You are on page 1of 13

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk.

TRIWULAN 3 2011

REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY

Araffy Meidi Rizky 13409001 Manajemen Rekayasa Industri 2012

ABSTRAK

Laporan keuangan mengandung informasi yang sangat penting dalam rangka mengambil keputusan-keputusan strategis dalam bidang finansial. Oleh karena itu, laporan keuangan perlu mendapatkan perhatian dan perlu dianalisis berdasarkan rasio-rasio keuangan yang relevan guna mendapatkan informasi yang diinginkan. Pada penelitian ini akan dianalisis kinerja performansi dan status perusahaan PT. Unilever Tbk. pada periode waktu September 2010-September 2011.

1. LANDASAN TEORI 1.1 LAPORAN KEUANGAN 1.1.1. Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah ringkasan dari seluruh transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun yang digungakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan strategis seputar finansial. Tujuan utama dari laporan keuangan yang paling mendasar ialah memberikan informasi menyangkut posisi keuangan pada periode tertentu, perubahan posisi keuangan, dan kinerja keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dimengerti semua pengguna laporan dalam pengambilan keputusan.

1.1.2. Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan Terdapat enam karakteristik kualitas laporan keuangan yang baik dalam memberikan informasi pada penggunanya, yakni: a. Understandable Laporan keuangan yang dibuat harus menggunakan standard bahasa-bahasa keuangan yang baku sehingga pengguna dari laporan dari berbagai latar belakang mampu mengerti laporan keuangan tersebut. b. Relevant Informasi yang diberikan pada laporan keuangan harus relevan sehingga tidak menimbulkan kerancuan pada pengguna dalam mengambil keputusan. c. Reliable Informasi yang terdapat di laporan keuangan harus dapat dipercaya dan diandalkan. Satu kesalahan penghitungan saja dapat memberikan output yang sangat berbeda pada laporan keuangan dan terutama tidak boleh ada kebohongan dalam laporan keuangan.

d. Neutral Informasi yang diberikan pada laporan keuangan tidak boleh direkayasa untuk kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. e. Complete Tidak boleh ada informasi yg terlewat dan tidak dicantumkan pada laporan keuangan. f. Comparable Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan, baik itu diperbandingkan terhadap laporan keuangan pada periode waktu tertentu ataupun terhadap laporan keuangan perusahaan lain. Hal ini penting dalam identifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

1.1.3. Komponen Laporan Keuangan a. Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah laporan mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode waktu tertentu yang berisi indikasi-indikasi tentang tingkat kesuksesan operasional perusahaan pada periode waktu tersebut. Dengan melihat laporan laba rugi, kita dapat mengevaluasi performansi suatu perusahaan serta membandingkannya dengan performansi dari perusahaan kompetitor. Selain itu, laporan laba rugi juga dapat berguna sebagai dasar dalam meramalkan performansi perusahaan di masa depan dan memprediksikan risiko serta probabilitas-probabilitas aliran kas di masa depan melalui tren-tren dari masa lalu. Ada 10 komponen utama dalam laporan laba rugi yang wajib tersedia, yakni Pendapatan Usaha, Beban Pokok Penjualan, Laba (Rugi) Kotor, Beban Usaha, Laba (Rugi) Usaha, Penghasilan (Beban) Lain-lain, Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan, Beban (Penghasilan) Pajak, Laba (Rugi) dari Aktivitas Normal Perusahaan, dan Laba (Rugi) Bersih. b. Neraca Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan yang terdiri dari aset, kewajiban (liabilities), dan modal (equity) pada suatu periode waktu tertentu. Neraca memiliki 2 fungsi dasar dalam membantu pengguna mengambil keputusan, yakni untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dan untuk mengukur fleksibilitas finansial perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan dalam mendapatkan kucuran dana cair

dalam membiayai kebutuhan Komponen-komponen neraca yang telah disebutkan sebelumnya terdiri dari elemen-elemn yang lebih kecil lagi, yakni : o Aset Aktiva lancar : kas dan setara kas, piutang usaha, piutang pegawai, persediaan, aktiva ancar lain-lain. Aktiva tidak lancar Aktiva tetap : Pemilikan langsung dan aktiva dalam penyelesaian. o Kewajiban Kewajiban lancar : hutang usaha dan hutang pajak. Kewajiban tidak lancar : kewajiban pajak tangguhan dan kewajiban imbalan kerja. o Modal Di antaranya terdiri dari modal saham, agio saham, saldo laba yang dicadangkan, dan saldo laba yang belum dicadangkan. c. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal mencakup informasi-informasi mengenai laba (rugi) bersih periode bersangkutan, efek kumulatif atas perubahan kebijakan akuntansi, koreksi atas kesalahan mendasar (kesalahan perhitungan, kesalahan interpretasi fakta, dsb), transaksi dan distribusi modal dengan pemilik, dan saldo laba (rugi) pada awal dan akhir periode. d. Laporan arus kas Laporan arus kas berisi informasi-informasi mengenai arus kas selama periode waktu tertentu yang terdiri dari arus kan dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. e. Catatan atas laporan keuangan Hal ini mencakup informasi-informasi tambahan yang mempengaruhi laporan keuangan, tapi bukan merupakan bagian dari keempat komponen laporan keuangan di atas.

1. 2. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Analisis laporan keuangan yang paling lazim digunakan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan sendiri adalah analisis penilaian kinerja performansi dan status perusahaan yang didasarkan pada angka-angka pada laporan keuangan perusahaan terkait.

Berdasarkan sumbernya, analisis rasio keuangan dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu: a. Time Series Analysis perbandingan rasio keuangan pada suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu dengan periode waktu yang lain.\ b. Cross Sectional Approach perbandingan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis pada suatu periode waktu yang sama atau dengan rasio rata-rata industri terkait.

Rasio keuangan umumnya dapat dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu: Rasio Likuiditas Merupakan rasio yang berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang umum digunakan di antaranya ialah: a. Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Formulasinya : Current Ratio = b. Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Formulasinya : Quick Ratio =

Activity Ratio Merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Rasio - rasio ini antara lain: a. Receivable Turn Over Receivable turnover =

b. Periode Pengumpulan Piutang

Average collection period =

c. Inventory Turnover Rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Formulasinya : Inventory Turnover = d. Average days in inventory = e. Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Formulasinya : Total Assets Turnover = Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang..Rasio -rasio ini antara lain : a. Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang. Formulasinya : Debt To Total Assets Ratio = b. Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga. Formulasinya Time interest earned ratio:= Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio - rasio ini antara lain : Gross profit margin = Operating profit margin = Net profit margin = Return on assets = Return on equity =

2 ANALISIS DAN EVALUASI RASIO KEUANGAN 2.1 PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN Rasio Likuiditas a. Current Ratio Tahun 2010 = Tahun 2011 = b. Quick Ratio Tahun 2010 = Tahun 2011 = Activity Ratio a. Receivable turnover Tahun 2010 = Tahun 2011 = b. Average collection period Tahun 2010 = Tahun 2011 = c. Inventory Turnover Tahun 2010 = Tahun 2011 = d. Average days in inventory Tahun 2010 = Tahun 2011 = e. Total Assets Turnover Tahun 2010 = = 1,68 kali = 80,18 hari = 78,60 hari = 4,49 kali = 4,58 kali = 11,07 hari = 47,05 hari = 32,5 kali = 7,65 kali = 49,37% = 47,67% = 85,12 % = 79,61 %

Tahun 2011 =

= 1,65 kali

Leverage ratio Debt To Total Assets Ratio Tahun 2010 = Tahun 2011 = = 0,53 kali = 0,58 kali

Profitability a. Gross profit margin Tahun 2010 = Tahun 2011 = b. Operating profit margin Tahun 2010 = Tahun 2011 = c. Net profit margin Tahun 2010 = Tahun 2011 = d. Return on assets Tahun 2010 = Tahun 2011 = e. Return on equity Tahun 2010 = Tahun 2011 = = 62,97% = 67,99 % = 29,30% = 28,83% = 17,36% = 17,47 % = 23,20% = 23,38% = 51,8% = 51,3%

2.2 Evaluasi Rasio Keuangan 1.Rasio Likuiditas


Current Ratio pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari 85,12% pada tahun 2010 menjadi 79,61% pada tahun 2011. Nilai current ratio Unilever pada

tahun 2010 dan 2011 di bawah 200%, tapi Unilever mempunyai posisi yang kuat di pasar dan di mata konsumennya jadi Unilever tidak akan perlu waktu yang lama untuk melunaskan hutang-hutangnya.

Quick Ratio pada tahun 2011menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari 49,37% pada tahun 2010 menjadi 47,67%. Quick Ratio Unilever juga di bawah 100% yang artinya kemampuan Unilever dalam melunasi hutang-hutang jangka pendeknya tidak bagus.

2. Activity Ratio

Receivable turnover pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari
32,5 kali pada tahun 2010 menjadi 7,65 kali pada tahun 2011. Rendahnya angka

Receivable turnover ini mngartikan Unilever mempunyai investasi yang besar pada piutang. Average collection period meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010, dari 11,07 hari menjadi 47,05 hari. Meningkatnya waktu Average collection period bukannlah hal yang baik. Hal ini berarti waktu kembalinya piutang Unilever semakin lama.

Inventory Turnover pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari 4,49
kali pada tahun 2010 menjadi 4,58 kali pada tahun 2011. Meningkatnya nilai ini berarti jumlah persediaan barang dagangan yang terjual semakin meningkat. Average days in inventory pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari 80,18 haripada tahun 2010 menjadi 78,60 hari pada tahun 2011. Hal ini berarti barang dagangan Unilever semakin cepat dijual.

Total Assets Turnover pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari
1,68 kali pada tahun 2010 menjadi 1,65 kali pada tahun 2011. Hal ini berarti efisiensi penggunaan aktiva Unilever menurun atau memburuk.

3. Leverage ratio Debt To Total Assets Ratio meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010, dari 0,53 kali pada tahun 2010 menjadi 0,58 kali pada tahun 2011. Peningkatan yang terjadi tidak begitu besar, tapi peningkatan dalam hal ini berarti peningkatan risiko keuangan perusahaan.

4. Profitability Gross profit margin pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari
51,8%i pada tahun 2010 menjadi 51,3% pada tahun 2011.

Operating profit margin meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010, dari 23,20% pada tahun 2010 menjadi 23,28% pada tahun 2011. Net profit margin meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010, dari 17,36% pada tahun 2010 menjadi 17,47% pada tahun 2011. Return on assets pada tahun 2011 menurun dibandingkan pada tahun 2010, dari 29,3%
pada tahun 2010 menjadi 28,83% pada tahun 2011.

Return on equity meningkat pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010, dari 62,97% pada tahun 2010 menjadi 67,99% pada tahun 2011.

3. KESIMPULAN

Likuiditas Unilever menurun pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010, yang artinya kemampuan Unilever dalam melunasi hutang-hutangnya juga menurun. Rendahnya nilai Receivable Turnover dan meningkatnya Average collection dari Unilever mengindikasikan bahwa Unilever mempunyai piutang yang besar dan waktu kembalinya piutang tersebut semakin lama pada tahun 2011. Meningkatnya nilai Inventory turnover dan menurunnya Average Days in Inventory berarti penjualan Unilever semakin baik dan barang dagangan Unilever semakin cepat terjual. Menurunnya Total Assets Turnover pada tahun 2011 dan meningkatnya Debt To Total Assets Ratio, meskun sedikit, mengindikasikan bahwa efisiensi Unilever dalam menggunakan seluruh aktivanya menurun pada tahun 2011 dan risiko keuangan Unilever meningkat pada tahun 2011.

Menurunnya Return on assets pada tahun 2011 dan meningkatnya Return on equity pada tahun 2011 mengindikasikan bahwa produktivitas dari aset-aset Unilever menurun pada tahun 2011, tapi hasil yang diterima penanam modal menigkat. Menurunnya Gross profit margin pada tahun 2011 dan meningkatnya Net profit margin menunjukkan bahwa beban yang ditanggung Unilever pada tahun 2011 menurun.

Lampiran

1. Laporan Keuangan Unilever Indonesia

Daftar Pustaka

1.

Laboratorium

Pengembangan

Akuntansi,

2010,

(online),

(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/RASIO%20KEUANG
AN.pdf, diakses 20 Februari 2012) 2. No name, 2011 : Laporan Keuangan Unilever Indonesia, (online),

(http://www.unilever.co.id/id/Investor-centre/laporan-keuangan/, diakses 20 februari 2012)

You might also like