You are on page 1of 3

REKAYASA GENETIKArekayasa genetika ada suatu manipulasi atas materi genetik dengan cara menambah atau menghilangkan gen

tertentu. Sebenarnya fenomena genetik alami merupakan model alami dari teknologi rekayasa genetika. Fenomena genetika itu antara lain crossing over, gene pick up, transduksi, insersi, delesi, translokasi (transposisi), penyambungan, serta perpindahan bagian materi genetik yang dapat berakibat terjadinya penambahan atau peniadaan sesuatu atau beberapa gen (Corebima, tanpa tahun). Hasil rekayasa genetika tersebut kemudian akan mengatur sifat-sifat mahluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA (Anonim a, 2010). Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotongpotong menjadi banyak sel dan diambil intinya.Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan adanya: 1. sel sumber gen (sumber sifat ideal) 2. sel wadah (sel yang mampu membelah cepat) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel) Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain: 1. merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu 2. dapat beraplikasi diri 3. dapat berpindah ke sel bakteri lain 4. sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk. Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam sel target. Dengan bantuan plasmid kita dapat melakukan rekombinasi DNA dengan bantuan plasmid untuk menghasilkan produk yang ingin dihasilkan misalnya untuk mendapatkan hormone insulin sebnayak-banyaknya Prosedur Dasar Teknologi Rekombinasi DNA. 1. Isolasi DNA Untuk mengeluarkan DNA dari sel maka teknik pemurnian DNA secara biokimia dilakukan dengan merusak dinding sel yang telah dilarutkan dalam larutan penyangga tertentu dengan menggunakan berbagai jenis deterjen. Dengan terbukanya lapisan sel maka DNA dapat dikeluarkan dan diendapkan dengan penambahan alkohol 2. Manipulasi DNA

Untuk memanipulasi DNA, diperlukan beberapa perangkat penting meliputi gunting untuk memotong molekul DNA, lem/perekat untuk menggabungkan molekul DNA, dan gergaji untuk membelah molekul DNA 2.1. Pemotongan molekul DNA Pada proses pemotongan molekul DNA, gunting merupakan suatu enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu. Enzim ini dikenal dengan nama enzim restriksi. Setiap enzim restriksi mempunyai tempat pemotongan yang spesifik pada suatu urutan molekul DNA. Beberapa diantaranya yang terkenal dan sering digunakan adalah enzim EcoRV, HindIII, SacI, TaqI, BamHI, MspI dan lain-lain . Penggabungan molekul DNA Proses penggabungan (ligasi) antara dua molekul DNA menggunakan lem/perekat berupa enzim, yang dikenal dengan nama enzim ligase. Enzim ini berfungsi mensintesis pembentukan ikatan fosfodiester yang menghubungkan nukleotida yang satu dengan nukleotida di sebelahnya. Jadi, fungsi DNA ligase hanya membuat ikatan fosfodiester yang menghubungkan basa G dan basa C pada urutan DNA bagian atas, dan basa C dengan basa A pada urutan DNA bagian bawah. Secara singkat prosedur dasar teknologi DNA rekombinan dengan menggunakan vector, dengan tahapan kerja sebagai berikut: Pembuatan fragmen DNA dengan bantuan enzim nuclease restriksi yang mengenal dan memotong molekul DNA pada urut-urutan nukleotida yang spesifik. Segmen-segmen tersebut digabung ke molekul DNA yang lain dengan bantuan vector. Vector dapat bereplikasi secara otonom sehingga memfasilitasi manipulasi dan identikasi molekul DNA yang terbentuk. Vector yang sudah terinsersi segmen DNA ditransfer ke suatu sel inang. Di dalam sel tersebut molekul DNA rekombinan (yang tersusun dan segmen yang terinsersi) direplikasikan menghasilkan berlusin-lusin salinan yang disebut dengan klon-klon. Segmen-segmen DNA yang di klon dapat diambil dari sel inang, dimurnikan dan dianalisis. Sel-sel inang yang mengandung DNA rekombinan mewariskannya kepada seluruh sel turunan, mengahasilkan suatu populasi sel-sel yang identik yang semuanya membawahi uruturutan yang diklon. Secara potensial, DNA yang diklon dapat ditranskripsikan, RNAd-nya ditranslasikan, serta produk-produk gennya diisolasi dan dikaji (Corebima, tanpa tahun). Membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode

transformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik) Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil. Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan berlangsung Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens. Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifatsifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan Metode elektroporasi sel tanaman yang akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman. Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati STEM CELL Stem cell adalah sel yang tidak / belum terspesialisasi yang mempunyai 2 sifat, yaitu: 1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain. 2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (selfregenerate/self-renew). Dalam hal ini, stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi Totipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang termasuk dalam stem cell totipotent adalah zigot (telur yang telah dibuahi). 2. Pluripotent. Dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm, mesoderm, dan endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cell pluripotent adalah embryonic stem cells. 3. Multipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. Misalnya: hematopoietic stem cells. 4. Unipotent. Hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Tapi berbeda dengan non-stem cell, stem cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (selfregenerate/self-renew)

Berdasarkan Sumbernya Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur 2) Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50-150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari: Sumsum tulang. Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang: - hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi. - stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell. Jaringan lain pada dewasa seperti pada: - susunan saraf pusat - adiposit (jaringan lemak) - otot rangka - pankreas Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Sistem penyimpanan darah tali pusar (UCB banking) mulai dikembangkan seperti halnya yang sudah ada untuk tulang belakang. sel-sel yang diisolasi dari darah tali pusar dapat tetap bertahan hidup dan masih mempunyai potensi untuk berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel dalam garis hematopoietik in vitro setelah proses cryopreservation. Dari hal ini dikembangkan prinsip proses UCB banking dimana sampel darah tali pusar bisa didimpan bertahun-tahun dalam nitrogen cair dan kemudian bisa digunakan untuk transplantasi di masa datang UCB bank dapat digolongkan menjadi dua, yaitu public bank yang non-profit dan membuka akses bagi siapa saja yang membutuhkan darah tali pusar yang tersimpan di sana, dan private bank yang for-profit, menarik biaya penyimpanan, dan membatasi akses penggunaan sampel darah tali pusar hanya untuk klien dan keluarganya. Proses penyimpanan darah tali pusar secara umum meliputi tiga tahap, yaitu isolasi darah tali pusar, pemrosesan dan screening, dan cryopreservation. Berikut merupakan keterangan lebih lanjut mengenai proses penyimpanan darah tali pusar. Stem sel diaplikasikan dalam berbagai penyakit. Penyakit yang dimaksud antara lain adalah diabetes, penggantian kulit (skin replacement), penyakit Parkinson, stroke, penyakit jantung. 1. TRANSPLANTASI SEL, JARINGAN, DAN ORGAN. Transplantasi sel, jaringan, dan organ merupakan suatu upaya untuk menggantikan sel, jaringan, dan organ yang mengalami kerusakan dengan sel, jaringan, dan organ yang baru Baik transplantasi sel, jaringan, maupun organ dilakukan melalui proses operasi. Pada transplantasi jaringan, misalnya jaringan saraf sel saraf fetal yang telah ditumbuhkan pada medium diimplant pada bagian serabut saraf yang mengalami kerusakan pada pasien, misalnya pada sumsum tulang belakang manusia. Proses implant ini dibantu dengan menginjeksikan antibodi yang dapat mencegah zat-zat kimia yang mungkin menghambat perbaikan sel saraf, dan hormon pertumbuhan untuk merangsang regenerasi neuron. Autograft

Yaitu mentransplantasikan jaringan pasien itu sendiri dari satu bagian tubuh ke bagian yang lain, dan meminimalkan masalah-masalah yang timbul akibat transplantasi 2. Heterotransplant Heterotransplan merupakan proses transplantasi dimana jaringan yang akan ditransplantasi berasal dari orang lain, tapi masih satu spesies. 3. Xenotransplant Merupakan transfer organ dari spesies yang berbeda. Xenotransplantasi ini dianggap berpotensi untuk donor organ bagi manusia Berdasarkan cakupannya, transplantasi ada 3, yaitu: 1. Transplantasi Sel Yaitu proses memtransplantasikan sel ke dalam tubuh resipien dengan tujuan memperbaiki fungsi tubuh tertentu 2. Transplantasi Jaringan Merupakan proses penggantian jaringan yang rusak dengan jaringan baru yang fungsional. 3. Transplantasi Organ

You might also like