You are on page 1of 12

Makalah

Seni Budaya

Disusun Oleh : Mia kurnia Batara Okti Sinta Viani

Daftar isi Tarian tradisional Tarian Klasik TarianModern Tarian Kontenporer

Tarian Tradisonal
Modero adalah sebuah jenis tari tradisional yang terdapat di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Indonesia). Di Sulawesi Tengah dikenal nama Tari Dero atau Dero. Tarian ini diikuti oleh Laki-laki dan perempuan namun dalam pelaksanaannya antara laki-laki dan perempuan terpisah, artinya lakilaki 1 kelompok dan perempuan 1 kelompok juga. Dalam pelaksanaannya, laki-laki dan perempuan melakukan modero secara bersama sambil berbalas pantun/lagu, yang sedikit membedakannya dengan Dero di Sulawesi Tengah adalah modero tidak boleh menggunakan lagu yang telah direkam sementara Dero bisa saja menggunakan lagu yang telah direkam seperti halnya Tari.

Penulis melihat Tari Modero tahun 1989, 1992 dan terakhir kali tahun 1994. Dahulu Modero ini sangat sering diselenggarakan terutama setelah selesai melakukan suatu hajatan misalnya acara katoba (proses pengenalan islam kepada anak/pengislaman) tidak lengkap jika tidak ada acara modero, selain itu masih ada upacara-upacara lainnya yang sering dirangkaikan dengan pelaksanaan tarian modero seperti pingitan, sunatan, Aqiqah (kampua) atau acara-acara lainnya. Kadang-kadang walaupun tidak ada hajatan, bisa saja seseorang mengundang orang lain untuk melakukan tari Modero bersama-sama. Yang pernah penulis saksikan bahwa pada saat modero dilakukan antara kelompok laki-laki dan perempuan berdiri membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan akan tetapi laki-laki hanya berpegangan tangan dengan laki begitu juga dengan perempuan hanya boleh berpegangan tangan dengan perempuan. Dalam membentuk lingkaran, laki-laki membentuk lingkaran kira-kira 1/3 lingkaran, begitu juga dengan perempuan. Sedangkan 1/3 lingkaran lainnya sengaja dibiarkan kosong. Jika sudah terbentuk lingkarannya, maka mulailah melaksanakan tari Modero. Peserta bergerak secara melingkar namun geraknya perlahan-lahan dari kiri ke kanan sambil menyanyi dalam bentuk pantun. Peserta modero hampir tidak ada yang menghafal lagu/pantun, akan tetapi lagu/pantun yang dibawakan tercipta secara tiba-tiba saat modero dilaksanakan. Lagu/pantun yang dibawakan hanya boleh menggunakan bahasa Muna sedangkan bahasa Indonesia hanya dapat dipakai jika menyindir salah seorang peserta modero. Misalnya jika yang disindir adalah orang yang berada 2 orang dari kanan, maka disebut la dua kanan (si Dua Kanan).

Contoh lagu-lagu yang pernah penulis dengar. Odaru bhake mepanda, banti-banti kangkubu pangko Modero Maimo Tonda, Kabhanti datumandamo Artinya: Belimbing berbuah rendah, Kapak Berhulu pendek Mari Modero sambil berpegangan tangan Pantun pun sudahlah mulai. Lagu di atas biasanya bawakan serentak baik kelompok laki-laki maupun kelompok perempuan. Selanjutnya, pihak laki-laki mulai berpantun/menyanyi. Misalnya: Aloma, aloma hae Ane noghodo kaawu ngkaruku Modero, modero hae Ane mpaie dakolagu Artinya: Ini embun, embunlah apa Kalau hanya membasahi rumput Modero ini, modero apa Kalaulah tidak mempunyai lagu Kemudian kelompok perempuan membalas lagu yang dibawakan kelompok laki-laki di atas, misalnya: Ane ngkaruku noghodoe aloma Sau balano tantumo dua Ane mpaie takolagu Ntamodero So hae dua Artinya: Kalau rumput dibasahi embun Kayu yang besar basalah pula Kalau kami tak ada lagu Buatlah apa ikut modero Dalam melakukan modero, kadang salah seorang dalam suatu kelompok mungkin tersenyum, misalnya pada kelompok perempuan, ada seorang yang sangat cantik jelita sedang tersenyum saat menyanyikan lagu (misalnya si perempuan itu berada pada baris kedua dari kiri), maka salah seorang kelompok laki-laki mulai menyanyi (terkadang anggota yang lainnya terdiam sejenak), misalnya:

Nobhie dua ghuse indewi Nobhie tora alo aini Noafa nowulagho mataku ini, Gara kambiono Wa Dua kiri Artinya: Sudah lebat hujan kemarin Masihlah lebat hujan hari ini Mengapa terbuka mataku ini Lantaran senyumnya di dua kiri Begitulah acara modero berlangsung, nyanyian dan pantun selalu menderu hingga kadang-kadang acara modero, nanti selesai pagi hari. Namun saat ini acara modero ini kelihatannya sudah hampir tidak ada di daerah ini padahal ini adalah salah satu budaya yang masih perlu dilestarikan.

Tarian Klasik
Tari Klasik Indonesia Seni tari yang menjadi kekayaan budaya Indonesia sebenanya memliki beberapa klasifikasi, misalnya jenis tarian kreasi baru dan klasik. Tari klasik Indonesia biasanya masih berkaitan erat dengan tari tradisional yang sudah menjadi identitas dari suatu daerah. Tarian klasik ini biasanya berkembang dari tarian tarian khusus yang dulu hanya ditujukan pada perjamuan raja raja dan ada juga tarian klasik yang berkembang dari mitologi keagamaan.

Pada dasarnya tari klasik biasanya memiliki fisologi kehidupan yang cukup dalam, tidak hanya sekedar gerakan yang tidak memiliki arti khusus pada tarian modern.

Tari modern biasanya lebih mementingkan nilai artistik gerakan, sedangkan tari klasik selain memiliki seni artistik yang bagus juga mengandung filosofi hidup. Gerakan pada tarian klasik pun biasanya lebih lembut, teratur dan tertata dengan apik. Walaupun tidak seperti India yang memiliki tarian klasik yang diakui secara resmi. Namun sebenarnya Indonesia juga memiliki beberapa tarian klasik, bahkan tarian klasik yang berada di Indonesia lebih beragam dibanding di negara lain. Karena tarian klasik yang kita miliki tidak hanya terdiri dari jenis klasik yang berkembang di kalangan istana atau terpengaruh oleh suatu mitologi keagamaan. Tapi juga berupa jenis tarian profan yanng biasanya berkembang di luar istana dan jauh dari pengaruh mitologi keagamaan. Tari klasik dalam klasifikasi ini biasanya terdiri dari jenis pergaulan. Beberapa jenis tarian klasik yang dimiliki oleh Indonesia antara lain :

Sumatera

Tari Saman Tari Piring Tari Lilin Tari Tanggai Tari Gending Sriwiajaya Tari Sekapur Sirih Tari Cangget

Jawa

Tari Merak Tari Ratu Graeni Tari Gambyong Tari Topeng Cirebon Tari Bedhaya Tari Serimpi Tari Bondan Tari Sendratari Ramayana Tari Topeng Madura Tari Topeng Malangan Tari Remo Tari Beskalan Putri

Bali dan Sulawesi


Tari Legong Kraton Tari Pendet Tari Kecak Tari Pakarena

Kalimantan dan Melayu


Tari Baksa Dadap Tari Baksa Kembang Tari Serampang 12 Tari Zapin

Begitu banyak tari klasik yang harus dilestarikan oleh generasi muda Indonesia. Namun sayangnya kebanyakan generasi muda lebih memilih untuk mengembangkan tari modern. (nn) Hal Menarik Lainnya :

Sejarah Tari Jaipong Tari Topeng Tari Zapin Tari Serimpi Tarian Nusantara Indonesia Tari Legong Bali, Kesenian Klasik Dari Pulau Dewata Tari Sekapur Sirih

Tarian modern
Tari modern adalah bentuk tarian yang dikembangkan pada awal abad ke-20. Meskipun istilah tari modern juga telah diterapkan pada kategori ballroom 20th Century tarian, tari modern sebagai istilah yang biasanya mengacu pada abad ke-20 konser tarian.

Asal
Pada awal 1900-an penari Amerika Isadora Duncan dan Ruth St Denis dan penari Jerman Maria Wigman mulai memberontak terhadap batasan-batasan yang kaku Ballet Klasik. Shedding kontrol otoriter sekitarnya teknik balet klasik, kostum, dan sepatu, awal ini perintis tari modern berfokus pada diri-ekspresi kreatif, bukan pada keahlian teknis. Tari modern yang lebih santai, gaya bebas di mana koreografer tarian menggunakan emosi dan suasana hati untuk merancang langkah-langkah mereka sendiri, berlawanan dengan kode terstruktur balet yang langkah. Memiliki penggunaan yang disengaja gravitasi, sedangkan balet berusaha untuk menjadi terang dan lapang.

Eropa
Di Eropa, Maria Wigman, Francois Delsarte, mile Jaques-Dalcroze, dan Rudolf von Laban mengembangkan teori pergerakan manusia dan ekspresi, dan metode pengajaran yang mengarah pada perkembangan Eropa ekspresionis modern dan tarian. Teori-teori dan teknik mereka menyebar baik di luar Eropa untuk mempengaruhi perkembangan tari modern dan teater melalui siswa dan murid-murid mereka, dan generasi berikutnya guru dan penyanyi membawa teori-teori dan metode ke Rusia, Amerika Serikat dan Kanada, Inggris, Australia dan New Selandia.

Sejarah
* 1891 - Loie Fuller (rok penari yang bersifat olok-olok) mulai bereksperimen dengan efek pencahayaan gas telah di sutra kostum. Fuller mengembangkan sebuah bentuk gerakan alam dan improvisasi teknik yang digunakan dalam hubungannya dengan pencahayaan revolusioner peralatan dan kostum transparan sutra. Dia dipatenkan dengan aparat dan metode pencahayaan panggung yang mencakup penggunaan gel berwarna dan pembakaran bahan kimia untuk pendaran, dan juga dipatenkan nya sutra tebal kostum panggung. * 1903 - Isadora Duncan mengembangkan teknik tari dipengaruhi oleh filsafat dari Friedrich Nietzsche [rujukan?] Dan keyakinan bahwa tarian Yunani kuno [rujukan?] (Alam dan bebas) adalah tarian masa depan. Duncan mengembangkan filsafat tari didasarkan pada konsep alam dan spiritual dan menganjurkan untuk penerimaan tari murni sebagai seni tinggi. * 1905 - Ruth St Denis, dipengaruhi oleh aktor Sarah Bernhardt dan Jepang Sadha penari Yacco, mengembangkan terjemahan nya kebudayaan dan mitologi India. Pertunjukan nya dengan cepat menjadi populer dan ia mengunjungi sementara secara ekstensif meneliti budaya dan seni Oriental.

Fuller, Duncan dan St Denis mencari semua melakukan tur Eropa yang lebih luas dan lebih menerima penonton untuk pekerjaan mereka. Ruth St Denis kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pekerjaannya. Isadora Duncan kembali ke Amerika Serikat pada berbagai titik dalam hidupnya, tetapi pekerjaannya tidak terlalu baik diterima di sana. Dia kembali ke Eropa dan meninggal di Paris pada tahun 1927. Fuller kerja juga mendapat dukungan kecil di luar Eropa. Awal tari modern Pada tahun 1915, Ruth St Denis Dorthy mendirikan sekolah dan menari Denishawn perusahaan dengan suaminya Ted Shawn. Sementara St Denis bertanggung jawab atas sebagian besar karya kreatif, Shawn bertanggung jawab untuk mengajar teknik dan komposisi. Martha Graham, Doris Humphrey, dan Charles Weidman semua murid di sekolah dan anggota perusahaan dansa. * 1923 Graham daun Denishawn untuk bekerja sebagai artis solo di Greenwich Village Follies. * 1928 Humphrey dan Weidman meninggalkan Denishawn untuk mendirikan sekolah mereka sendiri dan perusahaan (Humphrey-Weidman). * 1933 Shawn nya semua laki-laki mendirikan kelompok tari Ted Shawn and His Men Penari berbasis di Jacob's Pillow peternakan di Lee, Massachusetts. Setelah shedding teknik dan metode komposisi guru-guru mereka penari modern awal mengembangkan metode mereka sendiri dan ideologi dan teknik tari yang menjadi dasar bagi praktik tari modern. * Martha Graham (dan Louis Horst) * Doris Humphrey dan Charles Weidman dan Martha Graham * Helen Tamiris - awalnya dilatih dalam pergerakan bebas (Irene Lewisohn) dan balet (Michel Fokine) Tamiris belajar sebentar dengan Isadora Duncan tetapi tidak menyukai penekanan pada ekspresi pribadi dan gerakan liris. Tamiris percaya bahwa setiap tari harus membuat ekspresif sendiri dan dengan demikian berarti tidak mengembangkan gaya individu atau teknik. Sebagai koreografer Tamiris membuat karya berdasarkan tema-tema Amerika bekerja di kedua konser musik tari dan teater.

* Lester Horton - memilih untuk bekerja di California (tiga ribu mil jauhnya dari pusat tari modern - New York), Horton mengembangkan pendekatan sendiri yang menggabungkan unsur-unsur beragam termasuk penduduk asli Amerika Jazz tarian dan modern. Horton's dance technique (Lester Horton Technique) menekankan pendekatan seluruh tubuh termasuk; fleksibilitas, kekuatan, koordinasi, dan kesadaran tubuh untuk mengizinkan kebebasan berekspresi. * Ted Shawn Eropa ekspresionis modern dan tari * mile Jaques-Dalcroze (Eurhythmics) * Rudolf Laban * Kurt Jooss * Mary Wigman * Harald Kreutzberg Amerika popularisasi Modern Dance Pada tahun 1927 surat kabar secara teratur mulai menugaskan para kritikus tari, seperti Walter Terry, dan Edwin Denby, yang mendekati penampilan dari sudut pandang sebuah gerakan spesialis bukan sebagai reviewer musik atau drama. Pendidik diterima tari modern ke dalam kurikulum perguruan tinggi dan universitas, pertama sebagai bagian dari pendidikan jasmani, maka sebagai seni pertunjukan. Banyak perguruan tinggi guru yang dilatih di Bennington Summer School of the Dance, yang didirikan di Bennington College di tahun 1934. Dari program Bennington, Agnes de Mille menulis, "... ada percampuran yang baik dari semua jenis seniman, musisi, dan perancang, dan kedua, karena semua mereka yang bertanggung jawab untuk pemesanan rangkaian konser perguruan tinggi di seluruh benua itu berkumpul di sana. ... bebas dari striktur membatasi dari tiga besar pengurus monopoli, yang mendesak untuk preferensi klien mereka di Eropa. Sebagai akibatnya, untuk pertama kalinya Amerika penari disewa untuk wisata nasional Amerika, dan ini menandai awal solvabilitas mereka. " (de Mille, 1991, hal 205)

Tari kontemporer

Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari luar, seperti tari ballet dan tari modern barat. Pada tahun 1954, dua seniman dar Yogyakarta Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana merantau ke Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai sanggar tari disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah, wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari Indonesia.[3] Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di Indonesia, misalnya langgam tari Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta keanggunan gerakan seringkali muncul dalam pagelaran seni tari kontemporer di Indonesia. Kolaborasi internasional juga dimungkinkan, misalnya kolaborasi seni tari Jepang Noh dengan seni tari teater tradisional Jawa dan Bali. Tari modern Indonesia juga seringkali ditampilkan dalam dunia industri hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring nyanyian, pagelaran musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya pengaruh budaya pop dari luar negeri, terutama dari Amerika serikat, beberapa tari modern seperti tari jalanan (street dance) juga merebut perhatian kaum muda Indonesia.

Kesimpulan

Setiap manusia mempunyai jiwa seni masing masing yang berbeda. Memangtidak mudah untuk meguasai semua seni yang ada, termasuk seni tari. Tapi tidak adasalahnya jika mempelajari semua seni. Dalam penyusunan makalah kami mempelajari bagaiman cara menguasai seni tari, khususnya seni taritradisional,Klasik ,Modern,kontemporer. adalah seni tari yang sudah di modifikasi menurut perkembanganzaman. Begitu juga dengan gerakannya yang enerjik, sehinggamembutuhkan insting seni yang bagus.Tapi sesulit apapun seni tari taritradisional,Klasik ,Modern,kontemporer ini, masih bisa untuk dipelajari untuk para pelajar, yang masih bugar untuk melakukannya. Tidak ada yang tidak bisa jika bersungguh sungguh untuk melakukannya. 2.Saran dan Kritik Janganlah sungkan sungkan untuk belajar tari, karena menari bisa bermanfaat untuk kesehatan. Tidak ada yang sulit dalam seni, jika bisa menjiwai seni itu sendiri. Kembangkan bakat seni yang ada pada diri

You might also like