You are on page 1of 12

INSEMINASI BUATAN

Milatun Nikmah 08680009

Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga

BAB I PENDAHULUAN

Bioteknologi menurut Karl Ereky (1919), megandung pengertian inetraksi biologi dengan teknologi. Seiring dengan perjalanan waktu dan kemejuan teknologi, berbagai perbaiakan dilakukan sehingga saat ini kita mengenal adanya praktik bioteknologi. Penggunaan bioteknologi pada masa lampau dikenal sebagia bentuk Bioteknologi Konvensional, sedangkan sedangkan bioteknologi dengan rekayasa genetikanya dianggap sebagai Bioteknologi Modern. Bioteknologi modern pada zaman sekarang telah mampu mengatasi masalah kemandulan (bagi manusia) dan menghasilkan bibit-bibit unggul (bagi hewan yang dapat menguntungkan manusia), khususnya dalam bidang bioteknologi. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan melalui inseminasi buatan.

Dari hasil kemajuan bioteknologi tersebut, sekarang telah tersedia inseminasi buatan, fertilisasi atau pembuatan in vitro dan rahim kontrak. Kemajuan bioteknologi tersebut apabila diterapkan pada dunia hewan, maka akan mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi manusia. Namun, jika kemajuan bioteknologi diaplikasikan pada manusia, maka akan menghasilkan dampak yang positif dan dampak yang negatif. Dampak positif dapat diambil dari orang-orang yang telah menikah, tetapi tidak bisa mempunyai anak, maka agar keinginan untuk mempunyai anak dapat terwujud, maka negatifnya yaitu dapat

Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi

menimbulkan kekacauan dalam sistem keturunan manusia dapat dilakukan dengan melalui bayi tabung atau rahim kontrak.

Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Inseminasi Buatan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'. Inseminator merupakan orang yang bekerja untuk melakukan inseminasi buatan. Inseminator harus telah memiliki surat izin melakukan inseminasi. Bila inseminator belum memiliki surat izin melakukan inseminasi maka tanggung jawab hasil kerjanya jatuh pada Dinas Peternakan Propinsi tempatnya bekerja.

B. Tujuan Inseminasi Buatan Adapun tujuan dilaksanakan inseminasi buatan adalah: 1. Memperbaiki mutu genetika ternak. 2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya. 3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama. 4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur. 5. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.

C. Pelaksanaan Program Inseminasi Buatan (IB) 1. Pemeriksaan Awal Deteksi birahi yang tepat adalah kunci utama keberhasilan Inseminasi Buatan, selanjutnya adalah kecepatan dan ketepatan pelayanan Inseminasi Buatan itu sendiri dilaksanakan. Jarak antara satu birahi ke birahi selanjutnya adalah kira-kira 21 hari sehingga bila satu birahi
Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi 3

terlewati maka kita masih harus menunggu 21 harilagi untuk melaksanakan inseminasi buatan selanjutnya. Tanda - tanda birahi pada sapi betina adalah : a. ternak gelisah. b. sering berteriak. c. suka menaiki dan dinaiki sesamanya. d. vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa: abang, abuh, anget, atau 3 B dalam bahasa Sunda: Beureum, Bareuh, Baseuh). e. dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak berwarna. f. nafsu makan berkurang. Gejala - gejala birahi ini memang harus diperhatikan minimal 2 kali sehari oleh pemilik ternak. Jika tanda-tanda birahi sudah muncul maka pemilik ternak tersebut tidak boleh menunda laporan kepada petugas inseminator agar sapinya masih dapat memperoleh pelayanan Inseminasi Buatan (IB) tepat pada waktunya. Sapi dara (belum melakukan hubungan kawin dengan sapi jantan lain) umumnya lebih menunjukkan gejala yang jelas dibandingkan dengan sapi yang telah beranak. Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila

diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah : a. permulaan birahi b. pertengahan birahi c. akhir birahi : 44% : 82% : 75%

d. 6 jam sesudah birahi : 62,5% e. 12 jam sesudah birahi : 32,5% f. 18 jam sesudah birahi : 28% g. 24 jam sesudah birahi : 12%
Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi 4

2.

Aplikasi Hormon untuk Penyerentakkan Birahi Cara apikasi hormon untuk penyerentakkan birahi adalah sebagai

berikut : a. Laksanakan penyuntikan hormon pertama, pastikan bahwa sapi betina resipien harus dalam keadaan sehat dan tidak kurus (kaheksia), sapi tidak dalam keadaan bunting, bila sapi sedang bunting dan penyerentakkan birahi dilakukan maka keguguran akan terjadi. b. Laksanakan penyuntikan hormon kedua dengan selang 11 hari setelah penyuntikan pertama. c. Birahi akan terjadi 2 sampai 4 hari setelah penyuntikan kedua.

3.

Cara Mereproduksi Semen Beku Reproduksi semen beku hanya dapat dilakukan di Balai Inseminasi

Buatan (BIB). Tahapan-tahapan dalam memproduksi semen beku diantaranya yaitu: a. Mempersiapkan sapi pejantan yang akan diinseminasi yang umurnya 15 18 bulan, tingginya 123 cm dan beratnya minimal 350 kg. b. Persiapan vagina buatan yang suhunya mencapai 420C, vagina buatan ini harus licin, karena itu gunakan vaseline agar licin seperti vagina yang asli. c. Penampungan semen sapi pejantan, sapi pejantan dan sapi betina disatukan kemudian sapi-sapi itu akan melakukan fisin (pemanasan sebelum kawin), bila penis jantan telah kelihatan merah, tegang dan kencang, maka penis langsung dimasukan ke vagina buatan. d. Kemudian sperma dalam vagina buatan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi 5

Bila sperma berwarna hijau, ada kotoran yang terdorong. Bila sperma berwarna merah, segar, venis teriritasi Bila sperma berwarna cokelat, venis ada yang luka. Bila sperma berwarna krem susu bening, maka itulah sperma yang bagus.

e. Penentuan konsentrasi semen segar. f. Proses pengenceran sperma. g. Proses filing dan sealing, memasukan sperma ke dalam ministrow isi I strow 0,25 CC. h. Proses pembekuan.

4.

Prosedur Inseminasi Buatan Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut: a. Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37 0C. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37 0C, selama 7-18 detik. b. Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue. c. Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih. d. Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw. e. Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat.

Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi

f. Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum. g. Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim(servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu. h. Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus. Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.

D. Balai Inseminasi Buatan Balai Inseminasi Buatan (BIB) merupakan balai pertama di Indonesia yang memproduksi semen beku ternak besar seperti sapi perah dan sapi potong. Tetapi tidak hanya itu saja balai ini juga memproduksi inseminasi buatan pada sapi, tidak hanya pada sapi saja yang ada di balai ini tetapi ada juga kambing dan kerbau. Balai Inseminasi Buatan telah memproduksi semen beku lebih dari 2.000.000 dosis. Adapun tugas pokok dari Balai Inseminasi Buatan adalah Melaksanakan produksi dan pemasaran semen beku ternak unggul serta pengembangan inseminasi buatan. Fungsi dari Balai Inseminasi Buatan adalah sebagi berikut: 1. Pemeliharaan ternak unggul. 2. Pengujian keturunan dan felilisasi pejantan unggul. 3. Produksi dan penyimpangaan semen beku. 4. Pencatatan dan pemanfaatan semen beku serta pengawasan mutu semen 5. Pengembangan teknik produksi semen beku benih unggul 6. Pemberian saran teknik produksi semen beku benih unggul 7. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pemeliharaan ternak dan semen beku
Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi 7

8. Pemberian informasi dan dokumentasi hasil kegiatan Inseminasi Buatan 9. Distribusi dan pemasaran semen beku unggul 10. Pengujian kesehatan dan diagnosa penyakit ternak 11. Urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

E. Keuntungan dan Kerugian Inseminasi Buatan 1. Keuntungan Inseminasi Buatan : a. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan. b. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik. c. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding). d. Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam jangka waktu yang lama. e. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati. f. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar. g. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

2. Kerugian Inseminasi Buatan: a. Apabila dalam mendeteksi birahi sapi betina yang akan diinseminasi buatan tidak tepat maka berakibat gagalnya kebuntingan. b. Kegagalan kebuntingan setelah pelaksanaan inseminasi buatan juga akan berakibat pada terbuangnya waktu percuma dan terbuangnya semen cair dan alat pelaksanaan inseminasi buatan.

Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi

c. Membutuhkan biaya transportasi baik untuk melaporkan dan memberikan pelayanan dari pos inseminasi buatan ke tempat sapi birahi berada.

Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi

BAB III PENUTUP

Inseminasi Buatan merupakan suatu cara atau teknik untuk memasukkan sperma yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina. Orang yang melakukan inseminasi buatan disebut Inseminator. Adapun tujuan dilaksanakan inseminasi buatan, yaitu memperbaiki mutu genetika ternak, tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya, mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama, meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur, mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin. Sebelum dilakukan inseminsi buatan terlebih dahulu dilakukan deteksi birahi terhadap sapi betina yang akan diinseminasi dan pengambilan sperma dari sapi jantan unggul yang kemudian dibekukan, setelah itu baru dapat dilaksanakan inseminasi buatan. Di Indonesia yang memproduksi semen beku ternak adalah Balai Inseminasi Buatan. Balai ini juga memproduksi inseminasi buatan pada sapi, tidak hanya pada sapi saja yang ada di balai ini tetapi ada juga kambing dan kerbau. Keuntungan inseminasi buatan, yaitu menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan, dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik, mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding), dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam jangka waktu yang lama, semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati, menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar, menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin. Adapun Kerugian inseminasi buatan, yaitu Apabila dalam mendeteksi birahi sapi betina yang akan diinseminasi buatan tidak tepat maka berakibat gagalnya kebuntingan, kegagalan kebuntingan setelah pelaksanaan inseminasi
Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi 10

buatan juga

akan berakibat pada terbuangnya waktu percuma dan

terbuangnya semen cair dan alat pelaksanaan inseminasi buatan, dan membutuhkan biaya transportasi.

Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi

11

DFTAR PUSTAKA

Agustini, Dewi. 2002. Bioteknologi. Bandung : PPG Tertulis. Akronim. 2008. Inseminasi Buatan (IB) atau Kawin Suntik. http://www.find-pdf.com/inseminasi-buatan/html, daiakses pada tanggal 15Mei 2010, pada pukul 19.03 WIB. Pengurus Balai Inseminasi Buatan. 2007. Profil Balai Inseminasi Buatan. Bandung : Balai Inseminasi Buatan. Supriyadi, Edi. 2006. Sigap Biologi. Bandung : CV. Karya Iptek.

Inseminasi Buatan-Kelompok 3-Pendidikan Biologi

12

You might also like