You are on page 1of 10

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PH LARUTAN ASAM BASA Oleh Nama Nomor Absen Kelas : Ni Wayan Ayu Astini Sari : 28 : XI IA 7

SMA NEGERI 1 GIANYAR Jl. Ratna No. 1, Telp. (0361) 943034, Fax.(0361)944073 Website: http://www.dosmangianyar.com E-mail: sman1_gianyar@yahoo.com KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2012

I.

TUJUAN PRAKTIKUM : Memperkirakan pH Larutan dengan berbagai Indikator

II. DASAR TEORITIS Key Word : Keberadaan bahan bahan alam Seperti yang kita ketahui, di alam ini terdapat dua senyawa yaitu asam dan basa. Senyawa asam yang kita umumnya ketahui seperti jeruk dan tomat, sedangkan senyawa basa cenderung mempunyai rasa pahit, misalnya sabun. Namun, tidak semua asam-basa bisa diidentifikasikan sepeti tersebut karena ada senyawa asam-basa yang berbahaya. Misalnya senyawa asam klorida dan asam sulfat bersifat korosif, sedangkan senyawa kimia amonia berbau busuk menyengat. Asam Arhenius asam adalah apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Sebagai contoh gas HCl ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dan Cl- sehingga menurut konsep ini HCl dalam larutan air adalah asam. Basa Arhenius Basa adalah bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-. KOH bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion K+ dan OH- oleh sebab itu KOH menurut teori Arrhenius adalah basa. Indikator Senyawa asam-basa dapat diidentifikasikan secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus, larutan indikator asam-basa, dan indikator alami. a) Indikator kertas lakmus Terdiri dari dua jenis yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Lakmus merah apabila dicelupkan ke larutan bersifat asam akan tetap berwarna merah, sedangkan apabila dicelupkan kelarutan bersifat basa akan berubah menjadi warna biru. Lakmus biru apabila dicelupkan ke larutan bersifat asam akan berwarna merah. Jika dicelupkan ke larutan yang bersifat basa akan berwarna biru. b) Indikator asam-basa Umumnya berbentuk larutan. Jika larutan diteteskan ke larutan indikator maka akan terjadi perubahan warna. Perubahan warna berbeda tergantung jenis indikator dan memiliki jangkauan pH tertentu. Contohnya fenolftalein, metil oranye, bromotimol biru, metil ungu, bromokresol ungu, fenol merah, timolftalein. c) Indikator alami Indikator alami berasal dari ahan-bahan alami, contohnya bunga (hydrangea) dan bumbu dapur seperti kunyit.

Cara kerja Indikator Cara mengidentifikasikan Asam-Basa menggunakan indikator Asam-Basa Larutan indikator asam-basa adalah zat kimia yang mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.sifat itulah yang menyebabkan indikator asam-basa dapat digunakan untuk mengidentifikasikan sifat asam dan basa. Ada beberapa jenis indikator asam-basa diantaranya fenolftalein, metil orange, bromotimol biru, metil ungu, bromokresol ungu, fenol merah, timolftalein. Jika larutan diteteskan ke larutan asam-basa ke dalam larutan indikator tersebut, kita akan melihat perubahan warna larutan indikator. Cara mengidentifikasikan Asam-Basa menggunakan indikator alami. Indikator kertas lakmus dan indikator asam-basa merupakan indikator buatan. Indikator tersebut terbuat dari zat-zat kimia. Selain indikator buatan kita juga dapat menggunakan indikator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari bumbu dapur, bunga, dan buah-buahan. Agar dapat digunakan sbagai indikator bahan tersebut harus dibuat dalam bentuk larutan dengan cara mengekstraknya. Lalu diteteskan pada larutan asam-basa.

pH larutan Kekuatan asam-basa dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang dikenal dengan pH. Nilai pH memiliki rentang 1-14. Semakin kecil nilai pH, larutan semakin bersifat asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH, larutan semakin bersifat basa. Jika pH=7 maka larutan bersifat netral. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan larutan indikator asam-basa, indikator universal, dan pH meter.

Trayek pH dan Perubahan Warna beberapa Indikator Indikator Trayek pH Bromtimol Biru 6,0 - 7,6 Metil Kuning 2,0 - 3,0 Metil Ungu 0,5 - 1,5 Metil jingga 3,2 - 4,4 Lakmus 4,7 - 8,3 Fenolftalein 8,2 - 10,0 Bromkresol Hijau 3,8 - 5,4

Perubahan Warna Kuning - Biiru Merah - Kuning Kuning Violet Merah Kuning Merah Biru Tak berwarna Merah Kuning Biru

Makna Trayek Indikator

Cuka p bb
lm lb mm mj

Air Sabun

p lb

bb
mm bb lm

mj 3,2 4,4 4,7 6,0 8,2 88 pH 3,2 < 4,4 4,4 4,7 6,0 6,6 7,6 8,3 10,0 pH > 10,0

mj

Susu NaOH p lm bb mm lb mj 4,4 4,7 6,6 7,6 8,3 10,0 pH>10,0 6,6 > pH 7,6 lm mj 4,4 4,7 6,0 6,6 7,6 8,2 8,3 lb p bb mm bb

HCl

NH4OH

p bb lm lb mm mj 3,2 4,4 4,7 6,0 8,2 pH<3,2 3,2 6,6 7,6 8,3 10,0 pH>10,0

III. HIPOTESA PRAKTIKUM 1. Sabun merupakan senyawa basa, karena tersusun atas NaOH dan Minyak kelapa, maka hipotesa untuk sabun : Lakmus akan berwarna biru. 2. NaOH merupakan basa kuat, karena tersusun atas ion OH- yang menyatakan kuat basa dan ion Na+ yang menyatakan kuat basa. Maka hipotesa untuk NaOH adalah lakmus akan berwarna biru. 3. NH4OH merupakan basa lemah, karena tersusun atas ion OH- yang menyatakan basa dan NH4+ menyatakan basa lemah. Maka hipotesa untuk NH4OH adalah lakmus biru akan tetap berwarna biru. 4. Susu merupakan netral, karena tersusun atas magnesium, calsium dan asam folat. Maka hipotesa untuksusu adalah lakmus merah akan tetap berwarna merah dan lakmus biru juga akan tetap berwarna biru. 5. HCl merupakan asam kuat, karena tersusun atas ion H+ yang menyatakan asam kuat dan Cl- menyatakan basa. Maka hipotesa untuk HCLadalah lakmus merah akan tetap berwarna merah. 6. Cuka merupakan asam kuat, karena tersusun atas ion H+ yang menyatakan asam kuat dan CH3COOmenyatakan basa. Maka hipotesa untuk cuka adalah lakmus merah akan tetap berwarna merah .

IV. ALAT DAN BAHAN NO 1 Nama Alat Erlemeyer Kegunaan Untuk wadah reagen Uji Coba

Pipet tetes

Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

Plat Tetes Untuk tempat menguji pH suatu larutan, terbuat dari porselen warna putih dengan 12 lekukan

Gelas Ukur (Biker) 4 Untuk tempat air yang digunakan untuk mencuci pipet tetes.

Bahan
No Nama Indikator Metil jingga 1 Kegunaan Sebagai indikator praktikum

Metil merah

Sebagai indikator praktikum

Kertas Lakmus merah dan biru


3

Sebagai indikator praktikum

Penoptalin

Sebagai indikator praktikum

Bromtimol biru

Sebagai indikator praktikum

V. PROSEDUR KERJA dan HASIL PENGAMATAN


NO 1 Cara Kerja Dimasukan 5 tetes Larutan Sabun ke dalam plat tetes Pengamatan Larutan berwarna putih

Ditambahkan 2 tetes Indikator masing masing penplftalein, Perubahan warna yang teramati, metil merah, metil jingga, bromtimol biru setelah ditambah Penplftalein = Merah Metil merah = Kuning Bromtimol Biru = Biru Lakmus Merah = Biru Lakmus Biru = Biru

Dimasukan 5 tetes Larutan Susu ke dalam plat tetes

Larutan berwarna putih

Ditambahkan 2 tetes Indikator masing masing penplftalein, Perubahan warna yang teramati, setelah ditambah metil merah, metil jingga, bromtimol biru Penplftalein = putih Metil merah = Kuning Bromtimol Biru = hijau Lakmus Merah = cokelat Lakmus Biru = ungu

Dimasukan 5 tetes Larutan cuka ke dalam plat tetes Ditambahkan 2 tetes Indikator masing masing penplftalein, metil merah, metil jingga, bromtimol biru

Larutan berwarna bening Perubahan warna yang teramati,

setelah ditambah Penplftalein = putih Metil merah = merah Bromtimol Biru = kuning Lakmus Merah = merah Lakmus Biru = pink

Dimasukan 5 tetes Larutan NaOH ke dalam plat tetes Ditambahkan 2 tetes Indikator masing masing penplftalein, metil merah, metil jingga, bromtimol biru

Larutan berwarna bening Perubahan warna yang teramati, setelah ditambah Penplftalein = merah Metil merah = kuning Bromtimol Biru = biru Lakmus Merah = abu-abu Lakmus Biru = ungu 5 Dimasukan 5 tetes Larutan HCL ke dalam plat tetes Ditambahkan 2 tetes Indikator masing masing penplftalein, metil merah, metil jingga, bromtimol biru

Larutan berwarna bening 6 Dimasukan 5 tetes Larutan NH4OH ke dalam plat tetes metil merah, metil jingga, bromtimol biru Perubahan warna yang teramati,

Ditambahkan 2 tetes Indikator masing masing penplftalein, setelah ditambah Penplftalein = putih Metil merah = merah Bromtimol Biru = orange Lakmus Merah = orange Lakmus Biru = pink

Larutan berwarna bening Perubahan warna yang teramati,

setelah ditambah Penplftalein = pink Metil merah = kuning Bromtimol Biru = biru Lakmus Merah = abu-abu Lakmus Biru = biru

VI. PEMBAHASAN Seperti yang ketahui larutan bersifat asam jika pH < 7 bersifat basa jika pH>7 dikatakan netral jika pH =7. Jadi, larutan sabun bersifat basa karena pH > 10,0 . Susu bersifat netral karena pH 6,6 > pH 7,6. Asam Cuka bersifat asam karena pH 3,2<pH 4,4. NaOH bersifat basa karena pH>10,0. HCl bersifat asam karena pH < 3,2. NH4OH bersifat basa karena pH>10,0.

VII. SIMPULAN pH larutan sabun adalah > pH 10,0 sabun bersifat basa pH larutan Susu adalah 6,6 > pH 7,6 susu bersifat netral pH Larutan Asam Cuka adalah 3,2 < pH 4,4 asam cuka bersifat asam pH Larutan NaOH adalah pH>10,0 pH NaOH bersifat basa pH Larutan HCl adalah pH< 3,2 pH HCl bersifat asam pH larutan NH4OH adalah >pH 10,0 pH NH4OH bersifat basa

DAFTAR PUSTAKA http://belajarkimia.com/2009/01/definisi-asam-basa-arrhenius/ http://wikipedia.co.id/indikator-asam-basa http://google.co.id/gambarindokatorasambasa Buku Kimia 2, penerbit Yudhistira

You might also like