You are on page 1of 19

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Baik disadari maupun tidak, tubuh kita selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat kita tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh. Coba perhatikan saat kita bermain bola. Bila ada bola yang dilemparkan ke arah kita, pasti kita akan segera bergerak menendang bola itu ke arah yang mana kita suka. Sehingga dapat kita simpulkan setiap perpindahan yang kita lakukan merupakan gerak. Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Gerak dapat berupa gerakan sebagian anggota tubuh maupun seluruh tubuh. Misalnya gerak pindah tempat. Makhluk hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak. Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak

ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan. Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan bergerak. Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula) Jadi, gerak merupakan kerja sama antara tulang dan otot. Namun demikian, banyak setiap jenis penyakit yang dialami setiap orang yang terfokus pada tulang maupun otot yang berhubungan dengan sistem gerak pada manusia,sehingga aktivitas gerak mereka terganggu. Misalnya gangguan pada persendian seperti terkilir . Biasanya gangguan tersebut sering dialami setiap orang yang disebabkan karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang jarang dan sulit dilakukan. Uraian diatas mencoba untuk menginformasikan dan menjelaskan sebagian dari makalah dari sistem gerak pada manusia. Semoga dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap fungsi tulang pada manusia secara umum.

B. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: a. Mampu mengenali sistem gerak ( tulang dan otot ) b. Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem gerak.

BAB II PEMBAHASAN

A. SISTEM GERAK 1) RANGKA Tulang-tulang yang tersusun sedemikian rupa dengan sistem tertentu disebut rangka. Rangka (skelet) merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi organ tubuh yang lunak. Rangka terdapat di dalam tubuh manusia. Rangka manusia dewasa dibangun oleh 206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan fungsinya. Dengan adanya rangka, maka manusia termasuk ke dalam kelompok vertebrata. Bentuk tubuh manusia tidak terlepas dari peran rangka. Tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh panjang dan ukuran tulang-tulang penyusun tubuhnya. Tulang dibantu dengan adanya otot dan persendian, maka tubuh manusia dapat bergerak. Sebagian besar pembentukan sel darah juga terjadi di dalam sumsum tulang. Tulang juga merupakan organ yang mengandung mineral kalsium paling banyak diantara organ tubuh lainnya.

a. Fugsi Rangka Rangka pada hewan Vertebrata berupa endoskeleton (rangka dalam). Tulangtulang yang menyusun rangka mempunyai struktur yang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. Rangka mempunyai fungsi sebagai berikut 1) Penopang dan penunjang tegaknya tubuh 2) Memberi bentuk dan ukuran tubuh 3) Melindungi alat-alat atau bagian tubuh yang lunak dan vital 4) Alat gerak pasif 5) Tempat melekatnya otot-otot rangka 6) Tempat pembentukan sumsum, sel darah dan penimbunan mineral terutama kalsium dan fosfor 7) Membentuk persendian yang berfungsi untuk gerakan
3

b. Pembagian Rangka Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu rangka aksial (membentuk sumbu tubuh, meliputi tengkorak, kolumna vertebra, dan toraks) dan rangka apendikular (meliputi ekstremitas superior dan inferior). 1) Rangka Aksial Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di sumbu tubuh. Rangka aksial berjumlah 80 tulang. Rangka ini terdiri atas: a) Tulang tengkorak (skull) b) Tulang belakang (vertebra) c) Tulang rusuk (ribs) d) Tulang dada (sternum)

a) Tulang tengkorak (skull) Tulang tengkorak membentuk kepala seseorang. Tulang ini merupakan kepingan tulang pipih berongga yang saling berhubungan. Tulang tengkorak manusia terdiri atas 28 tulang. Tulang tersebut terbagai menjadi tulang bagian kepala (kranial) dan bagian wajah (fasial). Tulang kranial membentuk tempurung dan berfungsi melindungi organ di dalamnya, yaitu otak. Tulang fasial

membentuk rongga mata, rongga hidung, wajah seseorang. Tulang ini berfungsi melindungi mata serta organ mulut dan bagian dalam hidung. Tulang bagian kepala terdiri atas: (1) 1 Tulang kepala belakang (osipital) (2) 2 Tulang ubun-ubun (parietal) (3) 1 Tulang dahi (frontal) (4) 2 Tulang pelipis (temporal) (5) 2 Tulang baji (sphenoid) (6) 2 Tulang tapis (ethmoid) Tulang bagian wajah (fasial) terdiri atas: (1) 2 Tulang rahang atas (maksila) (2) 1 Tulang rahang bawah (mandibula) (3) 2 Tulang hidung (nasal)

(4) 2 Tulang pipi (zigomatik) (5) 2 Tulang air mata (lakrimal) (6) 1 Tulang langit-langit (vomer) (7) 2 Tulang palatin (8) 2 Tulang konka inferior (inferior nasal cocha) Tulang bagian kepala tidak dapat digerakkan karena merupakan sendi mati (tidak dapat bergeser). Tulang bagian wajah yang dapat digerakkan hanya tulang rahang bawah terhadap tulang rahang atas. Beberapa tulang yang terdapat di tengkorak bagian dalam dan berhubungan dengan indera pendengaran yaitu: Tulang martil (maleus) Tulang landasan (inkus) Tulang sanggurdi (stapes)

Ketiga tulang tersebut termasuk dalam bagian telinga tengah. b) Tulang belakang (vertebra) Sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang (vertebra). Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia. Tulang ini berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang belakang sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain: a. Ruas tulang leher (vertebra servik). b. Ruas tulang punggung (vertebra torak). c. Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar). d. Ruas tulang kelangkang (sacrum). e. Ruas tulang ekor (coccyx). Diantara tulang-tulang vertebra terdapat cakram invertebra. Cakram invertebra merupakan tulang rawan yang keras di luar namun lunak di dalam. Tulang ini berfungsi sebagai peredam getaran dan pelindung vertebra.

c) Tulang rusuk (ribs) Tulang rusuk berbentuk pipih dan panjang melengkung. Bagian belakang tulang rusuk berhubungan langsung dengan ruas tulang punggung (vertebra torak). Tulang rusuk berjumlah 12 pasang tulang, terdiri atas 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk melayang.

d) Tulang dada (sternum) Tulang dada terletak di bagian depan tubuh dan berjumlah 1 ruas tulang. Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan dan taju pedang. Tulang ini merupakan perlekatan bagian depan dari 7 pasang tulang rusuk sejati. Tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk membentuk rongga dada (ribs cage) dan berfungsi melindungi organ-organ didalamnya serta membantu dalam pernafasan.

2) Rangka apendikular a) Ekstremitas atas

Ekstremitas atas terdiri atas tulang (2), 2 tulang lengan atas (humerus) 2 tulang pengumpil (radius) 2 tulang hasta (ulna) 16 tulang pergelangan tangan (carpal) 10 tulang telapak tangan (metacarpal) 28 ruas tulang jari tangan (phalanges)

b) Ekstremitas bawah Ekstremitas bawah terdiri atas tulang 2 tulang paha (femur) 2 tulang tempurung lutut (patella) 2 tulang kering (tibia) 2 tulang betis (fibula) 14 tulang pergelangan kaki (tarsal) 10 tulang telapak kaki (metatarsal) 28 ruas tulang jari kaki (phalanges Tungkai atas berhubungan dengan tulang aksial pada bahu. Bahu manusia tersusun atas tulang selangka dan tulang belikat sedangkan tungkai bawah berhubungan dengan tulang aksial pada gelang panggul. Gelang panggul terdiri atas tulang sakrum yang merupakan persatuan enam ruas tulang, yaitu sepasang tulang usus kiri kanan, sepasang tulang duduk, dan sepasang tulang kemaluan.

c. Pembentukan tulang Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan dari sel-sel mensenkima. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan terisi osteoblas. Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk sel-sel tulang. Sel-sel tulang dibentuk dari arah dalam ke luar atau proses pembentukannya konsentris. Setiap satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang disebut Sistem Havers. Jenis osifikasi

Osifikasi endokondral: pembentukan tulang dari tulang rawan

Osifikasi intramembranosus: pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang pipih pada tengkorak

Osifikasi heterotopik: pembentukan tulang di luar jaringan lunak

d. Jenis Tulang Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1) Tulang Rawan (kartilago) Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur. Pada anakanak, jaringan tulang rawan banyak mengandung sel-sel. Pada saat orang dewasa, jaringan tulang rawan banyak mengandung matriks. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Tulang rawan ada tiga tipe yaitu hialin, elastik dan fibrosa

2) Tulang Keras / Sejati (osteon) Tulang keras dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosit) yang mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Penimbunan senyawa ini dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras. Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu bagian yang disebut lakuna. Lakuna ini dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu saluran kecil yang disebut kanalikuli. Lakuna yang berisi osteosit ini membentuk suatu struktur konsentris yang berpusat pada bagian tengan yang disebut saluran Havers. Pada saluran ini terdapat sistem saraf dan pembuluh darah yang bertugas mensuplai oksigen dan nutrisi bagi osteosit. Tulang keras tersusun dari bagian-bagian sebagai berikut: a) Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yaitu derivate mesenkima yang memiliki potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas terdapat dibagian luar membrane ( periosteum) b) Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit. c) Osteosit merupakan sel sel tulang dewasa. d) Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat disekitar permukaan tulang . fungsi osteoklas untuk perkembangan, pemeliharaan , perawatan dan perbaikan tulang.

e. Bentuk Tulang Berdasarkan bentuknya dan ukurannya, tulang dapat dibagi menjadi beberapa penggolongan: 1) Tulang pipa (tulang panjang) Berbentuk tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain, contohnya adalah tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengupil. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian , yaitu bagian tengah (diafisis), kedua ujung (epifisis), dan antara epifisis dan diafisis (cakra epifisis). 2) Tulang pipih Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum. Kebanyakan tulang pipih

menyusun dinding rongga sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat , contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak. 3) Tulang pendek Bentuknya pendek dan bulat Contohnya: ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki Berdasar matriksnya dikenal dua macam tulang, yaitu:

Tulang keras atau tulang kompak, bila matriks tulang rapat dan padat, misalnya:tulang pipa Tulang spons, bila matriksnya berongga, misalnya: tulang pendek, tulang pipih

f. Hubungan Antar Tulang Hubungan antartulang disebut artikulasi. Hubungan antar tulang yang memungkinkan pergerakan disebut persendian. Berdasarkan dapat dan tidaknya digerakkan, dibedakan atas diartrosis, amfiartrosis dan sinartrosis.

10

1) Sinartrosis Adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi, hubungan antar tulang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan dan hanya dipisahkan oleh serabut jaringan ikat. Ada dua tipe utama sinartrosis, yaitu suture dan sinkrondosis. Suture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sikondrosis adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa, hubungan antar tulang ini tidak dapat digerakkan. 2) Amfiartrosis Adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit gerakan. Dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih, contohnya pada sendi antar tulang belakang , dan pada tulang kemaluan. Pada sindesmosis , sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament, contohnya sendi antar tulang betis dan tulang kering. 3) Diartosis Adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan, disebut juga sendi. Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan keleluasaan bergerak dan fleksibel. Diatrosis dicirikan sebagai berikut: Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat fibrous, Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membrane jaringan ikat yang disebut membrane synovial yang menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi gesekan, Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligament dan ada yang tidak, Di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut. Sendi gerak (Diarthrosis), sebagian besar sendi yang terdapat dalam tubuh manusia adalah sendi gerak. Terdapat enam jenis sendi yang termasuk sendi gerak

11

a) Sendi Peluru Pada sendi ini kedua ujung berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini memungkinkan gerakan yang bebas dan dapat berporos tiga. Misalnya sendi pada gelang bahu dan gelang panggul. b) Sendi Engsel Pada sendi engsel kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu , misalnya pada siku, lutut, nata kaki, dan ruas antar jari. c) Sendi Putar Pada sendi ini ujung yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk seperti ini memungkinkan untuk gerakan rotasi untuk satu poros , misalnya antar tulang hasta dan pengumpil, dan antar tulang atlas dengan tulang tengkorak. d) Sendi Ovoid Sendi ini memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan kekiri dan kekanan , maju mundur dan muka belakang. Misalnya antar tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan. e) Sendi Pelana atau Sela Pada sendi ini kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas, seperti gerakan orang naik kuda. Misalnya sendi antar tulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan dan ibu jari. f) Sendi luncur Kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser dan tidak berporos, contohnya sendi antar tulang pergelangan tangan, antar tulang pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.

12

2) OTOT Otot merupakan alat gerak aktif karena mempunyai kemampuan berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Pada umumnya hewan mempunyai

kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai

kemampuan berkontraksi. Berikut beberapa karakter otot : Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek Ekstensibilitasi, yaitu kemampuan otot untuk memanjang Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

a. Jenis Otot Menurut jenisnya, otot dibedakan menjadi 1) Otot Polos Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam, yang tersusun dari sel-sel yang berbentuk kumparan halus. Kontraksinya tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh sraf autonom. Ciri-cirinya

Bentuknya gelondong (kumparan), kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya menggelembung Mempunyai satu inti sel Geraknya lambat, teratur dan tak cepat lelah Tidak memiliki garis-garis melintang ( polos ) Terletak pada organ-organ dalam seperti saluran cerna, nafas, perbuluh darah, serta kencing dan kelamin

13

2) Otot lurik Otot lurik merupakan otot yang berfungsi dalam melakukan gerak. Otot ini bekerja dibawah kesadaran. Pada otot lurik dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkli-kali. Otot lurik mempunyai kumpulan serabut otot yang dibungkus oleh fasia propria dibungkus oleh selaput fasesu perfasialis. Ciri-cirinya Berbentuk silinder dengan bagian tengah

menggembung dan kedua ujungnya keras mengecil Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan terang secara berselangseling ( lurik ) Mempunyai banyak inti sel terletak di tepi Terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada

3) Otot Jantung Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik, hanya saja serabut-serabutnya bercabangcabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Ciri-cirinya Bercabang dengan satu inti yang terletak di tengah Termasuk otot tak sadar dan bekerja terus menerus Terletak pada jantung

b. Sifat Kerja Otot Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama.

14

Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda. Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi 1) Gerak Antagonis Otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang berlawanan arah. Jika otot pertama berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi, sehingga menyebabkan tulang tertarik / terangkat atau sebaliknya. Contoh gerak antagonis yaitu Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep. Abduktor (menjauhakan badan) dan adduktor (mendekati badan) Depresor (ke bawah) dan elevator (keatas) Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup) 2) Gerak sinergis Otot sinergis menyebabkan terjadinya gerak sinergis, yaitu gerak otot yang searah. Jadi kedua otot berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Gerak sinergis terjadi apabila ada 2 otot yang bergerak dengan arah yang sama. Contoh gerak sinergis diantaranya Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pronator teres dengan otot pro nator kuadratus. Contoh lain gerak sinergis adalah gerak tulang rusuk akibat kerja sama otototot antara tulang rusuk ketika kita bernapas.

B. KELAINAN PADA SISTEM GERAK Sistem gerak dapat mengalami gangguan atau kelainan. Kelainan pada sistem gerak dapat terjadi karena beberapa hal, seperti kelainan sejak lahir, kekurangan vitamin, dan kecelakaan. Berikut contoh-contoh kelainan yang terjadi pada sistem gerak kita.

15

1. Kelainan pada Tulang a) Rickets Rickets merupakan suatu kelainan pada tulang yang terjadi karena kekurangan zat kapur, fosfor, dan vitamin D. Kelainan ini dapat terlihat dari kaki yang berbentuk huruf O dan huruf X. b) Osteoporosis Keadaan dimana penghancuran tulang lebih cepat daripada proses pembentukannya. Akibatnya tulang menjadi keropos. Penyebabnya yaitu karena kekurangan kalsium. Penyakit ini mudah terjadi pada orang yang lanjut usia.

c) Patah Tulang (Fraktura) Retak atau patah tulang dapat terjadi karena benturan atau tekanan yang terlalu keras. Selain penyebab tersebut, patah tulang dapat terjadi karena kecelakaan. Dapatkah orang yang patah tulang sembuh kembali? Sebagai organ yang hidup, tulang mempunyai kemampuan membentuk jaringan baru untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh karena itu, penderita patah tulang, terutama jika usianya masih muda dapat sembuh kembali. Akan tetapi jika persambungan tulang yang patah tersebut tidak baik maka bentuknya menjadi tidak sempurna dan terlihat cacat. Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai ada tulang tubuhmu yang patah. d) Arthritis Arthritis merupakan peradangan yang terjadi pada sendi. Dapat terjadi karena banyak mengangkat atau membawa beban terlalu berat, ataupun infeksi mikroorganisme.

16

e) Lepas Sendi Sendi lepas dapat dari tempatnya sehingga ligamen putus/ sobek. Hal ini dapat terjadi karena kecelakaan ataupun ketika melakukan olahraga berat. f) Kebiasaan Posisi Duduk Posisi duduk yang salah dapat mengakibatkan pertumbuhan dan posisi tulang seseorang mengalami kelainan. Kelainan tulang ini dapat terjadi karena kebiasaan posisi duduk yang salah. Contoh kelainan akibat kebiasaan duduk yang salah adalah skoliosis, kifosis, dan lordosis. Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang melengkung ke samping sehingga tubuh ikut melengkung ke samping. Kifosis adalah kelainan pada tulang belakang melengkung ke belakang, sehingga tubuh bungkuk. Adapun lordosis merupakan kelainan pada tulang belakang bagian perut melengkung ke depan sehingga bagian perut maju.

Gangguan Persendian : a) Dislokasi Dislokasi disebabkan bergesernya sendi dari kedudukan semula karena jaringan penggantungnya b) Ankilosis Ankilosis adalah suatu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan karena seolah-olah menyatu. c) Terkilir Terkilir adalah tertariknya ligamentum ke posisi yang tidak sesuai, tetapi sendi tidak bergeser. Terkilir dapat terjadi karena tiba-tiba atau gerakan yang jarang dan sulit dilakukan.

17

2. Kelainan Pada Otot a) Atrofi Atrofi merupakan suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan berkontraksi. b) Tetanus Tetanus terjadi karena terus-menerus berkontraksi (tonus atau kejang) akibat serangan bakteri. c) Kelelahan Otot Kelelahan Otot terjadi karena terus menerus melakukan aktifitas. jika ini berlanjut akan terjadi kram. d) Kaku Leher (stiff) Kaku leher adalah peradangan otot trapesium leher sehingga leher terasa kaku. stiff terjadi akibat keslahan gerak.

18

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan 1. Sistem gerak merupakan bagian dari tubuh yang mempunyai fungsi untuk menggerakan seluruh bagian tubuh sesuai dengan bagiannya. 2. Sistem gerak terdiri dari alat gerak aktif dan alat gerak pasif, alat gerak pasif terdiri dari tulang dan bagian-bagiannya sedangkan alat gerak pasif berupa otot-otot yang secara aktif menggerakan tulang yang ada di seluruh tubuh. B. Saran Pengenalan sistem gerak perlu diterapkan dalam pelajaran Biologi, karena sangat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan siswa terhadap pentingnya sistem gerak pada manusia. Serta perlu adanya alat peraga agar kita dapat melihat dan mempelajari setiap bagian dari sistem gerak tersebut, tidak sebatas membaca buku ataupun melihat dari gambar saja.

18

19

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Feri. 2012. Sistem Gerak Manusia http://www.docstoc.com/docs /25972416/ Sistem-Alat-Gerak (Diakses tanggal 20 Januari 2012) Anonim. 2012. Sistem Gerak. http://UncategorizedKknbergerakuntuk8f's Blog.html (Diakses tanggal 20 Januari 2012) Purnomo. 2009. Biologi : Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Zaifbio. 2012. Sistem Gerak Manusia http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/ sistem-gerak-manusia/ (Diakses tanggal 20 Januari 2012)

19

You might also like