Professional Documents
Culture Documents
No
Pasal
Tentang Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan mulai dari sumber daya ikan dan
1 ayat 1
praproduksi, produksi,
pengolahan
1 ayat 2 1 ayat 3
Sumber daya ikan adalah potensi semua jenis ikan. Lingkungan sumber daya ikan adalah perairan tempat kehidupan sumber daya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara,
membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya 1 1 ayat 6 dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. 1 ayat 12 Pembudi daya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan. Pembudi daya-ikan kecil adalah orang yang mata pencahariannya 1 ayat 13 melakukan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Surat izin usaha perikanan, yang selanjutnya disebut SIUP, 1 ayat 16 adalah izin tertulis yang harus dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut. Pengelolaan 2 keadilan, perikanan dilakukan berdasarkan keterpaduan, asas manfaat,
kemitraan, pemerataan,
keterbukaan,
efisiensi, dan kelestarian yang berkelanjutan. Pengelolaan perikanan dilaksanakan dengan tujuan: 3 a. meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil; b. meningkatkan penerimaan dan devisa negara;
c. mendorong perluasan dan kesempatan kerja; d. meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan; e. mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan; f. meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah, dan daya saing; g. meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan; h.mencapai pemanfataan sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dan lingkungan sumber daya ikan secara optimal; dan i. menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dan tata ruang. Undang-Undang ini berlaku untuk: setiap 4 butir a orang, baik warga negara Indonesia
maupun warga
maupun badan hukum asing, yang melakukan kegiatan perikanan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia; pengelolaan perikanan Republik Indonesia untuk
Wilayah
penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan meliputi: 5 butir a,c a. perairan Indonesia; c. sungai, danau, waduk, dapat diusahakan serta rawa, dan genangan air lainnya yang lahan pembudidayaan ikan yang
potensial di wilayah Republik Indonesia. Pengelolaan perikanan 6 ayat 1 dalam wilayah pengelolaan perikanan
Republik Indonesia dilakukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumber daya ikan. Pengelolaan perikanan untuk kepentingan penangkapan ikan dan mempertimbangkan hukum adat
6 ayat 2
pembudidayaan
ikan
harus
dan/atau kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat. Dalam rangka mendukung kebijakan pengelolaan sumber daya ikan, Menteri menetapkan: 7 ayat 1 a. rencana pengelolaan perikanan; b. potensi dan alokasi sumber daya ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia;
d.potensi dan alokasi lahan pembudidayaan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia; e. potensi dan alokasi induk serta benih ikan tertentu di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia; k. jenis ikan baru yang akan dibudidayakan; l. jenis ikan dan wilayah penebaran kembali serta penangkapan ikan berbasis budi daya; m. pembudidayaan ikan dan perlindungannya; n. pencegahan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan serta lingkungannya; o.rehabilitasi dan peningkatan sumber daya ikan serta lingkungannya; q. suaka perikanan; r. wabah dan wilayah wabah penyakit ikan; s. jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan, dimasukkan, dan dikeluarkan ke dan dari wilayah Republik Indonesia; dan t. jenis ikan yang dilindungi. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
pengelolaan
dimaksud pada ayat (1) mengenai: f. jenis ikan baru yang akan dibudidayakan; g. jenis ikan dan wilayah penebaran kembali serta penangkapan ikan berbasis budi daya; 7 ayat 2 h. pembudidayaan ikan dan perlindungannya; i. pencegahan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan serta lingkungannya; k. suaka perikanan; l. wabah dan wilayah wabah penyakit ikan; m.jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan, dimasukkan, dan dikeluarkan ke dan dari wilayah Republik Indonesia; dan n. jenis ikan yang dilindungi. Setiap orang dilarang melakukan penangkapan ikan dan/atau 8 ayat 1 pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan
yang
dapat
merugikan
dan/atau membahayakan
kelestarian
sumber daya ikan dan/atau lingkungannya di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia. Pemilik perusahaan pembudidayaan ikan, ikan, kuasa pemilik jawab usaha
dan/atau
penanggung
pembudidayaan ikan
yang melakukan
pembudidayaan ikan dilarang menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian
sumber daya ikan dan/atau lingkungannya di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia. Penggunaan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat 8 ayat 3 dan/atau cara, dan/atau bangunan untuk penangkapan ikan
dan/atau pembudidayaan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperbolehkan hanya untuk penelitian. Untuk kepentingan kelestarian sumber daya ikan dan
pemanfaatan lahan pembudidayaan ikan, Menteri menetapkan 11 ayat 1 suatu keadaan kritis sediaan yang membahayakan ikan, spesies ikan, atau dapat
membahayakan
atau lahan
Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan 12 ayat 1 pencemaran dan/atau lingkungannya Indonesia. Setiap orang dilarang membudidayakan ikan hasil rekayasa genetika 12 ayat 2 yang dapat membahayakan sumber daya ikan, lingkungan sumber daya ikan, dan/atau kesehatan manusia di wilayah pengelolaan di kerusakan sumber daya ikan dan/atau
perikanan Republik Indonesia. Setiap 12 ayat 3 orang dilarang menggunakan obat-obatan dalam
pembudidayaan ikan yang dapat membahayakan sumber daya ikan, lingkungan sumber daya ikan, dan/atau kesehatan manusia di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia.
yang dapat
membahayakan sumber daya ikan, lingkungan sumber daya ikan, dan/atau kesehatan manusia di wilayah pengelolaan perikanan
calon induk, induk, dan/atau benih ikan ke dalam dan dari wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia. Setiap orang dilarang memasukkan, mengeluarkan mengadakan, mengedarkan, dan/atau memelihara ikan yang merugikan
16 ayat 1
masyarakat,
pembudidayaan
lingkungan sumber daya ikan ke dalam dan/atau ke luar wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia. Pemerintah mengatur dan mengembangkan penggunaan sarana 17 dan prasarana pembudidayaan ikan dalam rangka pengembangan pembudidayaan ikan. 18 ayat 1 Pemerintah mengatur dan membina tata pemanfaatan air dan lahan pembudidayaan ikan. Pengaturan dan pembinaan tata pemanfaatan air dan lahan 18 ayat 2 pembudidayaan ikan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan dalam rangka menjamin kuantitas dan kualitas air untuk kepentingan pembudidayaan ikan. Pemerintah menetapkan persyaratan dan standar alat pengangkut,
19 ayat 1
unit penyimpanan hasil produksi budi daya ikan, dan unit pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya. Pemerintah melakukan pengawasan terhadap alat pengangkut,
19 ayat 2
unit penyimpanan hasil produksi budi daya ikan, dan unit pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungannya.
19 ayat 3
Pemerintah dan masyarakat melaksanakan pengelolaan kesehatan ikan Ikan dan lingkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1). hasil penangkapan dan/atau pembudidayaan harus
20 ayat 6
memenuhi standar mutu dan keamanan hasil perikanan. Setiap orang yang melakukan pemasukan atau pengeluaran ikan dan/atau hasil perikanan dari dan/atau ke wilayah Republik
21
Indonesia harus melengkapinya dengan sertifikat kesehatan untuk konsumsi manusia. 25 Usaha perikanan dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan yang meliputi praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran. Setiap orang yang melakukan usaha perikanan di bidang 26 ayat 1 penangkapan, pembudidayaan, pengangkutan, pengolahan, dan pemasaran ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia wajib memiliki SIUP. 26 ayat 2 Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku bagi nelayan kecil dan/atau pembudi daya-ikan kecil. Pemerintah menyusun dan mengembangkan sistem informasi dan data statistik perikanan serta menyelenggarakan pengumpulan,
pengolahan, analisis, penyimpanan, penyajian, dan penyebaran 46 ayat 1 data potensi, sarana dan prasarana, produksi, penanganan,
pengolahan dan pemasaran ikan, serta data sosial ekonomi yang terkait dengan pelaksanaan pengelolaan sumber daya ikan dan pengembangan sistem bisnis perikanan. Pemerintah mengadakan pusat data dan informasi perikanan 46 ayat 2 untuk menyelenggarakan sistem informasi dan data statistik perikanan. Setiap orang yang memperoleh manfaat langsung dari sumber 48 ayat 1 daya ikan dan lingkungannya di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia dikenakan pungutan perikanan. 48 ayat 2 Pungutan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dikenakan bagi nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil. Pemerintah memberdayakan nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil melalui: a. penyediaan skim kredit bagi nelayan kecil 60 ayat 1 dan pembudi
daya-ikan kecil, baik untuk modal usaha maupun biaya operasional dengan cara yang mudah, bunga pinjaman yang rendah, dan sesuai dengan kemampuan nelayan kecil dan
nelayan
kecil serta
pembudi
daya-ikan
kecil di
untuk bidang
meningkatkan
pengetahuan
dan keterampilan
penangkapan, pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran ikan; dan c.penumbuhkembangan kelompok nelayan kecil, kelompok pembudi daya-ikan kecil, dan koperasi perikanan. Pemberdayaan 60 ayat 2 nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga dilakukan oleh masyarakat. Pembudi daya-ikan kecil dapat membudidayakan komoditas
61 ayat 2
ikan pilihan di seluruh wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia. Nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil sebagaimana
61 ayat 3
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib menaati ketentuan konservasi dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh Menteri. Nelayan kecil atau pembudi daya-ikan kecil harus ikut serta
61 ayat 4
menjaga kelestarian lingkungan perikanan dan keamanan pangan hasil perikanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil harus mendaftarkan
61 ayat 5
diri, usaha, dan kegiatannya kepada instansi perikanan setempat, tanpa dikenakan biaya, yang dilakukan untuk keperluan statistik
serta pemberdayaan nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil. Pemerintah 62 menyediakan dan mengusahakan dana untuk
memberdayakan nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil, baik dari sumber dalam negeri maupun sumber luar negeri, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengusaha perikanan mendorong kemitraan usaha yang saling 63 menguntungkan dengan kelompok nelayan kecil atau pembudi
daya-ikan kecil dalam kegiatan usaha perikanan. Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan 84 ayat 1 perikanan Republik Indonesia melakukan penangkapan ikan
dan/atau pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau
bangunan yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.200.000.000,00 (satu miliar dua ratus juta rupiah). Pemilik perusahaan pembudidayaan ikan, ikan, kuasa pemilik
perusahaan pembudidayaan
usaha pembudidayaan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia menggunakan bahan kimia, bahan biologis, 84 ayat 2 bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan yang
dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia membudidayakan ikan yang dapat membahayakan sumber daya ikan dan/atau lingkungan sumber 86 ayat 2 daya ikan dan/atau kesehatan manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak
Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah). Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia membudidayakan ikan hasil
yang dapat membahayakan sumber daya ikan sumber daya ikan dan/atau kesehatan (3),
lingkungan
manusia sebagaimana
12 ayat
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah). 86 ayat 4 Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia menggunakan obat-obatan dalam
pembudidayaan ikan yang dapat membahayakan sumber daya ikan dan/atau lingkungan sumber daya ikan dan/atau kesehatan
manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda
paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah). Setiap orang yang dengan sengaja memasukkan, megeluarkan, mengadakan, mengedarkan, dan/atau memelihara ikan yang
merugikan masyarakat, pembudidayaan ikan, sumber daya ikan, 88 dan/atau lingkungan sumber daya ikan ke dalam dan/atau ke luar wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Peraturan Pemerintah 1 NOMOR 2002 54 TAHUN Pengelolaan Tentang perikanan untuk kepentingan
penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan harus mempertimbangkan hukum adat dan/atau kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat.
NOMOR 2006
19
Nomor 62
Tahun 2002 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kelautan Dan Perikanan
NOMOR 1984
15
C. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Peraturan Menteri 1 2 NOMOR PER.12/MEN/2007 NOMOR PER.07/MEN/2008 Tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan Bantuan Sosial Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir Dan Pembudidaya Ikan 3 4 NOMOR PER.05/MEN/2009 NOMOR PER.02/MEN/2009 Skala Usaha Di Bidang Pembudidayaan Ikan Tentang Tata Cara Penetapan Kawasan
Konservasi Perairan. 5 6 NOMOR PER.02/MEN/2010 NOMOR PER.03/MEN/2010 Tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan Ikan. Tentang Tata Cara Penetapan Status
Perlindungan Jenis Ikan. 7 NOMOR PER.04/MEN/2010 Tentang Tata Cara Pemanfaatan Jenis Ikan dan Genetik Ikan. 8 NOMOR PER.09/MEN/2007 Tentang Ketentuan Pemasukan Media Pembawa Berupa Ikan Hidup Sebagai Barang Bawaan Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. 9 NOMOR PER.10/MEN/2010 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Penelitian dan Pengembangan Perikanan.
D. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Keputusan Menteri 1 2 3 4 NOMOR KEP.02/MEN/2004 NOMOR KEP.07/MEN/2004 NOMOR KEP.02/MEN/2007 NOMOR KEP.01/MEN/2002 Tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan Pengadaan dan Peredaran Benih Ikan Cara Budidaya Ikan yang Baik Tentang Sistem Manajemen Mutu Terpadu Hasil Perikanan 5 NOMOR KEP.01/MEN/2007 Tentang Keamanan 6 NOMOR KEP.02/MEN/2009 Tentang Pembentukan Tim Penilai dan Persyaratan Jaminan Mutu dan
E. Peraturan Daerah Peraturan Daerah 1 Kabupaten Serdang Bedagai NOMOR 15 TAHUN 2005 2 Kabupaten Buleleng NOMOR 10 TAHUN 2007 3 Kabupaten Majene NOMOR 7 TAHUN 2008 4 Kabupaten Bombana NOMOR 9 TAHUN 2009 Izin Usaha Perikanan Retribusi Pelayanan Perizinan Usaha Kelautan dan Perikanan Usaha Kelautan dan Perikanan Tentang Pajak Budidaya Perikanan
F. Surat Keputusan Direktur Jendral Perikanan dan Kelautan Dalam Perikanan Budidaya Keputusan 1 SK Dirjen Perikanan No. H. II/2/1/6/77 Tanggal 26 Februari 1977 Tentang Tentang Pedoman dan Pengelolaan LPPMHP (Laboratorium Pengujian dan Pengawasan Mutu Hasil Perikanan).
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kebijakan Pembangunan Perikanan
MEGAWATI HAKIM
2301100900113
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2012