Professional Documents
Culture Documents
Public Finance
Public Finance: ilmu ekonomi yang mempelajari berbagai aktivitas pemerintah; dan berbagai alternatif pembiayaan pengeluaran pemerintah (Hyman, 1999)
Pemerintah: organisasi yang diberi otoritas untuk mengatur masyarakat; dan menyediakan dan membiayai jasa-jasa penting (Hyman, 1999)
Kelembagaan politik: peraturan dan prosedur yang menentukan apa yang pemerintah lakukan dan bagaimana pengeluaran pemerintah dibiayai
Baik pendekatan positive maupun normative diperlukan dalam mempelajari public finance.
Dua pendekatan saling membutuhkan satu sama lainnya. Teori normatif tidak dapat membuat rekomendasi untuk meraih suatu capaian tertentu tanpa melihat teori perilaku manusia. Semisal, melalui ekonomi normatif kita hendak membuat rekomendasi kebijakan untuk pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan atau pendapatan masyarakat (normatif), maka dampak dari kebijakan tersebut harus benar-benar diukur (positif).
Made by Alvin Adisasmita
Trade-off antara barang & jasa pemerintah dengan barang & jasa swasta
Gambar disamping menunjukkan Production-Possibility Curve kombinasi produksi barang-jasa pemerintah dan barang-jasa swasta dalam sebuah ekonomi Asumsi: Sumberdaya dan teknologi dengan jumlah tertentu
C G2 B
Kenaikan barang & jasa pemerintah (G1 G2) membutuhkan pengurangan barang & jasa barang dan jasa swasta (X1 X2).
Kurva ini juga dapat memperlihatkan tradeoff antara barang-jasa pemerintah dengan barang-jasa swasta.
G1
Barang & jasa pemerintah didistribusikan melalui nonmarket rationing (Hyman, 1999).
Yang berarti barang & jasa tidak didistribusikan berdasarkan willingness to pay dan tidak berdasarkan harga barang & jasa. Contoh: penyedian pertahanan nasional
Made by Alvin Adisasmita
Subsidi
Transfer Payment: pengeluaran pemerintah untuk redistribusi daya beli di masyarakat (Hyman, 1999)
Contoh di Indonesia:
1. 2. 3. 4. contoh pembayaran dana pensiunan tunjangan sosial bagi para pengangguran bekas pejuang bunga utang pemerintah
Mixed Economy (Ekonomi campuran): ketika pemerintah turut menyediakan barang dan jasa; serta mengatur aktivitas ekonomi swasta. Dalam mixed economy pengeluaran pemerintah biasanya berkisar dari atau PDB (Hyman, 1999).
Pengeluaran pemerintah Indonesia terhadap PDB-nya (harga konstan) sebesar 8,5% untuk tahun 2010. (diolah dari BPS 2012) Meskipun termasuk mixed economy, peran pemerintah masih kecil terhadap PDB. PDB masih didominasi pengeluaran konsumsi rumahtangga (C). (2010 -> 56,6%; harga konstan)
PDB pendekatan pengeluaran Y = C+I+G+(X-M)
Pure Market Economy: semua barang dan jasa disediakan oleh perusahaan swasta untuk profit. Semua transaksi barang dan jasa melalui pasar dengan harga ditentukan pasar.
Subsidies
Government Taxes, fees, charges Government Services
Government Services
Firms
Pemerintah membeli jasa produksi dari RT dan output dari perusahaan. Pembelian ini dibiayai dengan pajak dan bea yang dikenakan pada individu dan perusahaan. Input yang dibeli digunakan untuk menyediakan jasa dan transfer pemerintah.
Dollars Resources
Input Market
Dollars Resources
Eksternalitas
Eksternalitas terjadi ketika produsen atau konsumen tidak membayar biaya produksi yang mereka hasilkan, atau ketika tidak membayar benefit yang mereka dapatkan. Eksternalitas bisa berupa eksternalitas positif maupun eksternalitas negatif
Eksternalitas Negatif: Ketika produsen atau konsumen tidak perlu membayar biaya yang mereka hasilkan.
Contoh: Polusi
Eksternalitas Positif: Ketika produsen atau konsumen tidak perlu membayar manfaat yang mereka terima
Contoh: Knowledge-spillover.
Barang Publik
Barang Publik: Barang yang memberi manfaat pada khalayak luas yang bersifat nonrival & nonexclusive Dua sifat barang publik (Seidman, 2009):
Nonexclusive: siapapun bisa mengkonsumsi barang atau jasa tersebut meskipun tidak bersedia membayar Nonrivalry: Konsumsi seseorang terhadap barang atau jasa tersebut tidak mengurangi kesempatan orang lain untuk mengurangi jasa
Free riders problems: Jika terlalu banyak free riders, maka ketergantungan akan peran orang lain akan mengakibatkan kurangnya support (underprovision) untuk barang publik.
Analisis Manfaat
Marginal Benefit: kepuasan atau utilitas tambahan ketika mengkonsumsi satu tambahan barang Marginal Social Benefit: Seluruh kepuasan atau utilitas tambahan masyarakat ketika mengkonsumsi tambahan satu unit barang atau jasa. MSB = TSB/Q
Marginal Net Benefit: Selisih Marginal Social Benefit dengan Marginal Social Cost. Marginal conditions for efficient resource allocation:
MSB = MSC
Made by Alvin Adisasmita
MSC
D MSB
Q1 = 10,000 Q* = 15,000
Q2 = 20,000
Efisiensi
Efficiency: Efisiensi tercapai ketika productive efficiency dan allocative efficiency tercapai secara simultan.
Productive Efficiency: Efisiensi produktifitas terjadi ketika produsen dapat meminimalkan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas barang atau jasa.
Allocative Efficiency: Efisiensi alokasi terjadi ketika alokasi kuantitas sumberdaya untuk produksi barang X optimal terhadap barang dan jasa lainnya
Efisiensi
Inefficiency (allocative inefficiency) yang ditimbulkan dari intervensi pemerintah (memunculkan adanya dead weight loss) Jika pasar memproduksi barang X yang tepat untuk konsumen, maka intervensi pemerintah merubah jumlah kuantitas menjadi kurang tepat (Seidman, 2009)
Made by Alvin Adisasmita
C G2 B
G1
X2
X1
Perpajakan
Pajak
Progressive Tax: Pajak yang dikenakan semakin besar seiring dengan semakin tingginya tingkat pendapatan Proportional Tax: Pajak yang dikenakan sama pada semua rumah tangga regardless tingkat pendapatannya Regressive Tax: Pajak yang dikenakan semakin rendah ketika pendapatan rumah tangga semakin tinggi
Indonesia menggunakan pajak progresif Pajak dapat menimbulkan inefisiensi yang disebut dengan Deadweight Loss (DWL).
Deadweight Loss adalah berkurangnya kesejahteraan masyarakat akibat perubahan yang tidak dikehendaki dari barang dan jasa ketika tidak tercapainya efisiensi alokatif. Disebut juga efficiency loss, welfare loss, welfare cost, atau excess burden
Sumber: http://www.dpr.go.id/id/Badan-Anggaran/siklus1
Sumber: http://www.dpr.go.id/id/Badan-Anggaran/siklus2
Sumber: http://www.dpr.go.id/id/Badan-Anggaran/siklus3
Proses Pembahasan Rencana Kerja Pemerintah dan Made by Alvin Adisasmita Pembicaraan Pendahuluan Penyusunan RAPBN
Sumber: http://www.dpr.go.id/id/Badan-Anggaran/siklus4
Proses Pembahasan RUU Tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Made by Alvin Adisasmita
Siklus ini berdasarkan UU No.17 Tahun 2003, UU No. 27 Tahun 2009 dan Tatib DPR RI Tahun 2009
Sumber: http://www.dpr.go.id/id/Badan-Anggaran/siklus5