You are on page 1of 18

JURNAL PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN SERANGGA ORDO COLEOPTERA OLEH NAMA NIM P.

STUDY MEJA : : : : GALI UTAMA 1009000174 AGROEKOTEKNOLOGI 3 ( TIGA )

LABORATORIUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN 2011

JURNAL PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN SERANGGA ORDO COLEOPTERA OLEH NAMA NIM P. STUDY MEJA : : : : GALI UTAMA 1009000174 AGROEKOTEKNOLOGI 3 ( TIGA )

Jurnal Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Medan

ASISTEN ( 1. NICKY NUARY HARAHAP) ( 2. ALFID SURACHMAN ) ( 3. RINDA M SYAHPUTRA ) (

NILAI )

KOORDINATOR ( HJ. SYAMSAFITRI, SP MP )

LABORATORIUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PENGENALAN ORDO COLEOPTERA GALI UTAMA ( 0174 10 ) FP . UISU ( 2010 2011) Abstrak Kata coleoptera berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu koleos (pelindung) dan ptera (sayap). Diberi nama demikian karena sayap muka serangga yang termasuk ordo ini menebal sebagai pelindung sayap belakangnya. Kadang sayap muka yang menebal ini disebut juga elytra. Jika sedang beristirahat, sayap serangga tidak saling menutup, tetapi terletak berdampingan serangga membentuk garis tengah.Mulut serangga ordo ini termasuk tipe untuk menggigit dan mengunyah. Kata Kunci : Ordo Coleoptera, Serangga, Gejala Serangan Pendahuluan Latar Belakang Ordo coleoptera adalah serangga yang mempunyai sayap sebagai pelindung. Serangga yang termasuk dari ordo coleoptera ini adalah kumbang badak (Oryctes rhinoceros), kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) dan lain sebagainya (Riostone, 2010). Morfologi kumbang badak (Oryctes rhinoceros) berwarna cokelat tua mengkilap. Panjangnya bisa mencapai lebih kurang 5 6 cm. Warna telurnya putih dengan garis tengah lebih kurang 3 mm. Pada waktu hampir menetas, telurnya membengkak dan berwarna keabuan. Uret (larva) yang telah menetas berwarna putih dengan kepala cokelat sampai cokelat tua. Paajang uret bisa mencapai lebih kurang 10 mm. Biasanya jika terganggu, uret akan melingkar (Pracaya, 2009). Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) merupakan hama utama pertanaman kelapa sawit muda, terutama pertanaman ulang di areal sebelumnya terserang berat dan tanaman dapat mati. Apabila hama ini dapat bertahan dalam areal pertanaman

maka hasil tanaman akan menurun, bahkan pada saat awal produksinya akan tertunda (Willis, 2001). Morfologi dari kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) adalah telurnya berwarna kuning muda dengan panjangnya 2,5 mm. Setelah menetas, telur menjadi larva. Larvanya berbentuk konis. Di tengahrnya mengembung dan meruncing kedua ujungnya. Warnanya putih kekuningan dengan kepal cokelat kemerahan. Larva ini kuat, badannya lunak seperti daging dan tidak berkaki (Pracaya, 2009). Tujuan Praktikum 1. Untuk melihat bagian bagian dari serangga dan gejala serangannya. 2. Untuk mengenal bagian bagian dari ordo coleoptera.

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kumbang Badak (Oryctes rhinoceros) : Kingdom : Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : Animalia Arthropoda Insecta Coleoptera Dynastidae Oryctes Oryctes rhinoceros

Kumbang ini berwarna coklat tua mengilap. Panjangnya bisa mencapai 5-6 cm. Kumbang yang muncul akan mulai beterbangan pada waktu senja atau malam hari menuju mahkota daun tanaman kelapa dan ujung batang. Kumbang tinggal dalam terowongan 1 minggu. Bila cukup makanan, jarak terbangnya dekat. Bila kurang makanan, jarak terbangnya bisa mencapai 10 km (Rukmana, 1997). Siklus hidup kumbang badak bervariasi tergantung pada habitat dan kondisi lingkungannya. Musim kemarau yang panjang dengan jumlah makanan yang sedikit akan memperlambat perkembangan larva serta ukuran dewasa yang lebih kecil dari ukuran normal. Suhu perkembangan larva yang sesuai adalah 27C-29C dengan kelembaban relatif 85-95%. Satu siklus hidup hama ini dari telur sampai dewasa sekitar 6-9 bulan (Riostone, 2010). Kumbang badak betina bertelur pada bahan-bahan organik seperti di tempat sampah, daun-daunan yang telah membusuk, pupuk kandang, batang kelapa, kompos, dan lain-lain. Siklus hidup kumbang ini antara 4-9 bulan, namun pada umumnya 4,7

bulan. Jumlah telurnya 30-70 butir atau lebih, dan menetas setelah lebih kurang 12 hari (Suharto, 2007). Periode larva 2.5-6 bulan (tergantung temperatur dan kelembaban). Setelah dewasa larva akan berhenti makan, kemudian akan mencari tempat terlindung yang dingin dan lembab untuk persiapan membentuk pupa. Larva Oryctes rhinoceros berkaki 3 pasang, Tahap larva terdiri dari tiga instar, masa larva instar satu 12-21 hari, instar dua 12-21 hari dan instar tiga 60-165 hari. Larva terakhir mempunyai ukuran 10-12 cm, larva dewasa berbentuk huruf C, kepala dan kakinya berwarna coklat (Mohan, 2006). Ketika akan membentuk pupa, larva meninggalkan sampah dan bergerak ke pinggir atau dasar dari tumpukan sampah dan larva lebih menyukai membentuk kokon di dalam tanah yang lembab, pada kedalaman sekitar 30 cm. Larva dapat mati, jika kondisi untuk membentuk pupa tidak sesuai (Kalshoven, 1981). Imago berwarna hitam, ukuran tubuh 35-45 mm, imago Oryctes rhinoceros mempunyai panjang 30-57 mm dan lebar 14-21 mm, imago jantan lebih kecil dari imago betina. Oryctes rhinoceros betina mempunyai bulu tebal pada bagian ujung abdomenya, sedangkan yang jantan tidak berbulu. O.rhinoceros dapat terbang sampai sejauh 9 km. Imago aktif pada malam hari untuk mencari makanan dan mencari pasangan untuk berkembang biak (Mohan, 2006).

Klasifikasi Kumbang Moncong (Rhynchoporus ferrugineus) : Kingdom : Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : Animalia Arthropoda Insecta Coleoptera Curculionidae Rhynchoporus Rhynchoporus ferrugineus

Kumbang Moncong (Rhynchoporus ferrugineus) merupakan salah satu hama kelapa. Semua keluarga palem diserang hama ini, diantaranya sagu, kelapa sawit, enau dan nipah. Biasanya hama ini tertarik pada tanaman kelapa yang telah mati atau bagian tanaman kelapa yang luka, batang tebu yang telah membusuk, serta tanaman sagu yang telah ditebang (Pracaya, 2009). Serangga ini terdiri dari 3 bagian penting : bagian pertama ada caput (kepala), pada bagian ini terdiri dari beberapa alat seperti mulut, antena, mata majemuk dan moncong. Bagian kedua yakni thorax (dada) yang terdiri dari bebarapa bagian seperti prothorax, mesothorax, dan metathorax. Bagian ketiga yakni abdomen (perut) yang terdiri dari ovipositor dan spirakel (Jumar, 2000). Gejala serangan kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) yakni tanaman kelapa yang daunnya akan terkulai karena bagian bawah telah dimakan oleh kumbang tersebut yang menyebabkan kerusakan terutama larvanya. Kumbang ini pada bagian luar lubang terlihat adanya getah dengan kotoran dan bekas makanannya

yang berbau tajam. Jika pangkal daun diserang, daun menjadi layu dan mudah lepas (Pracaya, 2009). Daur hidup pada kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) ini adalah pada waktu bertelur, kumbang betina dengan moncongnya membuat lubang ditempat yang telah ada luka, misalnya dipucuk pohon kelapa. Lubang sedalam 3 mm tersebut diisi dengan telur. Kumbang betina bisa bertelur 400 500 butir lama periode bertelur 1 3 bulan. Telur akan menetas dalam 2 3 hari (Dahelmi, 2008). Musuh alami kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) ini adalah tabuhan scolia erratica merupakan parasit larva kumbang kelapa. Cara

pengendaliannya yaitu dengan membersihkan kebun, tanaman kelapa yang telah mati di tebang, di bakar dan penggunaan perangkap berupa batang dan sterilisasi kumbang jantan (Rahmad, 2000).

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Praktikum diadakan di laboratorium Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang berlokasi di Jalan Karya Bakti pada hari selasa tanggal 06 bulan Juni 14.00-16.00 wib Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara. Bahan dan Alat a. Bahan : - Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) - Kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) - Gejala serangan b. Alat : - Kain lap kasar - Kain lap halus - Killing botol - Karet gelang - Kartun - Bak lilin Metode Praktikum a. Campurkan cloroform dengan potongan karet gelang yang terdapat di dalam killing botol b. Kemudian masukan sehelai potongan kertas yang bentuknya lingkaran yang sebelumnya di lubangi untuk tempat keluarnya gas dari alkohol tersebut c. Masukkan seekor kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) sampai tidak sadarkan diri atau mati. pukul

d. Letakkan kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) tersebut diatas bak lilin e. Amati morfologi dari kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) tersebut mulai dari kepala,dada,perut. f. Pisahkan bagian tubuh dari kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) dengan cara memotong bagian kepala (caput), dada ( thorax ) dan bagian belakang ( abdomen ). g. Kemudian gambarlah kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) tersebut, dengan bentuk utuh, bagian kepala (Caput), dada ( Thorax ) dan bagian belakang (Abdomen) beserta keterangannya masing-masing,Taksonomi, dan Gejala Serangan yang terjadi pada tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Gambar Utuh Bagian - Bagiannnya Caput Thorax Abdomen

Keterangan
1. Caput (kepala) 2. Thorax (dada) 3. Abdomen (perut)

Keterangan 1. Tanduk 2. Mata 3. Mulut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Keterangan Prothorax Kaki depan Sayap depan Mesothorax Kaki tengah Metathorax Sayap belakang 8. 9. Kaki belakang Coxa

Keterangan
1. Ovipositor 2. Tympanum

10. femur 11. Tibia 12. Tarsus

Bagian - Bagiannnya Gambar Utuh Caput Thorax Abdomen

Keterangan
1. Caput (kepala) 2. Thorax (dada) 3. Abdomen (perut)

Keterangan 1. Mata 2. Moncong 3. Antena 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Keterangan Prothorax Kaki depan Sayap depan Mesothorax Kaki tengah Metathorax Sayap belakang 8. 9. Kaki belakang Coxa

Keterangan
1. Ovipositor 2. Tympanum

10. femur 11. Tibia 12. Tarsus

b. Pembahasan Dari hasil praktikum yang didapat ada beberapa serangga yang Kami lakukan penelitian, serangga dari ordo coleoptera yang diantaranya sebagai berikut : 1. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) 2. Kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) Pembahasan yang Kami lakukan dalam praktikum ingin mengenal dan mengtahui bagian bagian dari tubuh serangga dan gejala serangan. 1. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) Kumbang ini biasanya meyerang tanaman palmae, kelapa sawit dan kelapa, biasanya kumbang badak tersebut menyerang pada malam hari. Kumbang badak termasuk hama primer karena menyerang pada fase awal. Kumbang badak biasanya menyerang pada bagian mahkotana daun tanaman kelapa dan ujung batang. Selanjutnya kumbang mengebor sampai ke titik tumbuh. Sehingga bekas gerekannya dapat dilihat dalam terowongan yang dibuatnya. Kumbang ini memiliki tipe alat mulut menggigit mengunyah. Didalam terowongan yang telah dibuatnya kumbang jantan dengan kumbang betina melakukan perkawinan, setelah melakukan perkawinan kumbang betina pergi ke tempat tempat bahan organik yang mulai membusuk yang banyak mengandung amoniak ( NH4+ ) untuk bertelur. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) memiliki metamorfosis sempurna atau sering disebut juga dengan metamorfosis holometabola yakni melalui

tahapan - tahapan berikut : telur larva pupa imago. Kumbang badak berwarna cokelat tua mengkilap dan panjangnya bisa mencapai lebih kurang 5 6 cm.

Gejala serangan Serangan hama ini dapat mengakibatkan kematian pada tanaman muda. Saat hama ini mengebor pucuk tanaman biasanya juga merusak bagian daun muda yang belum terbuka (janur) sehingga pada waktu daun terbuka akan terlihat bekas potongan yang simetris berbentuk segitiga atau huruf V. Akibatnya adalah mahkota daun tampak compang - camping, semrawut, tidak teratur, serta tidak indah lagi. Kadang pelepah daunnya putus ditengah atau diujung daunnya rusak. Ada juga yang putus pada bagian pangkal pelepah daun akibat serangan hama tersebut. Pengendalian Kebersihan kebun Kebun kelapa harus dibersihkan dari segala macam bahan bahan organik yang bisa membusuk. Kebersihan pohon Pohon dibersihkan dari pelepah dan tungkai bekas tandan buah yang kering serta bersihkan rontokan daun yang melekat dipangkal pelepah. Pengendalian secara mekanis Pengendalian ini sering dilakukan dengan hand picking atau pengutipan hama dengan menggunakan tangan khususnya pada hama ini yang dikutip fase imago. Secara biologis Pengendalian ini biasanya menggunakan predator ataupun menggunakan jamur, dll. Misalnya menggunakan Metharizium anisopilae.

Secara mekanis Penggunaan obat kimia pada musim hujan tidak efektif sehingga sebaiknya cara ini dilakukan pada musim kemarau. Caranya pada ketiak daun dan dipucuk daun diberi insectisida. Untuk hasil yang lebih efektif lagi gunakan insektisida yang bersifat sistemik.

2. Kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) Kumbang ini sama seperti kumbang badak menyerang tanaman kelapa sawit dan palmae hanya kumbang ini menyerang setelah kumbang badak

(Oryctes rhinoceros) membuat lubang yang lalu ditinggalkan maka kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) akan menyerang, maka dari itu kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) disebut dengan hama sekunder. Tipe mulutnya sama seperti kumbang badak (Oryctes rhinoceros) yaitu menggigit mengunyah. Susunan tubuh kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) sama seperti kumbang badak (Oryctes rhinoceros) hanya berbeda pada bagian kepala (caput), pada kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) bukan tanduk tetapi moncong yang memanjang dan terdapat dua antena dimoncongnya. Telurnya berwarna kuning muda dengan panjang 2,5 mm. Setelah menetas telurnya menjadi larva. Larvanya berbentuk konis. Panjang kumbang sekitar 35 mm dan lebar 12 mm. Warna elytra-nya merah oranye. Gejala serangan Tanaman kelapa yang terserang kumbang moncong

(Rhynchoporus ferrugineus) daunnya akan terkulai karena bagian bawah telah dimakan kumbang tersebut. Yang menyebabkan kerusakan terutama larvanya.

Berbeda dengan kumbang badak (Oryctes rhinoceros), kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) sering juga menyerang kelapa yang masih muda, terutama batang yang masih muda dan ada lukanya. Garis tengah lubang yang dibuat sekitar 1 cm dan memanjang menjadi sebuah terowongan jauh kedalam. Diluar lubang terlihat adanya getah dengan kotoran dan bekas makanannya yang berbau tajam. Jika yang terserang pangkal daun, daun menjadi layu dan mudah lepas. Pengendalian Kebun dibuat bersih. Tanaman kelapa yang telah mati ditebang dan dibakar. Diketiak daun, dicari kumbangnya, lalu dikumpulkan dan dimatikan. Perakaran kelpa muda ditutup dengan tanah setebal 20 cm supaya jangan dipakai untuk bertelur oleh kumbang. Penggunaan perangkap berupa batang atau bdaun kelapa yang diberi larutan gula dan alkohol. Kumbang akan tertarik hingga mudah ditangkap dan dimatikan. Sterilisasi kumbang jantan. Tanah dan ketiak daun ditaburi insektisida sistemik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) termasuk hama primer karena menyerang pada fase awal. 2. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang moncong

(Rhynchoporus ferrugineus) memiliki tipe alat mulut menggigit mengunyah. 3. Kumbang badak (Oryctes rhinoceros) memiliki metamorfosis sempurna atau sering disebut juga dengan metamorfosis holometabola yakni melalui

tahapan - tahapan berikut : telur larva pupa imago. 4. Kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) disebut dengan hama sekunder, karena kumbang ini menyerang tanaman kelapa yang sudah terserang kumbang badak (Oryctes rhinoceros). 5. Tanaman kelapa yang terserang kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus) daunnya akan terkulai karena bagian bawah telah dimakan kumbang tersebut. Saran Sebaiknya praktikum atau pengamatan serangga kumbang badak ini di

(Oryctes rhinoceros) dan kumbang moncong (Rhynchoporus ferrugineus)

lakukan dalam dua gelombang, agar praktikan tidak terlalu banyak dan tidak mengganggu konsentrasi masing masing praktikan. Dan agar praktikum dapat terlaksana lebih efektif lagi serta praktikan lebih mengerti, sebaiknya pengamatan serangga kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan kumbang moncong

(Rhynchoporus ferrugineus) dilaksanakan secara individu.

DAFTAR PUSTAKA Dahelmi.2008. Kumbang Moncong (Rhynchoporus ferrugineus). Aneka Planta. Jakarta Jumar.2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta Kalshoven.1981.Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional. Jakarta Mohan.2006. Dasar - Dasar Perlindungan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta Pracaya.2009. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta Rahmad.2000. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius. Yogyakarta Riostone.2010. Inovasi Pertanian Vol 4. Kanisius. Yogyakarta Rukmana.1997. Pengendalian Hama dan Penyakit. Kanisius. Yogyakarta Suharto.2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman. ANDI. Jember Willis.2001. Hama Utama Taman Tani : Jakarta Tanaman Keluarga Palem. Kursus Pertanian.

You might also like