You are on page 1of 2

Disertasi Jack Roebijoso: "Manajemen Strategi dan Operasional Dokter Keluarga"

Dikirim oleh humas1 pada 08 Maret 2010 | Komentar : 0 | Dilihat : 2180

dr Jack Roebijoso Indonesia merdeka, pelayanan kesehatan belum mempunyai sistem yang baku atau jelas. Namun sejak tahun 80-an, muncul sistem kesehatan nasional yang mengatur pelayanan kesehatan di Indonesia. Yaitu pelayanan kesehatan strata I, yang merupakan upaya penanganan pertama kali dan mengupayakan agar masyarakat tidak jatuh sakit serta strata II, yang melayani penderita untuk dirujuk ke rumah sakit. Pelayanan kesehatan strata I tidak pernah menyusun konsep dengan baik/baku. Untuk publik, pelayanan tersebut dilakukan oleh pemerintah sementara bagi perorangan dilakukan oleh swasta sehingga bermunculan praktek dokter, klinik, pengobatan alternatif, dll. Selama empat dekade terakhir, konsep tersebut tidak pernah diperbaiki. Akibatnya banyak penyakit yang tidak bisa teratasi seperti TBC, Malaria, Demam Berdarah, dan Thyphus. Selain itu, muncul juga banyak penyakit baru baik yang disebabkan oleh virus seperti AIDS, Flu Burung, dan SARS serta penyakit degenerasi seperti diabetes mellitus, jantung dan kolesterol. dr. Jack Roebijoso mengemukakan hal ini dalam disertasinya yang berjudul "Model Manajemen Strategik dan Operasional Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga yang Berwawasan Mutu Pada Suatu Komunitas Karyawan dan Keluarga (Studi Kasus Intervensi Model Manajemen Baru di PT. PLN (Persero) Malang 1997-1999). Ujian disertasi mahasiswa program doktor ilmu manajemen program pasca sarjana fakultas ekonomi ini dilangsungkan Senin (8/3), di fakultas ekonomi Universitas Brawijaya.Kegagalan dari Sistem Kesehatan Masyarakat (SKM) ini, menurut dr. Jack telah diperbaiki sejak 2004 dengan dikeluarkannya sistem kesehatan yang baru, yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan strata I dibagi menjadi dua yaitu publik dan individu (keluarga) melalui klinik dokter keluarga sebagai pengganti praktek pelayanan pribadi yang disebut dengan pelayanan kesehatan dokter keluarga. Pelayanan dokter keluarga ini, menurutnya merupakan sintesa terhadap dua sistem lama yaitu sistem liberal dan sistem sosialis. "Pelayanan kesehatan dengan sistem liberal memiliki karakteristik biaya tinggi, peralatan canggih serta eksploitasi pasien yang mengakibatkan over diagnosis dan over treatment. Sementara sistem sosialis memiliki karakteristik murah, tetapi fasilitas tidak memadai dan pasien tidak diperdayakan", katanya. Berbeda dengan kedua

sistem tersebut, dokter keluarga menurutnya tidak bersifat liberal maupun sosialis, tetapi memberikan pelayanan kepada perorangan dan keluarga dengan pendekatan holistik, mengutamakan pencegahan, pelayanan berkelanjutan, advokatif serta menggunakan pengobatan dan intervensi kesehatan yang rasional (aman, efektif, murah dan dapat diterima). "Dokter keluarga ini lebih murah, pelayanan lebih tinggi serta memberdayakan masyarakat", terangnya. Di Indonesia, menurut dr. Jack, konsep dokter keluarga telah diperkenalkan sejak 1980 namun tidak berhasil. Berkaitan dengan hal tersebut, ia memberikan beberapa masukan untuk mengelolanya yaitu dengan menggandeng asuransi, disertai pelatihan bagi tenaga kesehatan yang dilengkapi dengan manajemen strategi dan operasional pelayanan dokter keluarga yang berwawasan mutu. Dalam implikasinya, manajemen dokter keluarga ini menurut dr. Jack harus dibakukan oleh orang, profesi maupun organisasi profesi. Selain itu, ia juga menekankan pelayanan yang terstruktur mulai dari tingkat lokal, regional hingga nasional melalui pembiayaan pra bayar dan pemberian insentif kepada tenaga kesehatan berbasis aktivitas. Aktivitas ini menurutnya berupa 10 macam produk pekerjaan kesehatan diantaranya diagnosa dan intervensi holistik, edukasi dan advokasi perorangan dan keluarga serta tindakan medis khusus. Aneka pekerjaan kesehatan tersebut dapat dilakukan di lima tempat pelayanan yaitu klinik, rumah, rumah sakit (mendampingi saat rawat inap), tempat kerja (mencari faktor resiko kesehatan akibat kerja) dan tempat umum. Dalam penyusunan disertasi ini, dr. Jack dibimbing oleh Prof. Dr. Djumilah Zain, SE (promotor), Prof. M. S. Idrus, SE., M.Ec., PhD (ko-promotor) serta Prof. Dr. Aurachman, SE., M.SIE (ko-promotor). Sementara itu, tim penguji yang terlibat adalah Prof. Armanu Thoyib, SE., M.Sc., PhD; Dr. Djumahir, SE., MM; Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, MKes; Prof. Dr. dr. Farid Anfasa Moeloek, SpOG serta Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., PhD. Usai mempertahankan disertasinya, dr. Jack Roebijoso dinyatakan layak menyandang gelar doktor ilmu manajemen dengan predikat sangat memuaskan setelah menempuh studi selama 5 tahun.[nok]

Artikel terkait
Penerimaan PPDS FK Universitas Brawijaya Disertasi Yuyun Yueniwati: Upaya prediktif-preventif atherosklerosis dengan pemeriksaan ketebalan intimamedia arteri carotis Disertasi dr. Nia Karnia: Patogenesa Metaplasia Sel Epitel Bronkiolus Paru Tikus Akibat Paparan Debu Batubara dan Asap Rokok Siswa SD Islam As-Salam Kunjungi FK-UB Disertasi Arie Eric Rawung: Pengaruh Variasi RLF Terhadap Penderita Hemiparese

You might also like