You are on page 1of 22

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Konsep Motivasi

2.1.1 Definisi Motivasi a. Motivasi adalah tenaga penggerak dan kadang-kadang

dilakukan dalam menyampaikan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan (Purwanto, 1998). b. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
c. Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan (Nursalam, 2002). Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku (Nursalam, 2002). d. Motivasi adalah interaksi antara perilaku dan lingkungan sehingga dapat menigkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku (Soekidjo, 2005 ) Dari berbagai macam dimensi motivasi yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi. Memotivasi adalah proses menejemen untuk

mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang bergerak. 2.1.2 Bentuk-bentuk motivasi

a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam individu dan sering disebut sebagai motivasi murni yang hidup didalam diri manusia sendiri, misalnya seseorang cenderung belajar karena didorong ingin tahu. b. Motivasi ekstrinsik Adalah motivasi yang datangnya dari luar individu dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar, misalnya seseorang bekerja dan giat untuk mendapatkan gaji. c. Motivasi terdesak Adalah motivasi yang timbul dari dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali. d. Motivasi yang berhubungan dengan politik, ekonomi, sosial dan budaya (ipoleksosbud) dan hankam yang sering muncul/menonjol adalah motivasi sosial karena individu itu memang sosial. 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

a. Faktor intrinsik

1. Keinginan dari dalam diri seseorang Dalam setiap diri seseorang pasti ada sesuatu keinginan untuk mendapatkan dan mengetahui sesuatu, mana bila seseorang memiliki keinginan dia akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk memperolehnya

2. Niat Merupakan kesungguhan diri seseorang bila seseorang memiliki niat dalam, ia akan sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya dan tanpa merasakan adanya beban. 3. Pengabdian Seseorang yang mengabdikan dirinya pada suatu pekerjaan akan dengan baik bekerja dengan tulus melakukannya. b. 1. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang akan sangat Faktor ekstrinsik

mempengaruhi kehidupannya. 2. Pendapatan atau ekonomi

10

Apabila pendapatan seseorang semakin tinggi mereka tidak akan segan untuk mengeluarkan biaya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. 3. Waktu Dalam diri seseorang waktu adalah suatu hal yang sangat penting, mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu yang ada. 4. Transportasi Kita sebagai manusia tidak akan pernah lepas dari alat transportasi, kita sangat tergantung pada alat transportasi, untuk mempermudah aktifitas.

2.1.4

Fungsi atau Guna Motivasi

1. Motivasi itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak,

motivasi itu berfungsi sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. 2. Motivasi itu menentukan arah perbuatan yaitu kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang harus ditempuh.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

11

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaak bagi tujuan tersebut. 2.1.5 Teori-teori motivasi

1. Teori kebutuhan Teori kebutuhan memfokuskan pada yang dibutuhkan orang untuk hidup berkecukupkan. Menurut teori kebutuhan, seseorang

mempunyai motivasi kalau dia belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan kehidupannya, yang termasuk dalam teori kebutuhan. 2. Teori Hirarki Kebutuhan Manusia sebagai hirarki 5 macam kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis yang paling mendasar sampai kebutuhan yang paling menonjol atau paling kuat bagi mereka pada waktu tertentu.

3. Teori 3 macam kebutuhan Dorongan mendasar dalam diri orang yang termotivasi, kebutuhan untuk mencapai prestasi, kebutuhan kekuatan, dan kebutuhan untuk berhubungan dekat dengan orang lain. 4. Teori keadilan Teori keadilan berdasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu akan termotivasi kalau

12

mereka mengalami kepuasan dan mereka terima dari upaya dalam proporsi dan dengan usaha mereka pergunakan. 5. Teori Harapan Menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternatif tingkah laku, berdasarkan harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tingkah laku. 6. Teori Penguatan Teori penguatan menunjukan bagaimana konsekuensi tingkah laku dimasa lampau yang mempengaruhi tindakan pada masa depan dalam proses belajar siklis. Seseorang termotivasi kalau memberikan respon pada rangsangan dalam pola tingkah laku konsisten sepanjang waktu. 2.1.6 Tujuan motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Pendapat seorang manager, berpendapat bahwa tujuan motivasi untuk menggerakan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga mencapai tujuan organisasi yang dipimpinnya
2.2 Konsep Lansia

2.2.1 Pengertian

13

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mampertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Lanjut usia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang komulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang terakhir dengan kematian.
2.2.2 Teori-Teori Proses Menua

Proses menua merupakan proses yang terus menerus berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Secara umum proses menua didefinisikan sebagai perubahan terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif dan detrimental.

1. Teori-teori Biologi a. Teori genetik dan mutasi (Somatic Multatie Theory)

14

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-

molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. b. Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel lelah (terpakai). c. Pengumpulan dan pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dan produk sisa. d. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
e. Tidak ada perlindungan terhadap : radiasi, penyakit, dan

kekurangan gizi.
f. Reaksi dari kelebihan sensiri (Auto Immune Aheory). g. Teori Immunologi slow virus (Immunologi Slow Virus

Theory). h. Teori stress (Wahyudi, Nugroho 2008). i. Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. j. Teori radikal bebas

15

k. Teori rantai silang l. Teori program 2. Teori kejiwaan sosial


a. Aktivitas dan kegiatan (Activity Theory) a) Ketentuan

akan

meningkatkan

penurunan

jumlah

kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. c) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
b. Kepribadian berlanjut ( Continuyta Theory )

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
3. Teori pembebasan (Disengagement Theory)

16

Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur sekitarnya. mulai melepaskan diri dari pergaulan

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan :

1. Hereditas = keturunan / genetik 2. Nutrisi = makanan 3. Status kesehatan


4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan 6. Stress 2.2.4 Batas-batas lanjut usia 1. Menurut organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai

59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun c. Lanjut usia tua (old) = diatas 75 sampai 90 tahun

17

d. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun

2. Menurut undang-undang Nomor 4 Tahun 1965 Bantuan penghidupan orang jompo/lanjut usia yang termuat dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. 3. Menurut Hurlock (1979), perbedaan lanjut usia terbagi dalam dua tahap yaitu : a. Ealy old age (usia 60-70 tahun) b. Advanced old age (usia 70 tahun ke atas) 4. Menurut Burnside (1979) ada empat tahap lanjut usia, yaitu : 5. Young old (usia 60-69 tahun) a. Middle age old (usia 70-79 tahun) b. Old-old (usia 80-89 tahun) c. Very old-old (usia 90 tahun ke atas) 6. Sumber lain mengemukakan pengelompokan umur sebagai berikut :
a. Usia 60- 75 tahun (elderly)

18

b. Usia > 65- 75 tahun (junior old age) c. Usia > 75- 90 tahun (formal old age) d. Usia > 90- 120 tahun (longevity old age)

2.2.5 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia 1. Perubahan fisik dan fungsi terdiri dari a. Sel a) Jumlah sel menurun / lebih sedikit b) Ukuran sel lebih besar c) Jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang d) Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati menurun e) Jumlah sel otak menurun f) Mekanisme perbaikan sel terganggu
g) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10 %

h) Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar b. Sistem pencernaan : a) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi buruk.

19

b) Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atrofi pengecap ( 80%), hilang sensifitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam dan pahit. c) Esofagus melebar. d) Rasa lapar menurun (sensifitas lapar menurun), asam lambung menurun, mortalitas dan waktu pengosongan lambung menurun. e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi f) Fungsi absorbsi melemah (daya asorbsi terganggu, terutama karbohidrat). g) Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun aliran darah berkurang 2. Perubahan mental Faktor yang mempengaruhi perubahan mental a. Perubahan fisik, khususnya organ perasa b. Kesehatn umum c. Tingkat pendidikan d. Keturunan e. Lingkungan 3. Perubahan psikososial

20

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan identitasnya dikatakan dengan peranan dalam pekerjaan.

2.3 2.3.1

Konsep Posyandu Lansia Pengertian Posyandu Lansia Adalah merupakan strategi pelayanan kesehatan bagi usia lanjut sebagai bentuk penghargaan dan kepedulian terhadap usia lanjut dengan segala kondisinya baik fisik, mental dan psiko-sosial (Dep.kes RI, 2003).

2.3.2

Tujuan Umum Mengingatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya ( Dep.kes RI, 2000).

2.3.3

Tujuan Khusus
a.

Meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk membina sendiri kesehatannya.

b.

Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.

21

c.

Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.

d.

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

2.3.4

Sasaran Pembinaan Menurut Dep. Kes RI (2000) pembinaan usia lanjut meliputi beberapa kelompok sasaran yaitu: a. Sasaran langsung 1) Kelompok usia varietas / pra senilis 45-59 tahun 2) Kelompok usia lanjut 60-69 tahun 3) Kelompok usia lanjut resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan b. Sasaran tidak langsung 1) Kelurga dimana usia lanjut berada 2) Masyarakat dilingkungan usia lanjut berada 3) Organisasi sosial yang bergerak kesehatan usia lanjut 4) Masyarakat luas didalam pembinaan

2.3.5

Ciri-ciri posyandu lansia

22

Menurut Dep.Kes RI (2003), posyandu lansia memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. b.


c.

Memberikan pelayanan yang baik, berkualitas dan sopan Memberikan kemudahan pelayanan kepada usia lanjut Memberikan keringanan/penghapusan biaya pelayanan

kesehatan bagi usia lanjut dari kelurga miskin/tidak mampu


d. Memberikan dukungan/bimbingan pada usia lanjut dalam

memelihara atau meningkatkan kesehatan agar tetap sehat dan mandiri e. Melakukan pelayanan secara produktif untuk tetap dapat menjangkau sebanyak mungkin sasaran usia lanjut yang ada di wilayah kerja Puskesmas f. Melakukan kerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral terkait di tingkat kecamatan dengan asas kemitraan, untuk bersama-sama melakukan pembinaan dalam rangka

meningkatkan kualitas usia lanjut 2.3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi posyandu lansia
a.

Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya.

23

b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit

dijangkau. Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh.
c.

Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.

d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian

pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. 2.3.7 Kegiatan posyandu Menurut Dep Kes RI (2003), adapun kegiatan pelayanan bagi usia lanjut meliputi: a. Kegitan Promotif kegiatan promotif dilakukan kepada usia lanjut, keluarga atau masyarakat disekitarnya, antara lain berapa penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, gizi untuk usia lanjut, proses degeneratif seperti katarak, presbikusif dan lain-lain. Upaya meningkatkan

24

kebugaran jasmani, pemeliharaan kemandirian produktifitas usia lanjut.


b. Kegiatan Preventif

Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadi penyakit dan komplikasinya akibat proses degeneratif kegiatan berupa deteksi dini penataran kesehatan usia lanjut yang dapat dilakukan di kelompok usia lanjut dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS).

c. Kegiatan Kuratif Kegiatan pengobatan ringan bagi usia lanjut yang sakit bila dimungkinkan dapat dilakukan di kelompok usia lanjut. Bila sakit yang diderita usia lanjut membutuhkan penanganan dengan fasilitas yang lebih lengkap, maka dilakukan rujukan ke rumah sakit terdekat. d. Kegiatan Rehabilitatif Upaya rehabilitatif ini dapat berupaya medis, psiko-sosial, edukatif upaya-upaya lain yang dapat semaksimal mungkin mengembangkan kemampuan fungsional dan kepercayaan diri usia lanjut

25

2.3.8

Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut, kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah 5 tahapan (5 meja) sebagai berikut:

1. 2.

Tahap I Tahap II

Pendaftaran

usia

lanjut

sebelum

pelaksanaan

pelayanan : Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia lanjut, serta penimbangan berat badan dan pengukuran

3.

Tahap III

tinggi badan : Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental

4. 5.

Tahap IV Tahap V

: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboraturium sederhana) : Pemberian penyuluhan dan konseling

26

SOAL PRETEST KEPERAWATAN JIWA 1. Buatlah satu pertanyaan untuk mendapatkan data yang mengarah ke faktor predisposisi ! 2. Buatlah satu pertanyaan tentang peran pasien ! 3. Apa yamg perlu di observasi oleh perawat selama wawancara dengan pasien ?

27

4. Berikan satu contoh pertanyaan untuk mengecek daya ingat pasien dalam jangka panjang !

SOAL PRETEST KEPERAWATAN JIWA 1. Buatlah satu pertanyaan untuk mendapatkan data yang mengarah ke faktor predisposisi ! 2. Buatlah satu pertanyaan tentang peran pasien ! 3. Apa yang perlu di observasi oleh perawat selama wawancara dengan pasien ? 4. Berikan satu contoh pertanyaan untuk mengecek daya ingat pasien dalam jangka panjang

28

You might also like