You are on page 1of 26

TUGAS MAKALAH

TEKNIK TENAGA LISTRIK


Semester Ganjil 2011

Synchronous Motor

Disusun oleh: Desriansyah Yudha Herwanto (0906632354)

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA 2010


1

KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala yang telah melimpahkan segala rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Syncronous Motor. Makalah ini dikerjakan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Teknik Tenaga Listrik. Makalah ini bersumber dari Buku-Buku referensi kuliah dan referensi dari internet yang berhubungan dengan Synchronous Motor. Makalah ini masih jauh dari sempurna, dan penulis menyadari bahwa makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih bila ada koreksi yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Besar harapan penulis bahwa makalah ini dapat memberi manfaat kepada bangsa dan negara. Amin...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1 DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 1i BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 4 1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................... 5 BAB 2 DASAR TEORI .......................................................................................................... 6 2.1 Pengertian Dasar Motor Sinkron ............................................................................ 6 2.2 Prinsip Kerja Motor Sinkron .................................................................................. 7 2.3 Keuntungan dari Motor Sinkron ............................................................................ 9 BAB 3 KONTRUKSI MOTOR SINKRON ....................................................................... 10 3.1 Karakteristik dan Fitur Motor Sinkron ............................................................... 10 3.2 Karakteristik dan Fitur Motor Sinkron ............................................................... 10 3.3 Detail dari Amortissseur Winding ........................................................................ 11 3.4 Sistem Tipe Brush Excitation ................................................................................ 12 BAB 4 Prinsip Motor Sinkron dan Power Factor ............................................................ 15 4.1 Syncronous Prinsiple ............................................................................................. 15 4.2 Power Factor ........................................................................................................... 16 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 19 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 19 5.2 Saran ... .................................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

ABSTRAK Synchronous Motor (Motor Sinkron) adalah motor yang berfungsi mengubah energi listrik arus bolak-baik (AC) menjadi energi gerak atau mekanik berupa putaran rotor. Motor sinkron bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor Sinkron terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang diam (stator) dan bagian yang bergerak (rotor). Perbedaan antara motor sinkron dengan asinkron adalah pada putaran rotor dan putaran medan pada stator. Pada motor sinkron kecepatan putar rotor sama dengan kecepatan putar medan pada stator. Sedangkan pada motor asinkron, kecepatan putar rotor tidak sama dengan kecepatan putar medan pada stator. Selain itu, jika dibandingkan antara motor induksi dan motor sinkron, terdapat perbedaan yang sangat prinsipil pada karakteristik berbeban pada kedua jenis motor ini. Pada motor induksi, penambahan beban akan menyebabkan kecepatan putar motor akan berkurang. Pada motor sinkron, hal ini tidak terjadi karena ketika masih bekerja, rotor pada motor sinkron akan selalu terikat atau terkopel secara magnetis dengan medan putar dan dipaksa untuk turut berputar dengan kecepatan sinkronnya. Dengan demikian, penambahan beban tidak berpengaruh terhadap putaran motor. Namun jika penambahan beban melebihi batas kekuatan kopel rotor dan medan putar stator maka rotor motor akan berhenti bekerja. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang beberapa hal yang berhubungan dengan motor sinkron. Seperti; rangkaian ekivalen, elemen pembangun motor sinkron, prinsip kerja, kelemahan kekurangan, dan lain lain

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Secara umum, Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Motor listrik dibagi menjadi 2 berdasarkan sumber yang digunakan, yaitu Motor listrik DC dan Motor listrik AC. Motor arus bolak-balik (motor AC) adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi listrik arus bolak-balik menjadi energi gerak atau energi mekanik berupa putaran rotor. Salah satu jenis motor arus bolak-balik adalah motor sinkron/serempak tiga phasa. Dikatakan motor sinkron tiga phasa karena motor ini beroperasi pada sumber tegangan tiga phasa. Dan dikatakan motor sinkron karena putaran medan stator (medan putar) dan putaran rotor serempak/sinkron. Pada motor sinkron, perubahan beban tidak mempengaruhi kecepatan putar motor karena ketika motor masih bekerja maka rotor akan selalu terikat atau terkopel secara magnetis dengan medan putar dan dipaksa untuk berputar dengan kecepatan sinkronnya. Karena demikian, motor sinkron biasanya digunakan pada sistem operasi yang membutuhkan kecepatan konstan dengan beban yang berubah-ubah. Contohnya Rolling Mills, Mesin Penghancur (Crusher), Pulp Grinders, Reciprocating Pump dan lain-lain. Dengan demikian kita perlu mempelajari konsep dari motor sinkron, dimana motor sinkron ini dapat menjadi suatu pilihan yang tepat untuk sistem operasi yang membutuhkan kecepatan yang konstan dengan beban yang berubah-ubah. Berdasarkan hal tersebut penulis akan menjelaskan konsep dari Motor Sinkron yang merupakan Tugas dari Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik. 1.2 Tujuan Penulisan 1. Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan prinsip kerja motor sinkron. 2. Memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik BAB 2 DASAR TEORI

2.1 Hukum Fisika pada Motor Sinkron Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari motor sinkron, alangkah lebih baiknya diawali dengan hukum-hukum fisika yang berlaku pada motor sinkron. 2.1.1 Hukum Ohm Arus listrik dapat mengalir melalui konduktor. Material konduktor dari bahan yang berbeda memiliki karakteristik hantaran yang berbeda. Konduktor memiliki sebuah besaran yang mempengaruhi bagaimana arus listrik mengalir pada material tersebut yang disebut hambatan. Hambatan didefinisikan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu arus listrik mengalir pada material konduktor. Hambatan listrik suatu konduktor, disimbolkan dengan R, merupakan perbandingan antara beda potensial dan arus listrik yang mengalir pada konduktor tersebut.

Di mana: R = hambatan (volt / ampere atau Ohm, disimbolkandengan ) V = beda potensial (volt) I = arus listrik (ampere, A) Pada 1826, Georg Simon Ohm pertama kali mempublikasikan hasil eksperimen yang telah dilakukannya yang mengkarakterisasi berbagai hambatan bahan. Ohm memperoleh kesimpulan bahwa nilai hambatan suatu bahan selalu konstan walaupun bahan tersebut diberi beda potensial yang berbeda-beda. Pernyataan tersebut kemudian dikenal dengan hukum Ohm. Secara matematis hasil eksperimen Ohm tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dimana R bersifat independen terhadap beda potensial V. Material-material yang memiliki nilai hambatan R konstan untuk rentang beda potensial tertentu disebut material Ohmik.

2.1.2

Hukum Biot Savart

Gambar 2.1 medan magnet

Gambar 2.2 kompas berubah arah

Tahun 1819 Hans Christian Oersted menemukan bahwa jarum kompas dibelokkan oleh suatu kawat berarus. Seperti tampak pada Gambar di atas, kawat berarus listrik dapat menghasilkan medan magnet (Gambar 2.1). Dalam eksperimen lainnya diketahui bahwa jarum kompas mengalami perubahan orientasi ketika didekatkan dengan kawat yang dialiri arus listrik. Perhatikan (Gambar 2.2). Pada tahun 1920-an, Jean-Baptiste Biot dan Felix Savart melakukan eksperimen menentukan medan magnet disekitar kawat berarus tersebut.

Gambar 2.3 Arah arus dan medan magnet pada kawat lurus Pada Gambar 2.3 menunjukkan bahwa kawat yang dialiri arus listrik menghasilkan medan magnet yang arahnya ditunjukkan seperti pada gambar di samping. Dengan aturan tangan kanan, ibu jari menunjukkan arah arus listrik sedangkan keempat jari lainnya meunjukkan arah medan magnet yang dihasilkan kawat tersebut. Pada kawat lurus, medan magnet yang
7

dihasilkan memiliki arah melingkar seolah-olah menyelubungi kawat.Secara umum, untuk kawat lurus panjang yang dialiri arus listrik I, daerah di sekitar kawat yang berjarak r dari kawat akan merasakan pengaruh medan magnet B yang besarnya:

Sedangkan jika kawat panjang tersebut digulung atau berbentuk solenoida, maka akan didapatkan arah medan magnetnya seperti Gambar 2.4 :

Gambar 2.4 Arah medan magnet pada kumparan Untuk mencari besar medan magnet pada solenoida, kita dapat menggunakan rumus:

Gambar 2.5 Kumparan Solenoida

Di mana : B = Medan Magnet pada solenoida 0 = Permeabilitas ruang hampa I = Arus yang mengalir pada solenoida N = Jumlah lilitan/ kumparan solenoida L = Panjang sumparan solenoida
8

2.1.3

Hukum Lorentz Bila penghantar berarus di letakkan di dalam medan magnet , maka pada penghantar

akan timbul gaya. Gaya ini disebut dengan gaya lorentz. Jadi gaya lorentz adalah gaya yang dialami kawat berarus listrik di dalam medan magnet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya Lorentz dapat timbul dengan syarat sebagai berikut : (a) ada kawat pengahantar yang dialiri arus (b) penghantar berada di dalam medan magnet perhatikan gambar di bawah ini

Gambar 2.6 Ilustrasi kawat berarus pada medan magnet Bagaimana gaya lorentz berfungsi, maka lakukan percobaan dengan mengamati bentuk medan magnet atau garis gaya magnet selama percobaan. Bila pengamatan dilakukan dengan benar maka akan diperoleh : (a) Makin besar arus listrik yang mengalir, makin besar pula gaya yang bekerja dan makin cepat batang penghantar bergulir. (b) Bila polaritas sumbu dirubah, maka penghantar akan bergerak dalam arah yang berlawanan dengan gerak sebelumnya. Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan. Jari-jari tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus terjadap telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I) diwakili oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz (F) di tunjukkan oleh jari tengah. Seperti pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Kaidah Tangan Kanan sehingga dapat dirumuskan F = B.I.L keterangan : F adalah gaya lorentz (N) B adalah kuat medan magnet (Tesla) I adalah kuat arus listrik (A) L adalah panjang penghantar (m)

10

2.2 Pengertian Motor Sinkron Synchronous motor adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecepatan sinkron, tanpa slip. Pada motor sinkron, kecepatan putar rotor sama dengan kecepatan putar medan pada stator. Motor sinkron merupakan motor arus bolak-balik ( AC ) yang penggunaannya tidak seluas motor asinkron. Secara umum penggunaan motor sinkron difungsikan sebagai generator, akan tetapi motor sinkron tetap digunakan oleh industri yang membutuhkan ketelitian putaran dan putaran konstan. Sebuah motor sinkron selalu beroperasi pada kecepatan konstan, pada kondisi tidak berbeban. Tetapi apabila motor diberi beban, maka motor akan selalu akan berusaha untuk tetap pada putaran konstan. Dan motor akan melepaskan kondisi sinkronnya apabila beban yang ditanggung terlalau besar ( Torsi Pull-out ). Motor sinkron memeiliki kekurangan didalam melakukan start dengan sendirinya. Karena tidak memiliki torsi start awal, oleh karena itu motor sinkron memerlukan beberapa alat bantu untuk membantu didalam start awal sehingga masuk didalam kondisi sinkron. Pada sebuah induksi motor, rotor harus memiliki slip. Kecepatan rotor harus kurang atau terlambat dari perputaran fluks stator supaya arus diinduksikan ke rotor. Jika induksi rotor motor tersebut itu bertujuan untuk mencapai kecepatan sinkron, maka tidak ada garis gaya yang memotong melalui rotor, sehingga tidak ada arus yang akan diinduksikan ke rotor dan tidak ada torsi yang akan dikembangkan. Synchronous motor memiliki karakteristik sebagai berikut:
Sebuah stator tiga fasa sama dengan motor induksi. Stator yang memiliki tegangan

menengah sering digunakan.


Sebuah rotor yang bersinggungan (bidang yang berputar) yang memiliki jumlah

kutub yang sama sebagai statornya, dan dipasok oleh sumber eksternal arus DC. Tipe brush dan brushless exciters digunakan untuk memasok medan arus DC ke rotor. Arus pada rotor membentuk suatu hubungan kutub magnetik Utara-Selatan pada kutub-kutub rotor, yang memungkinkan rotor untuk mengunci dengan fluks stator yang berputar.
Dimulai sebagai sebuah motor induksi. Rotor synchronous motor juga mempunyai

sebuah squirrel-cage winding yang dikenal sebagai Amortisseur winding, yang berfungsi menghasilkan torsi untuk menyalakan motor.
11

Synchronous motor akan dijalankan pada kecepatan sinkron sesuai dengan rumus:

Contoh: kecepatan dari suatu synchronous motor yang memiliki 24 kutub dan bekerja pada frekuensi 60Hz adalah: 120 x 60 / 24 = 7200 / 24 = 300 RPM
2.3 Konstruksi Motor Sinkrons

Motor sinkron juga memilki dua bagian penting yaitu bagian stator yang meruapakan bagain komponen diam, stator inilah yang nantinya akan dicatu dengan tegangan AC untuk menghasilkan medan magnet putar. stator terdiri dari inti besi dari bahan ferromagnet yang dibeliti dengan lilitan 3 fasa, lilitan 3 fasa ini sama dengan lilitan 3 fasa pada rotor induksi. Bagian lainnya yaitu rotor yang berfungsi sebagai komponen berputar. Rotor inilah yang nantinya akan dicatu dengan tegangan DC

Gambar 2.8 Rotor terbagi menjadi 2, non-salient pole rotor dan salient pole rotor. Sesuai dengan namanya, Salient pole rotor berbentuk menonjol dan non-selient pole rotor tidak menonjol (lihat Gambar 2.9 dan Gambar 2.10). Non-salient biasanya digunakan pada rotor yang mempunyai 2 dan 4 kutub. Sedangkan salient digunakan pada rotor yang mempunyai 4 atau lebih kutub. Non-salient digunakan untuk menghasilkan kecepatan putar yang tinggi, karena mempunyai kutub yang sedikit, sedangkan salient untuk kecepatan putar rendah. Hal ini dapat dilihat dari persamaan
12

Gambar 2.9 Non-salient pole rotor

Gambar 2.10 Salient pole rotor Motor sinkron selalu memerlukan arus eksitasi agar selalau dapat berjalan dengan sinkron, arus eksitasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis diantaranya : Eksitasi Dynamic, merupakan jenis eksitasi yang konvensional. Dimana arus eksitasi diperoleh dari sebuah generator DC yang dihubungkan ke Rotor motor sinkron. Jenis eksitasi ini memiliki kekurangan, yaitu bahwa generator DC merupakan beban tambahan bagi motor. Kemudian sikat arang sebagai penghubung eksitasi menekan slip ring yang menimbulkan rugi-rugi.

13

Gambar 2.11 Eksitasi Dynamic Eksitasi Statis, merupakan perkembangan dari eksitasi dinamis. Dimana alat ini menggunakan penyearah elektronik ( Rectifier ), penyearah ini memerlukan sumber teganagn input AC yang diambil dari sumber tegangan jala-jala. Karena exciter yang digunakan tidak berputar seperti pada gambar eksitasi konvensional maka eksitasi dapat dikatakan statis.

Gambar 2.12 Eksitasi Statis Eksitasi Brushless, pada prinsipnya brusless ini menggunakan generator AC kecil sebagai ekciter. Pertama, arus DC diberikan pada stator, kemudian rotor pada exciter akan menghasilkan arus AC yang kemudian diserahkan oleh rectifier yang juga ikut berputar pada poros rotor motor sinkron.

Gambar 2.13 Eksitasi Brushless

14

Motor sinkron yang modern umumnya tidak menggunakan sikat untuk eksitasi luar tetapi eksitasi diambil dari sebuah penyearah yang ikut berputar dan sebuah generator AC yang kecil yang dihubungkan langsung pada poros dari motor sinkron tersebut. Prinsip ini sama dengan yang digunakan pada generator modern yang menggunakan sistem eksitasi sendiri ( Brusless excitation ). Kontruksi untuk motor sinkron tanpa sikat ( Brusless excitation ) dapat dilihat pada Gambar 2.13 2.4 Rangkaian Ekivalen Motor Sinkron

Gambar 2.14 (a) Rangkaian ekivalen 3 fasa motor sinkron (b) Rangkaian ekivalen per fasa Keterangan : VF = Tegangan yang diberikan dari sumber DC RF = Resistansi kumparan medan LF = Induktansi diri pada kumparan medan IF = Arus medan EA = Tegangan kumparan medan Xs = Reaktansi sinkron, gabungan induktansi diri dan efek reaksi jangkar
15

RA = Resistansi kumparan jangkar IA = Arus jangkar V = Tegangan terminal Dari rangkaian ekivalen tersebut akan didapatkan persamaan sebagai berikut

16

BAB 3 PRINSIP KERJA MOTOR SINKRON 3.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron Pada bagian stator dicatu dengan sumber tegangan AC. Hal ini supaya pada stator menghasilkan medan putar. Sedangkan pada bagian rotor dicatu ke sumber DC agar menghasilkan medan magnet yang konstan. Antara rotor dengan sumber tegangan DC dihubungkan oleh slip ring dan brush. Slip ring dan brush berfungsi untuk menghantarkan arus DC ke rotor. Pada bagian rotor mengalir arus DC, arus ini akan melewati medan magnet putar pada stator. Sehingga dengan menggunakan aturan rangan kanan, akan muncul F (gaya) yang memutar rotor. Kutub medan rotor yang diberi penguat arus searah (DC) mendapatkan tarikan dari kutub medan putar stator, sehingga rotor akan berputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan putar pada stator (sinkron). Starting Motor Sinkron Untuk mengetahui bagaimana starting pada motor sinkron, dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1

17

Pada Gambar 3.1 menunjukkan sebuah motor sinkron pada saat power dialirkan pada kumparan ststor. Rotor dalam keadaan tetap/ tidak berubah, sehingga medan magnet pada rotor BR tetap pula. Medan magnet stator BS mulai timbul pada motor dengan kecepatan sinkron. Gambar 3.1a menunjukkan keadaan motor saat t=0s. Posisi BR dan BS dalam keadaan sejajar. Dengan menggunakan persamaan dibawah ini,maka

torsi yang diinduksikan pada batang rotor samadengan 0 (nol). Gambar 3.1b menunjukkan keadaan pada saat t=1/240 s. Keadaan rotor nyaris akan bergerak, tetapi medan magnet pada stator menunjuk ke kiri. Dengan menggunakan persamaan di atas, torsi pada batang rotor berputar counterclockwise. Gambar 3.1c menunjukkan keadaan pada saat t=2/240 s. Pada kondisi ini, BR dan BS berada pada posisi yang berlawanan, sehingga torsi akan kembali bernilai 0 (nol). Saat t= 3/240 s, posisi medan magnet stator menunjuk ke kanan, sehingga arah torsi sekarang menjadi clockwise. Ketika t=4/240 s, medan magnet stator kembali sejajar dengan medan magnet rotor, sehingga torsi=0. Selama satu siklus elektrik, torsi pertama kali counterclockwise dan kemudian clockwise, dan torsi rata-rata selama siklus lengkap adalah 0 (nol). Hal ini mengakibatkan motor bergetar dan selanjutnya motor akan menjadi panas. Jika hal ini terus menerus terjadi, maka motor akan terbakar. Sehingga ada 3 cara untuk starting motor sinkron secara aman :
1. Mengurangi kecepatan putar pada medan magnet stator, sehingga rotor dapat

melakukan percepatan dan lock in dengan kecepatan medan magnet stator selama satu setengah siklus rotasi medan magnet. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi frekuensi yang di terapkan tenaga listrik.
2. Menggunakan eksternal prime mover untuk mempercepat motor sinkron

mencapai kecepatan sinkron. Dengan menggunakan prosedur paralel, jadikanlah motor tersebut berfungsi layaknya generator. Lalu putuskanlah sambungan dari prime mover, sehingga mesin tersebut akan menjadi motor sinkron. 3. Menggunakan gulungan peredam atau gulungan amortisseur.

3.2 Sistem tipe Brush Excitation

18

Metode Excitation: Dua metode yang umumnya digunakan untuk aplikasi dari medan arus DC ke rotor synchronous motor.

Sistem tipe brush menerapkan output dari suatu generator DC yang terpisah (Exciter) ke cincin slip dari rotor. Sistem brushless excitation memanfaatkan suatu integral exciter dan perakitan penyearah yang berputar yang menghilangkan kebutuhan akan brushes dan cincin slip.

Gambar 3.2 Brush-Type Excitation System System analysis: Dalam metode eksitasi DC, arus medan untuk synchronous motor disediakan oleh generator DC terpisah dikenal sebagai exciter. Exciter adalah gabungan mesin DC yang didorong oleh synchronous motor itu sendiri (garis putus-putus) atau oleh suatu motor penggerak yang terpisah. Misalnya Excavators, sering memiliki garis exciter yang terdiri dari sejumlah exciters yang digerakkan oleh motor induksi AC tunggal. Bidang exciter terpisah dengan kontrol perangkat. Beberapa kontrol eksitasi menyediakan penyesuaian manual dari kekuatan bidang. Sistem lain secara otomatis mengatur medan synchronous motor dalam suatu konfigurasi loop tertutup yang telah dirancang untuk mempertahankan kekuatan medan yang memadai untuk berbagai beban atau untuk mempertahankan faktor daya konstan. Medan exciter diberikan energi ketika 52A membantu menutup pemutus utama. Pada ilustrasi sistem di atas, kekuatan medan exciter mengontrol output DC dari exciter yang diambil oleh brushes pembalik ke brushes cincin slip motor, dan diterapkan melalui cincin slip ke medan perputaran utama dari synchronous motor.
19

Synchronous motor dimulai sebagai sebuah motor induksi. Ketika rotor mencapai kecepatan mendekati sinkron, medan arus pada motor diterapkan oleh Field Application Relay (Standard Device Designation #56). 3.3 Brushless Exciters

Gambar 3.3 Brushless Excitation System

Gambar 3.4 Brushless Machine motor System analysis : Metode eksitasi ini menghilangkan kebutuhan akan brushes atau sikat, baik di exciter dan motor. Ketika motor mulai dinyalakan (Std Device #52), mesin breaker menutup dan menerapkan sistem AC tiga fasa ke gulungan stator motor. Motor dimulai sebagai motor induksi menggunakan Amortisseur winding pada rotor. Mesin breaker 52a membantu kontak juga menutup dan menerapkan output DC dari solid-state control bidang ke stasioner exciter yang berliku. Sebuah sistem tiga fasa AC diinduksi ke dalam gulungan rotor exciter dan tegangan induksi ini disearahkan oleh penyearah putaran. Ketika rotor mendekati tegangan sinkron, aplikasi SCR (Synchronizing Control Package) dan rectifier DC diterapkan pada synchronous motor.
20

Berikut ini adalah skema Synchronous Motor Brushless Excitation System

Gambar 3.5 Skema Synchronous Motor Brushless Excitation System Gambar di atas mengilustrasikan komponen yang terdapat pada motor sinkron 3 fasa,yaitu stator dan rotor, juga di lengkapi Field Monitor relay yang berfungsi untuk memonitor faktor daya pada sistem motor sinkron, juga memutus suplai tegangan jika motor diluar kendali. Pada saat start-up, ketika breaker menutup maka sumber tegangan 3 fasa akan mengeksitasi stator sehingga menimbulkan medan putar pada rotor, motor beroperasi sebagai motor induksi dengan torsi yang diproduksi oleh squirrel cage winding. Wound rotor juga dipotong oleh fluks stator berputar dan memiliki tegangan yang terinduksi di dalamnya. Selama fase start-up ini, SCR2 pada diagram diaktifkan oleh Field Application Circuit dan untuk menyediakan jalur bebas untuk arus rotor induksi yang melalui Field Discharge Resistor (FDR) seperti yang ditunjukkan oleh panah merah putus-putus. Frekuensi arus rotor yang diinduksi ini pada rangkaian megindikasikan bahwa kecepatan yang ada pada rotor sedang berputar. Dapat dilihat bentuk gelombang pada oscilloscope dibawah ini.

21

Gambar 3.5 Gelombang antara frekuensi dan kecepatan motor Ketika kecepatan rotor mencapai sekitar 97% dari sinkronisasi dan polaritas rotor telah mencapai sinkronisasi, SCR2 tidak aktif (off) dan SCR1 aktif (on) memungkinkan koreksi arus DC dari putaran rectifier tiga fasa ke melewati bidang putaran, seperti yang ditunjukkan oleh panah hijau, menghasilkan Synchronizing Torque yang diperlukan untuk rotor untuk menyamakan putaran dengan putaran fluks stator (Ns=Nr). Jika motor di luar kendali Field Application Circuit akan menghilangkan eksitasi pada rotor.

22

BAB 4 KEUNTUNGAN MOTOR SINKRON 4.1 Keuntungan dari Motor Sinkron Biaya awal dari sebuah synchronous motor lebih besar dibandingkan motor induksi AC biasa, karena ada biaya untuk kerusakan rotor dan sinkronisasi sirkuit. Biaya ini biasanya karena faktor-faktor sebagai berikut:

Pengaturan ketepatan kecepatan membuat synchronous motor sebagai pilihan ideal untuk proses industri tertentu dan sebagai penggerak utama generator. Synchronous motor memiliki kecepatan atau karakterisik torsi yang cocok untuk penggerak langsung dari mesin bertenaga kuda yang besar, beban RPM rendah seperti kompresor maju-mundur.

Synchronous motor beroperasi pada faktor daya yang ditingkatkan, dengan demikian dapat meningkatkan faktor daya sistem secara keseluruhan dan menghilangkan atau mengurangi utilitas faktor daya. Peningkatan faktor daya juga mengurangi dropnya tegangan sistem dan dropnya tegangan pada terminal motor.

23

BAB 5 KESIMPULAN Dari Makalah diatas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu : 1. Mesin Sinkron merupakan mesin yang kecepatan medan putar pada stator sama dengan kecepatan putar rotor 2. Motor sinkron berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik/ gerak 3. Pada Motor Sinkron, bagian stator dicatu pada sumber AC. Sedangkan pada rotor dicatu sumber DC
4. Sumber AC berfungsi untuk menimbulkan medan magnet putar pada stator.

Sedangkan sumber DC berfungsi untuk menimbulkan medan magnet stasioner/tetap pada rotor 5. Starting motor hendaknya menggunakan cara yang aman, agar tidak merusak motor

24

DAFTAR PUSTAKA
1. Stephen J. Chapman. Electric Machinery and Power System Fundamentals Fourth

Edition. 2. Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta. PT Gramedia Pustka Utama. 1995.
3. http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20

%20Electric%20motors%20%28Bahasa%20Indonesia%29.pdf 4. http://www.tecowestinghouse.com/PDF/Synchronous.pdf
5. http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/06/gaya-lorentz/

6. http://arismunandarr.blogspot.com/2008/12/prinsip-kerja-motor-sinkron-mesin.html
7. http://www.kilowattclassroom.com/Archive/SyncMotors.pdf 8. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/teknik-elektro/analisis-karakteristik-

torsiputaran pada-motor-sinkron-tiga-phasa-apli
9. http://unilanet.unila.ac.id/~plgsekip/tle/

25

PROFIL PENYUSUN

26

You might also like