Professional Documents
Culture Documents
dalam penulisan. Karena jika sudah menjadi kebiasaan, maka nantinya akan sulit untuk diubah karena sudah menjadi reflek. Sempitnya porsi kuliah Bahasa Indonesia ini memang sudah diantisipasi dengan adanya mata kuliah lain yang menunjang permasalahan dalam tulis menulis. Pengantar Metodologi Penelitian adalah mata kuliah yang khusus dalam pembinaan penulisan proposal dan skripsi. Namun tetap saja mata kuliah ini baru muncul pada semester ketiga, bukan pada semester satu. Inilah yang menjadi kebingungan mahasiswa, dimana sejak semester satu mereka sudah mendapat tugas untuk menulis makalah, sedangkan mata kuliah yang menunjang penulisan makalah baru didapat jauh-jauh pada semester 3 untuk Pengantar Metodologi Penelitian dan semester 6 untuk Bahasa Indonesia. Pada jenjang Sekolah Menengah, entah itu Menengah Umum, Menengah Kejuruan, atau Aliyah, memang sudah dibekali dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Akan tetapi apa yang didapat di Sekolah, tidak sepenuhny dapat dipraktikkan di Perguran Tinggi. Dimana ada banyak metode penelitian yang tidak diajarkan di sekolah, sedangkan ketika di Perguruan Tinggi mereka dituntut untuk melakukan penelitian dengan metode yang bermacam-macam. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, hendaknya lebih fokus dalam pembuatan kurikulum yang lebih efektif dan efisien dalam menjawab kebutuhan mahasiswa. Dimana peran Bahasa Indonesia adalah kunci pokok dari seluruh mata kuliah yang ada. Percuma mengenal berbagai ilmu barat dan timur sedangkan mahasiswanya tak mampu berbahasa dan menulis bahasa nasionalnya sendiri. Percuma mahasiswa memiliki ide-ide cemerlang dalam pembuatan skripsi namun kandas dalam penulisan skripsi, sehingga bisa memunculkan kebosanan dalam penulisan skripsi tersebut. Ada banyak program kuliah untuk Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, namun hanya ada satu saja program kuliah Bahasa Indonesia itupun hanya 2 SKS. Hal ini menjadi maklum jika pada proses seminar proposal dan skripsi kebanyakan peserta seminar hanya mengkritik pada kesalahan penulisan, bukan pada isi proposal. Inilah yang menjadikan seminar proposal dan skripsi terasa membosankan, dimana proses seminar hanya untuk membahas kesalahan tulis menulis dan sedikit kemungkinan ada yang membahas isi proposal dan skripsi. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi bukanlah Bahasa Indonesia hendaknya tidak hanya menempatkan diri sebagai salah satu mata kuliah yang menambah jumlah
SKS keseluruhan saja, akan tetapi Bahasa Indonesia hendaknya didukung dengan dibukanya pelayanan konsultasi tentang tulis menulis baik melalui SMS, Telfon, atau Jejaring Sosial. Sehingga kapanpun ketika mahasiswa ingin menulis sesuatu yang ilmiah, mahasiswa tidak perlu takut untuk bertemu dan bertatap muka langsung dengan Dosen Bahasa Indonesia. Dengan pemanfaatan media-media yang berbasis teknologi, maka solusi atas minimnya jumlah SKS yang diberikan untuk mahasiswa bisa dijadikan wacana kedepannya. Dengan adanya jejaring sosial yang berlabel gratis seperti Facebook, dimana ada fitur di dalamnya yaitu Group, diharapkan Dosen memiliki Group masing-masing untuk dijadikan sarana diskusi dan tanya jawab tentang semua permasalahan bahasa indonesia. Kelebihan yang lain dari sekedar gratis dalam menggunakan jejaring sosial adalah Dosen tidak perlu repot-repot untuk membalas sms atau menerima telfon dalam waktu secepatnya. Dengan jejaring sosial ini, jika ada mahasiswa yang menulis di group mengenai permasalahan tulis menulis maka sebelum Dosen memberikan jawaban, akan ada mahasiswa lain yang mencoba menjawab permasalahan tersebut sebelum Dosen yang bersangkutan menjawabnya. Sehingga akan muncul dampak positif berupa keaktifan mahasiswa dalam group ini.