You are on page 1of 6

DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 1983. Hijauan makanan ternak. Kanisius : Yogyakarta. Anonimous. 2010.

Pagar Hidup Sebagai Penghasil Pakan Ternak - Sinar Tani http: www.sinartani.com/.../pagar-hidup-sebagai-penghasil-pakan-ternak-1294640449.htm Andrani K. 2005. Manglayang Farm Online :: Hijauan Pakan Ternak . Http: manglayang.blogsome.com/.../hijauan-pakan-ternak-rumput-gajah-pennisetum-purpureum/ Ahkmad. 2010. Profil Pengelolaan Plasma Nutfah Ternak Dan Tanaman Pakan Ternak http: www.docstoc.com/.../PROFIL-PENGELOLAAN-PLASMA-NUTFAH-TERNAK-DAN-TANAMAN-PAKANTERNAK Achmadi, J. 2010. Pengembangan Pakan Ternak Ruminansia : Menggagas Lumbung Pakan. http : eprints.undip.ac.id/25147/

7 BAB IPENDAHULUAN Pakan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan karena ternak akan mencapai pertumbuhan yang optimal apabilakualitas dankuantitas pakan yang diberikan selalu tersedia secara kontinyu untuk memenuhi kebutuhannya.Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, menuntut tercukupinyakebutuhan akan pangan sehingga menyebabkan sebagian lahan yang digunakanuntuk hijauan makanan ternak dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan dan pemukiman penduduk. Berkurangnya lahan hijauan makanan ternak berakibat pada menurunnya kualitas, kuantitas, maupun kontinyuitas pakan hijauan yangdibutuhkan oleh ternak. Pakan hijauan memegang peranan yang penting dalam produksi ternak ruminansia di daerah tropik (Reksiihadiprojo, et.al , 1995). Salahsatu cara meningkatkan atau mengatasi kekurangan hijauan makanan ternak ialahdengan memanfaatkan limbah pertanian dan limbah industri pertanian. Limbah pertanian yang biasa digunakan sebagai pakan ternak antara lain jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung dan jerami kedelai, sedangkan limbah industri pertanian antara lain bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit, bungkil kedelai, pollard (dedak gandum), kulit biji kedelai,dll.Limbah pertanian biasa digunakan sebagai pakan hijauan dan limbahindustri pertanian yang digunakan sebagai pakan konsentrat bagi ternak,mengandung serat

kasar yang terdiri dari karbohidrat struktural dan nonstruktural. Karbohidrat struktural terdiri atas selulosa, hemiselulosa dan ligninyang sulit tercernadibanding karbohidrat non struktural yang pada umumnyamudah tercerna, sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi bagi ternak.Serat kasar mempunyai sifat sebagai bulky, sehingga keberadaannya dalamsaluranpencernaankurang menguntungkan bagi ternak non ruminansia karenaserat kasar banyak memakan tempat dan memiliki kecernaan yang rendah.Sedangkan bagi ternak ruminansia, sangat penting sebagai buffer keasaman cairanrumen (NRC,1988). Serat kasar juga dapat digunakan sebagai sumber energi bagi aktifitas mikrobia ruman sehingga penting dalam menjaga fungsi rumen. (VanSoest,1994).Untuk meningkatkan pemanfaatan hijauan sebagai pakan ternak, perluditambahkan konsentrat dalam ransumnya. Konsentrat adalah pakan dengankandungan serat kasar rendah, mudah dicerna serta nilai nutriennya lebih tinggidaripada hijauan. Pakan konsentrat dibedakan menjadi dua golongan yaitukonsentrat sumber energi dengan kandungan protein kasar kurang dari 20%, dankonsentrat sumber protein dengan kandungan protein kasarnya lebih dari 20%(Hartadi, et.al , 1986)Menurut Egan (1982) pakan dengan kandungan serat kasar tinggi akanmempengaruhi kecernaannya sehingga lebih lama tinggal di dalam saluran pencernaandibanding dengan pakan yang kandungan serat kasarnya rendahseperti konsentrat

9 BAB IITINJAUAN PUSTAKABahan Pakan Makanan yang diberikan kepada seekor ternak, harus sempurna danmencukupi. Sempurna dalam arti bahwa makanan yang diberikan pada ternak harus mengandung semua zat-zat yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitasyang baik. Cukup, berarti makanan yang diberikan pada ternak itu sesuai banyaknya dengan kebutuhan ternak yang bersangkutan (Sastroamidjojo,1981). Nomenklatur Internasional telah membagi makanan ternak menjadidelapan kelas, yaitu: 1) Forage

kering dan Roughage , yang termasuk dalam kelasini adalah semua hay, jerami kering, dry fodder, dry stover dan semua makanankering yang berisi 18% atau lebih serat kasar; 2) Pasture (hijauan), ramban. Yangtermasuk kelas ini adalah semua tanaman yang diberikan secara segar sebagaihijuanatau tanaman segar; 3) Silase. Yang termasuk dalam kelas ini adalah semuamakanan yang dipotong-potong, dicacah-cacah dan difermentasikan; 4) MakananSumber Energi, yang termasuk dalam kelas ini adalah semua biji-bijian, hasilikutannya, buah-buahan dan umbi-umbian. Yang termasuk kelas ini untuk biji- bijian adalah yang mempunyai kandungan protein 20% dan 18% serat kasar.; 5)Makanan Sumber Protein, adalah semua makanan yang mengandung protein 20%atau lebih dan didapat dari tanaman, hewan dan ikan; 6) Makanan Sumber Mineral, yang termasuk dalam kelas ini adalah makanan yang tinggi kandunganmineralnya; 7) Bahan Makanan Sumber Vitamin, yang termasuk dalam kelas iniada yang mengandung satu macam vitamin ataupun lebih dari satu macamvitamin; 8) Makanan Additif, yaitu zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan pada ransum seperti antibiotika, zat-zat warna, hormon, dan obat-obat lain(Tillman, et.al , 1998).Klasifikasi Ingredien tersebut tidak mutlak disamping adanya klasifikasiingredien menjadi delapan kelas, khusus bahan pakan dapat dikelompokkanmenjadi dua kelompok yaitu pertama, bahan pakan yang tinggi kandungan serat kasarnya (rofase/ roughage ). Kedua, bahan pakan yang rendah kandungan seratkasarnya (konsentrat/ concentrate ). Yang dimaksud rofage adalah bahan pakanhijauan tanaman dan bahan pakan lain yang kandungan serat kasarnya tinggi.Bahan pakan yang rendah kandungan serat kasar dan tinggi kandungannutrien yang lain disebut konsentrat ( concentrate

). Dengan demikian dapatdinyatakan pula bahwa bahan pakan konsentrat adalah setiap bahan pakan yangkandungan serat kasarnya kurang dari 18% dan TDN-nya diatas 60% berdasar bahan kering. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa nilai nutritive konsentratmerupakan kebalikan dari nilai nutritive rofage . Satu atau beberapa macamnutrien selain serat kasar digunakan untuk memenuhi nutrien dalam campuran pakan atau ransum (Kamal,1998). Konsentrat SumberEnergi Semua macam bahan pakan yang merupakan sumber energi danmemenuhi persyaratan tertentu dapat disebut sebagai konsentrat energi. Kegunaankonsentrat energi terutama untuk menaikkan jumlah konsumsi energi melalui peningkatan densitas energi didalam ransum. Energi yang terkandung dalamkonsentrat berasal dari karbohidrat yang mudah larut (Kamal,1998). Tepung gaplek . Gaplek adalah ubi kayu yang sudah dikupas, dan diiris-iris, dan kemudian dijemur supaya tahan lama. Tepung yang dibuat dari gaplek bagus dipakai di dalam makanan ternak yang dipelihara untuk digemukkan dandisembelih misalnya babi (Lubis,1992).Ada dua varietas ubi kayu yaitu varietas pahit dan varietas manis. Padavarietas pahit terkandung HCN yang lebih tinggi daripada yang terkandung didalam varietas manis. Oleh karena itu penggunaan ubi kayu sebagai pakan harusdiproses lebih dahulu terutama yang varietas pahit. Sedangkan varietas manisdapat digunakan masih dalam keadaan segar. Sebagian besar ubi kayu yangditanam adalah varietas yang manis (Kamal,1998)Tepung gaplek terdiri atas kurang lebih 13% air; 2,6% protein; 78,4% bahan ekstrak tiada N; 3,6 serat kasatr; 1,0% ekstrak eter dan 1,4% abu. Kadar protein dapat dicerna (termasuk zat-zat amiden) adalah 2,1% dan MP=81(Lubis,1992). Pollard (dedak gandum). Bila gandum digiling untuk menghasilkantepung gandum akan diperoleh beberapa hasil ikutan dari gandum tersebut yangdapat digunakan dalam makanan ternak. Meskipun nilai energi hasil ikutangandum tersebut lebih rendah dibandingkan dengannilai gandumnya sendiri,harganya seringkali cukup murah sehingga dalam jumlah cukup banyak secaraekonomis dapat digunakan dalam ransum. Dedak gandum hampir seluruhnyaterdiri dari lapisan biji luar gandum yang kasar merupakan salah satu bahanmakanan ternak popular (Anggrodi, 1985).Kadar protein rata-rata dedak gandum adalah 15%; kadar lemak 9% dan biasanya kadar serat kasarnya tidak lebih dari semua bahan makanan ternak, akantetapi dedak tersebut rendah kadar kalsiumnya. Kandungannya adalah 1,1%fosfor, tetapi hanya 1,14% kalsium. Bahan makanan ini kaya akan

masin dantinggi kadar thiamin nya. Tetapi rendah kadar riboflavin nya (Anggrodi, 1985).Oleh karena sifatnya volumeous (bulky) dan berserat tinggi serta sifat yangdipunyai tidak mengijinkan digunakan terlalu banyak pada ransum(Parakkasi,1995). Menurut Sosroamidjojo, kandungan dalam dedak gandumadalah serat kasar 89,29%; protein kasar 16,89%; serat kasar 9,91%; lemak kasar 3,59%; abu 4,96%, dan BETN 64,9% (Sosroamidjojo,1981) Konsentrat Sumber Protein Semua bahan yang mengandung protein kasar kurang dari 20% disebut protein (konsentrat protein). Penggunaan konsentrat protein terutama ditujukanuntuk ternak muda, ternak tumbuh cepat dan ternak produksi tinggi (Kamal,1998). PMM (tepung daging). Tepung daging dibuat dari daging afkir dan dari berbagai jaringan lunak yang tidak dikonsumsi manusia dan yang berasal dari pemotongan ternak (rumah potong). Disamping berasal dari rumah potong, tepungdaging juga berasal dari ternak yang mati. Kualitas tepung daging tergantung darikomposisi bahan, asal, metode dan suhu pembuatannya. Nilai nutritive tepungdaging adalah lebih rendah dari nilai nutritive tepung ikan dan kandungan proteinnya pada umumnya berkisar 45%-55%. Diberi nama tepung daging bilakandunganP kurang dari 9,9%, tetapi bila kandungan P diatas 9,9%, maka disebuttepung daging tulang, disebabkan karena mengandung tulang yang melebihi batasminimal (Kamal,1998).Penggunaan tepung daging akan lebih baik dikombinasikan dengansumber protein hewani lain, terutama bila digunakan untuk menyusun ransum babi dan unggas (Kamal,1998). Sedangkan untuk sapi, substansi tepung dagingmemperlihatkan peningkatan kecernaan selulose, untuk memperlihatkan pengaruhnya secara nyata terhadap ternak, harus dengan ransum berkadar hijauantinggi (Parakkasi,1995). Bungkil kelapa sawit

. Bungkil yang diperoleh dari pembuatan minyak kelapa sawit juga disebut minyak palm adalah juga makanan yang bermutu tinggiuntuk ternak besar dan kecil. Kadar proteinnya lebih rendah dari bungkil-bungkillain, kira-kira sama dengan dedak lunteh dan bekatul. Dari bungkil kelapa sawityang banyak mengandung serat kasar. Morison mencatat, angka-angka analisissebagai berikut : 10,9% air; 16,8% protein; 35,0% bahan ekstrak tiada N; 29,0%serat kasar; 9,5% lemak dan 4,3% abu. Kadar protein dapat dicerna 12,8% danMP=68 (Lubis,1992).Dari buah kelapa sawit dapat dihasilkan dua macam minyak yaitu minyak dari sabut buah dan minyak inti atau minyak daging buah. Bungkil kelapa sawit banyak digunakan sebagai pakan sapi perah (1,5 kg/hari) dapat menghasilkan susuyang bila lemak susunya dibuat mentega akan menghasilkan mentega yang baik (Kamal,1998

28 DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak. Universitas Indonesia . Jakarta.Hartadi, H. ,A.D. Tillman, dan S. Reksohadiprodjo. 1986. Tabel Komposisi PakanUntuk Indonesia.Fakultas Peternakan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Jurusan Nutrisi danMakanan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.YogyakartaKamal, M. 1994. Nutrisi Ternak Dasar I. Jurusan Nutrisi dan Makana Ternak.Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan. Jakarta. NRC. 1998. Nutrient Requirement of Dairy Cattle Sixth Revised. NationalAcademy Sci. Washington D.CParakkasi, A.1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UniversitasIndonesia Jakarta..Reksohadiprodjo,S. H. Hartadi , D. Soetrisno, S. Padmowijoto and B. Suhartanto.1995. The Pptency of Fiber Feeds and Their Needs by Ruminant inIndonesia. Buletin of Animal Science. Special Edition. FakultasPeternakanUniversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.Sosroamidjojo, S. 1982. Peternakan Umum. CV Yasagana. Jakarta.Tillman A.D. H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S.Prawirokusumo, S. Lebdosukojo.1989 . Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadah Mada University Press.Yogyakarta.Tillman, A.D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, S.Lebdosukojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Edisi IV. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.Utomo, R. dan M. Soedjono. 1998. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. UniversitasGadjah Mada.Van Soest, P.J. 1994. Nutritional Ecology of The Ruminant. Second Edition.Cornell University

You might also like