You are on page 1of 10

Tarbiyah murobi agung Tarbiyah pertama kali dilakukan Rasulullah SAW di rumah Darul Arqam.

Disinilah materi tarbiyah dan gemblengan ruhani diberikan langsung oleh murobi agung. Sehari demi sehari, seminggu demi seminggu dan berbulan-bulan jamaah Islam pertama terbentuk di rumah Al Arqam. Mereka melakukan liqo pada malam hari sampai subuh. Nabi Muhammad SAW membacakan wahyu Ilahi kepada madu yang pertama kalinya terutama dari kalangan budak dan kalangan masyarakat umum. Merekalah yang langsung menerima wahyu dari tangan pertama. Liqo yang dilakukan Rasulullah inilah yang kemudian melahirkan Syaksiyah Islamiyah, kepribadian Muslim pertama yang meski wahyu belum turun lengkap tetapi aqidah telah tertanam. Tarbiyah pada tahap awal yang dilakukan Rasulullah SAW adalah menanamkan tauhid. Allah adalah dzat yang disembah dan diikuti, bukan berhala yang berada di sekeliling Mekah. Marifatullah adalah pilar semua dari ajaran Islam. Iman yang mendalam kepada Allah dan Rasul-nya inilah yang menjadi dasar penting dalam pribadi seorang Muslim. Murobi Agung, Rasulullah SAW juga melakukan tarbiyah fardhiyah dengan merekrut Abu Bakar, Usman dan diantara keluarganya Ali. Mereka berada di dalam liqo yang berbeda dengan para sahabat yang berkumpul di Darul Arqam. Rasulullah membagi beberapa liqo di Mekkah sehingga tidak mencurigakan kaum musyrikin. Inilah cikal bakal tarbiyah Islamiyah yang dikemudian hari menjadi generasi penerangan dunia. Mereka tidak hanya faqih dalam keilmuan, zuhud dalam harta tetapi juga seorang pejuang dan penggerak yang tatkala genderang dakwah telah ditabuh maka tidak ada lagi kekuatan yang bisa menghentikan mereka. Dakwah dan Tarbiyah meluas ke seluruh dunia, sungguh kebesaran Allah SWT, sejarah dalam dakwah Rasulullah ini menjadi cermin yang perlu diikuti.

Meaning of tarbiyah Pengertian Tarbiyah secara bahasa adalah Tansyi`ah (pembentukan), Ri`ayah (pemeliharaan), Tanmiyah (pengembangan),dan Taujih (pengarahan). Maka proses tarbiyah yang kita lakukan dengan menggunakan sarana dan media yang ragam dan bermacam-macam, seperti halaqoh, mabit, tatsqif, ta`lim fil masajid, mukhoyyam, lailatul katibah dan lainnya harus memperhatikan empat hal diatas sebagai langkah-langkah praktis untuk sampai pada tujuan strategis yaitu terbentuknya pribadi muslim da`i atau muslim shalih mushlih. 1. Tansyi`ah (pembentukan) Dalam proses tansyi`ah harus memperhatikan tiga sisi penting yaitu : a. Pembentukan Ruhiyah Ma`nawiyah Pembentukan ruhiyah ma`nawiyah dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan ibadah ritual seperti qiyamul lail, shaum sunnah, tilawah Qur`an, dzikir dll. Para Murabbi harus mampu menjadikan sarana-sarana tarbiyah semisal mabit, lailatul katibah, jalsah ruhiyah, dalam membentuk pribadi Mutarabbi pada sisi ruhiyah ma`nawiyahnya dan dirasakan serta disadari oleh Mutarabbi bahwa ia sedang menjalani proses pembentukan ma`nawiyah ruhiyah. Jangan sampai mabit hanya untuk mabit. b. Pembentukan Fikriyah Tsaqofiyah. Sarana dan media tarbiyah tsaqofiyah harus dijadikan sebagai sarana dan media yang dapat membentuk peserta tarbiyah pada sisi fikriyah tsaqofiyah, jangan sampai tatsqif untuk tatsqif dan ta`lim untuk ta`lim, tetapi harus jelas tujuannya bahwa tatsqif untuk pembentukan tsaqofah yang benar dan utuh, ta`lim untuk tafaqquh fid dien dan ini harus disadari dan dirasakan oleh Murabbi dan Mutarabbi. c. Amaliyah Harakiyah. Proses tarbiyah selain bertujuan membentuk pribadi dari sisi ruhiyah ma`nawiyah dan fikriyah tsaqofiyah juga bertujuan membentuk amaliah harakiyah yang harus dilakukan secara berbarengan dan berkeseimbangan seperti kewajiban rekruitmen dengan da`wah fardiyah, da`wah `ammah dan bentuk-bentuk nasyrud da`wah lainya. Serta pengelolaan halaqoh tarbawiyah yang baru sehingga sisi ruhiyah ma`nawiyah dan fikriyah tsaqofiyah teraktualisasi dan terformulasi dalam bentuk amal nyata dan kegiatan ril serta dirasakan oleh lingkungan dan mayarakat luas.

. Ar ri`ayah (pemeliharaan). Kepribadian Islami yang sudah atau mulai terbentuk harus dijaga dan dipelihara ma`nawiyah, fikriyah dan amaliyahnya serta harus selalu dimutaba`ah (dikontrol) dan ditaqwim (dievaluasi) sehingga jangan sampai ada yang berkurang, menurun atau melemah. Dengan demikian kualitas dan kuantitas ibadah ritual, wawasan konseptual, fikrah dan harakah tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Tidak ada penurunan dalam tilawah yaumiyah, qiyamul lail, shaum sunnah, baca buku, tatsqif, liqoat tarbawiyah dan aktivitas da`wah serta pembinaan kader.

3. At Tanmiyah (pengembangan). Dalam proses tarbiyah, Murabbi dan Mutarabbi tidak boleh puas dengan apa yang ada dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, apalagi mnganggap sudah sempurna. Murabbi dan Mutarabbi yang baik adalah Murabbi dan utarabbi yang selalu memperbaiki kekurangan dan kelemahan serta meningkatkan kualitas, berpandangan jauh kedepan, bahwa tarbiyah harus siap dan mampu menawarkan konsep perubahan dan dapat mengajukan solusi dari berbagai permasalahan ummat dan berani tampil memimpin umat. Oleh karenanya kualitas diri dan jamaah merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan dalam proses tarbiyah. 4. At Taujih (pengarahan) dan At Tauzhif (Pemberdayaan). Tarbiyah tidak hanya bertujuan untuk melahirkan manusia yang baik dan berkualitas secara pribadi namun harus mampu memberdayakan diri dan kualitas diri untuk menjadi unsur perubah yang aktif dan produktif ( Al Muslim Ash Shalih Al Mushlih ). Murabbi dapat mengarahkan, memfungsikan dan memberdayakan Mutarabbinya sesuai dengan bidang dan kapasitasnya.Mutarabbi siap untuk diarahkan, ditugaskan, ditempatkan dan difungsikan, sehingga dapat memberikan kontribusi ril untuk da`wah, jamaah dan umat, tidak ragu berjuang dan berkorban demi tegaknya dienul Islam. Diantara orang-orang yang beriman itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka telah janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya. ( QS 33 : 23 )

Indikasi keberhasilan tarbiyah bisa dilihat pada peran dankontribusi kader dalam penyebaran fikrah, pembentukan masyarakat Islam, memerangi kemunkaran memberantas kerusakan dan mampu mengarahkan dan membimbing umat ke jalan Allah. Serta dalam keadaan siap menghadapi segala bentuk kebathilan yang menghadang dan menghalangi lajunya da`wah Islam. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu`min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga kepada mereka, mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh, itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur`an, dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain ) daripada Allah, maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu dan itulah kemenangan yang besar (QS 9 :111) Semoga Allah selalu bersama kita dan kemenangan memihak kepada kita. Jika kamu membela (agama) Allah, pasti Allah memberikan kemenangan kepadamu dan mengokohkan kakimu diatas jalan yang haq. Makna Tarbiyah dan Liqo` (1) Untuk mengetahui lebih jauh makna Tarbiyah dan Liqo` berikut ini sebuah penjelasan dari Syariah Online. Secara bahasa Tarbiyah itu maknannya adalah pendidikan atau pembinaan dan liqo` artinya pertemuan. Selain dua istilah itu ada lagi istilah lainnya ang terkait kuat yaitu halaqah. Secara istilah halaqah berarti pengajian imana orang-orang yang ikut dalam pengajian itu duduk melingkar. Dalam ahasa lain bisa juga disebut majelis taklim, atau forum yang bersifat ilmiyah. Istilah halaqah ini sangat umum di timur tengah dan biasa dilakukan di banyak masjid. Materinya bisa berkaitan dengan kitab tertentu seperti qidah, fikih, hadits, sirah dan seterusnya. Contoh yang paling mudah bisa kita dapati di dua masjid AlHaram, Mekkah dan Madinah. Setiap hari selalu dipenuhi dengan halaqah yang diisi oleh para masyaikh / ustaz yang merupakan akar di bidangnya. Sedangkan isitlah liqo` lebih umum dari halaqah, karena isinya bisa saja bukan merupakan kajian ilmiyah, tetapi bisa diisi dengan rapat, pertemuan, musyawarah dan seterusnya.

Istilah halaqah dan liqo di Indonesia umumnya sering dikaitkan dengan pengajian dalam format kelompok kecil antar 5 s/d 10 orang, dimana ada satu orang yang bertindak sebagai nara sumber yang sering diistilahkan dengan murabbi / pembina. Secara umum, format halaqah dengan jumlah terbatas ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah bahwa anggota dari halaqah itu biasanya adalah orang-orang yang sudah terpilih melalui semacam seleksi. Sehingga lebih mudah untuk penanganannya ketimbang bila jumlahnya terlalu banyak. Sehingga kontroling dari murabbi bisa lebih sempurna. Kekurangannya adalah apabila kemampuan sang murabbi ini terbatas baik dari sisi waktu, ilmu dan kemampuan dalam membina, sehingga menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Dari sisi ilmu dan wawasan, halaqah kecil ini akan sangat tergantung dari wawasan sang murabbi. Bila kemampuannya baik, maka umumnya anggotanya pun punya wawasan yang baik. Sehingga meski pada beberapa sisi ada kelebihannya, tapi halaqah kecil ini perlu juga dilengkapi dengan penambahan ilmu-ilmu ke-islaman secara lebih lanjut dan lebih luas, bila ingin mencetak orang-orang yang ahli dalam bidang syariah Islam. Sekedar ikut halaqah yang jam pertemuannya hanya 2-3 jam sepekan tentu sangat kurang bila tujuannya adalah mendalami ilmu-ilmu keislaman. Apalagi bila sang murabbi terbatas ilmu dan kemampuan bahasa arabnya. mencetak ahli syariah, tetapi lebih kepada membentuk wawasan dan kepribadian yang Islami. Untuk bisa menelurkan ahli syariah, yang dibutuhkan adalah kuliah di fakultas syariah. Dan untuk melahirkan aktifis yang memiliki wawaan fikrah Islam serta memiliki kepribadian yang islami, sarana halaqah umumnya lumayan bermanfaat. Namun semua itu tidak lain hanyalah wasilah (sarana) yang bisa dimanfaatkan dalam rangka dakwah kepada Allah dan melahirkan generasi yang islami.

Makna Tarbiyah dan Liqo (2) Kita lanjutkan pembahasan makna tarbiyah dan liqo yang dijelaskan dalam syariah online.

2. Urgensi Ikut Liqo` Sebagaimana yang kami jelaskan, liqo atau halaqah hanyalah sebuah format metode pembinaan yang selama ini cukup efektif untuk melahirkan kader-kader yang dibutuhkan. Tetapi esensinya adalah membina dan melahirkan afrad (individu) yang memiliki kriteria tertentu seperti beraqidah yang shahih dan syamil, beribadah yang berkualitas, akhlaq yang mulia, produktif dalam beramal dan seterusnya. Biasanya sarana yang digunakan tidak berhenti pada pertemuan mingguan saja, tapi ada juga yang bersifat rekreatif, ilmiyah, hiburan dan seterusnya. Namun semua itu dalam rangka menghidupkan sistem kehidupan yang islami. Tidak ikut liqo` bukan suatu dosa yang akan membawa seseorang masuk neraka. Namun liqo` dalam makna istilah seperti yang kami sebutkan di atas selama ini sudah memiliki peran dalam rangka membentuk unsur-unsur kebaikan dalam tubuh umat Islam. Paling tidak merupakan sebuah gerakan alternatif dalam rangka menghidupkan Islam sebagai manhaj / sistem kehidupan. Dan arahnya adalah menuju kepada lahirnya generasi islami, rumah tangga islami, masyarakat islami bahkan hingga negara dan khilafah islamiyah. Sehingga seyogyanya setiap generasi muda Islam ini ikut aktif dan mengambil peranan dalam setiap jenis usaha untuk mensukseskan kebangkitan Islam.

3. Peran Murabbi dalam menangani masalah mad`u-nya Murabbi sebenarnya memiliki peran yang sangat signifikan dalam membina dan membentuk binaannya. Secara umum, sosok murabbi yang ideal adalah yang bias menjadi sosok seorang ayah yang mengayomi, seorang guru yang mengajarkan ilmu, seorang sahabat sejati dan juga seorang pimpinan yang menunjuki.Berbeda dengan guru atau dosen yang tugasnya melemparkan materi dan pergi, murabbi justru bertugas untuk menemani dan hidup bersama dengan para binaannya, memberi teladan langsung dan juga menjadi sosok panutan.Karena itu tugas seorang murabbi sungguh sangat berat dan sukar. Karena harus merangkap sekian banyak peran dan tugas. Tapi hadirnya seorang murabbi ideal memang sebuah keharusan meski jalan menuju kesana penuh onak dan duri.

4. Taklimat Taklimat itu maknanya adalah pengumuman. Biasanya digunakan sebagai sarana penyampaian pesan atas suatu hal, baik berupa pengumuman internal maupun yang terkait dengan masalah eksternal. Isinya mungkin saja semacam kebijakandan arahan atas suatu masalah.Memang bila dilihat secara sepihak, kesan dari taklimat itu sepertiindoktrinasi, apalagi bila disampaikan dengan cara yang kurang mengena.Seperti kalimat berikut Pokoknya ini perintah dari atas, ente ngak usahtanya-tanya. Buat mereka yang sudah punya intima` dan tsiqah yang kuat,barangkali penyampaian taklimat itu menjadi sesuatu yang biasa saja. Sebaliknya, mereka yang tidak terbiasa dan belum lama berinteraksi dalam sebuah aktifitas amal jama`i yang besar, maka bahasa penyampaian taklimatitu perlu disesuaikan agar terasa enak didengar dan tidak bertentangan dengan naluri dan rasa kemanusiaan seseorang. Sebenarnya hal itu bias disampaikan dengan baik asal para murabbi betul-betul mengerti dan pahambetul apa yang sedang dikatakannya. Bukan sekedar taat tapi tidak paham. Maka kalau sang murabbi saja tidak paham, bagaimana dia akan memahamkan mad`unya itu ? Jangan-jangan yang lahir adalah gerakan tidak paham massal. Padahal salah satu dari prinsif pergerakan itu yang paling pokok adalah masalah Al-Fahmu, yang maknanya pemahaman yang jelas. Jangan sampai dalam bergerak dan berdakwah seseorang berjalan hanya berdasarkan taqlid dan ketidak-mengertian, dengan alasan bahwa sebagai prajurit semua harus taat pada pimpinan. Justru menjadi kewajiban para pimpinan untuk menjelaskan apa latar belakang dan dasar syar`i dari suatu kebijakan. Hal ini penting untuk diperhatikan agar seorang ketika berjihad, merasa paham dan yakin betul atas apa yang dikerjakannya dan merasa nyaman dengan apa yang diperjuangkannya itu. * Pertama : Ghayah Ghayah adalah tujuan, baik tujuan utama maupun tujuan antara. Ghayah sebuah harakah harus terbutki semata hanya untuk Allah Subhanahu Wata`ala semata. Bukan untuk kepentingan terbatas atau tujuan duniawi semata. Tetapi untuk mendapatkan ridha Allah SWT dengan menegakkan syariat-Nya. * Kedua : Fikrah Wa Syariah Konsep pemikirannya yang harus selaras dengan realitas dan idealisme Islam itu sendiri. Harakah Islam yang menjadi pilihan tidak mungkin mengambil sistem

pemikiran kapitalis, sosialis atau pun sekuleris dalam fikrahnya. Juga tidak mudah terkecoh dengan pemikiran oreintalis yang suka meracuni fikrah. Sebaliknya harakah itu haruslah komitmen untuk menerapkan syariat Islam pada setiap individu dan anggotanya, sebab tujuan akhirnya adalah penegakan syariah Allah Subhanahu Wata`ala di muka bumi. * Ketiga : Manhaj Manhaj adalah sistem dasar pergerakan yang harus mengacu kepada sistem dasar pergerakan dengan pola gerakan dakwah Rasulullah SAW. Pola ini dipahami secara cerdas dan manhaji sesuai dengan kaidah-kaidah yang lurus yang terjabarkan dalam fiqhus sirah dan fiqhul harakah. * Keempat : Akhlaq Yaitu masalah akhlaq dan adab berharakah. Sebuah pergerakan harus punya akhlaq mulia, mampu membina dengan budi yang luhur dan pendekatan yang penuh hikmah dan mau`izhah hasanah. Pandai menempatkan diri di tengah komunitas muslim yang beragama sehingga bisa dengan mudah diterima kehadirannya oleh semua pihak. Tidak mudah melemparkan tuduhan kepada sesama muslim, apalagi fitnah keji tanpa konfirmasi. Sebab tanpa akhlaq, harakah menjadi eksklusif dan cenderung ditakuti dan dijauhi umat. * Kelima : Syumuliyah Maksunya adalah luasnya ruang lingkup dan cakupan kerja harakah itu yang tidak bersifat parsial mementingkan satu sisi dengan meninggalkan sisi lainnya. Sebab Islam itu selain agama juga negara. Maka membuat harakah yang sepotong-sepotong perhatiannya pada suatu masalah hanya akan membuat orang memahami Islam menjadi sepotong-sepotong juga. * Keenam : Syuro Harakah itu harus dipimpin, dimanage dan diarahkan oleh sebuah sistem syuro yang efektif, aspiratif, komunikatif dan elastis. Isinya haruslah terdiri dari orang-orang yang ahli dibidangnya serta mampu berpikir yang menyeluruh namun up to date, sehingga bisa mengantisipasi perubahan zaman yang seringkali bergerak lebih cepat dengan kebijakan yang tepat dan bisa dipertanggung-jawabkan.

* Ketujuh : Quwwatun Nasyr wal Bina` wa Tanmiyatil Kafa`ah Yaitu kemampuan untuk menyebarkan fikrahnya kepada khalayak luas dan diikuti dengan pembinaannya sampai memilik jumlah kader yang besar dan berkualitas. Juga diikuti dengan pengembangan sumber daya manusianya. Tiga langkah ini tidak mungkin ditinggalkan, sebab satu dengan lainnya akan terkait dengan erat. Harakah yang tidak bisa menyebarkan fikrahnya pastilah tidak akan berkembang. Sebaliknya, punya banyak pengikut tapi tidak mampu membina, hanya akan melahirkan kumpulan massa yang cair. Dan bila tidak mampu mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki, harakah ini akan dipenuhi dengan orang-orang yang kurang produktif sehingga malah akan membebani harakah itu sendiri. Maka pengembangan potensi SDM menjadi sesuatu yang mutlak buat sebuah harakan yang besar agar terjadi diverensiasi kerja dan akfititas. * Kedelapan : At-Tanzhim Al-Matien Yaitu struktur internal yang solid. Sebab harakah yang punya pengikut banyak tapi tidak tertata rapi bisa dengan mudah diruntuhkan atau disusupi oleh lawan. Angka pendukung yang banyak tidak akan membuat lawan menjadi takut, sebaliknya malah akan menjadi bulan-bulanan bahkan akan dimanfaatkan untuk kepentingan lawan. Sebaliknya, bila semua pendukung itu terbina dengan baik dan terstruktur dengan rapi, akan menjadi sebuah kekuatan yang efektif dan tentu saja amat ditakuti lawan. * Kesembilan : At-Tadarruj fil Khutuwath Yaitu kemampuan membuat fase-fase langkah dan kebijakan yang tepat sesuai dengan waktu dan kondisi realitas lapangan. Tentu saja dengan membuat skala prioritas berdasarkan kajian yang ilmiyah serta pandangan yang mendalam dari para pengamat dan ahli di bidangnya. Langkah yang melompat terlalu jauh dengan memaksakan kemampuan tidak akan menghasilkan sesuatu yang permanen. Dan langkah yang tidak teratur justru akan membuat kebijakan harakah menjadi semerawut serta membingungkan pengikutnya

* Kesepuluh : Intima` Yaitu komitmen harakah itu yang harus terbukti selalu setia mengacu kepada kepentingan Islam. Sebab harakah yang terbukti tidak punya komitmen pada garis perjuangannya, akan ditinggalkan oleh umat

You might also like