You are on page 1of 3

Pengertian Evaluasi

Evaluasi klinik pada dasarnya adalah kegiatan evaluasi hasil pendidikan yang dilaksanakan diklinik atau ditempat pengalaman belajar klinik mahasiswa. Evaluasi adalah proses stimulasi untuk menentukan kebergasilan. Ebaluasi hasil pendidikan adalah proses sistematis untuk mencapai tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang terdiri atas kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur adalah kegiatan mengamati penampilan peserta didik berdasarkan indicator yang telah ditetapkan dan menggunakan alat dan metode pengukuran tertentu. Menilai adalah membandingkan hasil pengukuran penampilan peserta didik dengan criteria kebergasilan yang ditetapkan

TUJUAN DAN KEPENTINGAN UJI KLINIK


Uji klinik bertujuan untuk membuktikan atau menilai manfaat klinik suatu obat, pengobatan, atau strategi terapetik tertentu secara objektif dan benar. Dengan kata lain, uji klinik dimaksudkan untuk menghindari pracondong/bias pemakai obat (prescriber), pasien, atau dari perjalanan alami penyakit itu sendiri. Di samping itu, uji klinik harus dapat memberikan jawaban yang benar (valid) mengenai manfaat klinik intervensi terapi tertentu, jika memang bermanfaat harus terbukti bermanfaat, dan jika tidak bermanfaat harus terbukti tidak bermanfaat. Berdasarkan pembuktian melalui uji klinik ini, maka suatu obat, pengobatan atau strategi terapetik tertentu baru dapat diterapkan secara luas dalam praktek. Dalam pengembangan obatobat baru, maka prinsip penilaian obat atau calon obat didasarkan pada metode uji klinik secara ketat. Prinsip-prinsip metodologi uji klinik harus diterapkan pada fase III, yaitu fase definitif (lihat A-05/03/CKD-2). Uji klinik fase I dan II dimaksudkan sebagai langkah persiapan untuk uji klinik fase III ini.

Metode Evaluasi
Metode evaluasi klinik dapat dikelompokkan menjadi metode observasi, tertulis/laporan, lisan (fice), dan objective structured clinical evaluation (OSCE) 1. Observasi Metode observasi adalah metode yang paling sering digunakan dalam evaluasi klinik, mengingat kemampuan utama yang harus dimiliki melalui pengalaman belajar klinik adalah kemampuan melaksanakan tindakan. Metode observasi merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi penampilan psikomotor, sikap perilaku, interaksi, baik verbal maupun nonverbal. Penggunaan metode observasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang dan pengharpan pengamat. Dengan demikian, hal tersebut dapat memengaruhi konsisitensi dan objektivitas evaluasi. Pada dasarnya evaluasi menggunakan metode observasi memiliki kecenderungan terjadinya subjektivitas. Untuk mengurangi kecenderungan subjektivitas dan fairmetode observasi perlu didukung dengan perangkat ebaluasi berupa hal-hal berikut ini : a. Kejelasan aspek yang diobservasi dan pembeerian nilai (scoring) . hal ini diupayakan dengan membuat formulir penilaian berisikan aspek yang diebaluasi serara jelas.

b. Pemberian umpan balik (feed back) dilakukan segera setelah obserbasi dilaksanakan disertai proses diskusi. Hal ini dimaksudkan untuk validasi dan klasifikasi terhadap kualitas penampilan yang dievaluasi. Alat evaluasi yang digunakan berupa daftar cek keterampilan dan catatan anekdot. 2. Tertulis Metode tertulis digunakan untuk mengevaluasi kemampuan keognitif yaitu pada jenjang aplikasi dan pemecahan masalah (problem salving) melalui proses analisis sintesis dan metode ini dilaksanakan dengan cara member penugasan pada peserta didik untuk menuliskan hasil pengamatan atau hasil rangkaian kegiatan dalam melakukan tindakan atau asuhan keperawatan berupa laporan tertulis. Tulisan mahasiswa yang dijadikan bahan evaluasi dapat berupa hal-hal berikut ini : a. Rencana keperawatan b. Laporan studi kasus c. Laporan proses keperawatan d. Rencana pendidikan kesehatan e. Catatan studio bat /cairan Melalui metode tertulis ini selain dapat dievaluasi perlu ditetapkan dengan jelas. Dengan demikian, dapat dijamin objektivitas metode evaluasi dan fair bagi para mahasiswa. 3. Lisan Metode ebaluasi secara lisan atau oral (viva vace) dimaksudkan untuk terjadinya Tanya jawab dan dialog tergadap pertanyaan yang diajukan leh penguji. Seperti halnya pada metode observasi, pada metode lisan ini akan terjadi interaksi langsung anatara penguji dan magasiswa yang dapat memengaruhi konsistensi dan objektivitas evaluasi. Dengan dimikian metode lisan perlu didukung dengan perangkat evaluasi untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan nilai secara spesifik metode ini digunakan pada saat-saat sebagai berikut : a. Saat pembimbing melakukan validasi tergadap data yang dikumpulkan dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. b. Menilai alas an (justifikasi) yang digunakan mahasiswa untuk melakukan tidakan c. Menilai kemampuan magasiswa terhadap perkembangan kasus Objective Structure Clinical Evaluation Objective Structure Clinical Evaluation (OSCE) adalah metode evaluasi untuk menilai penampilan/kemampuan klinik secara terstruktur dan bersifat objektif melalui OSCE dapat secara versamaan dievaluasi kemampuan pengetahuan, psilomotor, dan sikap. Secara spesifik aspek yang dapat dievaluasi serta tahapan persiapan dan pelaksanaan OSCE, serta contoh OSCE pada gangguan system pernapasan akan diutaikan berikut ini. Aspek yang dapat devaluasi dengan OSCE adalah sebagai berikut : a. Pengakjian riwayat hidup b. Pemeriksaan fisik c. Laboratorium d. Identifikasi e. Masalah f. Merumuskan/menyimpulkan data g. Interprestasi pemeriksaan h. Menetapkan pengelolaan klinik i. Mendemonstrasikan prosedur

j. Kemajuan berkomunikasi k. Pemberian pendidikan keperawatan

Aspek yang Dievaluasi


Proses pemberian nilai (scoring) sangat penting dalam evaluasi. Pemberian nilai dilakukan secara bertahap sepanjang kegiatan berlangsung, sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam program evaluasi klinik pada mata pelajaran tertentu. Setiap aspek diberi nilai sesuai teknik dan menggunakaan instrument evaluasi serta berpatokan pada nilai/angka yang telah ditentukan.patokan nilai dapat berupa nilai maksimal, pemberian nilai perlu pula memerhatikan pembobotan. Bobt yang diberi pada setiap jenis penampilan klinik yang dievaluasi harus dijadikan dasar pada saat merekapitulasi nilai, dengan demikian, perlu dibuatkan suatu formulir yang berisi seluruh jenis. Pada dasarnya, kegiatan evaluasi klinik haus didukung dengan sarana pencatatan yang baik. Sehingga memungkinkan bagi ilmu pengajar untuk mendapatkan data mengenai penampilan mahasiswa, menganalisisnya,dan menetapkan nilai atau tingkat kebergasilan mahasiswa serta membuat keputusan.

Criteria kelulusan
Tahap terakhir dari rangkaian evaluasi adalah membuat keputusan, apakah mahasiswa dapat dikatakan berhasil atau tidak dan sejauh mana tingkat keberhasilannya. Untuk itu perlu ditetapkan ketentuan atau batas kelulusan. Seperti kita ketahui, pengalaman belajar klinik merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran mata ajaran keperawatan yang terdiri ataskomponen teori dan praktik secara professional kedua aspek ini harus dipenuhi atau dimiliki oleh peserta didik atau dengan kata lain, mahasiswa harus lulus pada kedua aspek tersebut dalam kebijakan penetapan keputusan dan pemberian predikat tingkat keberhasilan perlu pula diterapkan bobot pertimbangan antara teri dalam praktik. Pemberian penilain pada program profesi meliputi kompetensi dan tidak kompeten.

You might also like