You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atupun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya baik. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dari SDM, agar mau bekerjasama secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi menjadi penting karena merupalam suatu hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja sama secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal. Beberapa orang sukses mengatakan bahwa motivasi yang kuat adalah sumber utama kesuksesan mereka. Dengan adanya motivasi dalam diri mereka, kemudian akan muncul berbagai kemudahan dalam menjalani suatu pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan ketika seseorang merasa nyaman, tidak terbebani dan terkekang secara emosinal, maka kinerja otak dalam mencoba untuk memcahkan atau menyelesaikan masalah akan menjadi lebih baik. Hal inilah yang kemudian membuat beberapa orang yang memiliki motivasi tinggi mampu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dalam pekerjaan yang bahkan belum pernah sebleumnya dijumpai dalam hidupnya. Motivasi, sebuah kata yang mudah diucapkan, namun memiliki sebuah dampak besar dalam kehidupan. 2. Rumusan Masalah a. Apakah yang dinamakan motivasi? b. Apa saja bentuk motivasi?

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

BAB II TELAAH PUSTAKA

1. Pengertian Motivasi a. Motivasi secara Umum Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya atau dengan kata lain merupakan sebuah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, motivasi merupakan sebuah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756). Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. b. Motivasi menurut Pengertian Beberapa Ahli Terdapat banyak pengertian dari beberapa ahli yang dapat kita gunakan dalam mengartikan apakah yang dinamakan motivasi. Untuk melihat lebih jelasnya, kita dapat menyimak beberapa pendapat ahli yang ada di bawah ini.

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

1) Walgito (2002) Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to

move yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk
berbuat (driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi. Menurut Caplin (1993) motif adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran. Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi disekitarnya. 2) Gunarsa (2003) Terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam Mahmud, 1990). Terlepas dari beberapa definisi tentang motif diatas, tentu kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula. 3) Mc. Donald Sementara itu motivasi didefinisikan oleh Mc.Donald (dalam Hamalik, 1992) sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu: a) Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

b) Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya. c) Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan. 4) Terry (1984) Motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak.latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif,afektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan. 5) Chung dan Meggison Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi pekerjaan) 6) Heidjrachman dan Suad Husman Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorangagar mau melakukan sesuatu yang diinginkan.Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi diatas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan keinginan. 2. Perspektif Motivasi a. Perspektif Behavioral Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer, dkk, 2000).
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang 4

b. Perspektif Sosial Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sifat akademik yang positif dan lebih senang bersekolah (Baker, 1999; Stipek, 2002). c. Perspektif Humanistis Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan peka terhadap orang lain. Berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow diberi perhatian khusus yaitu aktualisasi diri. 3. Jenis Motivasi a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), motivasi yang didasarkan pada sebuah nilai dari kegiatan yang dilakukan tanpa melihat penghargaan dari luar. Misalnya: Murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu sendiri. Terdapat 2 jenis motivasi intrinsic yang selama ini dikenal oleh masyarakat di belahan dunia, yaitu: 1) Determinasi diri Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Disini, motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang 5

2) Pilihan personal. Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi entrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan (reward) dan hukuman. Imbalan eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku. Fungsi imbalan adalah sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, di mana tujuannya adalah mengontrol perilaku murid. Contohnya : guru memberi reward permen kalau murid bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Tetapi tentu kita juga menginginkan motivasi siswa adalah motivasi yang memang berasal dari dirinya sendiri (intrinsik), hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan hadiah yang mengandung informasi tentang kemampuan murid sehingga motivasi instrinsik dapat meningkat, kenapa? Karena dengan memberikan pujian dapat juga meningkatkan perasaan bahwa diri mereka kompeten. 4. Teori-teori Motivasi Sama seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa pada dasarnya sebuah pernyataan, pendapat dan persepsi adalah sesuatu yang bersifat relatif, sehingga tidak ada sebuah patokan pasti mengenai apa dan bagaimana seharusnya sesuatu itu didefinisikan. Pernyataan diatas diperkuat oleh pendapat dari Hilgard dan Atkinson yang menyatakan bahwa sangat sulit untuk menjelaskan motivasi, hal itu karena: Pernyataan masing-masing orang tidaklah sama, perbedayaan budaya akan memberikan sebuah ekspresi motif yang berbeda pula.
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang 6

Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak sama. Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui prilaku yang sama. Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan Suatu ekspresi prilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif

Begitu pula dengan teori-teori yang berkembang tentang motivasi. Banyak sekali pendapat yang dikemukakan oleh beberpa ahli mengenai motivasi yang dapat dijadikan sebagai referensi, yaitu antara lain: a. Teori Kepuasan Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor factor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material maupun nonmaterial yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi maka semangat kerjanya pun akan semakin baik pula. Jadi pada kesimpulannya, seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan ( Inner Needs) dan kepuasannya. Terdapat beberapa pengembangan dari teori kepuasan yang disebutkan diatas. Perkembangan masa dan juga dimensi politik, sosial, keamanan, ekonomi dan berbagai indikator makro lainnya turut menjadi penyebab dari munculnya beberapa teori-teori tersebut. Beberapa pengembangan teori yang dimaksudkan antara lain: 1) Teori Motivasi klasik oleh F.W. Taylor. Teori ini dikemukakan oleh Frederik Winslow Taylor. Menurutnya, motivasi para pekerja itu hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Sedangkan kebutuhan biologis itu sendiri adalah
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang 7

kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. 2) Maslows Need Hierarchy Theory oleh A.H.Maslow. Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini juga merupakan kelanjutan dari Human Science Theory Elton Mayo (18801949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa material dan nonmaterial. Dasar Maslows Need Hierarchy Theory : Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi. Dalam teori Maslow diatas, manusia memiliki sebuah hierarki (tingkatan) kebutuhan yang terdiri atas 5 (lima) kelompok kebutuhan. Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat gambar yang tersaji di bawah ini:

Gambar: Hierarki Teori Maslow

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Physiological Needs (kebutuhan fisik = biologis) yaitu kebutuhan


yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan,minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seeorang berperilaku dan bekerja giat.

Safety and Security needs (keamanan dan keselamatan) adalah


kebutuhanakan keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.

Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial,


teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas iamenginginkan kebutuhan-kebutuhan social.

Esteem or Status or Egoistic Needs adalah kebutuhan akan


penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Misalnya, memakai dasi untuk membedakanseorang pimpinan dengan anak buahnya dan lain-lain.

Self Actuallization adalah kebutuhan aktualisasi diri dengan


menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. 3) Herzbergs Two Factor Theory oleh Frederick Herzberg. Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Motivasi Kesehatan atau Faktor Higienis menyatakan bahwa motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha merupakan peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan. Ada 3 hal penting berdasarkan penelitian Herzberg yang harus diperhatikan dalam motivasi bawahan yaitu : Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi,
9

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

bertanggung jawab, kemajuan dapatmenikmati pekerjaan itu sendiridan adanya pengakuan atas semuanya itu. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain-lain. Karyawan kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan 4) Mc. Clellands Achievement Motivation Theory oleh Mc.Clelland. Mc. Clellands achievment Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi dikemukakan oleh David Mc.Clelland. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan. Mc. Clelland mengelompokan 3 kebutuhan manusia yang dapat memotivasigairah bekerja seseorang, yaitu : Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievment ) Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Affiliation) Kebutuhan akan Kekuasaan ( Need for Power) 5) Existence, Relatedness and Growth (ERG) Yheory oleh Alderfer. Existence, relatednes, and Growth ( ERG ) Theory ini dikemukakan oleh ClaytonAlderfer seorang ahli dari Yale University. Teori ini juga merupakan penyempurnaan dariteori kebutuhan yang dikemukakan oleh A.H. Maslow. Alderfer mengemukakan bahwaada 3 kelompok kebutuhan yang utama, yaitu : Kebutuhan akan Keberadaan (Existence Needs ), berhubungan dengan kebutuhandasar termasuk didalamnya Physiological Needs dan Safety Needs dari Maslow.
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang 10

Kebutuhan akan Afiliasi (Relatedness Needs), menekankan akan pentingnyahubungan antar-individu (interpersonal relationship) dan bermasyarakat ( social relationship). Kebutuhan akan Kemajuan (Growth Needs), dalah keinginan intrinsik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya.

b. Teori Proses Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer. Dibawah ini merupakan beberapa bentuk dari Teori proses yang banyak dikenal: 1) Teori Harapan Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. 2) Teori Keadilan Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semagat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap setiap bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif. Teori ini juga merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Bisa pula dikatakan bahwa hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

11

c. Teori Pengukuhan Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement ), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat. 2. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat. Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

12

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Setelah membaca beberapa penjelasan yang telah diterangkan, kita dapat melihat bahwasanya sebuah keinginan manusia yang melatarbelakangi sebuah tindakan (motivasi) sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu antara lain yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri maupun dari luar. Faktor internal tersebut antara lain didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri akan suatu hal, baik yang berupa kepuasan secara fisik maupun kepuasan secara batin sedangkan faktor yang berasal dari luar lebih mengarah kepada sebuah pencapaian akan sesuatu yang ditunggangi oleh sebuah predikat tertentu dari beberapa pihak yang nantinya juga memanfaatkan pencapaian tersebut. Kedua hal ini sama-sama memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi sebuah minat, niat, maupun keinginan dari individu yang bersangkutan. Perlu diingat bahwa motivasi selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, hal tersebut dikarenakan motivasi selalu bersifat dinamis sesuai dengan arah dari perkembangan situasi dan kondisi terkini. Selain dipengaruhi oleh perkembangan waktu, motivasi juga besar kemungkinannya dipengaruhi oleh adat istiadat, budaya, dan kebiasaan yang telah mengakar dan mendarah daging sehingga menyebabkan motivasi bersifat relatif dan bahkan bisa bersifat ekslusive-sectoral. 2. Saran Dalam melakukan sebuah kegiatan, hendaknya seseorang memiliki sebuah keinginan (motivasi) yang kuat, hal tersebut dikarenakan motivasi merupakan suatu holistic-part yang menyatu bersama dengan IQ dalam mencapai atau menuju sebuah pencapaian.

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

13

BAB IV DAFTAR PUSTAKA Maslow, Abraham H. 1984.Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia Taidin Suhaimin, 2008. Definisi, Pengertian dan Takrifa Motivasi, www.statcounter.com Tunggarawae, 2008, teori-teori motivasi,http://multiply.com/info/about Winardi. 1980. Management Personalia. Bandung : Sinar Baru Gagne, R.M (1985). The Conditions of Learningg Theory of Instruction. New York; holt, Rinehart and Winston

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

14

You might also like