Professional Documents
Culture Documents
OLEH: DRS. AYI SOFYAN, M.Si Fakultas Syariah dan Hukum UIN SGD Bandung
SYLLABUS AKP
Tujuan : Mahasiswa
mampu mengetahui, memahami, menghayati dan mempraktekkan proses, metodologie, analisis kebijakan publik.
Topik-Topik Inti: Sejarah perkembangan Analisis Kebijakan Publik Analisis Kebijakan dalam kontek Proses Kebijakan Publik; Kerangka Analisis Kebijakan Publik Metode merumuskan masalah Kebijakan; Sifat, Perumusan, Type analisis perumusan kebijakan Publik; Metode-metode perumusa masalah Forcesting Methode; tujuan, jenis, pedekatan, Ekstrapolasi, teori, teknik, dampak;
PENGANTAR
OREINTASI KAJIAN: PRAGMATIS,KRITIS, LINTAS DISIPLINER.
BANGUNAN ILMU: ILMU POLITIK, EKONOMI, FILSAFAT DAN TRANSFORMASI---- AKP: Suatu disiplin ilmu sosial terapan
yg menerapkan metode kajian, dalam konteks argumentasi dan debat publik, untuk menciptakan, secara kritis menaksir dan mengkomunikasikan pengetahuan yg relevan dengan kebijakan. Perhatiannya; Berpusat pada masalah--argumentasi kebijakan, komunikasi kebijakan, diskursus publik, dan analisis teknis. Tujuan: Menjembatani pandangan ahli dan praktisi;
AKP: proses menciptakan pengetahuan yg relevan tentang dan dalam proses pembuatan kebijakan; (AKP- sebab, akibat, kinerja dan program publik); Pengetahuan Kebijakan-Proses Kebijakan.
Proses Pengkajian KP: Metode Logic of inquiry (Pemahamah ttg pemecahan masalah; masalah yg dirumuskan dengan baik adalah masalah yg setengah terpepahkan)- standar, aturan, prosedure, untuk menciptakan, mengkritisi, dan mengkomunikasikannya);
METODE AKP
Deskriptif (sebab akibat): ilmu politik, sosiologi, psikologi, filsafat
MOTODOLOGI AKP Pertimbangan logis,praktis, prinsipil
Normatif (Kritik Nilai)> VALUATIF: (VARIABELTUJUAN & VARIABELCARA) etika terapan ttg pilihan Kesehatan, kemakmuran, keamanan, kedamaian, keadilan, Pemerataan, kebebasan; prioritas bukan semata teknis tetapi perlu penalaran dan moral----efifisiensi pilihan alternati kebijakan Evaluasi: Menciptakan, menilai secara kritis, dan mengomunikasikannya Pengembangan KP
Metode AKP
Operasionalisme berganda Riset Multimetode Analisis sintesi berganda
Triangulasi Analisis multivariat thd berbagai perspektif, metode, ukuran, Analisis pelaku berganda semberdata, dan media komunikasi) Analisis perspectif berganda
Kuminakasi multimedia
Gambar 1 Lima Tipe informasi (Merah), Prosedur(Hijau) dan Analisis Kebikan Yg Brorientasi Masalah (all)
Kinerja Kebijakan Evaluasi Perumusan masalah Peramalan
Hasil Kebijakan
Perumusan masalah
Masalah kebijakan
Perumusan masalah
Pemantauan
Perumusan masalah
Rekomendasi
Aksi Kebijakan
Imformasi Kebijakan
Apa hakikat Permasalah? KP apa yg pernah,sedang dibuat untuk Mengatasi masalah dan hasilnya? Masalah KP
Kinerja KP
IAKP
Masa Depan KP
Aksi KP
Hasil KP
3
4 5
Adopsi/Legiti masi
Implementasi
Evaluasi
Peramalan
Formulasi Kebijakan
Rekomendasi
Adopsi Kebijakan
Pemantauan
Implementasi kebijakan
Penilaian
Penilaian Kebijakan
AGENDA SETTING: Perumusan Asumsi misteri, diagnosis penyebab,memetakan Tujuan, memadukan pandangan, merancang Masalah Peluang baru
FORMULASI KP (ALTERNATIF): Plausable, potensial, bernilai, > estimasi kendala, Kelayakan politik>Proyeksi statistik
Peramalan
Proses KP
ADOPSI/LEGITIMASI KP: Rekomendasi Estimasi resiko &ketidakpastian, akibat ganda, Kriteria pilihan, pertanggungjawaban adm. IMPLENTASI KEBIJAKAN: monitoring(tingkat Kepatuhan, menemukan akibat, identifikasi Hambatan, penanggungjawab PENILAIAN KINERJA DAN HASIL: Keberhasilan penyelesaian masalah,klasifikasi &kritik nilai, penyesuaian dan Perumusan ulang masalah
Pemantauan
Evaluasi
Komunikasi Kebijakan
PENGETAHUAN Masalah Kebijakan, Masa Depan KP, Aksi KP, Hasil KP Kinerja KP PENGEMBANGAN MATERI KP
AGENDA KP
PELAKU KEBIJAKAN: Penyusunan Agenda, Formulasi KP, Adopsi KP, Implentasi KP, Evaluasi KP
ANALISIS KEBIJAKAN
DOKUMEN: Memoranda KP, Paper isu KP, Ringkasan eksekutif, Apendik, Pengumuman berita
Utilisasi Pengetahuan
Kumunikasi Interaksi
1)Triangulasi Sintesis dari pelbagai publikasi 2) Tri. Terorganisasi: masalah, diagnosis,ruanglingkup, Penyebab, identifikasi alternatif dll. 3) Terjemahan kedalam bahasa pelaku. 4) Penyederhanaan jumlah pilihan, seleksi. 5)Penyajian visual 6) ringkasan
Efektivitas komunikasi kebijakan dengan strategi yg tepat dan sesuai dengan karakteristik pemakai analisis kebijakan. Tidak ada Pengambil kebijakan universal dg stsndar penilaian plausabilitas, relevansi, dan daya guna analisis KP yg saman
1) Komposisi pengguna analisis (individu atau Kolektif), 2) efek penggunaan AKP (kognetif atau Prilaku)> Kognetif (konseptual>otoritas ahli-simbolis); Prilaku> sebagai intrumen Aktifitas kebijakan. 3) Lingkup Pengetahuan yg digunakan
VALUATIF
NORMATIF
Valuatif
Preskriftif
INFORMASI: Sebab masa lalu dan akibat kebijakan INFORMASI: Konsekwensi masa depan kbijakan
PERAMALAN (PREDIKSI)
Evaluasi
Rekomendsi (Preskripsi)
Perumusan masalah
Argumentasi Kebijakan
1. Policy Relevant Information(I) (masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, kinerja kebijakan> titik tolak argumentasi kebijakan>> Menerapkan berbagai metode. Cont. Energi Nuklir lebih efisien dari energi kompensional. 2. Policy Claim (C)(kesimpulan argumentasi kebijakan, Contoh Pemerintah harus investasi Pembangkit Nuklir. Maka 3. Warrant (W) (Pembenaran) memungkinkan berpindah dari informasi ke claim. 4. Backing (B) (dukungan) bagi (B)> hukum ilmiah,otoritas, keahlian, moral n etika. 5. Rebuttal (bantahan) (R), kesimpulan 2, argumen/asumsi menunjukkan ditolak, karena tidak sepakat. 6. Qualifier (Q), kesimpulan. Analisis yakin terhadap claim (c) Contoh Sangat mungkin tidak mengandung kesalahan.
(W) Sebab=Pembenaran:
Produksi TN adalah satusatunya cara Menjaga pertumbuhan ekonomi
(B) Dukungan:
Karena> Negara2Arab Terus mengembargo Minyak. Sumber e-lain terbatas
2.
3.
4. 5.
Policy System
PELAKU KEBIJAKAN
Kerangka Terintegrasi AKP (GB 1dan 3) dan Logika Terkontruksi VS Logika Terpakai
Evaluasi
KInerja kebijakan Peramalan Perumusan masalah
Hasil Kebijakan
Maslah Kebijakan
Pemantauan
Perumusan masalah
Aksi Kebijakan
Rekomendasi
Keterangan gambar
Transformasi POLICY IMFORMATION COMPONENT dengan menggunakan POLICY analytic Prosedure. Penggunaan prosedure analisis kebijakan (Perumusan maslah, Peramalan, Pemantauan, Evaluasi, rekomendasi, memungkinkan analisis mentransformasikan satu tipe imformasi ke tipe informasi lainnya. Informasi dan prosedur bersifat saling tergantung, terkait dengan proses dinamis transformasi informasi kebijakan. Komponen-Komponen Informasi kebijakan (Maslah kebijakan, masa depan Kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, kinerja kebijakan) ditransformasikan dari satu ke lainnya dengan menggunakan prosedure analisis kebijakan. Seluruh proses diatur melalui perumsan maslah yang diletakkan pada pusat kerangka kerja.
BENTUK-BENTUK AKP
Produksi dan transformasi informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan
AKP Prospektif
Diimplementasikan khas ekonom, analis sistem, dan peneliti operasi. Walter William== AKP merupakan alat untuk mensistesakan informasi dipakai dalam merumuskan nalternatif dan preferensi KP dinyatakan secara komperatif , diramalkan dalam bhs kuantitatif atau kualitatif sebagai penuntun pengambilan KP. AKPP sering menimbulkan kesenjangan antara pemecahan masalah dengan upaya memecahkannya; sesnalisuia dengan deskripsi penelitian KP. -- penciptaan dan transformasi informasi ssudah aksi kebijakan, dengan type: a) Analis yg berorientasi Disiplin (ilmuwan politik dan sosiolog)> mengembangkan menguji teori dengan tiori, sebab-sebab, konsekwensi kp, jarang mengidentifikasi tujuan dan sasran. B) anlis yg berorientasi pada masalah (ilmuwan politik dan sosiolog) kurang menru perhatian pada penujian teori lebih megidentifikasi variabel yang dimanipulasi para pmbuat KP untuk mengatasi maslah.
AKP Restrokpektif
Mengkombinasikan gaya oprsi para praktisi yang meAKP Naruh perhatian pada pnciptaan dan ttranformasi in Terintegrasi Formasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan.
GB Bentuk-bentuk AKP
Retrospektif: apa yang terjadi dan perbedaan apa yang dibuat Prospektif; apa yg kan terjadi dan apa yg harus dilakukan
N perbed
Evaluative
Terkait dengan pendekatan penilaian AKP. Mempersoalkan nilai. Apakah Kebijakan itu siap mpakai? Terkait dengan Pendekatan normatif AKP. Mempersoalkan tindakan. Kebijakan mana yg sebaiknya diambil?
Advocative
(w) karena
(i) Pelajar Hitam yang memasuki sekolah yang didominasi kulit hitam mempunyai prestasi belajar yg lebih rendah dibanding pelajar hitam yg masuk sekolah yang didominasi kulit putih
kecuali
Karena itu
(c)
Laporan Coleman adalah dokumen rasialis yang didasarkan pada mitos supremasi putih (Ev) (R) (W) karena Prestasi didefinisikan oleh orang putih yg curiga yg menyusun tes prestasi belajar Karena itu Kecuali Tes prestasi adalah cara alat ukur Prestasi yang syah untuk orang putih hitam
(C) Kebijakan nasional Sekolah campuran harus diadopsi secepatnya (Ad). (R) (W) Kecuali Karena Sekolah campuran akan menimbulkan Sekolah campuran akan menimbulkan komflik yg mengganggu prestasi murid campuran pelajar putih dan hitam
Bersifat erotetis (erotetic)> semua unsur argumen dikali secara hati2 dan menjadi sasaran tanya jawab. Argumentasi muncul dri petanyaan bukan jawaban
Memahami keragaman konteks dalam pembuatan Argumen. Pernyataan optimal plausabel dasarkan norma dan standar ilmiah.
Argumentasi merupakan proses dinamis yg melibatkan pemindahanan dari Informasi melalui tuntutan ke perrnyataan. Pernyataan menjadi informasi dalam tahapan baru dan jaringan argumentasi sera Debat yg kompleks.
Argumentasi bersifat sistemik, mencerminkan konfigurasi yg Saling bergantng dari para pemikirnya yg membawa norma Dan standar berbeda dalam pernyataan pengetahuan
Keuntungan komparatif
Model standar baku (asumsi) Model struktural Argumen (asumsi)
Menekankan keanekaragaman interpretasi atas data yg sama. Interpretasi jamak> produk asumsi yg komfliktif dipakai untuk pembenaran (warrant, W) akan adanya lompatan ampliatif dari (i) ke pernyataan (c), dukungan (B) untuk mendukung pembenaran (W), dan sanggahan (R) yang dipakai untuk menolak satu unsur atau lebih dari argumen. Harus ada telaah yg menyeluruh terhadap proses berpikir dan bentuk rasionalitas pembuat kebijakan. Prses pikir dan
rasionalitas terlihat dalam isi tuntutan (W) dan dukungan (B) unuk menjastifikasi pernyataan kebijakan (C).
Informasi (i) yang valid dan reliabel akan menghasilakan pernyataan kebijakan (c) yang tidak kabur.
2 3
Ada hubungan rasionalitas ekonomi, teknik atau politik dengan pola pikir pembuat kebijakan Seringkali memiliki rasionalitas yang kabur dalam transformasi (I) menjadi pernyata kebijakan (C) dengan menyembunyikan premis yang seharusnya memberikan pembenaran atas premis itu.
Mengharuskan adanya kritik atas asumsi atau premis itu. Kritik itu menjadi salahsatu aspek dari keseluruan struktur penalaran kebijakan.
4
5
Mengharuskan argumen kebijakann sebagai proses sosial yng melibatkan min 2 kelompok saling bertukar pernyataan (c) melalui proses alami; membandingkan kekuatan dan kelemahan berbagai unsur yg membentuk argumen KP.
Mengakomodasi pernyataan (C), pembenaran (W), dukungan (B), dan sanggahan (R) yang etis sebagai unsur penting dalam debat kebijakan.
No
Kriteria
Kelengkapan Kesesuaian
Uraian
Mencakup semua pertimbangan yang memadai. Misalnya, plausabilitas argumen tentang akibat suatu kebijakan tergantung kepada apakah argumen tsb mencakup seluruh penjelasan-lawan yg plausabel yang sama bentuk dn isinya, seperti hypotesis lawan. Unsur-unsur suatu argumen harus konsisten dan cocok secara Iinternal. Mis. Argumen etis tentang keadilan dari kebijakan adalah plausabel sampai pada tingkat argumen mengandung sistem hipotesis yang memiliki konsistensi etis, baik internal maupun eksternal.
1 2
3
4
Kepaduan (cohesiveness)
Unsur-unsur Argumen harus berkaitan secara operasional. Misalnya, plausibilitas arumen tergantung kepada respon terhadap pelbagai pertanyaan deskriptif dan valuatif yang verifikatif, validatf hingga vindikatif (dipertahankan) dalam konteks operasional.
Unsur-unsur argumen harus memenuhi pola yang diharapkan. Mis. Argumen statistik yg meramalkan parameter-parameter populasi adalah plausabel pada tingkat sampel dan populasinya bersifat teratur dn seragam secara fungsional dan tidak bertentangan.
Keteraturan fungsional
Bentuk Otoritatif/otorita s
Penjelasan
Pernyataan kebijakan atas argumen pihak berwenang, atas asumsi status yang dicapai atau diperoleh pembuat informasi. Mis. Kesaksian para pakar ilmiah atau pengamat politik digunakan sebagai argumentasi untuk menerima rekomendasi kebijakan. Contoh lihat hal 159. Pernyataan kebijakan didasrkan argumen yang diperoleh dari sampel asumsinya apa yng benar bagi sampel, benar bagi seluruh populasi. Demikian juga sampel non probabilitas (puposif) dipandang representasi populasi.Contoh lihat Hal 162 Pernyataan kebijakan didasarkan pada argumen yang berasal dari keanggotaan, atas dasar asumsi apa yang benar bagi invididu benar pula bagi kelompok itu. Argumen mengenai ras, diskriminasi dan seks atau persepsi mengenai musuh atau idiologi menggunakan bentuk klasifikasional ini.Cont. Lihat hal 164 Pernyataan kebijakan didasarkan atas suasana bathin (insight). Informasi diubah menjadi pernyataan atas asumsi tentang situasi mental (inner mental states). Misl. Pernyataan perasaan, penialaian, atau pengetahuan terpendam pembuat kebijakan sebagai argumen atau rekomendasi. Contoh liat hal 167 Pernyataan didasarkan atas argumen metodis. Atas dasar asumsi
2
3 4
Ya
Ya
Tidk
1.
Masalah kebijakan adlah produk pemikiran yang dibuat pada suatu lingkungan, suatu elemen situasi yang diabstraksikan dari suatu situasi oleh para analis. Situasi masalah, bukan masalah itu sendiri. 2. Perumusan masalah Vs Pemecahan Masalah (Tinggi &rendah)> Rancangan Kebijakan &Rancangan ilmu. Metode pemahaman masalah dalam urutan yag lebih tinggi adalah metametode, yaitu metode yang ada sebelum pemecahan masalah. 3. Pemecahan masalah kembali Vs Pementahan solusi masalah dan pementahan masalah (proboblem resolving, problem unsolving dissolving) menunjuk pada tiga macam proses pengoreksian kesalahan Ciri=ciri maslah KP. 1. Saling ketergantungan (messes). Suatu kondisi eksternal yang menghasilkan ketidakpuasan segmen masyarakat yg berbeda mengharuskan pendekatan holistik; 2. Subjektivitas masalah kebijakan> didefinisikan, diklasifikasikan, dijelaskan,dievaluasi secara selektif; 3. Sifat buatan maslah> penilaian mengenai keinginan untuk mengubah situasi masalah. Masalah adalah subjektivitas dari objektifitas> difahami, dipertahankan dan diubah. 4. Dinamika masalah kebijakan: masalah dan solusi Berada dalam perubahan yg konstan, tidak secara konstan terpecahan, bisa usang.
1. Masalah yg sama tidak ada yg sama persis; 2. Mempengaruhi sifat-sifat dan prilaku seca keseluruhan; 3. Tergantung kepada sifat-sifat dan prilaku sistem; 4. Dimungkinkan tidak indevenden dari keseluruhan; Pengakuan terhadap ketergantungan, subjektivitas, sifat buatan, dan kedinamisan maslah menunjukan keharusan berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya suatu konsekwensi yg tidak terduga.
Masalah VS Isu
Masalah kebijakan adalah situasi problematis yang memerluka n pemecahan. Issu kebijakan adalah pemahaman dan interpretasi terhadap situasi problematis itu yg menimbulkan ketidaksetujuan tindakan aktual maupun potensial pemerintah. Issu: Utama (Tingkat tinggi), sekunder (Pelaksana program tk provinsi), fungsional (tingkat program dan proyek), dan minor (tingkat proyek yg spesifik).
Isu minor
Kebijakan Operasional
1
2 3
Banyak
Tak terbatas Konflik
Pasti atau
Tidak Pasti
Tidak