You are on page 1of 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Fisologi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi tubuh dari lingkungan luar, kulit tidak bias terpiasah dari kehidupan manusia yang merupakan organ essensial dan vital, kulit juga merupakan cermin kesehatan dari kehidupan seseorang. Keadaan kulit sangat kompleks, elastic, sensitive, dan bervariasi dan dipengaruhi oleh:
a.

Iklim Umur Seks Ras

b. c. d.

Kulit dapat berperan aktif dalam fungsi vital tubuh antara lain:
a. Membrane mukosa pada ostium eksterna b. Sistem digestivus c. Respiratorius d. Urogenitalis

Luas kulit orang dewasa adalah 1,5m2 dan berat kira-kira 15% dari berat badan. Warna kulit
a. Warna terang (fair skin) b. Pirang c. Hitam d. Merah muda pada telapak kaki dan tangan e. Warna hitan kecoklatan pada genitalia orang dewasa.

Sifat dan lokasi kulit


a. Lembut, tipis dan tebal b. Kulit yang elastic longgar terdapatt pada palpebra, bibir dan preputium. c. Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak tangan dan telapak kaki orang dewasa. d. Kulit yang tipis terdapat pada muka. e. Kulit lembut terdapat pada leher dan badan. f. Kulit yang berambut dan kasar terdapat pada kepala.

1.1 Anatomi Kulit Kulit secara garis besar ttersusun atas tiga lapisan utama yaitu:
a. Lapisan epidermis (Kutikel) b. Lapisan Dermis 9Korium, kutis vera, true skin) c. Lapisan subcutis (Hipoderrmis).

a. Lapisan Epidermis
1) Stratum korneum (Lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas

sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk).
2) Startum Lusidium terdapat langsung dibawah lapisan korneum, yang merupakan

lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah mennjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini tampak nyata pda telapak tangan dan kaki.
3) Staratum granulosum (Lapisan Keratohialin) merupakan dua atau tiga lapisan sel

gepeng dengan sitoplasma berbuti kasar serta terdapat inti diantaranya dan terdapat jelas pada telapak tangan dan kaki.
4) Stratum spinosum (Stratum Malpighi) disebut juga Picle cell layer (Lapisan akanta). sel

stratu spinosum mengandung banyak glikogen lapisan ini terdiri dari dua jenis sel, yaitu: sel-sel ini berbentuk kolumnar dengan protoplasma berbentuk inti lonjong dan besar berhubungan satu sama lain oleh jembatan antar sel sel pembentuk melamin (melanosit0 merupakan sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap yang mengandung butir pigmen( melanosomes). b. Lapisan Dermis Lapisan ini tepatnya di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis dan terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat. Secara garis besar elemen seluler dan folikel rambut dibagi dua, yaitu:
Pars papilere adalah bagian yang menonjol ke epidermis yang berujjung serabut saraf

dan pembuluh darah.


Pars retikulere adalah bagian yang dibawahnya menonjol kea rah subkutan terdiri dari

serabut-serabut penunjang, misalnya serabut (kolagen, elastin dan retikulin). Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental, asam hialuronat dan kondroitin sulfat yang terdapat pula fibroblast.

serabut kolagen dibentuk oleh fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidroksiprolin dan hidrosisilin. kolagen muda bersifat lentur (dengan bertambah umur menjadi kurang larut dan astabil. serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, mudah mengambang dab lebih elastic. c. Lapisan Subkutis Lapisan ini adalah kelanjutan dari dermis dan terdiri dari jaringan ikar longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya lapisan sel-sel lemak disebut Panikulus adipose yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagian lain yang terdapat pada lapisan subkutis adalah:
1) Ujung-ujung saraf tepi 2) Pembuluh darah 3) Getah bening

a. Vaskularisasi di kulit diatur oleh dua pleksus, yaitu:


4) Pleksus yang terletak di bagian atas dermis (Pleksus Superficial) yang mengadakan

anastomis di papil dermis.


5) Pleksus yang terletak di subkutis (Pleksus Profunda) mengadakan anastomis.

2. Fungsi Kulit Fungsi kulit utama adalah : a. Proteksi b. Absorbsi c. Ekspresi d. Persepsi e. Pengatiran suhu tubuh (termoregulator) f. Pembentukan pigmen g. Pembentukan vitanin D h. Keratinasi a. Fungsi proteksi adalah menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis. 1) Gangguan fisis misalnya: -Tekanan -Gesekan

-Tarikan 2) Gangguan kimiawi misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifatiritan. 3) Contohnya: lisol, karbol, asam, dan alkali kuat yang lainnya. 4) Ganguan bersifat panas misalnya : radiasi, sengatan sinaar ultraviolet. 5) Gangguan infeksi luar terutama kuman/ bakteri maupun jamur
b. Fungsi absorbsi

Fungsi absorbsi adalah kulit yang sehat dan tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap mudah diserap, begitu pula yang larut dalam lemak. Stratum korneum mampu untuk menyerap air dan mencegah kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh. c. Fungsi ekskresi Fungsi ekskresi adalah mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolism dalam tubuh berupa NaCl, Urea, asam urat dan ammonia. d. Fungsi persepsi Fungsi persepsi adalah fungsi terhadap rangsangan panas yang diperankan oleh badanRuffini di dermis dan Sub-kutis. Fungsi terhadap dingin diperankan oleh badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis peran terhadap rabaan. Fungsi badan Vater pacini di epidermis berperan terhadap tekanan. e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) adalah peran kulit untuk mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot (kontraksi otot) pembuluh darah kulit. f. Fungsi pembentukan pigmen Fungsi pembentukan pigmen yang terletak di lapisan basal ini berasal dari rigi saraf (melanosit) dan peran untuk menentukan warna kulit, ras maupun individu g. Fungsi pembentukan Vitamin D Fungsi pembentukan vitamin D yang dapat mengubah 7 dihidrogsi kolesterol dengan bantuan sinar matahari, kebutuhan vitamin tidak cukup dengan sinar matahari sehingga vitamin D dapat diperlukan dengan pemberian sistem vitamin D sistemik. h. Fungsi keratinisasi Fungsi keratinisasi yang terdapat pada epidermis dewasa yang mempunyai tiga jenis sel utama yaitu : 1) Keratinosis dimulai dari sel basah yang mengadakan pembelahan sehingga terjadi perubahan bentuk menjadi sel spinosum makin ke atas sel makin menjadi gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum

2) Sel Langerhans 3) Sel Melanosit Pada manusia, kulit dapat mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat dan otot-otot di bawah kulit.

Morfologi Kulit dan Cara Membuat Diagnosis Untuk mempelajari ilmu penyakit kulit mutlak diperlukan pengetahuan tentang ruam

kulit atau morfologi atau juga ilmu yang mempelajari lesi kulit. Efloresensi merupakan gangguan patologi dari penyakit kulit enflorensi kulit dapat berubah-ubah pada saat proses penyakit pada kulit. Penyebab enforensi oleh karena adanya tekanan dari luar, misalnya : a. Trauma b. Garukan Gambaran klinis dari enflorensi dapat berupa : a. Primer b. Sekunder Menurut PRAKEN (1996), ada 2 bentuk ruam (eflorensi) yaitu : 1. Eflorensi primer, contoh: a. Macula b. Bula c. Flak d. Nodus e. Pustule f. Nodulus g. Vesikel h. Kista i. Urtika 2. Eflorensi sekunder, contoh: a. Skuama b. Erosi c. Sikatrik d. Krusta e. Ulkus

Macam-macam kelainan kulit secara sistematis menurut SIEMENS sebagai berikut:


1) Setinggi permukaan kulit ( macula)

2) Bentuk peralihan, tidak terbatas pada permukaan kulit: (eritema, telengektasis) 3) Diatas permukaan kulit (urtika,vesikel,bula,kista,pustule) Penyakit kulit mempunyai gambaran spesifik yang disebut dengan lesi. Lesi dapat disebabkan oleh: pengobatan, penekanan/garukan, infeksi/inflamasi Aspek penting untuk menentukan penyakit kulit mencakup hal berikut : 1) Karakteristik 2) Distibusilesi 3) Lama waktu an residivis penyakit 4) Terapi yang digunakan 5) Riwayat keluarga Tentang penyakit yang diderita dan pemajanan lingkungan atau individu pada material yang berbahaya. Respon umum dari kulit terhadap cidera dapat menimbulkan respon inflamasi. Penyebab cidera pada kulit adalah: bakteri, virus, suhu ekstrem dan iritan kimia atau lesi primer. Table 1: Definisi berbagai kelainan kulit dan istilah-istilah yang berhubungan dengan kelainan kulit: Nama istilah Makula mata Contoh: Melanoderma, purpura, petekie, ekimosis Eritema Urtika Vesikel Pustul Bula Kista Kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler yang reversible Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran dari cm garis tengah yang mempunyai dasar, vesikel berisi darah disebut hemoragik Vesikel yang berisi nanah dan bila nanah mengedap dibawa vesikel disebut vesikel Hipopion Vesikel yang berukuran lebih besar. Contoh : bula hemoragik, bula purulem, bula hipopion Ruangan berdinding dan berisi cairan sel, maupun sisa sel. Isinya terdiri dari serum, grtah bening, keringat, sebum,sel-sel epitel, lapisan tanduk, Definisi Kelainan kulit berbatas tegas seperti berupa perubahan warna semata-

rambut. Abses Papul Nodus Tumor Infiltrat Vegetasi Sikatriks Anetoderma Erosi Ekskorisasi Ulkus Skuama Krusta Likenifikasi Guma Eksantema Kumpulan nanah dalam jaringan Penonjolan diatas permukaan kulit Massa padat sirkumskrip terletak dikutan/ subkutan Benjolan berdasarkan pertumbuhan sel-sel maupun jaringan. Tumor yang terdiri atas kumpulan sel radang Pertumbuhan berupa penonjolan bulat / runcing yang menjadi satu. Terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulittidak normal, permukaan kulit licin dan tidak terdapat adneksa kulit Bagian yang jaringan elastisnya atrofi disebut anetoderma Contoh: Striae gravidanum Kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melebihi stratum basal Garukan yang terlalu dalam sampai ujung papil sehingga kelua darah juga serum Hilangnya jaringan yang lebih dalam dari rkskorisasi dengan tepi, dinding, dasar, dan isi Adalah lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit Cairan badan yang mongering dapat bercampur dengan jaringan nekrotik, maupun benda asing (kotoran, obat) Penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas Infiltrasi sirkumskripm, menahun, destruktif, biasanya melunak, kelainan pada kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat, dan tidak berlangsung lama, umumnya didahului oleh demam Telangiekstatis Eksantema Skarlatiniformis Pelebaran pembuluh kapiler yang menertap pada kulit Erupsi yang difus dapat generalisata atau lokalisata berbentuk eritema nummular.

Tabel 2 Perubahan Histopatologik Kulit Lapisan diagnosis a. Epidermis 1) Hyperkeratosis, adanya tiga Penebalan stratum korneum yaitu padat(kompak), seperti anyaman keranjang dan berlapis macam Ortokerosis. Artinya

2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13)


14)

Hiperoralasia Hiperolasia Akantosis Hipoplasia Hipertropi Atrofi Sponglosis Degenerasi balon Eksositosis Akantolisis Sel Diskeratotik Nekrosis Celh (Cleft) Di epeidermis Sklerosis Jaringan granulasi Edema Fibrosis

Ianlah penebalan stratum Granulosum Epidermis yang menjadi tebal oleh karena sel berkurang Penebalan Stratum Spinosum Epidermis yang menipis karena jumlah sel berkurang. Epidermis menebal karena jumlah sel bertambah Penipisan epidermis karena selnya mengecil Penimbunan cairan diantara sel epidermis Edema didalam sel epidermis, sel menjadi besar Sel-sel radang yang msuk kedalam Epidermis Hilangnya daya kohesi antar sel-sel epidermis Sel epidermis yang mengalami kerantinasi lebih awal Kematian sel Kematian jaringan setempat pada organism hidup Ruangan tanpa cairan Jumlah kolagen bertambah Penyembuhan luka yang terdiri atas jaringan edematosa Penimbungan cairan dalam jaringan Jumlah kolagen bertambah dan susunannya berubah.

15) 16) 17) 18)


19)

b. Di jaringan subkutan 1) 2) 3)
4)

Eritema Scleroderma Jamur Kelainan berupa peradangan Proses degenerative Nekrosis jaringan/ vaskulitis

5) 6) 2.1

Pengkajian integumen Pengkajian pasien gangguan integumen merupakan aspek penting yang harus dilakukan

dan dikuasai oleh peserta didik, mengingat semakin penting perawatan dalam sistem pelayanan keperawatan dapat terintegrasi dengan sistem lain. Pada pengkajian fisik integument tidak bida terpisah dari sistem tubuh lain sehingga perlu untuk dikaji semua sistem karena tahap awal dalam pengkajian harus sistematis dari

kepala sampai ke kaki serta bandingkan bagian lain yang sehat dengan yang sakit, dan selalu mengacu pada subyektif, data obyektif. Hal yang penting dalam pengkajian adalah bagaimanna cara komunikasi terapeutik (gunakan bahasa yang tepat dan dapat dimengerti oleh pasien), privasi pasien dan harus dengan pencahayaan yang baik. Dalam pengkajiannya sistem integumen tergantung pada kesiapan dan perhatian dari pemeriksa, pengkajian sekilas didapat pada saat dilakukannya wawancara saat pasien datang ke rumah sakit. Di bawah ini adalah pengkajian secara umum pada pasien yang mengalami kelainan pada kulit: A. Wawancara 1. kapan paien pertam kali mengetahui masalah penyakit kulit ini? 2. apakah masalah penyakit yang diderita pernah terjadi sebelumnya? 3. apa ada gejala yang lain? 4. pada kulit bagian mana yang pertama kali terkena? 5. bagaimana ruam atau lesi tersebut pertama kali muncul? 6. Pada bagianmana dan seberapa cepat penytebarannya? 7. apakah terdapat rasa gatal, terbakar? 8. pakah ada gangguan kemampuan untuk merasa? 9. apakah masalah tersebut bertambah parah pada musim tertentu? 10. apakah paien dapat menjelaskan bagai mana kelainan tersebut berawal? 11. apakah pasien memiliki riwayat hay fever, asma, biduran, atau alergi? 12. apakah ada keluarga yang mengalmi penyakit seperti ini? 13. apakah erupsi kulit tersebut muncul sesudah makan makanan tertentu? 14. apakah baru-baru ini pasien mengkonsumsi alcohol? 15. apakah ada hubungan antara kejadian tertentu dengan ruam atau lesi? 16. obat-obat apa yang digunakan? 17. produk kosmetik atau preparat perawatan kulit apa yang anda gunakan? 18. apa pekerjaan anda? 19. apakah ada sesuatu yang ketika mengenai kulit anda menyebabkan terjadinya ruam? B. Pengkajian Fisik Pemerikasaan fisik meliputi: 1) Seluruh kulit 2) Kuku 3) Rambut

Prosedur pertama dalam pemeriksaan fisik integument adalah: 1. Pengkajian Kulit a. Inspeksi Pasien berada dalam ruangan yang terang dan hangat, pemeriksa menggunakan penlight untuk menyinari lesi sehingga pemeriksa akan melihat apakah keadaan kulit pasien, meliputi: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

Warna kulit Kelembapan kulit Tekstur kulit Lesi Vaskularisasi Mobilitas kondisi rambut serta kuku Turgor kulit Edema Warna kebiruan, sianosis (hipoksia seluler) dapat dilihat pada eksremitas dan dasar kuku, bibir, dan membrane mukosa. Ikterus (kulit yang menguning) akibat kenaikan bilirubin. Sclera membrane mukosa Perubahan vaskuler (petekie) Ekimosis

b. Palpasi

Dalam melakukan tindakan ini pemeriksa harus menggunakan sarung tangan, guna melindungi dari terpaparnya penyakit pasien. Tindakan ini dimaksudkan untuk memriksa: Turgor kulit Edema Elastisitas kulit

2. Pengkajian kuku a. Inspeksi tentang: Konfigurasi Warna, konsistensi Neelbed( dasar kuku/ perubahan pada kuku Penonjolan pada kuku

b. Palpasi

Hipertropi Paronikia ( inflamasi kulit disekitar kuku) Basil ungnium Garis-garis bean Klubing Nyeri tekan pada basis ungium (pangkal kuku) positif atau negative Eritema

3. Pengkajian Rambut a. Inspeksi b. Palpasi Halus/ tebal Kuat/mudah patah Berminyak atau kering Rambut berminyak Alopepsia Keromtokan yang terlokalisasi Pemakaian obat khemotherapi (doksorubisin atau siklofosfamid) Warna rambut Tekstur Distribusi Gatal-gatal Inflamasi Tanda-tanda infeksi parasit Warna kelabu Apakah pasien menggunakan pewarnaan pada rambutnya Lurus dan berombak Mudah patah karena perawatan rambut Hirsutisme (peningkatan rambut tubuh) padawanita dekat wajah, bahu dada, pubis

2.3

Asuhan Keperawatan

B. Folikulitis, Furunkel, Furonkulosis, Karbunkel 1. Folikulitis Adalah Infeksi Staphylococcus dalam folikel rambut Tanda dan gejala : Lesi bersifat superficial atau dalam papul Pustul bisa tunggal/miltiple, didekat folikel rambut Dagi pada laki laki Tungkai pada wanita Aksila Bokong

Lokasi :

2. Furunkel (bisul) Adalah inflamasi akut yang timbul pada satu atau lebih folikel rambut dan menyebar ke lapiasan dermis Penatalaksanaan Medis Ekstrasi bila pus sudah terlokalisasi dan bersifat fluktuan (bergerak dengan gelombang yang dapat diraba, insisi kecil mempercepat penyembuhan (evakuasi pus dan jaringan nekrosis terlepas secara langsung) 3. Furonkulosis Merupakan lesi yang multiple atau rekuren pada kulit Lokasi : Dapat terjadi pada setiap bagian tubuh dan lebih privalen padadaerah yang mengalami iritasi, tekanan, gesekan, perspirasi yang berlebihan (leher, aksila, bokong/gluteus) Tanda : Berawal dari jerawat yang kecil merah, menonjol, dan nyeri tekan bila mengenai jaringan kulit serta lemak subkutan 4. Kaerbunkel Abses pada kulit dan jaringan subkutan, menggambarkan terjadi ekspansi pada beberapa buah folikel rambut a. Penyebab : infeksi staphylococcus

b. Lokasi bokong. c. Gejala :

: pada daerah kulit yang tebal dan tidak elastis bagian posterior (leher)

Suhu meningkat Rasa nyeri Leukositosis Penyebaran infeksi kedalam darah Diabetes Kelainan malikna Pasien yang mendapatkan terapi imunosupresi

Folikel dan Karbunkel sering terjadi pada pasien dengan penyakit sistemik, seperti :

d. Penatalaksanaan Medis 1. Bila infeksi Staphylococcus protektif indurasi (untuk jerawat dan bisul) tidak boleh dipijit 2. Terapi antibiotik sistemik. 3. Perawatan Suportif : Csiran parental Konpres untuk demam Kompres basah dan hangat untuk meningkatkan vaskularisasi Berikan topikal salf antibiotika

C. Penyakit Kulit Akibat Parasit a. Pedikulosis (infeksi kutu) Kutu merupakan ektoporosis oleh karena hidup pada bagian luar tubuh mengisap darah manusia kurang lebih 5 kali sehari dan menyuntikan getah pencernaan danekskretanya kedalam kulit sehingga menimbulkan gatal yang hebat pada seseorang. Tiga varietas kutu yang menyakiti manusia antara lain : 1. 2. 3. Pedikulus Humanus capitis (tuma/kutu kepala) Pedikulus Humanis carporis Pedikulus Pubis (kutu kemaluan) 1) Pedikulosis capitis

Pedikulitis capitis adalah infeksi kutu kepala atau tuma. Tuma kutu meletakan telur (Nits) didekat kulit kepala dan melekat erat pada batang rambut. a). Cara penularan melalui : 1. Sisir 2. Wig 3. Perangkat tempat tidur (bantal, sprei) 4. Sikat rambut dan topi b). Manifestasi Klinik 1. Telur yuma berbentuk oval 2. Tum 3. Rasa gatal 4. Impetigo 5. Furunkulosis 6. Infeksi Tuma c). Penatalaksanaan : 1. Cuci rambut menggunakan sampo mengandung lindone (Kwell) cuci yang bersih 2. Sisir rambutmenggunakan sisir bergigi halus (serit) yang telah dicelupkan cuka 3. Agar telur/ canglongterlepas dari batang rambut 4. Pakaiana handuk dan perangkat tempat tidur dicuci dengan air panas kurang lebih 54C 5. Seluruh keluarga harus diobati 6. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik d). Komplikasi 1. Pruritus yang hebat 2. Piodermia 2) Pedikulus Korporis dan pedikulosis pubis Pedikulosis corporis merupkan infestasi kutu pedikulus humarus corporis pada badan a). Faktor pencetus : 1. Pada orang yang jarang mandi 2. Lingkungan yang rapat penduduk 3. Orang yang tidak mengganti bajunya

b). Manifestasi klinik 1. Kutu melekat pada bagian leher, badan dan paha 2. Menusuk 3. Titik perdarahan yang kecil dan khas 4. Gatal (garuk yang intensif) 5. Ekskoriasis 6. Eksemaderajat ringan 7. Bila kronis kulit menjadi tebal 8. Bersisisk pada lokasi yang berpigmen berwarna gelap 3) Pedikulosis pubis Pedikulosis pubis merupakan infeksi phthirus pubis atau crak lous = kutu kemaluan (akibat reaksi saliva serangga, kelenjar liur kutu) a). Infeksi parasit pada: 1. Genetalia 2. Rambut dada 3. Aksila 4. Janggut b). Penularan melalui hubungan seks c). Manifestasi klinis d). Terasa merayap pada batang rambut e). Gatal khususnya di malam hari f). Pioderma (infeksi, pus pada kulit) b. Penatalaksanaan : 1. Klien harus mandi dengan sabun 2. Malation dalam isopropil alkohol (Iosion priderm) 3. Dioleskan pada daerah kulit yang terinfeksi (sesuai Intruksi) 4. Beri vaselin pada bulu mata yang terkena 5. Pemberian pada pruritus 6. Pemberian antibiotik (hasil kolaborasi) 7. Kostikosteroit (hasil kolaborasi) 8. Pendidikan kesehatan 9. Seluruh anggota keluarga harus diobati 10. Mandi dengan menggunakan sabun

11. Semua pakaian harus dicuci dengan sabun 12. Perangkat tempat tidur (seprei, sarung bantal) 13. Jalani dry cleaning c. Pengkajian Pasien dengan penyakit kulit akibat parasit yang perlu untuk di kaji adalah : Data subjektif : Gatal menusuk khusus di malam hari Menggunakan sisir Menggunakan sikat gigi Lingkungan yang rapat penduduk Jarang mengganti pakaian Pada pasien yang jarang mandi Terasa merayap pada batang rambut Ekskoriasis Titik perdarahan kecil dan has pada kepala Eczema derajat ringan Kulit tebal (bila kronis) Bersisisk pada lokasi berpigme gelap Pruritus Ada tum Kutu melekat pada leher, badan dan paha Ada bekaa garukan

Data Obyektif

Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan kenyamanan (nyeri, gatal) Defenisi : Keadaan diman individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya Batasan Mayor : Klien memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan Batasan minor : Respons autonom pada nyeri akut

Nadi meningkat Sikap/posisi berhati hati Raut wajah kesakitan Pasien jarang mandi Pruritus Gatal Bersisik pada lokasi berpigmen gelap

INTERVENSI RASIONAL Teliti keluhan nyeri tentang lokasi, intensitas Nyeri sering nyeri.Berikan lingkungan tenang. Dorong & tv) tekhnik relaksasi

menyebar

terlokalisir

khusus (skala 0-10). Catat faktor peningkatan menunjukan terjadinya abses (proses inflasi). Menunjukan berat ringannya nyeri. (bimbingan Meningkatkan relaksasi dan memampukan meningkatkan koping

imajinasi, visualisasi,aktivitas hiburan (radio klien untuk memfokuskan perhatian, dapat

Pertahankan perawatan kulit,dengan teknik Mencegah perluasan infeksi septik aseptik Kolaborasi (memperidin) untuk pemberian analgetik Memperidin biasanya efektif untuk

menghilangkan nyeri

Evaluasi Nyeri berkurang /hilang (rasa nyaman terpenuhi) a. Nadi normal b. Aktifitas lancar c. Raut wajah tenang d. Tidak terjadi pruritus 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit, karena destruksi lapisan kulit Definisi : Keadaan dimana seseorang/individu mengalami atau beresiko terhadap kerusakan jaringan epidermis dan dermis

Batasan Karakteristik : Mayor : Gangguan jaringan epidermis dan dermis Papul Pustul Vesikel Eriteme Lesi (sekunder,primer) Pruritus RASIONAL Dasar informasi, tentang sirkulasi pada area luka Berikan perawtan luka secara tepat, dan kontrol infeksi (balutan basah, topikal) Kolaborasi untuk insisi (bila terdapat Insisi dapat memberi drainase pada furunkel(mengeluarkan pus) Koaborasi untuk pemberian obat topikal, antibotik Pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan koping dan personal hygiene Evaluasi Kulit normal Papul, postul fesikel hilang Eritema tidak ada, lesi hilang Mencegahperluasan infeksi Menurunkan resiko infeksi

Minor :

INTERVENSI Kaji catat : warna,kedalaman,luas,luka

abses/furunkel)

3.Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder kelainan kulit, cidera/pembedahan

Definisi : Suatu keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami gangguan dalam cara penyerapan citra diri seseorang Batasan Karakteristik : Mayor : Minor : Perubahan dalam bersosialisasi Perasaan negatif terhadap tubuh (kerentanan) Larut dengan perubahan kulit RASIONAL mengekspresikan Memerlukan dukungan untuk perbaikan yang optimal tentang Meningkatkan perilaku positif,dan Malu, bersalah

INTERVENSI Dorong pasien

untuk

perasaan , pikiran, pandangan dirinya Dorong masalah, klien untuk bertanya

penanganan,

perkembangan, berkesempatan untuk tujuan dan rencana masa depan berdasarkan realita. Meningkatkan perawat kepercayaan dan

prognosa kesehatan Berikan informasi yang dapatdipercaya

mengadakan hubungan antara klien dan Perjelas berbagai kesalahan konsep klien terhadap perawatan Beri dukungan keluaraga untuk beradaptasi Meningkatkan memungkinkan memantau klien Evaluasi Mengimplementasikan pola penanganan baru Mengungkapkan (kehadiran,kerapihan) dan mendemonstrasikan penerimaan penampilan ventilasi respon perasaan yang dan lebih perawatan diri dan pemberi Klien dan orang terdekat cenderung menerima krisis dengan cara yang sama meningkatkan kepercayaan diri klien

Mengawali, memantapkan dengan perubahan kesehatan (peradangan kulit)

Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatan (peradangan kulit) Definisi : Keadaan dimana individu/kelompok mengalami keadaan gelisah (penilaian atau opini) dan akativitas sistem syaraf otonom dalam berespons terhadap ancaman tidak jelas nonspesifik Batasan karekteristik : Eritema, papul, vesikel Gelisah Menarik diri Mencela diri sendiri Ketidak berdayaan Menangis dan sedih Reaksi terkejut tentang penyakit

Intervensi Keperawatan INTERVENSI Identofikasi dan ketahui presepsi RASIONAL klien Koping terhadap penyakit, klien takut, cemas, tentang masalah yang tidak teratasi

terhadap ancaman dan situasi Catatadanya kegiatan

menolak(menolak, Penelitian menunjukan beberapa hubungan antara derajat ekspresi, marah atau gelisah dan peningkatan resiko

mengikuti program medis)

Kaji tanda verbal/non verbal klien

Klien mungkin tidak menunjukan masalah secara langsung kata kata tindakan dapat menunjukan rasa marah dan gelisah

Hindari kontraksi

Kontraksi dapat menimbulkan rasa marah, menurunkan kerja sama yang dapat memperhambat penyembuhan

Dorong klien atau orang terdekat untuk Informasi yang diberikan dapat membentuk

mengkomunikasikan tentang maslah pada dukungan perawat Berikan privasi pada klien kekhawatiran Klien

kenyamanan,

menghilangkan

dapat

mengekspresikan

perasaan

memghilangkan kecemasan Dorong untuk kemandirian klien dalam Meningkatkan pengobatan Evaluasi Klien tidak mengalami ansietas (berkurang/hilang) Klien dapat menunjukan koping yang efektif Tidak gelisah Tidak menarik diri Gembira Dapat menerima keadaan penyakit yang dialami Bekerjasama dengan perawat kepercayaan diri dan

perawatan dan pembuatan keputusan rencana menurunkan rasa gatal dalam pengobatan

5, Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan : kurang informasi Definisi : Suatu keadaan dimana individu/ kelompok mengalami defisiensi, pengetahuan kognitif, atau keterampilan, psikomotor, berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan Batasan karakteristik : Mayor mengungkapkan : Tidaktahu tentang penyakit Melakukan perilaku tidak tepat tentang kesehatan (pengobatan alternatif)

Minor mengungkapkan : Kurang integrasi tentang rencana pengobatan Tidak tahu tentang cara pengobatan (daerah yang pruritus, digesek, digaruk) menimbulkan :

Eritema,Iritasi, erosi, papul, vesikel INTERVENSI RASIONAL Kaji ulang prognosis dan harapan yang Memberikan dasar pengetahuan klien akan datang dalam membuat pilihan keputusan dalam melakukan keberhasilan aktivitas menilai

Diskusikan tentang harapan klien untuk Kesulitan melakukan aktivitas normal

mempengaruhi

tindakan hidup normal Kaji ulang tentang perawatan luka Evaluasi Klien mengerti tentang prognosis, perawatan dan mampu membuat keputusan Klien dapat melakukan aktivitas secara normal Klien mampu melakukan perawatan luka Meningkatkan kemampuan perawatan diri

You might also like