You are on page 1of 20

ASKEP KEHAMILAN DENGAN ANEMIA

Kelompok 9

Anggota :
Dyah Ratna W. Danang Rezkha N. Anindita Ratna P Puruhita Adin Triana Indrajati Ogi Taufan Hamid G1D008119 G1D009016 G1D009033 G1D009049 G1D009065 G1D009086

Definisi
Anemia pada kehamilan dimana kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm adalah 11 g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua

Klasifikasi
1. Anemia Defisiensi Besi Pada kehamilan, kebutuhan ibu akan besi rata-rata mendekati 800 mg. Dengan meningkatnya volume darah yang relative pesat selama trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin

2. Anemia akibat Perdarahan Biasanya lebih jelas ditemukan pada masa nifas, dapat disebabkan plasenta previa atau solusio plasenta, atau anemia sebelum melahirkan. Pada awal kehamilan, sering disebabkan aborsi, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Perdarahan massif harus segera ditangani untuk mengembalikan dan mempertahankan perfusi organ vital. Setelah hipovolemia teratasi dan hemostatis tercapai Terapi pemberian Fe.

3. Anemia megaloblastik Pada kehamilan biasanya disebabkan defisiensi asam folat untuk defisiensi vitamin B12 sendiri sangat jarang ditemukan. Defisiensi asam folat sering ditemukan pada wanita yang jarang mengkonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi. Gejalanya meliputi mual, muntah, dan anoreksia yang bertambah berat (Chunningham, 2004).

4. Anemia pada penyakit kronik sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia. Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus sistemik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis rematoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan pielonefritis akut berat

5. Anemia Hemolitik Didapat akibat kehamilan Entitas Hemolisis berat yang dimulai pada awal kehamilan Ditandai oleh imunologik atau defek intra atau ekstraeritrosit. Pada janin juga mungkin memperlihatkan hemolisis transien, diduga terdapat suatu kausa imunologis. Terapi kortikostreroid terhadap ibu biasanya efektif

6. Anemia Aplastik pada kehamilan Jarang dijumpai pada kehamilan Anemia aplastik adalah penyulit kehamilan yang parah Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler. Proses imunologis. Membaik setelah terminasi kehamilan, dipostulasikan bahwa kehamilan memicu hipoplasia eritroid

Etiologi
Yang didapat : anemia defisiensi besi, anemia akibat perdarahan, anemia akibat radang atau keganasan, anemia megaloblasitik, anemia hemolitik didapat, anemia aplastik atau hipoplastik. Yang diturunkan/herediter : talasemia, hemoglobinopati sel sabit, hemoglobinopati lain, anemia hemolitik herediter

Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis yang dapat timbul pada anemia kehamilan diantaranya adalah ibu mengeluh cepat lelah, ssering pusing, mata berkunangkunang, malaise, nafsu makan turun, konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual muntah yang lebih hebat pada hamil muda)

Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan

Efek Maternal Dan Neonatal

trimester 1 akan mengakibatkan aborus, kelainan congenital. trimester 2 dapat menyebabkan persalinan premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterine sampai kematian, BBLR, keracunan kehamilan dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat

KEBUTUHAN NUTRISI TUBUH (ASAM FOLAT, DUA ASAM LEMAK, Fe, KALSIUM)

Anemia Hemolitik Pada Ibu

KEHAMILAN KURANG PENGETAHUAN VOLUME PLASMA > VOLUME Hb Hb TIDAK DAPAT MENGIKAT O2 SECARA MAKSIMAL KEBUTUHAN O2 DI SEL KURANG GANGGUAN PERFUSI JARINGAN INTOLERANSI AKTIVITAS

KEBUTUHAN Fe
TUBUH TIDAK MAMPU MENCUKUPI

PEMBERIAN SUPLEMENT Fe MUAL+MUNTAH NAFSU MAKAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH Sferositosis + Defisiensi G6PD

Diturunkan ke Janin

BBLR

Bayi Mengalami Sferosotosis Berat

Resiko Hiperbilirubin Pada Bayi Risiko Kerusakan Integritas

Pengkajian
Anamnesa : Usia,keluhan utama,Aktivitas,Sirkulasi,Integritas Ego Cemas,gelisah,ketakutan,Eliminasi,M akanan/cairan,Nyeri/kenyamanan,Pe rnapasan,Seksual Pemeriksaan Fisik Inspeksi : konjungtiva pucat, wajah pucat. Palpasi : turgor kulit,capillary

Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan laboratorium ditemui : Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/% Kadar Ht menurun ( normal 37% 41% ) Peningkatan bilirubin total ( pada anemiahemolitik ) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

no 1.

Diagnosa, Renpra, dan Intervensi


Diagnosa NOC NIC Ketidakseimbangan nutrisi kurang Tujuan : setelah dari kebutuhan tubuh dilakukan asuhan berhubungan dengan mual, keperawatan muntah selama ....x.... jamdiharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil: Berat badan klien dalam batas normal. Klien tidak mengalami mualmuntah Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu Anjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe Monitor jumlah nutrisi, kandungan kalori, dan berat badan agar normal. Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Monitor mual dan muntah

no 2.

Diagnosa Ketidakefektifan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplaioksigen ke jaringan / sel

NOC

NIC Catat warna kulit dan temperature Monitor lab hemoglobin dan hematokrit Monitor perdarahan Monitor tanda-tanda vital.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan 1. keperawatan selama ...x24 2. jam,perfusi kejaringan/ke sel efektif dengan kriteria hasil: Tidak terdapat perubahan 3. karakteristik kulit (rambut, kuku,kelembaban) 4. Tidak terdapat kebiruan pada kulit CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)

3.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dengan suplai oksigen.

Tujuan : Setelah diberikan1. asuhan pasien dapat keperawatan beraktivitas2. selama ...x24 jamdiharapkan dengan baik. Kriteria hasil :
1)

Pantau

respon

kardiopulmonal

setelah melakukan aktivitas dan sebelum melakukan aktivitas. Minimalkan kerja kardiovaskuler dengan memberikan posisi tidur ke posisi setengah duduk. Pastikan perubahan posisi klien secara Ajarkan perlahan pada dan monitor gejala dari intoleransi aktivitas.
4.

Nadi dan tekanan darah dalam3. batas mmHg) normal (nadi 60100x/menit; TD90/60-140/90

klien

bagaimana

2)

Pasien tidak mengeluh lemah

menggunakan teknik mengontrol

No 4.

Diagnosa Kurang pengetahuan berhubungan denganketerbatasan pengetahuan mengenai anemia

NOC

NIC Tujuan : Setelah diberikan asuhan1. keperawatan jamdiharapkan adekuat. Kriteria hasil :
2.

Observasi kesiapan klien untuk mendengar kemampuan mendengar, emosional) Tentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya Jelaskan gejala) proses transmisi, nyeri, melihat,

selama

...x24

(mental,

pengetahuan

pasien mengenai anemia menjadi

kesiapan

1)

Dapat Dapat Dapat kesehatan

menjelaskan mengikuti

kembali
3.

mengenai pengertian anemia


2)

penyakit dan

instruksi

dan

( pengertian, etiologi, tanda,

prosedur perawatan
3)

efek

menunjukkan yang

prilaku positif

jangka panjang pada ibu dan janin.

5.

Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice hipertermi

untukmenanggulangianemia Tujuan : Setelah diberikan asuhan1. keperawatan selama ...x24 jam. Kerusakan integritas kulit teratasi. 2. Kriteria hasil :
3.

Hindari kerutan pada tempat tidur Mobilisasi pasien Atur posisi lampu fototerapi berjarak tidak kurang dari 18 inchi atau 46 cm dari tubuh bayi, Monitor dan hidupkan akan lampu adanya fototerapi.

perubahan turgor kuli.


1.

Integritas

kulit

yang

baik

bisa

dipertahankan
2.

Perfusi jaringan baik Tidak ada luka/lesi pada kulit


4.

3.

kulit

kemerahan akibat fototherapi.


5.

Monitor status hidrasi.

You might also like