You are on page 1of 7

UNIVERSITAS INDONESIA

UTS KEBIJAKAN KESEHATAN Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan

Disusun oleh:

Indah Rachmawati, 0806336311

PROGRAM SARJANA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2009

1. a. Teori sistem adalah serangkaian pernyataan mengenai hubungan di antara

variabel dependen dan independen yang diasumsikan berinteraksi satu sama lain. Artinya perubahan dalam satu atau lebih dari satu variabel bersamaan atau disusul dengan perubahan variabel lain atau kombinasi variabel. Sebuah sistem bisa longgar atau ketat, stabil atau tidak stabil. Sistem lebih kecil yang disebut subsistem mungkin hidup dalam sistem yang lebih luas. Sebuah sistem juga memiliki batas-batas yang membedakannya dari lingkungan. Setiap sistem merupakan jaringan komunikasi yang membuka aliran informasi untuk proses penyesuaian diri. Sistem memiliki inputs dan outputs di mana sebuah output satu sistem mungkin menjadi input sistem lain yang biasa juga disebut feedback. Policy making process as a system :
-

keseimbangan diperlukan di antara inputs dan outputs suatu sistem politik jika ingin bertahan arus utama model sistem pentingnya pembuatan black box kebijakan

partisipasi secara langsung dan tidak langsung juga diperlukan dalam hal ini

Keuntungan memahami pembuatan kebijakan kesehatan dengan pendekatan teori tersebut antara lain : -

pemerintah lebih bijaksana dalam membuat kebijakan kebijakan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan output dari kebijakan sesuai dengan yang diharapkan jika terjadi keseimbangan antara input dan output, maka suatu kebijakan akan dapat bertahan dalam kondisi apapun

b. Demand dibuat oleh individu atau kelompok yang mencari-cari kebijakan tertentu yang dapat mendukung berbagai hal yang mereka inginkan dan hargai. Ini menjadi demand ketika berbagai hal tersebut dilafalkan melalui kelompok yang berkepentingan atau partai politik dan diberitahukan kepada pemerintah. Resources adalah sesuatu yang dapat membantu pemerintah dalam merespon demand yang dibuat. Alam (minyak, emas, tanah subur), perpajakan, pinjaman atau bantuan eksternal, produksi (ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih dan terampil). Support lebih sukar dipahami namun mengacu pada dukungan mayoritas bagi sistem politik. Ini dilambangkan oleh suara nasional. Kesediaan membayar pajak, legalitas yang dirasakan dari pemerintah, paksaan untuk mengamankan, dan lain-lain. Pada tahap input : Demand menjadi awal atau pemicu suatu kebijakan dikarenakan banyak tuntutan dari masyarakat atau pihak-pihak tertentu (dalam hal ini Dinas Kesehatan) pemerintah (DPRD) merespon demand dengan didukung oleh berbagai faktor (sumber daya manusia, sumber daya alam, pinjaman, dan lain-lain) respon dari pemerintah (DPRD) terhadap demand disertai pula dengan dukungan mayoritas bagi sistem politik muncul PERDA Black Box pada tahap proses pembuatan kebijakan tidak dapat dihindarkan karena terkadang ada maksud tertentu seperti unsur politik, ekonomi, maupun sosial di dalam proses pembuatan kebijakan. Hal ini mengakibatkan kebijakan kesehatan yang dibuat nanti diharapkan berpihak atau memberi keuntungan kepada individu atau kelompok yang memiliki maksud tersebut. Contohnya secara konkrit dalam PERDA DKI no. 13.14.15/2004 tentang perubahan RSUD menjadi PT dan kemudian pembatalannya oleh MA :

Dikutip dari www.detiknews.com Mahkamah Agung (MA) akhirnya mengabulkan uji materi yang diajukan YLKI. YLKI keberatan dengan beberapa perda Pemprov DKI Jakarta soal perubahan status hukum sejumlah rumah sakit di Jakarta. Tahun 2004 lalu, Pemprov DKI mengeluarkan sejumlah perda yang mengubah status hukum unit pelaksana rumah sakit ke dalam bentuk perseroan terbatas (PT) dan penyertaan modal Pemprov DKI Jakarta kepada PT Rumah Sakit. Beberapa perda itu antara lain Perda DKI 15/2004 tentang perubahan status atau bentuk hukum unit pelaksana teknik RSUD Pasar Rebo menjadi PT RS Pasar Rebo. Perda DKI 13/2004 tentang perubahan status atau bentuk hukum unit pelaksana teknik RS Haji Jakarta menjadi PT RS Haji Jakarta. Dan Perda DKI 14/2004 tentang perubahan status atau bentuk hukum unit pelaksana teknik RSUD Cengkareng menjadi PT RS Cengkareng. Dalam pengajuan permohonan uji materi itu, YLKI menganggap ketiga perda tersebut bertentangan dengan UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU 23/1992 tentang Kesehatan. Dalam putusan tersebut, MA memerintahkan kepada Gubernur DKI Jakarta dan DPRD DKI untuk segera mencabut ketiga perda tersebut. Jika dalam tempo 90 hari setelah keputusan disampaikan ternyata tidak dilaksanakan, maka demi hukum ketiga perda itu tidak memiliki kekuatan hukum. Berdasarkan artikel di atas, maka dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut :

Demand dalam hal ini adalah aspirasi dari individu, keluarga, dan masyarakat sebagai konsumen RS disampaikan oleh YLKI kepada MA.

Resourcesnya adalah respon MA terhadap uji materi yang diajukan YLKI.

Support merupakan respon dari MA mendapat dukungan penuh dari mayoritas bagi sistem politik, kemudian MA memerintahkan pembatalan PERDA kepada gubernur dan DPRD DKI.

Black Box dalam kebijakan perubahan RSUD menjadi PT juga terdapat dalam PERDA ini, di antaranya : Sisi ekonomi Adanya pihak-pihak yang berharap mendapat keuntungan finansial dari perubahan status RSUD menjadi PT. Sisi politik Adanya pernyataan dari pihak tertentu bahwa perubahan RS pemerintah menjadi PT diimbangi dengan jaminan bagi penduduk miskin di daerah kaya sehingga semua pihak termasuk penduduk miskin mau mendukung kebijakan ini dan mendukung pemimpin saat itu.
-

Sisi sosial Janji yang diutarakan oleh pembuat kebijakan dengan begitu meyakinkan kepada masyarakat akan membuat masyarakat percaya kepada pembuat kebijakan.

2. Rencana advokasi sebagai dukungan terhadap RPP Insentif pajak bagi RS

publik Isu strategis


a. Isu tersebut mempengaruhi banyak orang

b. Isu tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap program kesehatan


c. Isu tersebut sesuai dengan misi atau mandat organisasi

d. Isu tersebut sesui dengan tujuan pembangunan berwawasan

kesehatan
e. Isu tersebut dapat dipertanggungjaawabkan dengan intervensi

advokasi f. Isu tersebut dapat memobilisasi secara besar para mitra dan pihak berwenang lainnya Maka isu strategis dalam hal ini adalah dukungan terhadap RPP insentif pajak bagi RS publik. Tujuan Tujuan dari advokasi ini adalah untuk mendapatkan insentif pajak bagi RS publik.

Pesan Inti RS publik sebagai RS yang tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat harus mendapatkan dukungan finansial dari pemerintah agar RS publik dapat melaksanakan pelayanannya dengan kualitas yang baik dan biaya yang terjangkau oleh semua kalangan terutama masyarakat miskin.

Sarana advokasi Sarana advokasi yang digunakan yaitu dengan kampanye dan selebaran.

Sasaran Sasaran advokasi ini adalah pemerintah dan masyarakat umum yang berada di sekitar lokasi kampanye.

Indikator keberhasilan

Terealisasinya RPP insentif pajak bagi RS publik, pelayanan RS publik yang lebih baik, dan koordinasi yang baik antara pemerintah dengan pihak RS publik dalam penyelenggaraan insentif pajak.

REFERENSI
-

http://damarkawedhar.wordpress.com/2009/12/30/27/ http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/06/tg l/08/time/123839/idnews/611989/idkanal/10

http://fitriantiwanhar.wordpress.com/ Materi kuliah Strategi Dasar Promkes oleh Abdul Fuad Helmi Materi kuliah Advokasi Kebijakan Publik (Riset Penggalangan, Lobby, Pemantauan, Evaluasi) oleh Dumilah Ayuningtyas

You might also like