You are on page 1of 32

Modul Antropometri dan Desain Produk

Praktikum Genap 2010/2011


1
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



PENGUKURAN DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
(ANTROPOMETRI DAN DESAIN PRODUK )


A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu mengetahui interaksi antara manusia, mesin, peralatan, bahan, maupun
lingkungan kerjanya.
2. Mampu memahami adanya sejumlah data antropometri dan menggunakannya
untuk perancangan / pengaturan sistem kerja.
3. Membekali mahasiswa dengan konsep berpikir (prosedural) penganalisaan dan
perancangan.
4. Mampu merancang desain produk dengan data antropometri menggunakan
software CAD/CAM.

B. LANDASAN TEORI
B.1 ERGONOMI
Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal
sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem
kerja, manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana, dan
pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh hasil kerja
yang baik atau memuaskan. Ilmu yang mempelajari manusia beserta perilakunya
didalam sistem kerja disebut ergonomi (Sutalaksana, 1979).
Ergonomi ialah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi mengenai
sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja. Dengan
Ergonomi diharapkan penggunaan proyek fisik dan fasilitas dapat lebih efektif serta
memberikan kepuasan kerja (Sutalaksana 1979). Salah satu definisi ergonomi yang
menitikberatkan pada penyesuaian desain terhadap manusia adalah dikemukakan
oleh Annis & Mc Conville (1996) dan menerapkan informasi menurut karakter
manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan
sistemnya, ruangan kerja dan lingkungan sehingga manusia dapat hidup dan bekerja
secara sehat, aman, nyaman dan efisien. Sedangkan Pulat (1992) menawarkan
konsep desain produk untuk mendukung efisiensi dan keselamatan dalam
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
2
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



penggunaan desain produk. Konsep tersebut adalah desain untuk reliabilitas,
kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian, dan efisien
dalam pemakaian.
Antropometri merupakan salah satu tool ilmu yang digunakan untuk
menciptakan kondisi kerja yang ergonomis. Ergonomi merupakan ilmu perancangan
berbasis manusia (Human Centered Design). Dengan diterapkannya ergonomi,
sistem kerja menjadi lebih produktif dan efisien. Menurut (Sutalaksana 1979), dilihat
dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4
bidang penelitian, yaitu :
1. Penelitian tentang Display.
Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang
dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang. Display
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Display Statis dan Display Dinamis.
Display Statis adalah display yang memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh
variabel waktu, misalnya peta. Sedangkan Display Dinamis adalah display yang
dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya spidometer yang memberikan
informasi kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap kondisi.
2. Penelitian tentang Kekuatan Fisik Manusia
Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika
bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang
agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas
tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik.
3. Penelitian tentang Ukuran/Dimensi dari Tempat Kerja.
Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai
dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam Antropometri.
4. Penelitian tentang Lingkungan Fisik
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari
ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi
perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan dan
getaran pada suatu fasilitas kerja. Masalah ini akan dibahas lebih jelas pada
praktikum Lingkungan Kerja Fisik.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
3
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



B.2 ANTROPOMETRI
Istilah anthropometry berasal dari kata anthropos (man) yang berarti manusia
dan metron (measure) yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk
pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem
kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu
proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang
peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang
sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada
antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988),
dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik
fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi
sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995),
yaitu:
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.
2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran
tertentu.
Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau
mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah.
3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain- lain.
Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan
fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor
seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis.
Hal lain yang perlu diamati adalah seperti Berat dan pusat massa (centre of gravity)
dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar
(angular motion) dari tangan dan kaki, dan lain-lain.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
4
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh
manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan
pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur
dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu
tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya
(Nurmianto, 1996).
Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain
dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).
2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll).
3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll).
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh
manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1) Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang
berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis
diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil
pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode
tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.
2) Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi
tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktivitas.
Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang
dilakukan dengan berdiri atau duduk.
c) Pengukuran variabilitas kerja.
Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang
juru ketik atau operator komputer.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
5
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia,
diantaranya:
a) Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-
kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian
manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.
b) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan
pinggul.
c) Suku Bangsa (Etnis)
Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.
d) Pekerjaan
Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh
manusia.
Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang
dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu
mendapat perhatian, seperti:
a) Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-
orang cacat.
b) Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan,
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam
bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan
berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.
c) Kehamilan (pregnancy),
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi
tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus
terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.

B.3 PENGUKURAN BENTUK TUBUH
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh manusia,sehingga
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
6
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



dirasakan nyaman dan menyenangkan. Terdapat 5 tingkat kenyamanan, yaitu:
5 - ketidaknyamanan/sakit yang tidak tertahankan
4 - sakit yang masih bisa ditahan
3 - sakit
2 - kematian rasa
1 - sensasi yang dirasakan
0 - tidak ada sensasi
Misalnya kita akan mengukur tingkat kenyamanan suatu kursi, maka untuk
menentukan terjadinya sensasi tersebut, terdapat 9 titik penting pertemuan antara
badan dengan kursi yang menentukan kenyamanan, yaitu:
A- daun pundak (bagian yang paling menonjol dari tulang belikat)
B- dasar pundak
C- daerah punggung yang melengkung
D- daerah lengkungan pinggang
E- pantat
F- pantat paling bawah
G- pangkal paha
H- pertengahan paha
I - ujung paha

B.4 Posisi Tubuh Dalam Bekerja
Kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut
melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Clark (1996),
menyatakan bahwa desain stasiun kerja dengan posisi duduk mempunyai derajat
stabilitas tubuh yang tinggi; mengurangi kelelaan dan keluhan subjektif bila bekerja
lebih dari 2 jam. Di samping itu tenaga kerja juga dapat mengendalikan kaki untuk
melakukan gerakan
Mengingat posisi duduk mempunyai keutungan maupun kerugian, maka
untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh,
perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja yang sesuai dilakukan dengan
posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat (1992) memberikan pertimbangan

Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
7
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki;
2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan;
3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar;
4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih
dari 15 cm dari landasan kerja;
5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi;
6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama; dan
7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan
posisi duduk.
Pada pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk, tempat duduk yang
dipakai harus memungkinkan untuk melakukan variasi perubahan posisi. Ukuran
tempat duduk disesuaikan dengan dimensi ukuran antropometri pemakaiannya.
Fleksi lutut membentuk sudut 90
0
dengan telapak kaki bertumpu pada lantai atau
injakan kaki (Pheasant, 1988). Jika landasan kerja terlalu rendah, tulang belakang
akan membungkuk ke depan, dan jika terlalu tinggi bahu akan terangkat dari posisi
rileks, sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak nyaman. Sanders & Mc
Cormick (1987) memberikan pedoman untuk mengatur ketinggian landasan kerja
pada posisi duduk sebagai berikut:
1. Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik;
2. Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari
bahu, dengan lengan bahwa mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun
(sloping down slightly); dan
3. Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang
berlebihan.
Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di
perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai
keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana (2000), bahwa sikap berdiri
merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang

Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
8
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Namun demikian mengubah posisi duduk ke
berdiri dengan masih menggunakan alat kerja yang sama akan melelahkan. Pada
dasarnya berdiri itu sendiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang
dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk.
Pada desain stasiun kerja berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja untuk
periode yang lama, maka faktor kelelahan menjadi utama. Untuk meminimalkan
pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak
terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi
kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut Pulat (1992) dan Clark (1996)
memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan
posisi berdiri adalah sebagai berikut:
1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut;
2. Harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg);
3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan ke samping;
4. Sering dilakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah; dan diperlukan mobilitas
tinggi.
Dalam mendesain ketinggian landasan kerja untuk posisi berdiri, secara
prinsip hampir sama dengan desain ketinggian landasan kerja posisi dudukan.
Manuaba (1986); Sanders & Mc Cormick (1987); Grandjean (1993) memberikan
rekomendasi ergonomis tentang ketinggian landasan kerja posisi berdiri didasarkan
pada ketinggian siku berdiri sebagai tersebut berikut ini.
1. Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi
pembebasan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 5-10
cm di atas tinggi siku berdiri.
2. Selama kerja manual, di mana pekerjaan sering memerlukan ruangan untuk
peralatan; material dan kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja
adalah 10-15 cm di bawah tinggi suku berdiri.
3. Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan kerja
adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri.



Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
9
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



B.5 Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Dinamis
Desain stasiun kerja sangat ditentukan oleh jenis dan sifat pekerjaan yang
dilakukan. Baik desain stasiun kerja untuk posisi duduk maupun berdiri keduanya
mempunyai keuntungan dan kerugian. Clark (1996) mencoba mengambil keuntungan
dari kedua posisi tersebut dan mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi
duduk dan berdiri menjadi satu desain dengan batasan sebagai berikut :
Sedangkan Das (1991) dan Pulat (1992) menyatakan bahwa posisi duduk-
berdiri merupakan posisi terbaik dan lebih dikehendaki daripada hanya posisi duduk
saja atau berdiri saja. Hal tersebut disebabkan karena memungkinkan pekerja
berganti posisi kerja untuk mengurangi kelelahan otot karena sikap paksa dalam satu
posisi kerja.
Helender (1995) dan Tarwaka (1995), memberikan batasan ukuran
ketinggian landasan kerja untuk pekerjaan yang memerlukan sedikit penekanan yaitu
15 cm di bawah tinggi siku untuk kedua posisi kerja. Selanjutnya dibuat kursi tinggi
yang menyesuaikan ketinggian landasan kerja posisi berdiri dengan dilengkapi
sandaran kaki agar posisi kaki tidak menggantung. Mengingat dimensi ukuran tubuh
manusia berbeda-beda, maka desain stasiun kerja harus selalu mempertimbangkan
antropometri pemakainya (user oriented). Sedangkan pemilihan posisi kerja harus
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Pemilihan Sikap Kerja terhadap Jenis Pekerjaan yang Berbeda beda

Jenis Pekerjaan
Sikap Kerja yang Dipilih
Pilihan pertama Pilihan kedua
Mengangkat > 5 kg

Bekerja dibawah tinggi siku

Menjangkau horizontal di luar
daerah jangkauan optimum
Pekerjaan ringan dengan
pergerakan berulang
Pekerjaan perlu ketelitian

Inspeksi dan monitoring

Sering berpindah-pindah
Berdiri
Berdiri
Berdiri

Duduk

Duduk

Duduk

Duduk-berdiri
Duduk-berdiri
Duduk-berdiri
Duduk-berdiri

Duduk-berdiri

Duduk-berdiri
Duduk-berdiri
Berdiri
Sumber : Helander (1995:60). A Guide to the Ergonomics of Manufacturing.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
10
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



Masih menurut Helender (1995), posisi duduk-berdiri yang telah banyak
dicobakan di industri, ternyata mempunyai keuntungan secara biomekanis di mana
tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dengan
posisi duduk maupun berdiri terus menerus. Hal tersebut tentunya dapat dipakai
sebagai pertimbangan dalam intervensi ergonomi, sexhingga penerapan posisi kerja
duduk-berdiri dapat memberikan keuntungan-keuntungan bagi sebagian besar tenaga
kerja.
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa suatu
desain produk harus berpusat pada pemakainya (human centered). Untuk
mendapatkan sikap kerja menyetrika yang lebih dinamis diperlukan desain stasiun
kerja setrika yang memungkinkan pekerjaan dapat dilakukan dengan sikap duduk di
suatu saat dan sikap berdiri atau duduk-berdiri di saat lainnya.
Data antropometri jelas diperlukan agar suatu rancangan produk bisa sesuai
dengan orang yang akan mengoperasikannya. Dalam kaitan ini maka perancang
produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh yang dapat dipakai oleh
sejumlah populasi yang besar. Sekurang-kurangnya 90-95% dari populasi yang
menjadi target dalam kelompok pemakai produk harus dapat menggunakan dengan
selayaknya. Untuk kepentingan itulah maka data anthropometri diharapkan
mengikuti distribusi normal. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan
berdasarkan harga rata-rata (mean, X ) dan simpangan standarnya (standard
deviatio,
X
) dari data yang ada. Dari data tersebut kemudian dapat ditetapkan

percentile. Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari
orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut. Sebagai contoh,
95-th percentile akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau di bawah
nilai dari suatu data yang diambil.
Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal dimana
distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean) dan simpangan
bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh. Dari nilai yang ada tersebut,
dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal
yang ada.


Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
11
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



Tabel 2.2Persentil dan Cara Perhitungan dalm Distribusi Normal
Persentil Perhitungan Persentil Perhitungan
Ke-1
Ke-2.5

Ke-5

Ke-10
Ke-50

B.6 Metode Perancangan dengan Antropometri
Tahapan perancangan sistem kerja work space design dengan
memperhatikan faktor antropometri secara umum adalah sebagai berikut
(Roevuck, 1995):
1. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya (establish
requirement)
2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai
3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya
4. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil)
5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan
persentil yang akan dipakai
6. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai
7. Pengambilan data
8. Pengolahan data
a. Uji kecukupan data
b. Uji kenormalan data
c. Uji keseragaman data
d. Perhitungan persentil data
9. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan
a. Posisi tubuh secara normal
b. Kelonggaran (pakaian dan ruang)
c. Variasi gerak
10. Analisis hasil rancangan
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
12
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Beberapa pengolahan data yang harus dilakukan pada data antropometri
(Nurmianto1996 & Tayyari) adalah :
1. Kecukupan data
N =
( )
2
2
2
) ( /
(
(
(

E


X
X X N s k

k = tingkat kepercayaan
bila tingkat kepercataan 99%, sehingga k = 2,58 3
bila tingkat kepercataan 95%, sehingga k = 1,96 2
bila tingkat kepercataan 68%, sehingga k 1
s = derajat ketelitian
apabila N < N, maka data dinyatakan cukup.
2. Uji Normalitas Data
Pengolahan Data Normalitas dan Percentile dengan SPSS:
a. Input data nilai dimensi pada data view.
b. Masuk ke tampilan variable view, kemudian kolom name di ganti dengan nama
dimensi
c. Pengolahan data :
- Klik analyze, pilih descriptive statistics, kemudian explore.
- Masukkan semua variabel sebagai dependent variables.
- Checklist both pada toolbox display.
- Pilih statistic: checklist descriptive, percentiles, kemudian continue.
- Pilih plots: checklist none pada boxplots, stem dan leaf pada descriptive.
- Checklist normality plots with test, kemudian continue.
- Pilih options: checklist exclude cases listwise, kemudian continue.
- Klik continue. Hasil pengolahan data ditampilkan pada output.
3. Keseragaman data
Batas Kontrol Atas/Batas Kontro Bawah (BKA/BKB)
BKA/BKB = X + k
=
(
(

E
1
) (
2
N
Xi X

= standar deviasi

Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
13
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



4. Percentile
Pada umumnya, percentil yang digunakan adalah:

P5 = X 1,645
P
50
= X
P
95
=
X + 1,645


Dapat pula diberikan toleransi terhadap perbedaan yang mungkin dijumpai dari
data yang tersedia dengan populasi yang dihadapi dalam merekomendasikan ukuran
suatu rancangan (allowance).

C.PERALATAN PRAKTIKUM
Dalam praktikum tentang Antropometri ini ada beberapa alat yang harus
disediakan :
1. Kursi Anthropometri
2. Penggaris
3. Timbangan badan
4. Flexible curve
5. Meteran
6. Sandaran dan alas kursi
7. Alat tulis
8. Mistar
9. Papan Flexible curve

Contoh soal:
Diketahui jumlah siswa di SMA sukamaju sebanyak 150 siswa. Dari ke 150 siswa
tersebut, diambil 20 siswa untuk dijadikan sampel. Dari ke 20 siswa tersebut diukur
dimensi tubuhnya. Salah satu dimensi yang digunakan adalah tinggi popliteal (tpo).
Setelah melakukan pengukuran didapatkan data sebagai berikut:
165 165 162 163 164 162 162 158 165 165
165 163 162 160 158 157 165 162 167 160
Tentukan kecukupan, keseragaman data dan P95, bila tingkat keyakinan 95% dan derajat
ketelitiannya 5%!
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
14
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



Penyelesaian.
1. Menentukan kecukupan data diatas
N =
2
2 2
) ( ) . ( /
(
(
(

E
E E
X
X X N s k

N =
2
2
3250
) 3250 ( ) 528270 . 20 ( 05 . 0 / 96 . 1
(
(
(



N = 0.6
2. Menghitung Keseragaman Data
Standar deviasi
=
(
(

E
1
) (
2
N
Xi X

=
(
(

+ +
1 20
) 160 5 . 162 ( ... ) 165 5 . 162 ( ) 165 5 . 162 (
2 2 2

= 2.76
Keseragaman data
Batas Kelas Atas
BKA = X + k
= 162.5+3.2.76
= 170.78
Batas Kelas Bawah
BKB = X - k
= 162.5-3.2.76
= 154.21

3. Percentil
Pada umumnya, percentil yang digunakan adalah:

Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
15
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



Dimana :
X = Rata-Rata
1.645 = Lihat tabel distribusi normal
Sehingga percentile untuk data diatas adalah
P95= 162.5+1,645.2.76
= 167,04

D. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Untuk praktikum Antropometri, prosedur pelaksanaan praktikum yang harus
dilaksanakan adalah :
1. Membagi kelompok yang terdiri dari 2 orang yaitu 1 orang sebagai obyek penelitian
dan yang lain mengukur dimensi tubuh
2. Mencatat data yang diukur
3. Mengisi lembar pengamatan sesuai dengan pengukuran yang telah dilakukan.

Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
16
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



I. Pengukuran Dimensi Tubuh

1. Posisi duduk samping

I. Pengukuran Dimensi Tubuh

1. Posisi duduk samping

PEDOMAN PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI









Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
17
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia





Data yang diukur Cara pengukuran
Tinggi duduk tegak (tdt) Ukur jarak vertikal alas duduk sampai
ujung atas kepala. Subyek duduk tegak
dengan mata memandang lurus ke
depan dan membentuk sudut siku-siku
Tinggi bahu duduk (tbd) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai utnug tulang bahu yang
menonjol pada saat subyek duduk tegak.
Tinggi mata duduk (tnd) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai mata pada saat subjek
duduk tegak.
Tinggi siku duduk (tsd) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai ujung bawah siku kanan.
Subyek duduk tegak dengan lengan ke
atas vertikal di sisi badan dan lengan
bawah membentuk sudut siku-siku
dengan lengan bawah.
Tebal paha (tp) Subyek duduk tegak, ukur jarak dari
permukaan ke atas paha.
Tinggi popliteal (tpo) Ukur jarak vertikal dari lantai sampai
bagian bawah paha.
Pantat popliteal (ppo) Ukur jarajk horisontal dari bagian
terluar pantat sampai lekukan lutut
sebelah dalam. Paha dan kaki bagian
bawah membentuk sudut siku-siku.
Pantat ke lutut (pkl) Ukur jarak horisontal dari bagian terluar
pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki
bagian bawah membentuk sudut siku-
siku.


Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
18
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



NO. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
5 Tinggi genggaman tangan (Tgt) Ukur jarak vertical (tinggi) genggaman tangan
pada posisi releks kebawah
18 Tebal perut (abdominal) (Tpt) Ukur jarak horizontal dari punggung bagian
belakang hingga didepan perut
13 Tinggi Lutut (Tl) Ukur jarak vertical dari ujung jari kaki hingga
lutut ketika kaki di tekuk 90
19 Jarak dari siku keujung jari
(Psj)
Ukur jarak horizontal dari siku ke ujung jari
tengah pada saat tangan di di tekuk 90
24 Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertical
keatas dan berdiri tegak (Jrt)
Ukur vertical pegangan tangan ke telapak kaki
pada posisi tangan vertical keatas dan tubuh
berdiri tegak
25 Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertical
keatas dan duduk tegak (Tgd)
Ukur jarak vertical pegangan tangan hingga
dasar panggul pada saat posisi tangan vertical
keatas dan duduk tegak


Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
19
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



2. Posisi berdiri



Data yang diukur Cara pengukuran
Tinggi siku berdiri (tsb) Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik
pertemuan antara lengan atas dan
lengan bawah. Subyek berdiri tegak
dengan kedua tangan tergantung
secara wajar.
Pangjang lengan bawah

(plb)
Subyek berdiri tegak tangan di
samping, ukur jarak dari siku sampai
pergelangan tangan.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
20
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



Tinggi mata berdiri

(tmb)
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai
ujung mata bagian dalam
( dekat pangkal hidung ). Subyek
berdiri tegak dan memandang lurus
ke depan.
Tinggi badan tegak (tbt) Jarak vertikal telapak kaki sampai
ujung kepala yang paling atas,
sementara subyek berdiri tegak mata
memandang lurus ke depan
Tinggi bahu berdiri

(tbb)
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai
bahu yang menonjol pada saat
subyek berdiri tegak
Tebal badan (tb) Ukur jarak dari dada sampai
punggung secara horisontal.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
21
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



3.Posisi berdiri dengan tangan lurus ke depan





Data yang diukur Cara pengukuran
Jangkauan tangan (jt) Ukur jarak horisontal dari punggung
sampai ujung jari tengah. Subyek berdiri
tegak dengan betis, pantat, punggung
merapat ke dinding, tangan direntangkan
ke depan.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
22
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



4. Posisi duduk menghadap ke depan





Data yang diukur Cara pengukuran
Lebar pinggul (lp) Subyek duduk tegak, ukur jarak
horisontal dari bagian terluar pinggul
sisi kanan.
Lebar bahu (lb) Ukur jarak horisontal antara kedua
lengan atas, subyek duduk tegak
dengan lengan atas merapat ke badan
dan lengan bawah direntangkan ke
depan.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
23
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



5. Posisi berdiri dengan kedua tangan direntangkan





Data yang diukur Cara pengukuran
Rentangan tangan (rt) Ukur jarak horisontal dari ujung
jari terpanjang tangan kiri ujung
jari terpanjang tangan kanan,
subyek berdiri tegak dan kedua
tangan direntangkan horisontal ke
samping sejauh mungkin.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
24
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



6. Antropometri Tangan





NO. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1 Panjang Tangan (Pt) Ukur jarak vertical (tinggi) tangan dari ujung
jari tengah sampai pergelangan tangan, ketika
tangan dibentangkan
2 Panjang Telapak Tangan (Ptt) Ukur jarak vertical telapak tangan dari bagian
pangkal jari hinggga pergelangan tangan,
ketika tangan dibentangkan
3 Panjang Ibu Jari (Pij) Ukur jarak vertical dari ujung ibu jari hingga
pangkal ibu jari, ketika tangan dibentangkan
4 Panjang Jari Telunjuk (Pjl) Ukur jarak vertical dari ujung jari telunjuk
hingga pangkal jari telunjuk, ketika tangan
dibentangkan
5 Panjang Jari Tengah (Pjt) Ukur jarak vertical dari ujung jari tengah
hingga pangkal jari tengah, ketika tangan
dibentangkan
6 Panjang Jari Manis (Pjm) Ukur jarak vertical dari ujung jari manis
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
25
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


hingga pangkal jari manis, ketika tangan
dibentangkan.
7 Panjang Jari Kelingking (Pjk) Ukur jarak vertical dari ujung jari kelingking
hingga pangkal jari kelingking, ketika tangan
dibentangkan.
8 Lebar Ibu Jari (Lij) Ukur jarak horizontal pada bagian sambungan
antar ruas tulang ibu jari
9 Tebal Ibu Jari (Tij) Ukur tebal ibu jari pada sambungan antar ruas
tulang ibu jari.
10 Lebar Jari Telunjuk (Ljl) Ukur jarak horizontal pada bagian sambungan
antar ruas tulang jari telunjuk kearah
mendekati tubuh.
11 Tebal Jari Telunjuk (Tjl) Ukur tebal jari telunjuk pada sambungan antar
ruas tulang jari telunjuk kearah mendekati
tubuh.
12 Lebar Telapak Tangan
Metacarpal (Ltm)
Ukur jarak horizontal dari tepi dalam telapak
tangan hingga bagian tepi luar telapak tangan
(Metacarpal)
13 Lebar Telapak Tangan
Sampai Ibu Jari (Ltb)
Ukur jarak horizontal dari tepi dalam telapak
tangan hingga bagian tepi luar ibu jari.
14 Tebal Telapak Tangan
Metacarpal (Ttm)
Ukur jarak vertical dari punggung Tangan
sampai dengan telapak tangan pada
metacarpal,ketika tangan direntangkan
15 Tebal Telapak Tangan Sampai
Ibu Jari (Ttb)
Ukur jarak vertical dari punggung Tangan
sampai bagian bawah ibu jari pada saat tangan
di rentangkan.
16 Lebar Maksimum (Lbmax) Ukur jarak horizoltal terjauah dari ibu jari ke
jari kelingking



Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
26
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



7. Antropometri Kaki


NO. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1 Panjang telapak kaki (Pti) Ukur jarak vertical (tinggi) dari ujung tumit ke
ujung jari terluar
2 Panjang telapak lengan kaki
(Ptlk)
Ukur jarak vertical (tinggi) dari ujung tumit ke
lengan kaki.
3 Panjang kaki sampai jari
kelingking (Pkk)
Ukur jarak vertikal (tinggi) dari ujung tumit
ke ujung jari kelingking
4 Lebar kaki (Li) Ukur jarak horizontal lengan kaki hingga tepi
terluar telapak kaki
5 Lebar tangkai kaki (Lti) Ukuran jarak horizontal bagian dalam telapak
kaki hingga bagian luar telapak kaki pada
bagian tangkai kaki.
6 Tinggi mata kaki (Tmi) Ukur jarak vertikal dari tealapak kaki hingga
bagian bawah mata kaki pada saat berdiri
tegak.
7 Tinggi bagian tengah telapak
kaki (Tti)
Ukur jarak vertikal dari telapak kaki hingga
pada bagian tengah punggung kaki pda saat
berdiri tegak
8 Jarak horizontal tangkai mata
kaki (Jhmi)
Ukur jarak vertikal dari telapak kaki pada
bagian tungkai kaki ke mata kaki.


Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
27
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia





8. Pengukuran Bentuk Tubuh

Praktikan duduk di kursi dengan kemiringan tertentu kemudian bentuk tubuh
praktikan bagian belakang dicari bentuknya dengan menggunakan flexible curve,
sehingga postur tubuh bagian belakang diperoleh. Kemudian digambar di atas papan,
lalu tarik garis horisontal yang merupakan bagian bawah lutut dan beri nama garis
tersebut garis A ( perhatikan gambar ).
Lakukan pengukuran-pengukuran seperti di bawah ini :

tk : jarak vertikal dari garis A sampai bentuk kepala bagian belakang yang
paling menonjol.
tlh : jarak vertikal dari garis A sampai tekuk leher yang paling menonjol.

tpu : jarak vertikal dari garis A sampai bentuk punggung yang paling
menonjol.
tpl : jarak vertikal dari garis A sampai titik cekung maksimum dari
pinggang.




























Sedangkan dari postur tubuh yang didapat tarik garis miring sejajar dengan
kemiringan tubuh ( lihat gambar ) dan lakukan perhitungan-perhitungan seperti
di bawah ini :
pk : jarak antara garis B sampai bentuk kepala bagian belakang yang
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
28
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



paling menonjol.

plh : jarak antara garis B sampai titik cekung leher maksimum.

ppl : jarak antara garis B sampai titik cekung pinggang maksimum.

ppb : jarak antara garis B sampai pantat belakang.




Setelah itu tarik garis horisontal yang menyinggung garis pantat bawah, garis
ini disebut garis C ( lihat gambar ), kemudian lakukan pengukuran seperti di bawah
ini :

km : jarak antara garis A dan garis C sebagai kedalaman
maksimum tempat duduk.
ppt : jarak horisontal antara titik garis singgung garis C dengan pantat
bagian belakang terluar.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
29
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia






9. Pengukuran jari tangan


Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
30
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia





1. Putaran pergelangan tangan : ukur sudut putaran pergelangan tangan dari
posisi awal sampai ke putaran maksimum, posisi awal pergelangan tangan
ditekuk ke kiri semaksimal mungkin, kemudian putar kekanan
sejauh mungkin, total putaran adalah = 1 + 2.









2. Putaran telapak kaki : ukur sudut putaran vertikal telapak kaki, posisi
awal telapak kaki siku-siku dengan betis, kemudian diputar ke bawah
sejauh mungkin, kaki kembali ke posisi awal, lalu ujung kaki dinaikkan
setinggi mungkin, total putaran vertikal telapak kaki adalah = 1 + 2.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
31
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia



10. Pengukuran Kepala (Antropometri Kepala)





Keterangan :

NO. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1. Panjang kepala (Pk) Dihitung dari kepala bagian belakang yang
saling menonjol sampai kepala yang paling
depan.
2. Lebar kepala (Lk) Dihitung dari kepala samping kanan menuju
kepala samping kiri.
3. Diameter maksimum dari dagu
(Dmd)
Diameter kepala, Di hitung dari dagu menuju
kepala atas bagian belakang.
4. Dagu kepuncak kepala (Dpk) Diameter kepala, dihitung dari dagu menuju
kepala bagian atas.
5. Telinga ke puncak kepala
(Tpk)
Dihitung dari pusat telinga menuju kepala
bagian atas.
6. Telinga ke belakang kepala
(Tbk)
Dihitung dari pusat telinga menuju bagian
kepala bagian belakang
7. Antara dua telinga (Adt) Dihitung dari telinga menuju telinga satunya.
8. Mata kepuncak kepala (Mpk) Dihitung dari mata menuju kepala bagian
belakang
9. Mata kebelakang kepala (Mbk) Dihitung dari mata menuju kepala bagian
belakang
10. Antara dua pupil mata (Apm) Dihitung antara pupil satu dengn pupil yang
satunya.
Modul Antropometri dan Desain Produk
Praktikum Genap 2010/2011
32
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


11. Hidung kepuncak kepala (Hpk) Dihitung dari hidung menuju kepala bagian
atas.
12. Hidung kebelakang kepala
(Hbk)
Dihitung jarak dari hidung menuju kepala
bagian belakang.
13. Mulut kepuncak kepala
(Mupk)
Dihitung dari mulut menuju kepala bagian
atas.
14. Lebar mulut (Lm) Dahitung dari lebar mulut ( dari samping
kanan menuju samping kiri)

Contoh penggunaan data antropometri untuk perancangan suatu produk:
D.1 Rekomendasi tinggi pintu
Pada perancangan tinggi pintu ini digunakan percentil 95 karena diharapkan orang
yang mempunyai tinggi di atas rata-rata populasi dapat menggunakannya dengan
nyaman, sedangkan dimensi tubuh yang digunakan adalah tinggi badan tegak (tbt).
Diketahui rata-rata tinggi badan tegak (tbt) sejumlah operator yang telah diukur
adalah 165 cm, dan standar deviasinya adalah 2,235 cm.
Nilai percentil 95 = 165 + 1,645(10,33) = 181,99 cm
Perlu adanya penambahan 30 mm untuk tebal sepatu, 50 mm untuk tinggi topi dan 50
mm untuk dinamic clearance (kelonggaran dinamis). Oleh karena tinggi badan
manusia akan relatif bertambah pada berjalan atau berlari yang disebut sebagai
pengaruh dinamis (dynamic effect), sehingga total tinggi pintu :
= 181,99 + 0,03 + 0,05 + 0,05 = 182,12 cm.

You might also like