You are on page 1of 6

Appendiceal Abscess

Abses periapendikular ditemukan lebih dari 10% pada penderita appendicitis. Apendisitis abses merupakan lanjutan dari proses infiltrate jika infiltrate tidak remisi, sehingga terjadi perforasi dan terbentuk abses appendik,

Gejala Klinis:
Gejala klasik rasa nyeri yang hebat pada perut kanan bawah satu sampai dua hari yang disertai demam dan kemudian terjadi penurunan intensitas nyeri dan demam, disertai kenaikan nadi, mual dan muntah . Setelah 7 sampai 10 hari demam kembali muncul dan disertai intensitas nyeri ringan hingga sedang dengan perasaan tidak enak pada perut kanan bawah. serta kenaikan angka leukosit.

Pemeriksaaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik umum didapatkan peningkatan suhu tubuh, jika pada proses appendisitis infiltrative peningkatan suhu tubuhnya berkisar antara 37,5 38,5 0C, pada abses appendiks Pada perut kanan bawah akan teraba massa yang berfluktuasi jika dipalpasi, nyeri dan harus disertai dengan demam. Biasanya pasien mempunyai riwayat pertambahan ukuran massa dalam beberapa hari pada perut kanan bawah, yang diperlukan USG dan Ct Scan untuk diagnosis pasti.

Peristaltic usus dapat normal ataupun berkurang, terutama jika telah terjadi appendicitis perforata.

Laboratorium
Jika telah terbentuk abses maka nilai leukosit pasien akan jauh lebih meningkat dari pada proses appendicitis infiltrat, yaitu lebih dari 13.000 / mm3. Hitung jenis leukosis nilainya dapat bergeser ke kiri. Diperlukan pemeriksaan darah rutin untuk menilai peningkatan angka leukosit.

Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan tergantung kondisi pasien, Jika pasien memiliki gejala nyeri perut menyeluruh merupakan indikasi untuk segera operasi, untuk drainase abses dan appendectomy, jika tanda-tanda sepsis tidak ada, nyeri terlokalisir di kuadran kanan bawah tanpa ada tanda tanda peritonitis difus abses bisa di drainase dengan kateter perkutaneus dengan panduan USG. Pasien di payungi dengan Antibiotik broadspektrum dan awasi gejala klinis dengan hati-hati. Jika drainase adekuat dapat mengurangi tanda-tanda sepsis dan kavum abses akan kolpas dalam waktu 5 sampai dengan 10 hari dan proses inflamasi akan teratasi.. Biasanya drainase dengan kateter memperbaiki kondisi pasien, kateter dibuka slowly, saaat pasien mau pulang, dan ingatkan pasien bahwa appendektomi akan dilakukan 8 minggu berikutnya..Cara ini dapat mencegah morbiditas yang terjadi saat mengeksplorasi pasien dengan abses yang banyak.

Jika gagal, gejala sepsis tidak berkurang dan drainase perkutaneus tidak adekuat operasi merupakan indikasi. Appendectomi dilakukan .

APPENDISITIS INFILTRAT( Massa Periapendikuler)


GEJALA Appendicitis infiltrate biasanya didahului oleh gejala appendicitis akut yang kemudian di sertai adanya massa periappendikular.Gejala klasik

appendicitis akut biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah.Dalam 2 12 jam nyeri beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk. Biasanya disertai keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi tetapi kadang kadang terjadi diare, mual, dan muntah. Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri perut kanan bawah akan semakin progresif. Appendicitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang mendadak appendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun

tidak disertai rangsang peritonium local. Umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc. Burney. Di sini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan somatik setempat. Kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Bila terdapat

perangsangan peritonium biasanya pasien mengeluh sakit perut bila berjalan atau batuk. Bila letak appendiks retrosekal, karena letaknya terlindung sekum maka tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan, karena kontraksi otot psoas mayor yang menegang dari dorsal. Appendiks yang terletak di rongga pelvis, bila meradang dapat menimbulkan gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau rectum sehingga peristaltic meningkat, pengosongan rectum akan menjadi lebih cepat dan berulang ulang. Jika appendik tadi menempel ke kandung kemih, maka terjadi peningkatan frekuensi kencing karena rangsangan dindingnya. Pada beberapa keadaan, appendicitis agak sulit didiagnosa sehingga tidak ditangani pada waktunya dan terjadi komplikasi. Gejala appendicitis akut pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya ssering hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya dalam beberapa jam kemudian akan timbul muntah muntah dan anak akan jadi lemah dan letargi.karena gejala tidak khas tadi, sering appendicitis diketahui setelah perforasi. Pada orang berusia lanjut sering gejalanya samar samar saja, tidak

jarang terlambat diagnosis. Pada kehamilan keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, dan muntah. Yang perlu diperhatikan ialah pada kehamilan trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut sekum dan appendik terdorong ke kraniolateralsehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal kanan. PEMERIKSAAN FISIK Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 38,5C. bila suhu lebih tinggi mungkin telah terjadi perforasi. Appendisitis infiltrat atau terlihat dengan adanya penonjolan di perut kanan bawah. Pada palpasi terlihat didapatkan nyeri yang terbatas pada region iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas. Defans muscular dapat ada jika terdapat rangsangan peritoneum parietal.nyeri tekan perut kanan bawah ini merupakan kunci diagnosis. Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah yang di sebut tanda Rovsing. Pada appendiks retrosekal atau retroileal di perlukan palpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri. Peristaltic usus sering normal, peristaltic dapat hilang pada ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforate. Pemeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri jika daerah infeksi bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada appendicitis pelvika. Pemeriksaan psoas ada uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan unuk mengetahui letak appendiks. Uji psoas dilakukan dengan rangsangan m. psoas lewat hiperekstensi atau fleksi aktif. Bila appendiks yang meradang menempel di m. psoas tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.

Uji obturator digunakan untuk melihat apakah appendiks yang meradang kontak dengan m. obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Dengan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi telentang pada appendicitis pelvika akan menimbulkan nyeri.

PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pada darah lengkap didapatkan leukositosis ringan. Jika leukosit lebih dari 13.000/m3 umumnya pada appendiks perforasi. Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan appendicitis. Pada hitung jenis leukosit nilainya dapat terjadi pergeseran ke kiri. Pada pemeriksaan urin, sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila appendiks yang meraang menempel pada ureter atau vesika.

You might also like