You are on page 1of 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Sirih Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada

batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Sirih merupakan tanaman yang tumbuh di tropis seperti Sri Lanka, India, Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia dan daerah asia selatan (8). Kandungan kimia yang terdapat dalam sirih terutama minyak atsiri jenis Eugenol (63.39%), acetyleugenol (14.05%), Hydroxychavicol, carvacol, allyl catyhecol, cineole, estragol, caryophyllene, cardinene . Hydroxychavicol yang di temukan pada ekstrak daun sirih terbukti memiliki efek meningkatkan permeabilitas membran Candida albicans sehingga menghambat perkembangan dari jamur itu. Selain menghambat perkembangan dari Candida albicans, sirih memiliki potensi sebagai antioksidan dan anti bakteri terhadap Bacillus cereus, Enterococcus faecalis, Listeria monocytogenes, Micrococcus luteus, Staphylococcus aureus, dan

Esherichia coli. Sirih dapat digunakan untuk mengobati keputihan, menghilangkan bau mulut, batuk, sariawan, radang selaput tenggorokan (9,10)

B. Ketumbar Ketumbar merupakan tanaman kecil tahunan berbentuk biji dan memiliki bau yang kuat. Bagian dari ketumbar yang biasa digunakan sebagai herba yaitu daun muda, biji ketumbar, dan minyaknya. Bijinya hampir selalu bulat dan terdapat banyak rigi-rigi yang tersusun secara longitudinal pada permukaannya. Ukuran biji berkisar sekitar 3-5 mm dan jika dikeringkan berwarna coklat tapi mungkin juga berwarna hijau, seperti jerami, atau putih pudar. Bijinya memiliki rasa manis yang lembut dan sedikit rasa pedas, seperti rasa jeruk dengan sedikit tambahan sagu (5,11). 22 komponen dari Coriandrum sativum telah teridentifikasi dan hasilnya 97.35 % adalah minyak esensial. Komponen dari minyak esensial yaitu is linalool 55.97%, camphor 7.01 %, geranyl acetate 6.57 %, -pinene 6.54 % dan -terpinene 5.38 % (5). Biji ketumbar berfungsi untuk merangsang sekresi asam lambung, sebagai karminatif maupun spasmolitik, dan secara invitro juga memiliki efek anti bakteri, anti jamur. Sedangkan minyak ketumbar digunakan sebagai anti rematik, mengurangi nyeri arthritis, batuk serta influenza (11).

C. Candida albicans C. albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa

semu.

Perbedaan

bentuk

ini

tergantung

pada

faktor

eksternal

yang

mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6 hingga 2-5,5 x 5-28 (12). Morfologi koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud Dekstrosa, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan kadang-kadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. Umur biakan mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, C. albicans tumbuh di dasar tabung Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (corn-meal agar),agar tajin (rice-cream agar) atau agar dengan 0,1% glukosa terbentuk klamidospora terminal berdinding tebal dalam waktu 24-36 jam (13). Dinding sel C. albicans berfungsi sebagai pelindung dan juga sebagai target dari beberapa antimikotik. Komposisi primer terdiri dari glukan, manan dan khitin. Dalam bentuk ragi, kecambah dan miselium, komponen-komponen ini menunjukkan proporsi yang serupa tetapi bentuk miselium memiliki khitin tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan sel ragi. Membran sel C. albicans seperti sel eukariotik lainnya terdiri dari lapisan fosfolipid ganda. Terdapatnya membran sterol pada dinding sel memegang peranan penting sebagai target antimikotik dan kemungkinan merupakan tempat bekerjanya enzim-enzim yang berperan dalam sintesis dinding sel (13). D. Kandidiasis

Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut yang dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki serta kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Prinsip terjadinya penyakit ini adalah jika seseorang mempunyai faktor predisposisi untuk terjadinya pertumbuhan yang berlebihan dari flora normalnya (C. albicans). Kandidiasis dapat terjadi pada semua orang baik pria maupun wanita, anak-anak ataupun orang dewasa termasuk ibu hamil. Pada pasien-pasien penderita immunocompromise, seperti bayi yang lahir prematur, penderita luka bakar, leukemia, dan pasien-pasien penderita penyakit imunodefisiensi seperti AIDS, infeksi C. albicans dapat bersifat menyeluruh dan berakibat fatal, lebih dari 50% pasien immunocompromise dan imunodefisiensi meninggal akibat infeksi yang disebabkan oleh C. albicans (1,12) . C. albicans ini pada orang sehat bersifat saprofit. Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data penyebabnya dengan tepat. Kandidiasis pada bayi terjadi pada selaput lendir pipi dan tampak sebagai bercakbercak putih yang sebagian besar terdiri dari pseudomiselium dan epitel yang terkelupas dan hanya erosi minimal dari selaput lendir. Genitalia wanita juga rentan terinfeksi C. albicans yang disebut juga vulvovaginalis. Gejala gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih lebih dominan pada infeksi ini. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi merupakan langkah utama untuk menghindari infeksi C. albicans. Untuk pengobatan medikamentosa dilakukan secara topikal dan sistemik. Mikonazol 2% cream atau bedak,

Klotrimazol 1% bedak, larutan atau cream, Tiakonazol, Bufonazol, Isokonazol, Siklopiroksolamin 1% larutan atau cream, dan Antimikotik lain spectrum luas merupakan sediaan topikal. Sedangkan untuk sediaan sistemik, tablet nistatin dan kotrimazol juga sebagai pilihan terapi (1,12,13)

You might also like