You are on page 1of 3

Margareth Jean Harman Watson lahir di Virginia barat bagian selatan dan besar di sebuah kota kecil Welch

di pegunungan Appalachian. Watson memasuki sekolah menengah atas di Virginia barat dan kemudian sekolah keperawatan Lewis gale. Setelah lulus pada tahun 1961 dia menikah dengan suaminya Douglas dan pindah ke Colorado. Setelah pindah Watson melanjutkan studi keperawatannya dan lulus dari universitas Colorado. Dia memperoleh gelar sarjana muda keperawatan tahun 1964 di kampus boulder, gelar master keperawatan jiwa pada tahun 1966 dan gelar doktornya pada tahun 1973. Menurut Watson, caring adalah istilah keperawatan yang menggambarkan faktorfaktor yang digunakan untuk menyampaikan perawatan kesehatan kepada pasien. Watson mendasarkan teori keperawatannya pada sepuluh caratif faktor yang digunakan oleh perawat untuk memberikan perawatan kepada pasien yang beragam. Carative factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat. Setiap caratif faktor menggambarkan proses caring dari segi bagaimana seorang pasien mencapai dan mempertahankan kesehatan atau meninggal dengan damai. Kesepuluh caratif faktor itu adalah : 1. Nilai-nilai kemanusiaan dan Altruistik (Humanistic-Altruistic System Value ). 2. Keyakinan dan harapan (Faith and Hope) 3. Peka kepada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others) 4. Membantu menumbuhkan kepercayaan dan menciptakan hubungan dalam perawatan secara manusiawi. 5. Pengekspresian perasaan positif dan negatif. 6. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreatif (creative problem-solving caring process) 7. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning) 8. Dukungan,perlindungan dan perbaikan fisik,mental,sosial dan spiritual. 9. Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance) 10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual. Dari kesepuluh carative faktors diatas, Caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985) ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai kehangatan dankebaikan. Ketika ide dan nilai yang disampaikannya telah berkembang, Watson menterjemahkan caratif faktor ke dalam caritas proses. Pada caritas proses terdapat dimensi spiritual serta nilai cinta dalam proses caring. Caritas proses lebih dikenal dengan clinical caritas proses (CCP) yaitu suatu praktek perawatn pasien yang dengan sepenuh hati, kesadaran dan cinta. Clinical Caritas Proses meliputi : Merawat pasien dengan penuh kesadaran,sepenuh hati dan cinta. Hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu mengekspresikan perasaan negatif dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam hubunganya dengan

pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka, peka dan iba. Kreatif menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistik,sebagai bagian dari caring-healing-practice. Menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,fisik dan non fisik,dengan penuh kesadaran dan keseluruhan,yang memperhatikan keindahan,kenyamanan,kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar,yang dihadirkan sebagai kesatuan menjadi dan berarti (being and meaning),dan mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain. II. 3 Asumsi Teori Caring Menurut Jean Watson Jean Watson merupakan penggagas teori yang banyak mempengaruhi pendekatan keperawatan dan meletakkan dasar humanisme pada keseluruhan aspek bidang kajian keperawatan. Konsep yang dikemukakan tentang esensi manusia dengan keutuhan dan sifat-sifat kemanusiaannya serta esensi caring menjadi fondasi bagaimana seharusnya perawat memperlakukan manusia lain (termasuk pasien/klien) dan diri sendiri. Watson meyakini praktik caring sangatlah penting untuk keperawatan; ini adalah fokus pemersatu untuk praktik. Dua asumsi utama yang mendasari nilai perawatan manusia dalam keperawatan: 1. Care and love merupakan energi fisik dasar dan universal 2. Care dan love adalah syarat untuk kelangsungan hidup kita dan makanan untuk kemanusiaan. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini, caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian, caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson berasumsi bahwa dalam caring tidak hanya mengandung unsur emosi, kepedulian, tingkah laku, atau keinginan tetapi juga merespon individu. Asumsi Watson tentang caring adalah sebagai berikut: 1. Caring merupakan proses intersubjektif dan moral ideal dalam keperawatan. 2. Caring hanya dapat didemonstrasikan secara interpersonal, yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. 3. Caring sangat efektif untuk promosi kesehatan, pengembangan indvidu atau keluarga serta dapat meningkatkan kesehatan klien. 4. Respon caring yaitu dapat menerima individu pada masa ini dan yang akan datang. 5. Lingkungan caring merupakan perkembangan yang efektif dan memperbolehkan individu memilih tindakan terbaik untuk dirinya. 6. Caring merupakan tindakan yang melibatkan perawat-klien yaitu peristiwa transpersonal yang mengembangkan keterbukaan. Inti dari asuhan keperawatan

yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada terbentuknya interaksi aktif antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya. 7. Caring memiliki karakteristik yang abstrak yaitu manusia sebagai individu yang unik. Artinya individu memliki respon yang berbeda dalam menghadapi masalah kesehatan, sehingga dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda. Jadi dalam hal ini perawat dituntut untuk mampu menghadapi klien dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. 8. Caring memiliki kekuatan yang sensitive yaitu kekuatan yang eksistensial, fenomenal, dan spiritual. Jadi, dari asumsi teori caring menurut Watson di atas dapat disimpulkan bahwa caring harus diterapkan dalam setiap pelaksanaan asuhan keperawatan. Caring merupakan inti dari pelaksanaan praktik keperawatan. Sikap caring seyogyanya senantiasa dimiliki oleh perawat, karena mutu dari asuhan keperawatan ditentukan dengan adanya sikap caring yang diberikan oleh perawat terhadap pasien.

You might also like