You are on page 1of 17

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Literasi Literasi yang dimaksudkan adalah kata transliterasi dan berasal dari bahasa inggris Transliteration biasa diterjemahkan sebagai alih huruf atau alih aksara. Badudu (2005: 351) mengartikan transliterasi sebagai penyalinan dengan mengganti huruf - huruf(Solihin, 2008: 16). Dan International Organitation for Standarization (ISO) menyatakan : Transliteration is the operation of representation of representing characters or sign of any alphabet by those of any other but this note refers only to transliteration of non-Latin alphabet into the Latin alphabet (alsotermed Roman alphabet)(Eryono, 1993: 47). Jadi yang dimaksudkan dari pada transliterasi yaitu pengalihan atau penyalinan huruf- huruf dari bahasa satu kebahasa lain. Literasi atau Transliterasi adalah praktek mengkonversi teks dari satu skrip ke skrip yang lain, dan sering dilakukan dengan cara-cara yang sistematis. Literasi juga merupakan bagian penting dari majunya peradaban dunia sampai saat ini. Secara teoritis transliterasi sistematis dapat di artikan pemetaan dari satu sistem menulis ke kata lain, dengan kata, atau idealnya huruf demi huruf. Transliterasi menggunakan korespondensi satu ke satu dengan tepat, sehingga seorang pembaca informasi harus mampu merekonstruksi ejaan asli dari kata-kata transliterasi bahasa sumber ke bahasa tujuan.

2.2 Arab Pegon 2.2.1 Sejarah Arab Pegon Bahasa Arab tidak dapat dipisahkan dari Islam, bahkan bahasa ini sering disebut sebagai bahasa Islam. Penyebaran agama Islam ke berbagai penjuru dunia juga disertai dengan penyebaran bahasa Arab. Demikian pula yang terjadi di Nusantara. Penyebaran agama Islam di kawasan ini telah memengaruhi aspekaspek kehidupan masyarakat, termasuk di bidang bahasa. Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa di Nusantara, kegiatan kepenulisan dengan huruf Arab oleh masyarakat Melayu sudah berkembang pesat. Prof. Dr. Syamsul Hadi dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, mengatakan, penggunaan tulisan Arab Melayu atau Jawi sudah berkembang jauh sebelum orang-orang pribumi mengenal huruf Latin. Ia memperkuat pendapatnya dengan ditemukannya batu bersurat di Kuala Berang Terengganu (Malaysia) yang bertuliskan Arab Melayu pada tahun 1303 M. Menurutnya, inilah tulisan Arab Melayu tertua yang pernah ditemukan. Penulisan bahasa Melayu dengan menggunakan abjad Arab dikenal dengan tulisan Jawi atau Arab Pegon. Seni tulisan Jawi sudah dikenal berabadabad lamanya di wilayah Nusantara. Kemunculannya terkait secara langsung dengan kedatangan agama Islam di Nusantara pada awal abad ke-13. Pada awalnya, tulisan Jawi adalah tulisan resmi bagi negara Brunei Darussalam. Baru dalam perkembangannya, tulisan ini mulai digunakan secara meluas di Malaysia, Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, Selatan Thai dan Srilangka.

Menurut sejarawan berkebangsaan Inggris, WG Shellabear, orang

Melayu menerima sistem tulisan dan bacaan Arab Melayu ini secara langsung dari orang Arab. Orang Arab-lah yang mula-mula menggunakan sistem tulisan Arab untuk menulis bahasa Melayu yang seterusnya dikenal dengan nama tulisan Jawi
atau Pegon.

Menurut guru besar Sastra Islam, Universitas Param adina Mulya, Prof. Dr. Abdul Hadi. WM, tulisan Jawi telah berkembang sejak zaman Kerajaan Islam Pasai, kemudian disebarkan ke Kerajaan Malaka, Kerajaan Johor, Kedah, dan Kerajaan Aceh. Bukti keberadaan tulisan Jawi dapat dijumpai pada Prasasti Batu Bersurat Terengganu yang terdapat di Kuala Berang, Terengganu, Malaysia. Tulisan Jawi yang terdapat pada batu ini dibuat pada tahun 702 H/1303 M atau jauh sebelum bentuk tulisan Latin dikenal secara luas. Tulisan Latin baru berkembang di wilayah ini pada akhir abad ke-19. 2.2.2 Penggunaan Arab Pegon Pada zaman dahulu, tulisan Jawi memainkan peranan penting dalam masyarakat. Ia digunakan sebagai tulisan resmi dalam semua urusan kenegaraan, adat istiadat, dan perdagangan. Contohnya, digunakan dalam perjanjian-perjanjian penting antara pihak-pihak kerajaan Melayu dan bangsa-bangsa penjajah, seperti Portugis, Belanda, dan Inggris. Bahkan, naskah kemerdekaan negara Malaysia ditulis dalam tulisan Jawi. Penggunaan huruf Arab dalam penulisan bahasa Melayu telah digunakan secara luas di sejumlah wilayah di Tanah Air. Sebut saja di antaranya adalah Aceh, Riau, Sumatra Barat, dan beberapa wilayah di kepulauan Kalimantan.

Di Indonesia, huruf Arab tidak hanya digunakan untuk penulisan

bahasa Melayu, namun juga untuk penulisan bahasa Jawa. Huruf Arab yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa dikenal dengan nama Arab Pegon. Kata 'Pegon' konon berasal dari bahasa Jawa 'Pego' yang berarti menyimpang. Sebab, bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sesuatu yang tidak lazim. M. Irfan Shofwani dalam bukunya Mengenal Tulisan Arab Melayu menyebutkan, sejarah penulisan huruf Arab Pegon di Nusantara diperkirakan ada sejak tahun 1200 M atau 1300 M seiring dengan masuknya agama Islam yang menggantikan kepercayaan animisme, Hindu, dan Buddha. Banyak orang Jawa mengira bahwa huruf Arab Pegon itu hanya milik orang Jawa karena penggunaannya sudah mentradisi di kalangan pesantren-pesantren salaf di wilayah Jawa.
Bahkan, hingga kini, komunitas santri di pesantren-pesantren salaf

masih menggunakan huruf Arab Pegon ini dalam memahami teks-teks Arab dan kitab kuning yang penerjemahannya memakai huruf Arab Pegon. Tidak hanya itu, huruf Arab Pegon juga dipergunakan untuk menulis komentar pada Alquran. Tetapi, banyak pula manuskrip cerita yang ditulis dalam huruf Arab Pegon. Kata Pegon konon berasal dari bahasa Jawa pgo yang berarti menyimpang, sebab bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sesuatu yang tidak lazim pada saat itu. Berbeda dengan huruf Jawa yang ditulis gundul, Pegon hampir selalu dibubuhi tanda vokal. Jika tidak, maka tidak disebut Pegon lagi melainkan gundul. Bahasa Jawa memiliki kosakata vokal aksara swara yang lebih banyak daripada bahasa Melayu sehingga vokal perlu ditulis untuk menghindari kerancuan.

10

Hampir semua khazanah keagamaan Jawa, yakni sastra suluk, kitab

kuning, terjemahan nadhoman, terjemahan jenggotan, ataupun jenis sastra berbentuk syiiran ditulis dengan Arab Pegon. Namun, penulisan bahasa Jawa dengan huruf Pegon tidak terbatas hanya pada khazanah naskah keagamaan, tetapi huruf Arab Pegon juga dipakai untuk penulisan pada umumnya, terutama dikalangan pesantren. Di atas dijelaskan betapa banyaknya manfaat huruf Pegon pada perkembangan Islam di Indonesia pada saat itu. Dengan menggunakan huruf Pegon, para ulama mencoba untuk menyampaikan dan menyiarkan ajaran-ajaran agama Islam, meskipun penggunaan huruf Pegon dinilai kurang cocok atau menyimpang bagi beberapa kalangan. Meskipun tidak mewarisi segala ciri-ciri tulisan Arab sebagai dasarnya penulisannya, Arab Pegon tetap memiliki asas sistem penulisan Arab. Sehingga bagi siapa saja yang menguasai baca tulis Arab Pegon akan mudah dalam mempelajari bahasa Arab dan Al-Quran, sebagaimana dalam firman ALLAH SWT:

Artinya :Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf:2) Secara jelas ayat ini menyatakan bahwa Al-Quran itu berbahasa Arab, dan ALLAH SWT yang memilih bahasa itu. Jika demikian, wahyu Ilahi kepada Nabi Muhammad S.A.W yang disampaikan ini, bukan hanya penyampaian kandungan maknanya, tetapi sekaligus dengan redaksi, kata demi kata, yang kesemuanya dipilih dan disusun langsung oleh ALLAH SWT (Sihab, 2002:379).

11

Meskipun Al-Quran hanya ditulis menggunakan tulisan Arab, tapi

hampir dari seluruh umat islam diseluruh dunia dapat memahami dan mempelajarinya, itulah keistimewaan yang diberikan Allah Azza Wajalla pada AlQuran yang mana Al-Quran adalah firman-firman Allah dan kitab yang paling istimewa dibandingkan kitab-kitab sebelumnya. 2.2.3 Pedoman Transliterasi Arab Pegon Meskipun huruf-huruf Pegon mempergunakan huruf Arab hijaiyah, namun tidak semua huruf Arab hijaiyah diserap sebagai huruf Pegon. Seperti huruf konsonan yang terdapat dalam Arab Pegon ( nga), ( nya), ( co), (go) dan ( po), hal tersebut dipengaruhi oleh faktor penyesuaian bahasa. Ada beberapa perbedaan antara tulisan Arab dengan tulisan Arab Pegon, perbedaan tersebut terdapat pada tanda baca atau syakal. Pada tulisan Arab selalu menggunakan tanda baca atau syakal, sedangkan huruf Pegon tidak memiliki syakal atau tanda baca (fathah, kasrah, dhommah, fathatain, kasrotain, dhommatain, sukun dan syiddah). Oleh karenanya diperlukan beberapa rumusan dasar, terutama terkait dengan cara membaca tulisan Pegon. Pedoman penulisan dan transliterasi Pegon yang ada di Indonesia sangat beragam, dan memiliki banyak perbedaan di setiap daerah atau pesantren-pesantren yang masih menggunakan Arab Pegon sebagai media pembelajaran kitab kuning atau sering disebut jenggotan. Hampir dari seluruh pesantren di tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing dalam segi penulisan Arab Pegon. Dalam hal ini penulis menggunakan Konvensi Tulisan Jawi tahun 1984 di Kuala Lumpur, Malasyia.

12

Seperti abjad rumawi, jenis huruf dalam abjad Arab Pegon juga

memiliki pedoman transliterasi yang baku meliputi : vokal, konsonan, dan diftong. Berikut adalah pedoman transliterasi Arab Pegon : 1. Vokal 2. Konsonan 3. Diftong 1.Vokal Vokal Arab Pegon hanya dilambangkan dengan tiga huruf saja yaitu :

( wau), ( alif) dan ( ya).


Tabel 2.1 Vokal Arab Pegon Latin Arab Pegon a i u e o

(Sumber : Mengenal Tulisan Arab Melayu)

Vokal [i] dan [e] menggunakan lambang yang sama ( ,)seperti halnya lambang vocal [u] dan [o] yang menggunakan huruf ( .)Kaidahkaidah ini telah diatur dalam Pedoman Ejaan Jawi yang disempurnakan (PEJYD), berdasarkan Konvensi Tulisan Jawi tahun 1984 di Kuala Lumpur, Malasyia. 2. Konsonan Fonem konsonan yang ada dalam sistem tulisan Pegon dalam transliterasi ini, dilambangkan dengan huruf. Huruf-huruf yang menjadi fonem konsonan dalam Pegon sendiri dibedakan menjadi tiga bagian antara lain :

13

a. Konsonan dari huruf Arab Hijaiyyah

Tabel 2.2 Konsonan Arab Pegon Rumawi Pegon b d f h j k l m

(Sumber : Mengenal Tulisan Arab Melayu)

b. Huruf Jati atau Pegon Tabel 2.3 Jati Arab Pegon Rumawi Pegon p g C ny v ng

(Sumber : Mengenal Tulisan Arab Melayu)

c. Konsonan Arab Hijaiyyah yang menjadi pinjaman Arab Pegon Tabel 2.4 Konsonan Arab Pegon Rumawi tsa ha kha dzal syin Pegon

shod

(Sumber : Mengenal Tulisan Arab Melayu)

Tabel 2.5 Konsonan Arab Pegon Rumawi dhad tha zha Pegon

ain ghain

(Sumber : Mengenal Tulisan Arab Melayu)

seperti contoh; Vokal tunggal : - baca Vokal rangkap: sinau

14

3. Diftong

Diftong dalam Arab Pegon sangatlah berbeda dengan diftong yang terdapat dalam ejaan Arab atau bahasa Arab. Karena dalam bahasa Jawa tidak terdapat syiddah atau tasydid. Adapun diftong dalam Arab Pegon hanya terdiri dari tiga rangkap vokal saja yang tersusun dari dasar vokal Arab Pegon itu sendiri. Tabel 2.6 Diftong Arab Pegon Latin Arab Pegon Ai au oi

(Sumber : Mengenal Tulisan Arab Melayu)

15

Tabel 2.7 Pedoman Transliterasi Arab Pegon

(Sumber : Jawi script - Wikipedia, the free encyclopedia.htm)

16

2.3 Tulisan Latin

2.3.1 Sejarah Tulisan Latin Di Indonesia Kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Nusantara secara perlahan mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat Melayu, termasuk dalam hal literasi dan budaya. Pembentukan sistem pendidikan yang mengacu pada kurikulum yang dibawa bangsa Eropa merupakan awal perkenalan masyarakat Melayu terhadap literasi modern dengan aksara Romawi atau Latin. Berlanjut pada awal abad ke-20 ketika wilayah Melayu terpisah menjadi geopolitik yang berbeda mengakibatkan peranan aksara Jawi Pegon berkurang. Tulisan Rumi berasal dari tulisan Latin yang menjadi tulisan resmi bagi bahasa inggris dan bahasa-bahasa Eropa. Sejarah tulisan Rumi di Nusantara bermula dengan kedatangan Portugis di Malaka pada tahun 1511 Masehi, yang sekaligus membawa agama Nasrani ke Nusantara. Penerimaan tulisan Latin sebagai tulisan resmi merupakan suatu kejayaan proses Kristianisasi dan sekularisasi di Nusantara yang meliputi Indonesia dan Malasyia. Tulisan Latin berasal dari abjad tulisan bangsa Tuscan moden, yaitu bangsa yang awal kemunculannya lebih awal dari bangsa Romawi. Bangsa ini tinggal di Tuscany moden di daerah tengah Itali. Abjad Rumi atau Latin berasal dari abjad Etruscan yang berkembang pada tahun 600 SM. Tulisan Latin pertama kali mulai dikenalkan secara resmi pada 1536, yakni melalui sekolah pertama di Indonesia yang didirikan di Ambon oleh penguasa Portugis, Antonio Galvao. Orang-orang di Ambon mengenal bahasa Melayu melalui karya misioner Fransiscus Xaverius. Pastor ini meminta seseorang di

17

Malaka menerjemahkan ayat-ayat pegangan Nasrani, Doa Bapa Kami, Salam

Maria, dan Syahadat Rasuli, dan berkeliling membawa lonceng di Ambon dan sekitarnya. Siapa yang bisa menghafal ayat-ayat pegangan itu lantas dibabtis di bawah nama Bapa, Putra, dan Rohkudus. Tapi satu abad kemudian kitab suci Nasrani dicetak dalam bahasa Melayu. Dan sejauh ini, kitab itu menjadi kitab cetakan tertua dalam sejarah pustaka Indonesia yang ditulis menggunakan tulisan latin, ditulis oleh Brouwerius, dan diterbitkan pada 1663. Setelah Belanda berhasil menaklukkan Portugis dan menguasai Ambon, Belanda menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa administratif. Hal tersebut di karenakan oran-orang Ambon telah menggunakan bahasa Melayu. Dalam perkembangannya Belanda juga mengajarkan bahasa Melayu di Ambon dan Maluku. Salah seorang yang paling berjasa pada saat itu adalah adalah Josef Kam, Pendeta Protestan lembaga NZG (Nederlands Zendelingen Genootschap). Salah satu kitab yang di tulis oleh Belanda yaitu : El Khawlul Djadid, ija itu segala surat perdjanjian baharuw, atas titah segala tuwan pemarentah kompanija, tersalin kepada bahasa Melajuw Bahasa Arab merupakan titik awal perkembangan peradaban bangsa Melayu. Tulisan-tulisan sastra lama Melayu yang ditulis dengan Arab gundul, di masa ini, juga ditransliterasi oleh Belanda menjadi buku-bukku penting dengan aksara Latin, misalnya Hang Tuah dan Sejarah Melayu. (Alif Danya Munsyi, Bahasa Menunjukkan Bangsa, Jakarta, KPG, 2005, hal 55-56)

18

2.4 Operasi Concatenation (penyambungan)

Istilah Concatenation atau penyambungan berasal dari bahasa latin catena yang artinya rantai. Concatenation adalah penyambungan dua buah string atau lebih, Operator concatenation adalah concate atau tanpa lambang apapun. Untuk memperjelas sistem kerja operasi ini penulis akan memberikan beberapa contoh dan tahapan yang di gunakan. Misalkan u adalah sebuah abjad, yaitu sebuah himpunan yang elemen-elemennya disebut huruf, dan v adalah suatu barisan huruf-huruf yang berhingga. Contoh, u = abab2 dan v = ac2 ba2 Jika u dan v di sambungkan akan menjadi uv atau vu yang memiliki

konstruksi himpunan di dalamnya, sehingga dari penyambungan u dan v didapatkan notasi sebagai berikut: uv = abab2 ac2 ba2 dan vu = accbaaababb Sehingga, concatenation (penyambungan) tidak komutatif, jadi dan, secara umum, = u (Lipschutz, 2002 : 230). = uu,

Dalam operasi ini bisa digunakan operator +, yang digunakan dalam operator Aritmatika, untuk menyambung string-string. Potongan kode berikut adalah contoh dari aksi operator ini(Sanchez, 2002: 83): String str1=con; String str2=ca; String str3=ten; String str4=ate; String hasil= str1 + str2 + str3 + str4 // hasil=concatenate

19

2.4.1 String

Terminologi dasar yang penting dalam memahami teori bahasa adalah alphabet, penyambungan (Contatenation) dan string pada alphabet V. Alphabet digunakan untuk membentuk kata-kata di bahasa. Pada beberapa buku alphabet dilambangkan dengan .

Kumpulan alphabet atau symbol disebut string. Ada banyak operasi pengolahan yang bisa dilakukan pada string yaitu

contetenation, panjang string dan pembalikan (reverse). String adalah deretan karakter, pada bahasa pemrograman lain, string dianggap sebagai array dari karakter. Namun dalam Java, string diberlakukan sebagai suatu objek(Hermawan, 2004: 132). 1. Concatenation : penyambungan 2 karakter atau lebih

membentuk suatu barisan karakter. 2. Panjang string : proses penghitungan jumlah karakter yang dimuat dalam suatu string. 3. Reverse : pembalikan string Misalnya u = abbbba 2 v = bbbbba uv = abbbbabbbbba (penyambungan), |uv| = |u| + |v| = 6 + 6 = 12 (panjang string) (uv)R = (abbbbabbbbba)R = abbbbbabbbba Dapat dipelajari mengenai kelas dan objek melalui penggunaan string karena string merupakan class yang terdapat dalam

20

libraryJava(Rickyanto, 2003: 113). Berikut beberapa method yang

digunakan dalam peneitian ini. 1. Membuat dan menginisialisasi String Ada dua cara membuat dan menginisialisasi objek string, yaitu: a. Mendeklarasikan string sebagaimana literal tipe data primitif, yaitu serangkaian karakter dalam suatu penggalan program yang diapit oleh kutip ganda. Kapanpun ditemukan string literal dalam program, maka kompiler akan membentuk objek String dengan nilai yang terkandung didalamnya,seperti contoh: String salam = Selamat Pagi; b. Membuat objek string dengan operator new dan menugaskan Gunakan sintaks berikut untuk membentuk objek string dan kelas ini. String namaString = new String(deretan karakter); Contoh: String salam = new String(Selamat Pagi); Cara pertama merupakan perlakuan istimewa Java kepada String.Mengapa? Karena bentuk tersebut menganggap string sebagai suatu tipe data, sebagaimana layaknya tipe data primitif lainnya, seperti byte, short, int, char, boolean, dan sebagainya. Padahal, String dalam Java merupakan suatu kelas sehingga bila mengikuti kaidah pembentukan objek dan suatu kelas.maka hanya bentuk kedualah sebagai cara membuat objek String. Bentuk pertama merupakan akomodasi atau toleransi Java karena pada

21

bahasa pemrograman lainnya, seperti Pascal atau C/C++; string

dianggap sebagai suatu tipe data(Hermawan, 2004: 134). 2. Membaca karakter secara individu dalam String Ada dua method yang sering digunakan untuk membaca karakter yang menyusun suatu string secara individiu, yaitu: a. int length() Method ini akan mengembalikan jumlah karakter dalam suatu string. Digunakan untuk menentukan batas akhir dan indeks yang akan dipakai sebagai penunjuk posisi pada method charAt(int index). b. char charAt(int index) Membaca satu karakter pada suatu posisi yang ditunjukkan oleh indeks dalam string memiliki indeks = 0 dan karakter terakhir memiliki indeks = jumlah karakter pembentuk string.-1 atau objekString.length() 1(Hermawan, 2004: 135). 3. Mencari karakter dan substring Method di bawah ini berguna untuk mencari indeks dan suatu karakter atau indeks awal dan suatu substring dalam suatu String. Mekanisme pencarian adalah dengan mencari karakter yang dimaksud secara maju (forward) dan awal sampai akhir string. Bila pencarian gagal (tidak ditemukan), maka method akan

mengembalikan nilai -1. a. int indexOf (int ch)

22

Mengembalikan - nilai indeks dan karakter pertama yang

berhasil

ditemukan

berdasarkan

suatu

argumen

karakter

(Hermawan, 2004: 143).

You might also like