You are on page 1of 6

SIMPANG

PENGERTIAN dan TUJUAN PENGATURAN SIMPANG


Simpang adalah suatu area yang kritis pada suatu jalan raya yang merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih (Pignataro 1973). Tujuan pengaturan simpang : a. Untuk mengurangi kecelakaan Jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi pada simpang adalah : 1. Tabrakan bersudut 90 (Right Angle Collision) Suatu tabrakan yang tejadi dari dua kendaraan yang datang dari arah berbeda sehingga titik konflik membentuk sudut 90. 2. Tabrakan dari arah samping (Side Sweeping Collision) Suatu tabrakan yang terjadi jika suatu kendaraan ditabrak dari arah samping oleh kendaraan lain. 3. Tabrakan dari arah depan (Head on Collision) Suatu tabrakan yang terjadi jika dua buah kendaraan datang dari arah depan membentuk sudut 180. b. c. Untuk meningkatkan kapasitas Memenimumkan tundaan

JENIS-JENIS PENGATURAN SIMPANG

Jenis-jenis pengaturan simpang berdasarkan tingkatan arus : 1. Pengaturan dengan Pemberian Kesempatan Jalan (Basic Right of Way Rule) 2. 3. Dengan Rambu Yield Dengan Rambu Stop

4.

Kanalisasi Simpang

5. Dengan Bundaran (Roundabout) 6. Pembatasan belok (Turn Regulation) 7. Dengan Lampu Lalu Lintas (Traffic Signal) 8. Dengan Simpang Tidak Sebidang

LAMPU LALU LINTAS (TRAFFIC SIGNAL)

Lampu lalu lintas secara sederhana dapat diterangkan sebagai lampu yang berada pada kanan kiri pendekat dari simpang berupa tiang dengan tiga buah lampu yang berderet dari atas ke bawah dengan warna merah pada deret paling atas kemudian kuning dan hijau yang paling bawah.

Pemasangan lampu lalu lintas merupaka suatu upaya pengaturan simpang yang mengacu pada pertimbangan : 1. Tundaan dari arah minor 30 detik selama delapan jam dalam sehari. 2. 3. 4. Arus kendaraaan dari masing-masing lengan 750 kendaraan/jam selama delapan jam dalam sehari. Arus pejalan kaki dari masing-masing lengan 175 orang/jam selama delapan jam dalam sehari. Angka kecelakaan 5 kejadian/tahun.

Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka pemasanagan lampu lalu lintas menjadi tidak layak dan jika dipaksakan maka : 1. 2. 3. 4. Terjadi pemborosan karena biaya pengadaannya cukup mahal. Timbul tundaan yang tidak perlu pada jalan utama. Menimbulkan ketidakpatuhan dari pengemudi karena memang dirasakan tidak perlu atau tidak ada gunanya. Mengurangi kapasitas simpang.

Jenis-jenis Sistem Pengatur Lampu Lalu Lintas :

1.

Pretime Controller Sistem ini disebut juga sebagai sistem dengan pengaturan waktu tetap (fixed time controller) karena pada sistem ini, lama waktu siklus, phase, waktu hijau, merah, dan lainnya disetel secara tetap sepanjang hari.

2.

Semiactuated Controller Pada sistem ini didisain agar lampu hijau pada jalan utama selalu menyala sepanjang hari.

3.

Fully Actuated Controller Pada sistem ini seluruh kaki simpang dipasang detektor.

Keuntungan pemakaian sistem pretime controller : 1. Karena semua diseting secara tetap yakni : lama waktu siklus, waktu hijau, dan lainlainnya maka akan lebih tepat koordinasinya terutama pada simpang-simpang yang berurutan atau berderet karena rata-rata tundaan akibat berhenti (stopped delay) lebih kecil daripada sistem actuated.

2. Kerja alat tidak terpengaruh oleh pergerakan kendaraan dari arah pendekat sehingga tidak ada pihak yang dirugikan akibat pengaruh mobil mogok misalnya atau oleh adanya perbaikan jalan. 3. Lebih tepat jika dioperasikan pada suatu daerah simpang dengan jumlah pedestrian besar.

4. Harga peralatannya jauh lebih murah dibandingkan dengan sistem actuated dan lebih mudah perawatannya.

Keuntungan pemakaian sistem actuated controller : 1. Lebih efisien dipakai pada simpang-simpang dimana fluktuasi arus lalu lintasnya tidak bisa diatasi dan diprogram dengan sistem pretime controller. 2. Lebih efisien diterapkan pada simpang-simpang yang kompleks.

3. Lebih efisien baik bagi jalan utama maupun jalan minor karena pemutusan waktu hijau hanya terjadi jika dibutuhkan oleh arus minor ataupun oleh pejalan kaki. 4. Lebih efisien pada simpang-simpang yang lokasinya tidak menguntungkan. 5. 6. Lebih menguntungkan pada operasi yang menerus tanpa membutuhkan tundaan pada jalan utama. Diterapkan terutama pada alokasi dimana lampu kontrol lalu lintas hanya diperlukan dalam waktu yang singkat dalam sehari.

7. Sistem actuated secara umum dapat meminimalkan tundaan terutama jika arus demand sangat bervariasi.

Definisi-definisi Pada Lampu Sinyal :

1. Jalan Utama (Main Road atau Major Street) Adalah arah bagian dari pendekat dari simpang yang memiliki arus lalu lintas yang lebih besar dari arah lainnya yang biasanya diwujudkan dalam bentuk geometrik dengan lebar lengan yang lebih lebar dari lengan yang lain.

2. Jalan Minor (Minor Street)

Adalah arah bagian dari pendekat dari simpang yang memiliki arus lalu lintas yang lebih kecil dari arah lainnya yang biasanya diwujudkan dalam bentuk geometrik dengan lebar lengan yang lebih sempit dari lengan yang lain.

3. Waktu Siklus (Cycle Time) Adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran dari sinyal pada suatu simpang dan diberi simbol C.

4.

Phase Bagian dari waktu siklus yang dialoksikan bagi sembarang lalu lintas untuk mengadakan pergerakan.

5. Waktu Antara (Clearance Interval = Change Interval) Adalah total waktu periode kuning dan semua merah (all red) yang terjadi pada akhir periode hijau yang dimaksudkan untuk membersihkan atau mengosongkan simpang sebelum pergerakan berikutnya dimulai atau merupakan periode kuning dan merah semua antar dua phase sinyal yang beurutan dan diberi symbol Yi.. Istilah lain yang juga dipakai, pada IHCM 1997 dan Metoda Akcelik, adalah Intergreen yang diberi symbol I.

6. Waktu Hijau (Display Green) Waktu nyala hijau dari suatu pendekat dan diberi simbolGi.

7. Waktu Hijau Efektif (Effective Green) Waktu dalam satu phase yang efektif diijinkan mengalirkan pergerakan dan diberi simbol gi. Secara umum waktu hijau efektif adalah waktu hijau ditambah dengan waktu antara dikurang dengan waktu hilang atau :

gi

Gi + Yi L

You might also like