You are on page 1of 13

LABORATORIUM KLIMATOLOGI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA

: 1. LUQMANUL H (081510601078) 2. FAHMI A (081510601001)

3. ARIQ DEWI M (081510601010) 4. TIKA PUTRI W (081510601042) 5. SATRIA BAYU (101510501050) GOLONGAN/KELOMPOK ACARA : C / 11 : PENGENALAN STASIUN DAN PENCATATAN DATA CUACA TANGGAL PRAKTIKUM TANGGAL PENYERAHAN ASISTEN : 15 APRIL 2011 : 22 APRIL 2011 : 1. RISTIKA WULANDARI 2. HERLIA PUTRI AGUSTIN 3. SAFITRI NURINA AYU

BAB 1. PENDAHULUAN 4.1 Latar Belakang Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan akan berbeda tidak nyata. Pengelompokan zona agroekologi merupakan hal yang penting bagi kemudahan dalam bidang pertanian dibutuhkan untuk mempermudah dalam proses pemilihan waktu tanam yang tepat, hal tersebut dapat terwujud dengan menggunakan dengan analisis peta zona agroekologi. Terdapat beberapa faktor dalam pertanian yang berpengaruh dalam penentuan usaha pertanian agar mendapatkan hasil yang maksimal. Pertama adalah iklim sebagai faktor dominan karena merupakan faktor yang hanya bisa diukur minimal 10 tahun sehingga sulit untuk dimodifikasi. Usaha pertanian juga sangat ditentukan oleh bentuk wilayah dan jenis tanah. Apabila bentuk wilayah dapat dimodifikasi dalam pengelolaan yang tepat maka sistem pertanian berkelanjutan akan terwujud Kondisi lahan menetukan jenis komoditas yang dapat ditanam. Kondisi lahan yang semakin baik, akan semakin banyak alternatif komoditas yang dapat dipilih untuk ditanam. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka perlu disesuiakan berdasarkan musim tanam berikutnya. Peran analisis peta zona agroekologi diperlukan untuk menyusun data dan informasi tentang keadaan biofisik serta menganalisis tentang kesesuaian beberapa jenis tanaman komoditas untuk mendapatkan hasil optimal. Analisis peta zona agroekologi secara umum dilakukan dengan beberapa cara yang sistematis. Pertama, mengidentifikasi berbagai komoditas pertanian unggulan spesifik lokasi. kemudian memberikan masukan dalam rangka perencanaan penelitian. Terakhir adalah melakukan pengkajian dan

pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi.

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan 1. Menyusun data dan informasi tentang keadaan biofisik dan social ekonomi di suatu wilayah ke dalam suatu sistem pangkalan data dan berbagai jenis peta sehingga tersedia informasi yang terpadu dan memadai mengenai keadaan lingkungan di suatu wilayah. 2. Menganalisis tentang kesesuaian beberapa jenis tanaman atau komoditas pertanian penting serta kesesuaian teknologi di suatu wilayah. 3. Mengidentifikasi berbagai komoditas pertanian unggulan spesifik lokasi, serta mengidentifikasi kebutuhan teknologinya. 4. Memberikan masukan dalam rangka perencanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi.

1.1.2 Manfaat 1. Dapat menyusun data dan informasi tentang keadaan biofisik dan social ekonomi di suatu wilayah ke dalam suatu sistem pangkalan data dan berbagai jenis peta sehingga tersedia informasi yang terpadu dan memadai mengenai keadaan lingkungan di suatu wilayah. 2. Dapat menganalisis tentang kesesuaian beberapa jenis tanaman atau komoditas pertanian penting serta kesesuaian teknologi di suatu wilayah. 3. Dapat mengidentifikasi berbagai komoditas pertanian lokasi, serta mengidentifikasi kebutuhan teknologinya. 4. Dapat memberikan masukan dalam rangka perencanaan penelitian, unggulan spesifik

pengkajian, dan pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Informasi iklim sangat dibutuhkan dalam mengidentifikasi potensi dan daya dukung wilayah untuk penetapan strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah, seperti pola tanam, cara pengairan, pemwilayahan agroekologi, dan komoditi. Menurut Trisza Hanum (1996), dalam system pertanian preskriptif dibutuhkan informasi yang lengkap dan handal seluruh komponen dan sub-sub komponen dalam system produksi, termasuk iklim. Menurut Sunjaya (1970), iklim mikro suatu wilayah menentukan kualitas dan kuantitas tanaman yang ditanam sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman yang optimal maka jenis tanaman yang ditanam hendaknya diseuaikan dengan kondisi iklim mikro. Menurut Adi Cahyono (1992), cahaya, suhu, kelembapan udara, curah hujan dan angin merupakan unsur-unsur iklim. Variasi dari unsur-unsur iklim menjadikan dasar klasifikasi iklim. Iklim merupakan salah satu faktor (selain tanah) yang akan mempengaruhi distribusi tumbuhan, wilayah dengan kondisi iklim tertentu akan didominasi oleh spesies-spesies tumbuhan tertentu, yakni spesies tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim tertentu. Berdasarkan keterkaitan yang erat antara kondisi iklim dengan spesies tumbuhan yang dominan pada suatu wilayah. Pemwilayahan komoditi pertanian dapat disusun berdasarkan agroklimat, karena tiap jenis tanaman mempunyai persyaratan tumbuh tertentu untuk berproduksi optimal. Suatu tanaman yang tumbuh, berkembang dan berproduksi optimal secara terus-menerus memerlukan kesesuaian iklim. Kondisi kesesuaian tersebut memungkinkan suatu wilayah untuk dikembangkan menjadi pusat produksi suatu komoditi pertanian. Kajian sumberdaya agroklimat pada saat ini harus sejajar dan padu dengan kajian tanah, sosial ekonomi dan faktor produksi lainnya. Iklim pada suatu daerah ditentukan oleh ketinggian tempat. Menurut Guslim (2007), suhu dikepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat, suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut karena adanya pengaruh tekanan udara. Suhu

menurun sekitar 0,4 oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan dan adanya kenaikan suhu di Indonesia, ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara. Menurut Hadayati (2001), karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan didaerah sub tropis hingga kutup selisih suhu musim panas lebih besar dari pada suhu harian. Keadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat Dan Waktu Praktikum agroekologi dengan acara Pengenalan Stasiun Dan Pencatatan Data Cuaca dilaksanakan dilaksanakan di Ruang 7 Fakultas Pertanian Universitas Jember pada tanggal 15 April 2011 pukul 07.00 WIB -selesai.

3.2 Alat Dan Bahan 3.2.1 Alat 1. Spidol 2. Kertas kalkir 3. Kertas HVS

3.2.2 Bahan Deskripsi tanaman budidaya

3.3 Cara Kerja 1. Memperoleh peta jenis tanah, peta iklim dan peta topografi dengan skala 1 : 180.000 beserta data dasarnya pada Laboratorium Agroklimat sebagai rujukan. 2. Dari peta-peta tersebut wilayah dapat dipilah-pilah dan dideliniasi berdasarkan: a. Ketinggian yang mewakili rezim suhu yang terbagi atas rezim isohyperthermic (ketinggian 0 - 700 m dpl), isothermic (ketinggian 700 - 1.500 m dpl), dan isomesic (ketinggian > 1.500 m dpl). b. Iklim yang mewakili rezim kebasahan yang terbagi atas Perudic (iklim tipe A dan B1 menurut klasifikasi Oldeman), Udic (iklim tipe B2, C2, dan D2), serta Ustic (tipe iklim C3, D3 dan E). c. Jenis tanah yang dapat diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi FAO, misalnya jenis tanah andisol, alfisol, entisol, dan axisol. 3. Dengan menumpang tepatkan (overlay) peta wilayah berdasarkan jenis tanah dengan peta rezim kebasahan dan peta rezim suhu maka diperoleh peta agroekologi 1 : 180.000 akan diperoleh Peta Zona Agroekologi. Dengan peta

ini dapat ditentukan jenis tanaman (meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan serta perternakan) yang paling cocok tumbuhan atau hidup di zona tersebut. 4. Melalui pencocokan peta administrasi dengan skala 1 : 180.000 untuk mendeliminasi batas-batas pemerintah daerah (juridic boundary) dengan tujuan memadukan informasi biofisik dengan informasi mengenai sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Tabel 1. Peta Potensi Tanaman Berdasarkan Jenis Tanah NO JENIS TANAH 1 Alfisol TANAMAN POTENSI Tanaman pangan Padi, jagung, kedelai, kacang tanah Tanaman sayuran Sawi, kubis, wortel, kentang Tanaman buah Apel, strowberry Tanaman perkebunan Teh, kopi, coklat, cengkeh, tebu

Tabel 2. Peta Potensi Tanaman Berdasarkan Rezim Kebasahan NO REZIM KEBASAHAN 1 Isothermic TANAMAN POTENSI Tanaman pangan Tanaman sayuran Tanaman buah Tanaman perkebunan Tanaman pangan Tanaman sayuran Tanaman buah Tanaman perkebunan Padi, jagung, ubi jalar Buncis, terong Srikaya, pisang, nangka, pepaya Vanili, lada Padi, ubi kayu Cabe, kacang kacangan, sawi, tomat Rambutan, salak, sawo Cokelat, vanili, jarak

isohyperthermic

Tabel 3. Peta Potensi Tanaman Berdasarkan Rezim Kebasahan NO REZIM SUHU 1. Udic TANAMAN POTENSI Tanaman pangan Padi, jagung, ubi jalar, kacang tanah Tanaman sayuran Bayam, kangkung, sawi, kacang panjang Tanaman buah Strawberi, rambutan, bengkoang, salak, apel, jeruk, sawo Tanaman perkebunan Teh, kopi, coklat Tanaman pangan Kedelai Tanaman sayuran Kacang panjang Tanaman buah Buah naga Tanaman perkebunan Tembakau

2.

Ustic

Tabel 4. Peta Potensi Tanaman Berdasarkan Zona Agroekologi NO ZONA 1 Alf 2.2 TANAMAN POTENSI Tanaman pangan Padi, jagung, kedelai, ubi kayu Tanaman sayuran sawi, kubis, wortel, cabai Tanaman buah rambutan, salak, sawo, jeruk Tanaman perkebunan Teh, kopi, jarak Tanaman pangan padi Tanaman sayuran Kacang-kacangan Tanaman buah Buah naga, salak, sawo, apel, strawberi Tanaman perkebunan Teh, kopi Tanaman pangan Padi, jagung, tales, ubi kayu, ubi jalar Tanaman sayuran Sawi, kubis, wortel, kentang, cabai, tomat, terong,bayam, bawang merah Tanaman buah Nanas, salak, pisang, pepaya, rambutan Tanaman perkebunan coklat, kelapa sawit

Alf 3.1

Alf 2.1

4.2 Pembahasan Fungsi zona agroekologi adalah mengkelompokan suatu wilayah berdasarkan kemiripan jenis tanah, rezim suhu, dan rezim kebasahan yang hampir sama. Beberapa jenis tanah, rezim suhu, dan rezim kebasahan. Diantaranya : Jenis-jenis tanah : 1. Alfisol adalah lapisan tanah yang mempunyai permukaan abu-abu sampai coklat, kandungan basa sedang sampai bebas, dan mengandung horizon ulivial yang menimbun lempeng silikat,dengan tanaman yang cocok tumbuh antara lain mulai dari tanaman pangan,sayuran, buah dan perkebunan : padi, jagung, kedeai, wortel, kentang, apel, teh, kopi, coklat. 2. Andisol adalah tanah ini disebut juga tubuh tanah pegunungan tinggi atau tropical brown forest ynag mempunyai ketebalan solum tanah, yang akan tebal yaitu sampai 100 225 cm berwarna hitam kelabu sampai coklat tua, dengan horizon tanah jelas nampak. Dari warna ini teksturnya adalah debu. Lempung yang berdebu sampai lempung sedangkan strukturnya lemah dan lapisan bawah masih gumpal dan konsistensinya gembur.

3. Oxisol adalah terdapatnya horizon permukaan tanah oxic yang dalam, horizon yang umumnya tinggi. Kandungan butir butir lempeng, dikuasai oleh hidrotoxida dari besi dan alumunium. Macam rezim suhu : 1. Isohypertermic : adalah perataan suhu tahunan lebih dari 22 C pada ketinggian 0 600 m. 2. Isotermic : adalah perataan suhu tahunan 15 22 C pada ketinggian 600 1600 m 3. Isomesic : adalah perataan suhu tahunan 8 10 C pada ketingian 1800 3000 m. Macam rezim kebasahan : 1. Perudic : adalah penampang acuan tanah yang basah selama setahun. 2. Udic : adalah penampang acuan atau penampang kontrol tanah yang kering selama tidak lebih dari 90 hari, komulatif dalam setahun. 3. Ustic : adalah penampang acuan tanahnya kering selama lebih dari jumlah 90 hari dalam setahun, tetapi kuarang dari 90 hari, komulatif dalam setahun. Pada daerah Kecamatan Curahdami memiliki karakteristik tanah yang kandungannya basa sedang sampai bebas sehingga dari karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah daerah Kecamatan Curahdami memiliki jenis tanah alfisol. Tipe iklim di daerah tersebut adalah udic dan ustic dan topografi berdasar peta tersebut adalah Isohyperthermic dan Isothermic. Dari analisis informasi wilayah Kecamatan Curahdami, kami

merekomendasikan kepada petani untuk menanam tanaman pangan yaitu padi, tanaman sayuran yaitu kacang-kacangan, tanaman buah-buahan yaitu salak dan tanaman perkebunan yaitu teh dan kopi. Tanaman yang yang sudah direkomendasikan tersebut sudah sesuai dengan jenis tanah, rezim kebasahan, rezim suhu, zona agroekologi sehingga dimungkinkan petani dapat hasil kualitas dan kuantitas tanaman yang maksimal. Menurut prediksi BMKG (2010), pada 2010 sampai pertengahan 2011 akan tejadi anomali cuaca dan iklim, sehingga seluruh petani kawasan di Indonesia rata-rata menanam tanaman pangan terutama padi. Penanaman padi

terus dilakukan karena petani menyesuaikan dengan kondisi alam yang tidak menetu. Tanaman padi dianggap lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu saat ini. Berdasarkan fakta ini, penanaman dengan tanaman padi sebetulnya sudah sesuai, namun tidak dapat maksimal hasilnya karena padi akan memberikan hasil yang maksimal pada musim tanam tertentu, sehingga pada musim tanam lain bisa dilakukan variasi tanam untuk mendapatkan pendapatan dan hasil maksimum dari usaha tani. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman yang ditanam petani saat ini tidak sepenuhnya sesuai dengan tanaman rekomendasi hasil analisa kelompok kami. Berdasarkan fakta yang sama, bahwa saat ini kondisi cuaca yang tak menentu, berdasar kondisi sosial budaya dari masyarakat wilayah Kabupaten Bondowoso Kecamatan Curahdami belum sepenuhnya sesuai dengan

rekomendasi yang kami berikan, karena pola penanaman oleh masyarakat lebih cenderung pada keinginan untuk bermain aman agar tidak merugi dalam usaha tani pada cuaca yang tak menentu.

BAB.5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada tujuan, hasil pengamatan, dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Unsur-unsur iklim faktor zona agroekologi sangat berpengaruh dalam penentuan kualitas dan kuantitas pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 2. Pada daerah Kecamatan Curahdami memiliki karakteristik tanah yang kandungannya basa sedang sampai bebas sehingga dari karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah Kecamatan Curahdami memiliki jenis tanah alfisol. Tipe iklim di daerah tersebut adalah udic dan ustic dan topografi berdasar peta tersebut adalah isohyperthermic dan isothermic. 3. Jenis tanaman yang direkomendasikan pada daerah Kecamatan Curahdami dengan karakteristik tanah, iklim dan topografi demikian adalah tanaman pangan yaitu padi, tanaman sayuran yaitu kacang-kacangan, tanaman buahbuahan yaitu salak dan tanaman perkebunan yaitu teh dan kopi. 4. Pada saat ini petani daerah Kecamatan Curahdami dimungkinkan kurang sesuai menanam tanaman yang berpotensi menghasilkan kualitas dan kuantitas yang maksimal karena kondisi cuaca tahun 2010 dan 2011 yang tidak bisa diprediksi secara pasti sehingga menimbulkan keraguan pada petani untuk menanam tanaman selain padi.

5.2 Saran 1. Petani daerah Kecamatan Curahdami dapat menerapkan informasi mengenai tanaman yang tepat untuk ditanam diwilayah tersebut agar mendapatkan pendapatan yang maksimal. 2. Mahasiswa dapat terus menggali informasi dan menganalisa tentang relevansi teori dengan kondisi cuaca saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

BMKG. Hujan sepanjang 2010. Jawa Pos. 4 Desember 2010. Halaman 2. Cahyono, Adi. 1992. Klimatologi Terapan. Bandung: Pionir Jaya. Guslim, 2007. Agroklimatologi,USU Press,Medan Hadayati.2001. Hubungan Antara Fluktuasi Curah Hujan Dengan Produksi Kakao. Medan : Rispa Hanum, Trisza.1996. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta : Kanisius Sunjaya. 1970. Iklim Mikro Tanaman. IKIP, Malang

You might also like