Professional Documents
Culture Documents
Program outcomes
Tujuan
Peserta dapat memahami ruang lingkup manajemen operasional serta permasalahan dan solusi dalam menajalankan perusahaan industri, termasuk perencanaan kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi
Lingkup
manajemen operasional mencakup lingkup masalah penentuan lokasi dan tataletak fasilitas, pemeliharaan fasilitas, perencanaan produk, perencanaan proses, perancangan metoda kerja, perencanaan produksi dan pengendalian produksi, perencanaan kapasitas, dan penjaminan kualitas
Materi Pelatihan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pendahuluan Lokasi dan tataletak fasilitas Perencanaan produk Perencanaan proses Perancangan metoda kerja Perencanaan produksi dan pengendalian produksi Perencanaan kapasitas
1. PENDAHULUAN
Pertama kali digunakan tahun 1622 Berasal dari kata latin manufactum yang berarti made by hand
A Series of interrelated activities and operations involving the design, materials selection, planning, manufacturing production, quality assurance, management and marketing of products of the manufacturing industries Rangkaian aktivitas-aktivitas/operasi-operasi yang saling terkait, yang melibatkan perancangan, pemilihan material, perencanaan, produksi, penjaminan kualitas, dan manajemen/pemasaran produk-produk industri manufaktur
6
Kata manufacturing diartikan lebih luas Manufacturing adalah proses konversi suatu desain menjadi produk akhir Production adalah aktivitas fisik untuk mengubah suatu bentuk material menjadi bentuk lain yang lebih bernilai
Market Research
Product design
Process design
Production planning
Production control
Production activity
Consumer/ market
Distribution
Warehousing
Sistem Manufaktur
Sistem manufaktur adalah sistem yang melakukan proses transformasi/konversi keinginan (needs) konsumen menjadi produk jadi yang berkualitas tinggi Keinginan konsumen diketahui dari studi pasar, yang kemudian keinginan ini diterjemahkan menjadi desain produk, dan kemudian menjadi desain proses Komitmen terhadap kualitas produk harus dimiliki oleh setiap level dalam perusahaan pada setiap tahap proses produksi Dalam proses transformasi ini terjadi pertambahan nilai Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 10
Sistem Produksi
Sistem produksi adalah sistem yang melakukan proses transformasi atau konversi bahan mentah menjadi produk jadi dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan desain produk yang telah ditetapkan Dalam proses transformasi ini terjadi pertambahan nilai sehingga produk jadi mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada nilai bahan mentah
11
Sistem Personalia
Sistem Manajemen
Sistem Keuangan
SISTEM MANUFAKTUR
Studi Pasar
Aktivitas Produksi
Penjaminan Kualitas
12
Manufacturing lead time Jumlah inventory Idle time, utilization Line balancing Pemenuhan due date Material handling cost Efisiensi Produktivitas Kualitas
13
Contoh Kasus(1)
Sebuah perusahaan, yaitu PT X, yang membuat suatu produk Y, sedang merencanakan pengembangan perusahaan dengan membuat pabrik baru untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Pada saat ini, PT X mempunyai 2 pabrik, yaitu di Cilegon dan Surabaya. PT X juga mempunyai 4 buah gudang bahan jadi (selain di pabrik masing-masing) di Semarang, Yogya, Cirebon dan Bandung. PT X merasa bahwa ongkos transportasi akan bisa dikurangi bila sebuah pabrik baru di tempat lain dibangun.
15
Contoh Kasus(2)
Data penjualan saat ini menunjukkan PT X memerlukan perluasan pabrik (peningkatkan kapasitas) sebesar 10%, tetapi estimasi 10 tahun yang akan datang kapasitas pabrik yang diperlukan adalah 2 kali dari kapasitas pada saat ini. Mengingat tenaga kerja yang diperlukan adalah unskilled labor, daerah pedesaan mungkin akan lebih baik untuk lokasi pabrik baru ini. Pasar produk adalah seluruh wilayah Republik Indonesia, terutama Pulau Jawa dengan bahan baku terdapat di mana pun.
16
Contoh Kasus(3)
Ongkos transportasi proporsional dengan jarak tempuh dan kebijakan PT X adalah penyaluran barang ke setiap gudang paling lama dalam satu minggu.
17
Penetapan lokasi secara umum Penetapan lokasi pabrik (exact site) Kedekatan ke pasar, bahan baku Kedekatan ke sumber tenaga kerja Ketersediaan tenaga listrik, air Iklim usaha Ketersediaan modal (bank, lembaga keuangan non bank, investor) Perlindungan dari bahaya kebakaran Keamanan
18
Faktor:
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
Sekolah Kegiatan serikat buruh Tempat ibadah Fasilitas rekreasi Perumahan Polusi, persampahan Perilaku, budaya masyarakat Hukum atau peraturan daerah, pajak Pertumbuhan komunitas Fasilitas kesehatan, sosisal Fasilitas transportasi (lokal, regional)
19
Untuk setiap lokasi alternatif, masing-masing faktor di atas diberi nilai. Dengan demikian, setiap alternatif dapat diperbandingkan
20
21
3. Perancangan Produk
Perancangan Produk(1)
Penetapan material Penentuan ukuran dan toleransi Pendefinisian appearance Penetapan standar performansi
23
Perancangan Produk(2)
Mencocokkan (matching) karakteristik produk dengan kebutuhan konsumen Memenuhi kebutuhan konsemen dengan cara metoda) yang paling sederhana dan efektif Menurunkan time to market Meminimumkan revisi
24
Final design
Prototype
Process planning
Idea Generation
Pemasok, distributor, salespersons Literatur (trade journals dan publikasi lain) Warranty claims, customer complaints, failures Survey konsumen, focus groups, interviews Field testing, trial users Research and development
26
Perceptual Maps
Perbandingan visual persepsi konsumen Pembandingan produk/jasa dengan best-in-class Membongkar (dismantle) produk pesaing untuk memperbaiki produk yang dibuat
Benchmarking
Reverse engineering
27
28
Preliminary Design
Ciptakan rancangan bentuk dan fungsi (form & functional design) Buat produk prototype Uji prototype Perbaiki prototype Uji ulang
29
30
Reliability Kemungkinan produk dapat berfungsi dalam interval waktu tertentu Maintainability Kemudahan dan/atau ongkos pemeliharaan perbaikan produk
31
Buat gambar (drawings) & spesifikasi Rancang instruksi pembuatan (manufacture) yang workable Pilih tools & equipment Siapkan job descriptions Tentukan urutan operasi & perakitan Buatkan program automated machines
32
33
Design Teams
Marketing, manufacturing, engineering Suppliers, dealers, customers Lawyers, accountants, insurance companies
34
35
Concurrent Design(1)
Customers
Design
Marketing
Engineering
Suppliers
Production
36
Concurrent Design(2)
Also, simultaneous or concurrent engineering Pengambilan keputusan simultan oleh design teams Integrasikan product design & process planning Desentralisasi rancangan yang lebih rinci Kembangkan price-minus not cost-plus pricing Buat jadwal produksi paralel dengan sebaikbaiknya
37
Rancang produk agar kegiatan produksi menjadi mudah dan efisien Pertimbangkan manufacturability seawal mungkin pada tahap perancangan produk Identifikasi easy-to-manufacture product-design characteristics Gunakan komponan yang mudah dibuat dan dirakit Integrasikan product design dengan process planning
38
DFM Guidelines(1)
Minimisasi jumlah part Kembangkan modular design Rancang part agar multi-use Hindarkan fastener terpisah-pisah Hilangkan adjustments Rancang produk agar bisa minimum handling
39
Hindarkan penggunaan tools Minimisasi subassemblies Gunakan parts standar bila mungkin Sederhanakan operasi Rancang produk agar pengujian efisien dan memadai Gunakan proses yang mudah dimengerti dan berulang Analisis failures
40
Analyzing Failures
Adalah suatu pendekatan sistematis untuk melakukan analisis sebab dan akibat kegagalan (failures) Menentukan prioritas failures Menentukan upaya eliminasi sebab failures Studi hubungan antar failures
41
1. Apakah kita bisa mengerjakan tanpa itu? 2. Apakah itu lebih dari pada yang diperlukan? 3. Apakah biayanya lebih mahal dari pada nilainya? 4. Dapatkah alat/cara lain mengerjakan itu dengan lebih baik? 5. Dapatkah itu dibuat dengan biaya lebih murah, bahan lebih sedikit dan alat bantu yang lebih murah? 6. Dapatkah itu dibuat dengan lebih murah, lebih cepat, lebih baik, oleh orang lain?
42
Rancang agar bisa menggunakan recycled material Rancang material yang dapat direcycled Rancang agar mudah melakukan perbaikan Minimisasi packaging Minimisasi bahan dan energi yang digunakan pada saat manufacture, consumption & disposal
43
Menerjemahkan the voice of the customer menjadi technical design requirements Gambarkan requirements dalam matrix house of quality
44
House Of Quality
5. Tradeoff matrix Importance 3. Product characteristics
1. Customer requirements
4. Relationship matrix
2. Competitive assessment
45
46
Benefits Of QFD(1)
Memberikan pengertian lebih baik mengenai permintaan konsumen Memberikan pengertian mengenai interaksi perancangan Melibatkan aspek manufacturing dalam proses perancangan Membuka dinding pemisah antar fungsi dan departmen Memfokuskan pada usaha perancangan
47
Benefits Of QFD(2)
Mendukung kerja tim Memperbaiki dokumentasi kegiatan perancangan dan proses pengembangan Menyediakan basis data untuk kegiatan perancangan yang akan datang Meningkatkan kepuasan konsumen Menurunkan jumlah perubahan spesifikasi teknis (engineering changes) Mempercepat waktu pengenalan produk baru ke pasar (time to market) Menurunkan biaya perancangan dan pembuatan
48
Technology In Design
CAD - Computer Aided Design Membantu untuk menciptakan dan modifikasi rancangan CAE - Computer Aided Engineering Menguji dan menganalisis rancangan dengan komputer CAD/CAM - Design & Manufacturing Secara otomatis mengubah (konversi) data CAD menjadi instruksi pemrosesan kepada mesin/peralatan yang dikendalikan oleh komputer
49
4. Perancangan Proses
Perancangan proses
Perencanaan proses adalah penentuan proses yang paling tepat untuk melakukan kegiatan produksi dan perakitan yang diperlukan untuk membuat suatu part/produk, sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam product design Lingkup perencanaan proses: interpretasi gambar, proses dan urutan proses, pemilihan alat (equipment, tool, mold, fixture, dan gages, analisis metode, waktu standar, alat potong dan kondisi potong)
51
Urutan Proses
Raw material Proses dasar
Casting Plartic molding Rolling of sheet metal
Property enhancing
Heat treatment
52
Perancangan Proses
Pemilihan proses Make-or-buy decisions Pemilihan specific equipment Perencanaan proses Analisis proses
53
Perencanaan proses
Blueprints Bill of material Assembly diagram Assembly chart / product structure diagram Operations process chart Routing sheet
54
Analisis proses(1)
Perubahan: menuju kepada perbaikan (improvement) Improvement mencakup tujuan:
Lebih efisien, efektif, produktif Lebih baik/cepat/murah Lebih mudah/nyaman Lebih aman baik untuk pekerja maupun teknologi/peralatan
55
Analisis proses(3)
56
Analisis proses(5)
Tingkat teknologi
Inovasi
Pemeliharaan
Inovasi
Kaizen Pemeliharaan
t1
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
t2
t3
waktu
57
Analisis proses(6)
I novasi Kreatf i I vi ndi du Spesi i als O ri ntas e iteknol ogi I nformasiter tutup Functi onal M encarit eknol ogibar u Feedback ter as bat Agregat D am pak dram ati s Loncatan ke depan Intermitten Investasi besar
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
Kai zen Adaptabii ltas Tim Ge neri k O ri entas ipekerj a I nformasiter buka Cross f uncti onal Pada tek ogiyang ada nol Feedback l uas Rinci D am pak ti ak dram ati d s G radual Konti nu I nvest asikeci/ti ak ada l d
58
Manufacturing Technology
CAD/CAM CNC machines Robotics Automated Material Handling Flexible Manufacturing Systems (FMS) Computer Integrated Manufacturing (CIM)
59
Langkah sistematis
Pendefinisian masalah: penggambaran masalah, penetapan tujuan, kriteria, variabel keputusan, parameter Pengembangan alternatif: diperlukan kreativitas Evaluasi alternatif: pengukuran perfomansi masingmasing alternatif (ukuran kriteria) secara konsisten Pemilihan alternatif: alternatif terbaik yang akan dijalankan Rekomendasi: langkah-langkah, prasyarat, kondisi perlu untuk implementasi
61
62
Sistem Kerja
Sistem kerja adalah sistem yang melakukan proses perubahan bahan mentah menjadi produk jadi (finished product) atau produk setengah jadi (work in process) Sistem kerja terdiri atas:
Bahan baku dan bahan penunjang Tenaga kerja Mesin dan fasilitas produksi Informasi Energi Lingkungan
63
64
Prinsip perancangan: Ergonomi Ekonomi gerakan Studi gerakan Pengukuran kerja: Pengukuran waktu Pengukuran ongkos Pengukuran tenaga Pengukuran efek psikologis Pengukuran efek sosial
65
Kondisi fisik terbatas Anggota badan memulai dan mengakhiri pekerjaan pada saat yang sama Gerakan anggota badan harus simetris dan berlawanan arah Dalam mengerjakan pekerjaan, hanya bagian-bagian yang diperlukan saja yang bekerja Hindari gerakan patah-patah (perubahan arah)
66
Kurangi pekerjaan manual bila dapat dilakukan dengan peralatan Gunakan peralatan kerja yang dapat mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus Peralatan memberikan genggaman yang nyaman, memudahkan pemakaian dan letakkan pada tempat tertentu tanpa harus mencari Eliminasi tangan sebagai holding device Peralatan memungkinkan kerja anggota badan merata
67
Tempat kerja tidak sering berpindah Berada dalam daerah jangkauan tangan Memungkinkan urutan kerja terbaik Ukuran tempat kerja sesuai dengan ukuran tubuh pekerja Kondisi ruang kerja sesuai nyaman
68
69
Studi gerakan(1)
Elemen gerakan Therblig (Frank Gilbreth dan Lilian Gilbreth membagi gerakan dasar ke dalam 17 gerakan):
Mencari (search) Memilih (select) Memegang untuk membawa (grasp) Menjangkau tanpa beban (empty transport) Membawa dengan beban (loaded transport) Memegang untuk memakai (hold) Melepas (release) Mengarahkan (position)
70
Studi gerakan(2)
Mengarahkan awal (preposition) Memeriksa (inspection) Merakit (assemble ) Melepas rakit (disassemble) Memakai (use) Keterlambatan tak terhindarkan (unavoidable delay) Keterlambatan terhindarkan (avoidable delay) Merencana (plan) Istirahat (rest to overcoming fatique)
Analisis gerakan
Micromotion study dilakukan dengan menggunakan kamera (video recorder) dan jam khusus (microchronometer ):
72
Peta kerja
Peta kerja merupakan alat analisis dalam rangka perancangan kerja maupun perbaikan kerja Jenis peta kerja:
proses operasi (operation process chart, OPC) aliran proses (flow process chart, FPC) pekerja-mesin (man-machine chart, MMC) tangan kiri-kanan (Left and right hand chart, LRHC) kelompok kerja (gang chart, GC) diagram (diagram chart, DC)
73
Simbol
Operasi Transportasi Inspeksi Menunggu (delay) Menyimpan Gabungan operasi dan inspeksi
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
74
Lengkap (awal sampai akhir) tetapi garis besar proses yang dilakukan material/komponen yang dipakai (tanda panah/garis horisontal) proses yang dilakukan (pada urutan secara vertikal): operasi, inspeksi, penyimpanan waktu yang diperlukan (sisi kiri lambang) mesin yang digunakan (sisi kanan lambang) nomor proses (di dalam lambang) kolom paling kanan adalah komponen utama
75
OPC menggambarkan:
W W I-n M
O-m
76
77
proses yang dipakai: operasi, transportasi, inspeksi, penyimpanan sementara (delay), dan penyimpanan Waktu yang dibutuhkan Jarak tempuh
78
79
Man-machine chart(1)
MMC menggambarkan hubungan kerja mesin dan operator pada saat yang sama:
Kapan mesin menganggur sementara pekerja bekerja, pekerja menganggur sementara mesin bekerja, keduanya bekerja Sinkronisasi kerja antara pekerja dan mesin Dapat menentukan jumlah mesin yang dapat ditangani seorang operator
80
Man-machine chart(2)
81
Man-machine chart(3)
82
LRHC menggambarkan hubungan kerja tangan kiri dan dan tangan kanan operator pada saat yang sama:
Kapan tangan kiri menganggur sementara tangan kanan bekerja, tangan kanan menganggur sementara tangan kiri bekerja, keduanya bekerja Sinkronisasi kerja antara tangan kiri dan tangan kanan Menggunakan elemen gerakan Therbligh
83
84
Pengukuran waktu(1)
Pengukuran kerja mencakup pengukuran waktu, tenaga, ongkos, efek psikologis dan efek sosiologis bila suatu metoda kerja dijalankan Pengukuran waktu merupakan pengukuran yang paling praktis dalam menentukan kinerja suatu metoda kerja Pengukuran waktu dilakukan untuk mengukur waktu siklus, yang akan menjadi dasar pengukuran waktu normal Waktu normal adalah waktu siklus yang telah dilakukan rating agar kondisi normal dapat dicapai. Waktu normal merupakan dasar bagi penentuan waktu baku
85
Pengukuran waktu(2)
Rating factor mencakup keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi Waktu baku (standard time) adalah waktu normal yang telah memperhitungkan allowance Allowance terdiri atas: personal, menghilangkan fatique dan unavodable delay. Pengukuran waktu terdiri atas:
Pengukuran langsung (pengamat berada di tempat kerja): pengukuran dengan stopwatch dan pengukuran work sampling Pengukuran tak langsung: menggunakan tabel standar
86
Langkah-langkah:
Lakukan standardisasi metoda kerja Bagi menjadi elemen pekerjaan Lakukan pengukuran pendahuluan Tentukan keseragaman dan kecukupan data Hitung waktu siklus Tentukan rating factor Hitung waktu normal Tentukan allowance Hitung waktu baku
87
Work sampling
Langkah:
Contoh:
Pengamatan pendahuluan Penentuan jumlah sample dan jadwal kunjungan Lakukan pengukuran pendahuluan Tentukan keseragaman dan kecukupan data Hitung waktu siklus Tentukan rating factor (waktu penyesuaian) Hitung waktu normal Tentukan allowance (kelonggaran) Hitung waktu baku Waktu rata-rata (dari pengamatan): 30 detik; rating factor: 10 %; kelonggaran: 20% Waktu siklus: 30 detik; waktu normal: 30 x (1+0,1) = 33; waktu baku: 33 x (1 + 0,2) = 39,6
88
89
Tujuan perencanaan (planning): pemanfaatan sumber secara efektif Tujuan pengendalian (control): penyesuaian rencana dengan kegiatan sehari-hari Issu dalam PPC:
apa (dilakukan pada level sistem manufaktur) berapa banyak kapan siapa bagaimana penyesuaian harus dilakukan
91
Kegiatan PPC
Peramalan kuantitas permintaan Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah dan waktu Perencanaan persediaan (inventory): jenis, jumlah dan waktu Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas Penjadwalan produksi dan tenaga kerja Penjaminan kualitas Monitoring aktivitas produksi Pengendalian produksi Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 92 Pelaporan dan pendataan
Jenis respon:
MTS= make to stock; ATO= assemble to order; MTO= make to order; ETO= engineer to order FS= flow shop; BP= batch production; JS= job shop
93
Jenis sistem:
ATO
MTO
ETO
Sistem MRPII (Manufacturing Resources Planning) Sistem JIT ( Just in Time) Sistem OPT (Optimized Production Technology)/TOC (Theory of Constraints) Project-based Production System Sistem Enterprise Resources Planning (ERP) Sistem PPC untuk MTO production systems
94
Tahapan PPC
Strategic planning
Peramalan Perencanaan Agregat
Capacity Planning Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Capacity Requirement Planning (CRP)
Perencanaan Material
Jadwal Produksi
Penjadwalan Ulang
95
Hirarki produk
Type: kelompok beberapa product families Product family: kelompok beberapa items Item: produk akhir individual yang dibeli (digunakan) oleh konsumen Biasanya hirarki tersebut dimulai dari product family, karena bila sebuah pabrik membuat lebih dari satu jenis type maka operasi perusahaan itu akan menjadi sangat kompleks Pengelompokan sejumlah item ke dalam sebuah product family dilakukan dengan teknik Group Technology (GT)
96
Hirarki Produk
Type
Tipe 1 Tipe 2
Tipe n1
Product family
Famili 21
Famili 22
Famili 2n2
Item
Produk
Subassembly Component
Subrakit
Subrakit
Komponen
97
Proses agregasi (aggregation ) adalah proses pengelompokan beberapa jenis item menjadi product family Proses disagregasi (disaggregation) adalah proses derivasi product family menjadi item
98
IBM memproduksi komputer laptop, desktop, notebook dan mesin teknologi tinggi lainnya. Proses agregasi adalah pengelompokan jenis-jenis komputer tersebut ke dalam family product (misalnya famili komputer). Unit agregat yang biasa digunakan dalam proses agregasi:
Jam kerja buruh, mesin atau resource lainnya Waktu standar Harga jual, ongkos produksi Satuan agregat dummy (pseudoproduct)
99
Peramalan
Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memprediksi masa depan. Peramalan adalah tahap awal, dan hasil ramalan merupakan basis bagi seluruh tahapan pada perencanaan produksi Proses peramalan dilakukan pada level agregat (part family); bila data yang dimiliki adalah data item, maka perlu dilakukan agregasi terlebih dahulu Terminologi: perioda, horison, lead time, fitting error, forecast error, data dan hasil ramalan
100
Tujuan AP adalah membangkitkan (generate) top level production plans Basis AP adalah hasil ramalan dan target produksi. Target produksi ditentukan oleh top level business plan yang memperhatikan kapasitas & kapabilitas perusahaan Peran AP adalah sebagai interface antara perusahaan/sistem manufaktur dan pasar produknya. Analisis dilakukan dalam kelompok produk (product family) dengan unit agregat Melibatkan pemilihan srategi manufaktur
101
Wholesaler
Aggregate Planning
Retailer Factory
End consumer
102
Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule, MPS) atau JPI merupakan output disagregasi pada Rencana Agregat JPI berada pada tingkatan item JPI bertujuan untuk melihat dampak demand pada perencanaan material dan kapasitas JPI bertujuan untuk menjamin bahwa produk tersedia untuk memenuhi demand tetapi ongkos dan inventory yang tidak perlu dapat dihindarkan Teknik disagregasi: persentase (akan dibahas) dan metoda Bitran and Hax (tidak akan dibahas)
103
Hitung persentase kuantitas item masing-masing terhadap kuantitas famili pada data masa lalu (semua dalam unit agregat) Gunakan persentase ini untuk menentukan kuantitas item masing-masing dari Rencana Agregat. Output adalah MPS dalam satuan agregat Lakukan pembagian MPS (yang masih dalam satuan agregat) dengan nilai konversi sehingga dihasilkan MPS dalam satuan individu item
104
Perencanaan material adalah penentuan jumlah material yang diperlukan untuk memenuhi MPS dan saat pemenuhan material tersebut Pendekatan dalam perencanaan material: independentdemand dan dependent demand. Independent demand mengasumsikan bahwa produkproduk (atau komponen) tidak saling bergantungan. Artinya, perencanaan material untuk masing-masing produk dilakukan secara independen. Biasanya pendekatan independent demand ini dilakukan untuk produk jadi (finished product), yang satu dengan yang lainnya tidak saling bergantungan
105
Teknik untuk independent demand ini antara lain Economic Order Quantity (EOQ) Teknik untuk dependent demand adalah Material Requirements Planning (MRP)
106
Asumsi
Demand diketahui dengan pasti Demand konstan sepanjang waktu Shortages tidak diizinkan Lead time penerimaan pesanan diketahui dan konstan Pesanan diterima sekaligus Tidak quantity discount
107
Reorder point 0 Lead time Order Order Placed Received Lead Time time Order Order Placed Received
108
Ongkos pesan (bila ada quantity discount, maka harga per unit pun) turun dengan kenaikan ukuran pemesanan Ongkos simpan naik dengan kenaikan ukuran pemesanan EOQ adalah jumlah pada saat ongkos total minimum
109
111
112
113
115
MRP
Dependent demand melakukan perencanaan material untuk produk-produk (komponenkomponen) secara bergantungan. Artinya, jumlah dan saat material dibutuhkan untuk suatu produk/komponen tergantung kepada jumlah dan saat material yang dibutuhkan untuk produk/komponen yang lain Ketergantungan antar produk/komponen digambarkan dalam bill of material atau product structure
116
Produk X
Level-0
Subassy 1
Subassy 2
Subassy...
Level-1
SSA2...
SSA21 SSA22
Level-2
SSA22... SSA22...
Level-3
Level-
117
Dependensi
Dependensi: Vertical dependency dan horizontal dependency Vertical dependency menunjukkan hubungan parent-children atau exploding Horizontal dependency menunjukkan hubungan saat selesai pemrosesan children untuk suatu parent tertentu atau time phasing
118
Work Orders
Purchase Orders
Rescheduling
119
Master production schedule (MPS) Product structure file (bill of materials) Inventory master file
120
MPS menentukan proses MRP dengan jadwal pemenuhan produk jadi MPS menunjukkan jumlah produksi bukan demand MPS bisa merupakan kombinasi antara pesanan langsung konsumen dan peramalan demand MPS menunjukkan jumlah yang harus diproduksi, bukan jumlah yang bisa diproduksi
121
MPS Period Item 1 2 3 4 5 6 7 8 Clipboard 86 93 119 100 100 100 100 100 Lapboard 0 50 0 50 0 50 0 50 Lapdesk 75 120 47 20 17 10 0 0 Pencil Case 125 125 125 125 125 125 125 125
122
Struktur Produk
Clipboard Level 0
Rivet (2)
Board (1)
Level 1
Pressboard (1)
Level 3
123
124
125
Inventory Accuracy
126
Matriks MRP(1)
Lot size: LT: Gross requirements Scheduled receipts Projected on hand Net requirements Planned order receipts Planned order releases
PD
9 10
128
Matriks MRP(2)
LLC
low-level-code; level paling rendah suatu item ditemukan dalam struktur produk
Item
129
Matriks MRP(3)
Permintaan kotor akan item pada perioda tertentu Order yang telah dirilis
Scheduled receipts
130
Projected on hand
inventory pada akhir perioda jumlah bersih yang diperlukan net requirements yang sudah diubah menjadi ukuran lot planned order receipts yang dioffset dengan lead time
Net requirements
131
Mekanik MRP
132
Contoh MRP
Widgets Gross requirements Scheduled receipts On hand Net requirements Planned order releases
Week 1
Week 2
Week 3
Week 4
100 60 20 80 -20 20 20 50
50
-50 50
133
D(3) LT=2 Lot Size 1 1 150 250 MPS 100, period 8 200, period 6 -----
134
PD
8 100 0 90 90
10
10
10
10
10
10
10
10
90 Period 3 4
PD
195
135
PD
140
140
140
140
140
20
20
20
150 Period 3 4 5 585 180 450 115 135 250 185 65 250
PD
2 250 450
200
200
185
185
185
250
250
136
137
138
Model Penjadwalan(2)
Job scheduling (memecahkan masalah sequencing saja, karena ukuran job telah diketahui)
n jobs on 1 processor n jobs on m-parallel processors Flow shop scheduling Job shop scheduling
Batch scheduling (memecahkan masalah penentuan ukuran batch dan masalah sequencing secara simultan)
139
Pendekatan
Forward scheduling (penjadwalan maju): penjadwalan yang dimulai segera setelah saat job siap; mulai dari time zero dan bergerak searah dengan pergerakan waktu. Jadwal pasti feasible tapi mungkin melebihi due date. Backward scheduling (penjadwalan mundur): penjadwalan mulai dari date date dan bergerak berlawanan arah dengan arah pergerakan waktu. Jadwal pasti memenuhi due date tapi mungkin tidak feasible
140
Terminologi(1)
Processing time (waktu proses): estimasi waktu penyelesaian pekerjaan (job, task), ti Setup time (waktu setup): waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan persiapan sebelum pemrosesan job dilaksanakan. Sequence dependent and independent setup times. si Flow time (waktu tinggal): waktu antara saat datang (arrival time) dan saat kirim (delivery date), Fi Saat datang adalah saat job mulai berada di shop floor (production line), ai
141
Terminologi(2)
Delivery date (saat kirim): saat pengiriman job dari shop floor ke proses berikut atau ke konsumen, di Ready time (saat siap): saat sebuah job siap diproses. Due date: saat batas (deadline) untuk job, yang setelah batas tersebut job dinyatakan terlambat, d i Makespan: interval waktu total untuk penyelesaian seluruh job Completion time (saat selesai): saat suatu job selesai diproses, ci Lateness: deviasi antara saat selesai dan due date , Li = ci di Tardiness (T i): positive lateness. Earliness (Ei): negative lateness Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri 142
Terminologi(3)
Slack: sisa waktu sampai due date, SLi = di - ti saat sekarang Gantt chart: adalah peta visual yang menggambarkan loading dan scheduling Loading menggambarkan beban mesin Schedule menggambarkan urutan (sequence) pemrosesan job, dan menggambarkan saat dimulai dan saat selesai suatu pekerjaan Waiting time adalah waktu job menunggu karena mesin yang seharus memproses job tersebut sedang memproses job lain
143
Terminologi(4)
Idle time adalah waktu mesin tidak bekerja (menganggur) karena tidak ada job yang harus diproses Priority rule: aturan penentuan prioritas pemrosesan Priority rules: FCFS (first come first serve ); SPT (shortest processing time), LPT (longest processing time), EDD (earliest due date); rasio kritis (critical ratio, CR). CR = (due date todays date)/(lead time remaining) atau CR = (due date todays date)/(workdays remaining)
144
Terminologi(5)
Kriteria penjadwalan:
Minimasi shop time : flow time, makespan Maksimasi utilization (minimasi idle time) Minimasi WIP ( work in process): Minimasi flow time, minimasi earliness Minimasi customer waiting time: number of tardy jobs, mean lateness, maximum lateness, mean queue time
145
Aturan SPT (shortest processing time) untuk meminimumkan waktu tinggal (flow time ) rata-rata: Flow time rata-rata akan minimum bila n jobs yang akan diproses pada sebuah mesin diurut menurut waktu pemrosesan terpendek (SPT), yaitu:
t t 2 ... t n 1 t n 1
146
Flow time
3 6 11 17 24 32 42 56 191 23.875
F F
Makespan = 56
Gantt chart
148
Aturan WSPT (Weighted shortest processing time): Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah mesin dan setiap job mempunyai bobot Wi, maka rata-rata flow time akan minimum bila job tersebut diurut menurut:
... W W W W 1 2 n 1 n
t 1
t 2
t n 1
t n
149
Job 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu proses 5 8 6 3 10 14 7 3
Bobot 1 2 3 1 2 3 2 1
ti Wi 5 4 2 3 5 4.7 3.5 3
Job 3 4 8 7 2 6 1 5 Total
Bob 3 1 1 2 2 3 1 2 15
Flow time
6 9 12 19 27 41 46 56 216 27
Urutan yang dihasilkan: 3-4-8-7-2-6-1-5 Flow time rata-rata: 27,0 Flow time tertimbang rata-rata: 27,46667
150
Aturan SPT meminimumkan mean lateness Bila terdapat n jobs yang akan diproses di sebuah mesin, maka mean lateness akan minimum bila jobs tersebut diurut menurut aturan SPT
Job 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu 5 8 6 3 10 14 7 3 Due date 15 10 15 25 20 40 45 50
151
Maximum lateness:
22
152
Aturan EDD (earliest due date) Aturan EDD meminimumkan maximum lateness pada sebuah mesin
Job 2 1 3 5 4 6 7 8 Waktu 8 5 6 10 3 14 7 3 Due date 10 15 15 20 25 40 45 50 Saat Selesai 8 13 19 29 32 46 53 56 Total Rata-rata Latenesss c-d -2 -2 4 9 7 6 8 6 36 4.5
Maximum lateness: 9
153
154
Step 1. Urut semua jobs dengan urutan SPT Step 2. Jadwalkan job tersebut satu per satu pada mesin yang memiliki beban minimum. Bila beban mesin sama, pilih sembarang mesin
i ti 1 5 2 6 3 3 4 8 5 7 6 2 7 3 8 5 9 4 10 2
Urutan SPT
i ti 6 2 10 2 3 3 7 3 9 4 1 5 8 5 2 6 5 7 4 8
155
M3 M2 M1
3 10 6 7 9
1 2 8
156
M1
Job 6 7 8 4
M2
Job 10 9 2 Waktu 2 4 6
M3
Fl ti e ow m 2 6 12
20 6.666667 Job 3 1 5 Waktu 3 5 7
Fl ti e ow m 3 8 15
26 8.666667
158
Production scheduling
Sistem Industri I: Manajemen Operasi Industri
Karakteristik
Characteristics:
Demand cenderung berfluktuasi dalam perioda pendek (harian dalam seminggu) Usaha manusia (human effort) tidak bisa disimpan Kepuasan konsumen sangat kritis Identifikasi layanan yang akan diberikan Tentukan waktu rata-rata pelayanan yang dibutuhkan Ramalkan demand per hari untuk setiap layanan dan jumlah staf yang diperlukan selama tujuh hari Ratakan (smooth out) kebutuhan staf
160
Langkah pemecahan:
Definisi
Demand: jumlah staf yang dibutuhkan selama perioda tertentu (satu minggu) untuk memenuhi tingkat pelayanan tertentu. Demand mingguan adalah ramalan kebutuhan staf untuk dipekerjakan per hari dalam seminggu Shift:
(1) waktu kerja dalam satu hari untuk mulai kerja, istirahat, dan selesai kerja. Contoh: Shift 5 mulai pukul 08:00, dengan rehat (break) selama 15 menit pada jam 10 dan 14, dan waktu istirahat untuk makan siang dan lain-lain mulai pukul 12:15 to 12:45 (2) Kumpulan hari dalam seminggu untuk kerja. Contoh: Shift 5 bekerja mulai Senin sampai Jumat dengan Sabtu dan Minggu libur
SHIFT SCHEDULING
Tujuan/kriteria: menyediakan staf yang tepat dengan tingkat ongkos minimum Total 28 hari-orang per minggu Bila setiap orang bekerja 5 hari per minggu, maka diperlukan 6 shift (6 orang) Gambar 1 menunjukkan demand harian dan jadwal shift Solusi menunjukkan overstaffing pada Selasa dan Jumat. Solusi adalah optimal karena kebutuhan staf adalah 6 (the minimum feasible)
162
Sun
Mo n
Tue
Fri
Sat
163
Step 1: Identifikasi hari kerja dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja terbanyak, kedua terbanyak, dan seterusnya. Tempatkan pada hari-hari kerja tersebut (sesuai urutan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan) sejumlah (yang sama) tenaga kerja sampai sepasang (uniques) dua hari libur berurutan dapat diperoleh. Bila sudah diperoleh sepasang, maka Stop. Bila lebih dari sepasang, lanjutkan ke Langkah 2 Step 2: Bila terdapat dua pasang, pilih pasangan dengan jumlah tenaga kerja yang terkecil. Bila jumlah tenaga kerja ternyata sama maka lanjutkan ke Langkah 3 Step 3: Pilih pasangan yang paling reasonable, misal Sabtu/Minggu, atau pasangan-pasangan yang paling dekat ke hari Minggu
164
Sun 4 0 4 0 4 -1 3 -1 2 0 2
Mon 8 -1 7 -1 6 -1 5 -1 4 -1 3
Tue 7 -1 6 -1 5 0 5 -1 4 -1 3
Wed 7 -1 6 -1 5 0 5 -1 4 -1 3
Thu 7 -1 6 -1 5 -1 4 0 4 -1 3
Fri 7 -1 6 -1 5 -1 4 0 4 -1 3
Sat 6 0 6 0 6 -1 5 -1 4 0 4
165
Init.dem #1
#2
#3
#4
#5
2 0 2 -1 1 -1 0 0 0 0 0
3 0 3 -1 2 -1 1 -1 0 0 0
3 -1 2 0 2 -1 1 -1 0 -1 1
3 -1 2 0 2 -1 1 -1 0 -1 1
3 -1 2 -1 1 0 1 -1 0 -1 1
3 -1 2 -1 1 0 1 -1 0 -1 1
4 -1 3 -1 2 -1 1 0 1 -1 0 #10 #9 #8 #7 #6
166
Demand Total: 46
Solution
167
0 0 0
11 5 6
6 5 1
8 5 3
6 5 1
10 5 5
0 0 0
Worker ID number: 1, 2, 3, 4, 5 and 6 The lower ID number the greater seniority Seniority people desire to work maximum hour
168
169
7. Perencanaan Kapasitas
Capacity Definitions(1)
Kapasitas tersedia (available capacity) adalah tingkat output yang dapat dihasilkan dari suatu sistem produktif Kapasitas dibutuhkan adalah kapasitas yang diperlukan untuk menyelesaikan jadwal produksi Kapasitis teoritis (maximum, design) adalah output maksimum yang mungkin dicapai oleh sistem produktif. Ini mengasumsikan bahwa kondisi ideal dicapai Kapasitas aktual (demonstrated or actual or effective) adalah tingkat output yang pernah dicapai (melalui pengalaman). Estimasi kapasitas ini didasarkan kepada pengalaman Waktu kerja tersedia adalah jumlah jam kerja is the number of work hours actually scheduled, or available, during a specified period
171
Capacity Definitions(2)
Kapasitas teoritis (TC) adalah kapasitas maksimum yang dapat dicapai bila kondisi ideal bisa dicapai (7 hari per minggu, 3 shift per hari, 8 jam per shift) Kapasitas nyata (DC) adalah kapasitas rata-rata yang sebenarnya yang dijalankan perusahaan Kapasitas nominal (Calculated (nominal) capacity (CC)) adalah kapasitas yang tersedia. Kapasitas tersedia ini dihitung dengan mengalikan waktu tersedia (the available work time, AWT) dengan utilisasi dan efisiensi. (CC=AWT x U x E) Utilisasi (U) adalah rasio jam kerja produktif terhadap jam kerja tersedia U= (number of hours worked)/(number of hours available) Efisiensi (E) adalah rasio waktu baku terhadap waktu aktual E= (number of standard hours)/(number of hours worked)
172
Capacity Definitions(3)
Perusahaan ABBC mempunyai 4 buah mesin. Masing-masing mesin bekerja 8 jam per shift, 1 shift per hari, 5 hari per minggu. Dalam 4 minggu terakhir terjadi 16 jam mesin rusak, dengan efisiensi 85%. Waktu proses adalah 0,2 jam per unit dan data jumlah produk yang dihasilkan dalam 4 minggu terakhir ini adalah masing-masing 600, 620, 610 dan 590 per minggu. TC? DC? CC?
173
Capacity Planning
RCCP (rough cut capacity planning) adalah perencanaan kapasitas kasar untuk menguji kelayakan MPS (master production schedule), dikaitkan dengan kapasitas yang tersedia Teknik RCCP: Bill of labor approach Contoh:
Bekerja 1 shift/hari (40 jam per minggu), maksimum 10 jam lembur per minggu Jumlah inventory akhir yang diinginkan adalah15,000 unit Waktu proses di Mesin Plastic Molding station: 0,02 jam
174
176
J F M A M J Month
J A
S O N D
177
Input data:
Bill of Labor Assembly Oven Base Forming Plastic Molding Socket Assembly Total
178
a
k 1
ik kj
, j i
aik menunjukkan bill of labor untuk Product k di Mesin i bkj menunjukkan jumlah MPS untuk Product k pada perioda j
179
P2 a12 a22 P1 P2
M2 b12 b22
M2 c12 c22
180
M2 140 480
c11=(0.3)(100)+(0.2)(300)=90 c12=(0.3)(200)+(0.2)(400)=140 c21=(1.0)(100)+(0.7)(300)=310 c22=(1.0)(200+(0.7)(400)=480
181
Pembuatan rencana menggunakan beberapa asumsi: mesin selalu tersedia, material datang tepat waktu, waktu proses tertentu, tenaga kerja produktif, tidak ada perubahan jumlah demand dan due date, dan lain-lain Dalam implementasi rencana sangat mungkin asumsi tersebut tidak berlaku. Oleh karena itu perlu tindakan penyesuaian yang dikenal dengan istilah pengendalian
182
Pengendalian adalah tindakan penyesuaian rencana dan pelaksanaan, agar tetap operational dan performansi sistem manufaktur tetap acceptable, meskipun perlu perubahan-perubahan dalam rencana.
183
Tindakan yang dilakukan dalam shop floor control adalah rerouting/alternate routing
scheduling-rescheduling operation splitting operation overlapping (lot streaming) over time subcontracting lain-lain
184
Referensi
Sipper & Bulfin Jr., Production Planning, Control, and Integrations, McGraw Hill, 1997 Bedworth D.D., Bailey J.E., Integrated Production Control System, John Wiley & Sons, 1987. Fogarthy D.W., Blackstone J.H., Hoffmann T.R., Production and Inventory Management, South Western Pub. Co, 1991 Schonberger, R. J., Japanese Manufacturing Techniques, Macmillan, 1982 Oden H.W., Langewater G.A., Lucier RA., Handbook of Material and Capacity Requirement Planning, McGraw Hill, 1991
185