You are on page 1of 5

Top News Daily News Tips & Trik Profile Events Fashion Career

Home Berita Fashion @en How to be a Good Fashion Designer

How to be a Good Fashion Designer


Posted by: hidayat Tags: Posted date: February 17, 2011 | No comment |

Untuk menjadi seorang perancang busana (fashion designer) yang andal bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Disamping motivasi dan kerja keras, pengetahuan mendasar tentang fashion juga menjadi hal pokok yang wajib diketahui si perancang agar rancangan yang dihasilkan dapat berkualitas dan diterima di pasaran. Mau tahu seperti apa kiatkiat menjadi seorang perancang busana yang andal, salah satu pengajar di Lasalle College Internasional, Gabriel Ferry Halim menjelaskan kepada Sahutbaju mengenai apa saja yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi perancang busana yang andal. Membuat Rancangan Lebih Menarik dengan Pengetahuan dan Kemampuan Dasar Menurut lelaki berkacamata ini, langkah awal untuk menjadi seorang perancang busana

adalah motivasi dari dalam diri dan kerja keras. Ini berlaku di bidang lain juga ujar Ferry. Tidak hanya motivasi dan kerja keras, ia juga mengatakan beberapa hal yang harus dimiliki seseorang sebagai faktor penunjang, Seperti kemampuan dan pengetahuan dasar tentang fashion. Kemampuan dasar yang dimaksud adalah kemampuan seseorang dalam tehnik menjahit dan kemampuan memotong bahan. Sedangkan pengetahuan dasar yang harus dimiliki meliputi pengetahuan tentang tekstil sebagai bahan dasar rancangan, pengetahuan penggabungan bahan dasar, serta pengetahuan tren pakaian yang sedang popular. Kemampuan dasar tersebut akan berpengaruh terhadap rancangan yang dihasilkan, baik dari jahitan ataupun bentuk rancangan. Sedangkan pemahaman terhadap pengetahuan dasar menjadikan rancangan yang dihasilkan tidak terkesan flat dan monoton. Tanpa pengetahuan dasar tersebut, rancangan yang dihasilkan akan sama dengan rancangan yang banyak beredar di pasaran sedangkan untuk menjadi seorang perancang busana yang andal diharuskan untuk menawarkan sesuatu yang baru jelas Ferry.

Museum Tekstil Dapat Dijadikan Tempat Belajar Pengetahuan Dasar Tekstil Menurut Ferry, untuk meningkatkan kemampuan dasar tentang fashion dapat ditempuh dengan berbagai cara, baik otodidak (belajar sendiri) atau mengikuti pendidikan formal/informal yang diselenggarakan instansi tertentu dalam bentuk sekolah, kursus atau pelatihan. Selain itu, dapat juga belajar langsung dari seseorang yang bekerja di dunia fashion. Ferry pun beranggapan kualitas seorang perancang busana yang ditempuh melalui pendidikan formal lewat sekolah fashion dengan yang ditempuh melalui otodidak tidak jauh berbeda. Perbedaannya terletak pada panduan dan lamanya waktu belajar. Jika di sekolah fashion kita dibimbing dengan arahan sedangkan dengan otodidak kita belajar sendiri tanpa pemandu dan pastinya dengan rentang waktu yang lebih lama. Untuk pengaplikasian kemampuan dasar yang telah kita peroleh dapat ditempuh dengan cara magang atau praktek langsung kepada desainer-desainer yang membutuhkan seorang asisten perancang. Peran Serta Peralatan Dalam Membuat Suatu Rancangan Tak hanya kemampuan dan pengetahuan dasar, peralatan yang digunakan pun mempunyai peran serta yang besar. Ferry kembali menuturkan perlengkapan apa saja yang harus dimiliki guna menjadi seorang perancang busana yang andal. Ada dua hal yang wajib dimiliki seorang perancang busana, yang pertama adalah peralatan dasar membuat sketsa. Peralatan ini digunakan untuk merekam semua ide-ide yang dihasilkan dalam bentuk gambar, peralatan tersebut diantaranya buku sketsa, alat tulis dan alat mewarnai.

Peralatan Menggambar Sketsa Rancangan

Tujuannya kita harus merekam ide-ide dalam sebuah buku, itu tak lain adalah memudahkan kita jika ingin merevisi rancangan. Selain itu buku sketsa juga berfungsi sebagai pengingat detail-detail rancangan. Meminimalisir kemampuan otak kita yang terbatas, karena itu diperlukan media untuk mengingatnya jelas Ferry. Peralatan kedua yang wajib dimiliki seorang perancang busana menurut Ferry adalah peralatan membuat pola. Peralatan membuat pola ini umumnya didominasi oleh alat ukur. Proses Sederhana Membuat Suatu Rancangan Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memindahkan ide-ide kreatif rancangan dalam buku sketsa. Setelah dihasilkan gambar rancangan dalam bentuk sketsa, langkah selanjutnya adalah menelaah gambar sketsa tersebut apakah memungkinkan atau tidak untuk dikembangkan. Selain teknik memotong, hal lain yang harus dipahami oleh seorang perancang busana dalam membuat rancangan setelah memasuki tahap pembuatan pola adalah penggunaan Dummy (pamakaian bahan lain sebelum menggunakan bahan asli dalam pemotongan).

Salah Satu Tahapan Membuat Rancangan Pakaian Dummy ini diperlukan guna mengantisipasi kesalahan-kesalahan dalam pola rancangan. Ferry menjelaskan penggunaan dummy tersebut bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan bahan dasar. Jika nanti ada pola yang tidak sesuai atau harus direvisi kita dapat membuatnya tanpa harus takut akan bahan. Barulah setelah dianggap tidak ada revisi pola di potong di atas bahan dasar yang sesungguhnya jelasnya. Menjadikan Sebuah Rancangan Baik, Bernilai dan Diterima di Masyarakat Dalam wawancara di tempat kerjanya kepada Sahutbaju Ferry tidak hanya menjelaskan tentang teknik dan materi yang harus diketahui untuk menjadi seorang perancang busana yang andal. Lebih jauh Ia juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perancang busana agar rancangannya dapat diterima di masyarakat. Langkah pertama yang harus dilakukan seorang desainer dalam membuat rancangan adalah mengetahui kemauan pasar atau mempelajari selera pasar yang sedang tren. Itu dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya, mengikuti perkembangan tren lewat media fashion baik cetak dan elektronik atau dapat juga dengan terjun langsung ke lapangan dengan mengunjungi toko-toko yang menjual pakaian, dengan begitu kita akan tahu mode rancangan apa yang sedang marak digandrungi oleh masyarakat. Biasanya desainer muda sering memaksakan ide dalam rancangannya tanpa memperhatikan pasar, akibatnya rancangan mereka kurang diminati jelas Ferry. Pendidikan Formal atau Otodidak Berbicara soal perbedaan kapasitas dan kemampuan seorang perancang busana yang lahir melalui jalur pendidikan berupa kursus, sekolah atau pelatihan dengan yang otodidak menurut Ferry tidaklah terlalu jauh. Bahkan dapat dikatakan tidak ada perbedaan, yang membedakan menurutnya hanyalah cara mereka dalam meningkatkan kapasitas diri sebagai seorang perancang busana.

Faktor motivasi menurutnya tetap manjadi faktor utama penentu keberhasilan, baik ketika memilih jalur pendidikan formal belajar menjadi seorang perancang busana yang andal maupun belajar secara otodidak, karena tanpa motivasi yang kuat hasil yang dicapai tidak akan maksimal. Hasilnya tidak akan kelihatan nyata jika mereka yang ikut sekolah fashion hanya karena dorongan orang tua, bukan dari diri sendiri Ferry menjelaskan. Terlepas dari motivasi yang dimiliki seseorang ketika mengikuti pendidikan formal di sekolah fashion, menurutnya keberadaan sekolah fashion sangat penting dan berarti guna melahirkan dan menumbuhkan kamampuan seseorang.

Beberapa Nama Sekolah Model Tingginya biaya yang diterapkan di beberapa sekolah fashion, membuat pelatihan singkat berupa kursus dapat menjadi alternatif bagi mereka yang ingin memperdalam pengetahuan di bidang fashion. Ada beberapa sekolah fashion, Lasalle contohnya, yang menyediakan paket berupa kursus singkat tentang pemahaman pengetahuan dasar dengan biaya yang lebih terjangkau imbuh ferry. Selain mengikuti sekolah, kursus, dan pelatihan, mengikuti acara-acara fashion seperti lomba perancang yang diadakan instansi atau organisasi yang bergerak di bidang fashion juga dapat menjadikan seseorang bertambah pengetahuan dan pengalaman. Pembajakan Ide dan Kreatif Banyaknya penjiplakan hasil karya dalam rancangan-rancangan yang dihasilkan perancang busana. Walaupun tak ada aturan atau undang-undang yang pasti mengenai patenisasi rancangan, menurut Ferry seiring berjalan waktu pasar dan para pengamat lambat laun menyadari hal itu. Sketsa Rancangan Selain itu mengenai rancangan, ia juga mengharapkan agar desainer-desainer muda Indonesia mempunyai satu ciri khas dalam rancangannya, serta tidak terlalu berkiblat ke arah luar negeri seperti Amerika yang terkenal dengan rancangannya yang sporty, simpel dan ready to wear, lalu Inggris dengan rancangannya yang kerap tampil unik. semoga rancangan yang dihasilkan desainer-desainer muda untuk ke depannya tidak terlalu terpengaruh dengan rancangan luar negeri tutup Ferry. Beberapa Informasi mengenai How to be a good designer : 1. Tempat pendidikan formal/informal yang dapat dijadikan sarana meningkatkan keterampilan di bidang fashion diantaranya sekolah Esmod, Lasalle College Internasional, Sekolah Mode Busana Budhihadjo, Bunka (So-En) School Of Fashion, Akademi Seni Rupa & Design ISWI (Ikatan Sarjana Wanita Indonesia), Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Bunka School Of Fashion, Phalie Studio, Harry Dharsono

Couture, Indonesia Internasional Fashion Institue (IIFI), Sekolah Tinggi Desain Interstudi, Julianna Jaya, Sanlys Fashion dan lain sebagainya

You might also like