You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

Dasar-Dasar Teori Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui suatu media. Yang kemudian bisa terjadi berbagai hambatan dalam prosesnya, inilah yang biasa dikenal dengan noise. Manusia senantiasa mengadakan komunikasi karena manusia membutuhkan transaksi dalam hidup, inilah modus utama sebuah komunikasi yaitu transaksional. Karenanya, komunikasi sering mengundang feedback dari para komunikannya. Mempelajari teori-teori komunikasi menjadi semacam pedoman fundamental untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk lebih mengenal lagi bidang studi yang didalaminya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa latin communis yang berarti "sama", communico, atau communicare yang berarti "membuat sama" (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata - kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat "Kita berbagi pikiran", "Kita mendiskusikan makna, dan "Kita mengirimkan pesan". Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar ataupun yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya "Komunikasi adalah penyampai pesan melalui media elektronik", atau terlalu luas, misalnya "Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan tanaman, dan bahkan jin. Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai "berbagi pengalaman". Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. Sebagaimana dikemukakan Johr R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) baik secara langsung (tatap-muka) ataupun melalui media (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Misalnya, seseorang itu mempunyai informasi mengenai suatu masalah, lalu ia menyampaikannya kepada orang lain, orang lain mendengarkan, dan mungkin berperilaku sebagai hasil mendengarkan pesan tersebut, lalu 2

komunikasi dianggap telah terjadi. Jadi, komunikasi dianggap suatu proses linier yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh Michael Burgoon disebut sebagai "definisi berorientasi-sumber" (source-oriented definition) Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja (intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Definisi komunikasi demikian mengabaikan komunikasi yang tidak disengaja, seperti pesan yang tidak direncanakan yang terkandung dalam nada suara atau ekspresi wajah, atau isyarat lain yang spontan. Definisi-definisi berorientasi-sumber ini juga mengabaikan sifat prosesual interaksi-memberi dan menerima- yang menimbulkan pengaruh timbal balik antara pembicara dan pendengar. Singkatnya, konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satuarah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat persuasif. Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep ini adalah sebagai berikut. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: "Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi." Theodore M. Newcomb: "Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima Carl L Hovland: "Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator

menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang mengubah perilaku orang lain (komunikate)." 3

Gerald R. Miller: "Komunikasi terjadi ketika suatu kepada penerima dengan niat yang penerima." Everett M. Rogers: "Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Raymond S. Ross: "Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator." Harold Lasswell: (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah menjawab pertanyaanpertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan A~ Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?"

Komunikasi sebagai interaksi

Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantung pada seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau anggukkan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi menerima respons atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. Komunikasi sebagai transaksi

Ketika anda mendengarkan seseorang yang berbicara, sebenarnya pada saat itu bisa saja anda pun mengirimkan pesan secara nonverbal (isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) kepada pembicara tadi. Anda menafsirkan bukan hanya kata-kata pembicara tadi, juga perilaku nonverbalnya. Dua orang atau beberapa orang yang berkomunikasi, saling 4

bertanya, berkomentar, menyela, mengangguk, menggeleng, mendehem, mengangkat bahu, memberi isyarat dengan tangan, tersenyum, tertawa, menatap, dan sebagainya, sehingga proses penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) bersifat spontan dan simultan di antara orang orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Bila empat orang peserta terlibat dalam komunikasi, akan terdapat lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal. Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang anda kemukakan kepadanya juga mengubah penafsiran orang lain tersebut atas pesan-pesan anda, dan pada gilirannya, mengubah penafsiran anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan pandangan ini, tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi, yang lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang mungkinkan pesan atau respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung. Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Berdiam diri, mengabaikan orang lain di sekitar, bahkan meninggalkan ruangan, semuanya bentuk-bentuk komunikasi, semuanya mengirimkan sejenis pesan. Gaya pakaian dan rambut anda, ekspresi wajah anda, jarak fisik antara anda dengan orang lain, nada suara anda, kata-kata yang anda gunakan, semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian anda. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal maupun perilaku nonverbalnya. Beberapa definisi yang sesuai dengan pemahaman ini adalah, antara lain: John. R. Wenburg dan William W. Wilmot: o Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna Donald Byker dan Loren J Andersou: o "Komunikasi (manusia) adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih." William l. Gorden: 5

o "Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan." Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: o Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna." Stervart L. Tubbs dan Sylvia Moss: o Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih."

Klasifikasi Komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial melainkan pada situasi tertentu. Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi adalah berdasarkan jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. a. Menurut Kelompok Sarjana Komunikasi Amerika (Human Comm. 1980) Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communications) Komunikasi Kelompok (Group Communications) Komunikasi Organisasi (Organizational Communications) Komunikasi Massa (Mass Communications) Komunikasi Publik (Public Communications

b.

Joseph A DeVito (Communicology 1982) Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communications) Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communications) Komunikasi Publik (Public Communications) Komunikasi Massa (Mass Communications)

c.

R. Wayne Pace (Techniques for Effective Communications, 1979) Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal Communications) Komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communications) Komunikasi khalayak (Audience Communications)

Penjelasan: 1. Intrapersonal Communications 6

Proses Komunikasi yang terjadi dalam diri individu (dengan diri sendiri) Terjadi karena terjadinya pemberian makna pada obyek. Obyek yang diamati mendapatkan rangsangan panca indra kemudian mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia.

Mendapatkan perhatian besar dari kalangan psikologi behavioristik. Merupakan landasan untuk melakukan komunikasi antarpribadi. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.

2.

Interpersonal Communications

Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka (R wayne Pace, 1979) Bentuk khusus dari komunikasi ini adalah Komunikasi Diadik (Dyadic

Communications) yaitu dengan karakteristik : Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang dalam situasi tatap muka, dibagi atas percakapan, dialog, wawancara. Komunikasi diadik memkiliki ciri: Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak dekat dan pihakpihak yang berkomunikasi mengirimkan dan menerima pesan secara spontan dan simultan. Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain.

3.

Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut Contohnya seperti; keluarga, kelompok studi dan kelompok diskusi. Dapat juga terjadi pada kelompok kecil (small group communications) 4. Komunikasi Kelompok Kecil

Proses komunikasi yang berlangsung antara 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumlah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang tetapi tidak lebih dari 50 orang. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antarpribadi. 7

5.

Public Communications

Komunikasi publik adalah proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar dan tidak dikenali satu persatu. Disebut juga sebagai komunikasi kelompok besar (large group comm.), komunikasi pidato, komunikasi retorika, public speaking. Berlangsung secara lebih formal, dituntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan keahlian menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik, keahlian dan kejujran pembicara dapat menentukan efektifitas penyampaian pesan Ciri-ciri Komunikasi Publik Satu pihak (pendengar ) cenderung lebih pasif. Interaksi antara sumber dan penerima terbatas Umpan balik yang diberikan terbatas Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, tempat ibadah. Dihadiri oleh sejumlah besar orang Biasanya telah direncanakan Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur, memberikan

penghormatan dan membujuk

6.

Organizational Communications

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan komunikasi yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan komunikasi publik. Komunikasi formal adalah menurut struktur organisasi yaitu komunikasi ke bawah dan ke atas serta komunikasi horizontal. Komuniksi informal tidak tergantung pada struktur organisasi seperti komunikasi dengan sejawat, termasuk juga gosip.

7.

Mass Communications

Adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanik seperti; radio, televisi, surat kabar dan film. Pesan-pesan bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini. Ciri-ciri Komunikasi Massa Sifat pesan terbuka Khalayak variatif baik dari segi usia,agama, suku, pekerjaan maupun dari segi kebutuhan Sumber dan penerima dihubungakan oleh saluran yang diproses secara mekanik Sumber merupakan suatu lembaga atau institusi Komunikasi berlangsung satu arah Umpan balik lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Dengan kemajuan teknologi, saat ini sudag lebih dapat teratasi Sifat penyebaran pesan yang berlansung cepat dan serempak serta luas mampu mengatasi jarak dan waktu. Dapat bertahan lama bila didokumentasikan Dari segi ekonomi biaya untuk memproduksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja yang relatif banyak untuk mengelolanya Komunikasi massa menurut De Vito (1996) adalah milik umum, setiap orang dapat mengetahui pesn-pesan komunikasi melalui media massa, karena komunikasi berjalan cepat maka pesan yang akan disampaikan kepada khalayak silih berganti tanpa selisih waktu. Unsur unsur dalam komunikasi a. Sumber ( Source ) : Pihak yang berinisiatif atau berkebutuhan untuk berkomunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dll. b. Pesan (Massage) : Apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal dan/ atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. 9

c. Saluran/Media

(Channel)

alat/

wahana

yang

digunakan

sumber

untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. d. Penerima (Receiver) : Orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan. Penerima pesan ini menerjemahkan/ menafsirkan seperangkat symbol verbal dan/ atau non verbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. e. Efek (Effect) : Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. f. Proses Encoding: Adalah proses pemilihan symbol/alat angkut pesan. Dilakukan oleh Pengirim pesan.

Syarat Terjadinya Komunikasi Ada empat factor yang menjadi prasyarat terjadinya suatu proses komunikasi, yaitu: Komunikator (K), adalah orang atau pribadi yang mengatakan, mengucapkan atau menyampaikan sesuatu. Warta, pesan, informasi (I), yaitu aoa yang diucapkan: apa yang disampaikan. Resipiens (R), adalah orang yang mendengar atau menerima apa yang diucapkan; apa yang disampaikan. Medium (M), adalah tanda yang dipergunakan oleh komunikator untuk

menyampaikan warta atau pesan. K M (Bartholomaus, W, Kleine Predightlehre, 1974, hlm.41) Supaya komunikasi dapat terjadi, dalam arti terjadi saling pengertian antara komunikator resepiens, harus ada pembendaharaan tanda (T), yang dimiliki oleh komunikator dan resepiens, dan dapat dimengerti oleh keduanya. Pembendaharaan tanda bersama ini akan mempermudah proses komunikasi, untuk memperjelas, lihat skema dibawah ini: R

10

Apabila komunikator ingin menyampaikan sesatu kepada resepiens, berarti dia memiliki suatu maksud di dalam pikiran. Sesuatu yang ada di dalam pikiran komunikator ini, harus diterjemahkan ke dalam kode-kode yang dapat dimengerti oleh resepiens, proses menerjemahkan sesuatu ke dalam kode-kode ini disebut kodefikasi (kodierung) (D). Pendengar menangkap sesuatu yang dikodefikasikan oleh komunikator, kemudian diterjemahkan kedalam pengertiannya. Proses yang dilakukan resepiens ini disebut dekodefikasi (Dt) (Dekodedierung). Perhatikan skema !

Dk

Secara singkat, proses komunikasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Siapa yang mengatakan Apa yang dikatakan Kepada siapa Melaui medium apa Dengan efek apa (Wer); (sagt was); (zu wem); (durch welches Medium); (mit wilcher Wirkung);

Jadi, komunikasi adalah saling hubungan antara komunikator dan resipiens, dimana komunikator menyampaikan suatu pesan kepada resipiens melalui medium untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

11

2.2 Retorika Sebagai Proses Komunikasi Di contohkan : Sebuah mobil dijual. Pemilik mobil tentu ingin menjual dengan harga yang memuaskan ( tujuan ). Dalam pembicaraan dengan calon pembeli, penjual tentu tidak hanya menjelaskan merk, tahun keluaran, tipe, dan ciri khas mobil, tetapi dia juga pasti akan memuji muji mobil tersebut. Misalnya terpelihara dengan baik, bentuknya sangat cocok dengan keadaan jalan dan tudak pernah terjadi kecelakaan. Singakatnya : mobil bekas yang paling ideal, yang apabila dibandingkan dengan harga, sebenarnya masih terlalu murah ! Dilain pihak calon pembeli juga ingin membeli mobil tersebut dengan harga yang murah ( tujuan ). Oleh karena itu terjadi tawar menawar dalam perdagangan, dimana penjual dan pembeli saling beragumentasi untuk mencapai tujuannya masing-masing. Dari contoh diatas dapat dilihat aspek-aspekn retoris sebagai berikut : Seorang pembicara, menyampaikan kepada ; Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan; Sesuatu; Dengan maksud dan tujuan tertentu ( menjual mobil ); Memberikan argumen-argumen terhadap isi pembicaraan; Sambil mendengar dan mempertimbangkan arguen-argumen dari pendengar;

Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Retoris Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.

A. PADA KOMUNIKATOR

12

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris adalah: 1) Pengetahuan Tentang Komunikasi Dan Keterampdan Berkomunikasi Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi. 2) Sikap Komunikator Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris. 3) Pengetahuan Umum Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator se-baiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka. 4) Sistem Sosial Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).

5) Sistem Kebudayaan

13

Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.

B. FAKTOR-FAKTOR PADA RESIPIENS Faktor-faktor ini pada umurnnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator. 1) Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi Supaya dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai Bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempunyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh komunikator. 2) Sikap resipiens Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi; Sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif. 3) Sistem sosial dan kebudayaan Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati. suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka memhantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang

14

satu dengan yang lain. Sebab itu komunikator harus memperhatikan segala faktor ini. apabila dia mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya. C. FAKTOR-FAKTOR PADA PESAN DAN MEDIUM Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris. 1) Elemen-Elemen Pesan Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang bestir. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk meng-konkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk mempedelas pesan yang disampaikan. 2) Struktur Pesan Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti. 3) Isi Pesan Isi pesan yang di ungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak rnengandung terlalu banyak ke-benaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat.

4) Proses Pembeberan 15

Yang dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan lebih lanjut. 2.4 Kegunaan Komunikasi dalam Beretorika Mengapa komunikasi retoris itu penting? Konred Lorenz mengatakan apa yang di ucapkan tidak berarti itu yang di dengar, apa yang di dengar tidak berarti itu juga yang dimengerti, apa yang dimengerti bukan berarti itu juga yang disetujui, apa yang disetujui bukan berarti itu yang di terima, apa yang diterima tidak juga berarti itu yang dihayati, apa yang dihayati tidak juga berarti mengubah tingkah laku. Kalimat-kalimat itu mengungkapkan kesulitan komunikasi antar manusia. Antar ide atau pikiran dan realisasinya yang konkret terbentang satu jalan panjang, yang memilikibeberapa kesulitan dalam penyampaian, sehingga dapat mengurangi efektifitas dalam komunkasi. Oleh karena itu komunikasi retoris itu sangat penting, supaya apa yang diucapkan dapat di dengar, apa yang di dengar dapat dimengerti, apa yang dimengerti dapat disetujui, apa yang disetujui dapat di terima, apa yng diterima dapat di hayati, dan apa yang dihayati dapat mengubah tingkah laku.

16

BAB III PENUTUP Simpulan

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA Hendrikus, Wuwur Dori. 1991. RETORIKA, Terampil Berpidato, Berdiskusi,

Berargumentasi, Bernegosiasi, Yogyakarta: Kansius Link : http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/06/komunikasi-dan-retorika.html Link : http://adiprakosa.blogspot.com/2009/10/komunikasisebagaiilmupengetahuan.html Link:http://pangerankatak.blogspot.com/2008/05/7-tradisi-dalam-teori-ilmu komunikasi_09.html Link : http://www.forumkami.net/sejarah/67111-sejarah-perkembangan-ilmukomunikasi.html Link : http://defickry.blogspot.com/2007/10/sejarah-ilmu-komunikasi.html Link : http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/06/komunikasi-dan-retorika.html Link : http://oktifauzi.multiply.com/reviews/item/2?&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem

18

You might also like