Tidak begitu. Tidak sedikit orang di negeri ini yang masih baik. Mereka itu berpendidikan tinggi atau juga yang tidak berpendidikan cukup, tetapi tidak melakukan perbuatan yang dibenci oleh masyarakat saat sekarang ini. Mereka masih berhasil menjaga kridibilatas, atau kepercayaan yang disandangnya. Hanya saja memang, sebagaimana tulisan saya beberapa hari yang lalu, bahwa untuk mencari orang yang amanah ternyata semakin lama semakin sulit. Beberapa orang pengusaha merasa kerepotan mencari tenaga kerja yang bisa dipercaya. Orang pintar banyak, tetapi mencari yang bisa dipercaya sulitnya bukan main. Apakah tidak amanah itu memang menjadi sifat dasar atau milik manusia pada umumnya. Rasanya hal itu perlu dikaji lebih mendalam. Terasa sekali memang, sangat sedikit orang yang benar-benar dapat dipercaya. Bahkan semut pun dalam suatu kisah, tidak begitu saja bisa mempercayai manusia. Sikap semut yang demikian itu bisa diperoleh melalui kisah Nabi Sulaiman sebagai berikut. Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman yang dikenal mampu berbicara dengan binatang, pernah menginterogasi seekor semut. Binatang kecil ini pada suatu saat ditanya oleh Sulaiman tentang berapa

butir gandum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupannya selama setahun. Sengaja Nabi Sulaiman menanyakan hal itu, karena sehari-hari binatang kecil ini tidak henti-hentinya selalu sibuk mencari nafkah. Semut itu dengan rasa takut menjawab, bahwa sesungguhnya dalam setahun ia hanya memerlukan sebutir gandum, dan tidak lebih dari itu. Mendengar jawaban semut itu, segera Nabi Sulaiman menangkap dan memasukkannya ke dalam sebuah botol, lalu botol tersebut ditutupnya rapat-rapat. Botol yang kosong itu selain dimasuki seekor semut, juga diisi sebutir gandum agar dimakan selama setahun. Setelah genap setahun, botol yang berisi seekor semut dan sebutir gandum tersebut dibuka sendiri oleh Nabi Sulaiman. Ternyata semut tersebut masih bisa bertahan hidup. Hanya saja, Nabi Sulaiman agak kaget, karena sekalipun semut tersebut sudah genap setahun di dalam botol, ternyata masih menyisakan separo dari sebutir gandumnya. Atas kenyataan itu, Nabi Sulaiman menegur semut, dan menganggapnya binatang berukuran kecil itu telah berbohong padanya. Dengan tangkas semut mengelak. Ia sengaja tidak menghabiskan persediaan makanan yang dimiliki, dan berusaha menghematnya. Memang, -----pengakuan ulang semut, biasanya ia menghabiskan sebutir gandum dalam setahun. Tetapi karena ia berada di dalam botol, maka harus menghematnya dan hanya menghabiskan separonya. Strategi itu diambil, karena ia khawatir kalau-kalau Nabi Sulaiman lupa, tidak membuka botol itu dan menjadikannya kehabisan persediaan makanan. Semut berargumen, jika ia berada di luar botol, maka ia tidak khawatir kehabisan makanan. Sekalipun makanan habis, jika ia berada di luar botol, maka semut yakin Tuhan akan segera mencukupi. Tetapi kalau ia berada di dalam botol, maka tidak akan bisa terlalu menggantungkan pada Nabi Sulaiman. Sebab ia tahu bahwa manusia pada umumnya selalu bersifat pelupa dan salah. Karena itu tatkala sedang menghadapi manusia selalu harus hati-hati, tidak terkecuali kepada Nabi Sulaiman sekalipun. Melalui kisah sederhana ini setidak-tidaknya dapat kita ambil dua pelajaran penting. Pertama, ketika menghadapi dua kelompok yang sedang bertikai tidak semestinya terlalu cepat berpihak. Keduanya harus diteliti terlebih dahulu secara saksama. Sebab ternyata, semut saja terhadap Nabi Sulaiman juga curiga, apalagi terhadap seseorang yang bukan nabi. Keduanya harus diteliti dulu lewat saluran yang berkompeten, sehingga ditemukan kesimpulan yang tepat. Kedua, bahwa manusia di mana saja, jika dipaksa oleh keadaan dan memiliki kesempatan atau peluang, maka berkemungkinan melakukan kesalahan, termasuk berkorupsi. Karena itu, tidak selayaknya, seseorang yang belum apa-apa sudah merasa paling bersih dan paling benar. Orang dikatakan benarbenar mampu menahan tidak korupsi, manakala berpeluang atau memiliki kesempatan, tetapi tetap lulus tidak melakukan kesalahan itu, apalagi sebenarnya ia dalam keadaan membutuhkannya. Wallahu alam. Kisah 1 Kerajaan Nabi Sulaiman AS dikala itu sedang mengalami musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun membasahi bumi. Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman AS mulai didatangi oleh ummatnya untuk meminta pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka. Baginda Sulaiman AS kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo'a memohon kepada Allah SWT agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.

Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman AS melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman AS kemudian mendengar sang semut mulai berdo'a memohon kepada Allah SWT penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. "Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku", do'a sang semut kepada Allah SWT. Mendengar do'a si semut maka Baginda Sulaiman AS kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, "kita segera pulang, sebentar lagi Allah SWT akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah SWT telah mengabulkan permohonan seekor semut". Kemudian Baginda Nabi Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan. Kisah 2 Suatu hari Baginda Sulaiman AS sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Baginda Sulaiman AS terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya, Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab, Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun. Baginda Sulaiman AS kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu. Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman AS. Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman AS datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman AS bertanya kepada si semut, hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut. Assalamualaikum, selamat pagi sobat2... Langsung saja, ini ada kisah keren. Bismillah.. Suatu hari Nabi Sulaiman AS sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Nabi Sulaiman AS terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya, Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu? Si semut menjawab, Ini adalah kurma yang Allah SWT berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun. Nabi AS kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, Wahai semut Kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu.Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman AS. Setahun telah berlalu. Nabi Sulaiman AS datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Nabi Sulaiman AS bertanya kepada si semut, hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi

karena engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut.

Object 2

You might also like