You are on page 1of 6

2. METODE SIMPLEKS PRIMAL Maksimumkan Batasan : Z = 40X1 + 30X2 + 50X3 : 1. 6X1 + 4X2 + X3 32000 2.

. 6X1 + 7X2 + 3X3 16000 3. 4X1 + 5X2 + 12X3 24000 4. X1, X2, X3 0 Langkah-langkah penyelesaian dengan metode simpleks primal: 1. Merubah model matematika menjadi bentuk baku simpleks dengan cara menambahkan batasan dengan variable slack pada pertidaksamaan lebih kecil sama dengan atau mengurangi dengan variable surplus pada pertidaksamaan lebih besar sama dengan. + variable slack pada batasan - Variable surplus pada batasan Bentuk baku simpleks: Maksimumkan Batasan : Z - 40X1 - 30X2 - 50X3 0S1 - 0S2 0S3 = 0 : 1. 6X1 + 4X2 + X3 + S1 = 32000 2. 6X1 + 7X2 + 3X3 + S2 = 16000 3. 4X1 + 5X2 + 12X3 + S3 = 24000

JHONHENDRIRISETOPERASIONALUNIVERSITASGUNADARMA2009

Page1

2.

Buat tebel awal simpleks: Dasar Z S1 S2 S3 Z 1 0 0 0 X1 -40 6 6 4 X2 -30 4 7 5 X3 -50 1 3 12 S1 0 1 0 0 S2 0 0 1 0 S3 0 0 0 1 Pemecahan Rasio 0 32000 16000 24000 0 32000 5333 2000

3.

Tentukan kolom masuk. Pada kasus maksimalisasi, kolom masuk merupakan nilai negatif terbesar pada persamaan Z atau baris Z pada table simpleks, sehingga X3 merupakan kolom masuk.

4.

Tentukan kolom keluar atau persamaan pivot. Merupakan nilai positif terkecil dari rasio antara pemecahan dengan elemen pada kolom masuk, sehingga: Pemecahan 32000 16000 24000 Kolom masuk (X3) 1 3 12 Rasio 32000/1 = 32000 16000/3 = 5333 24000/12 = 2000

Variable nondasar X3 akan menggantikan variable dasar S3 pada table simpleks iterasi pertama. 5. Tentukan elemen pivot. Merupakan angka pada perpotongan kolom masuk dan kolom keluar, sehingga elemen pivot = 12. 6. Mencari persamaan pivot baru. Persamaan pivot baru = persamaan pivot lama / elemen pivot

JHONHENDRIRISETOPERASIONALUNIVERSITASGUNADARMA2009

Page2

Persamaan pivot baru =


Persamaan Pivot lama (a) Elemen pivot (b) Persamaan pivot baru (a/b)

0 12 0

4 12 1/3

5 12 5/12

12 12 1

0 12 0

0 12 0

1 12 1/12

24000 12 2000

7.

Mencari persamaan variable dasar baru. Pada kasus diatas yang merupakan variable dasar adalah Z, S1, dan S2. Variable dasar baru = variable dasar lama (elemen kolom masuk x persamaan pivot baru. a. Persamaan Z baru:

Persamaan Z lama (a) Elemen kolom masuk pada variable dasar Z (b) Persamaan pivot baru (c) b x c = (d) Persamaan Z baru (a-d)

1 -50 0 0 1

-40 -50 1/3 -50/3 -70/3

-30 -50 5/12 -250/12 -55/6

-50 -50 1 -50 0

0 -50 0 0 0

0 -50 0 0 0

0 -50 1/12 -50/12 25/6

0 -50 2000 -100000 100000

b. Persamaan S1 baru:
Persamaan S1 lama (a) Elemen kolom masuk pada variable dasar S1 (b) Persamaan pivot baru (c) b x c = (d) Persamaan S1 baru (a-d) 0 0 0 1/3 1/3 17/3 5/12 5/12 43/12 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1/12 1/12 -1/12 2000 2000 30000 0 1 6 1 4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 32000 1

JHONHENDRIRISETOPERASIONALUNIVERSITASGUNADARMA2009

Page3

c. Persamaan S2 baru:
Persamaan S2 lama (a) Elemen kolom masuk pada variable dasar S2 (b) Persamaan pivot baru (c) b x c = (d) Persamaan S2 baru (a-d) 0 0 0 1/3 1 5 5/12 5/4 23/4 1 3 0 0 0 0 0 0 1 1/12 1/4 -1/4 2000 6000 10000 0 3 6 3 7 3 3 3 0 3 1 3 0 3 16000 3

8.

Table simpleks iterasi pertama: Dasar Z S1 S2 X3 Z 1 0 0 0 X1 17/3 5 1/3 X2 43/12 23/4 5/12 X3 0 0 0 1 S1 0 1 0 0 S2 0 0 1 0 S3 25/6 -1/12 -1/4 1/12 Pemecahan Rasio 100000 30000 10000 2000 5294 2000 6000

-70/3 -55/6

9.

Kondisi optimum pada kasus maksimalisasi diperoleh ketika persamaan Z atau baris Z tidak memilik angka yang bernilai negative. Apabila kondisi optimum belum diperoleh maka kembali ke langkah 3. Pemecahan 30000 10000 2000 Kolom masuk (X3) 17/3 5 1/3 Rasio 5294 2000 6000

10. Elemen pivot = 5 11. Persamaan pivot baru


Persamaan Pivot lama (a) Elemen pivot (b) Persamaan pivot baru (a/b)

0 5 0

5 5 1

23/4 5 23/20

0 5 0

0 5 0

1 5 1/5

-1/4 5 -1/20

10000 5 2000

JHONHENDRIRISETOPERASIONALUNIVERSITASGUNADARMA2009

Page4

12. Persamaan variable dasar baru. a. Persamaan Z baru


Persamaan Z lama (a) Elemen kolom masuk pada variable dasar Z (b) Persamaan pivot baru (c) b x c = (d) Persamaan Z baru (a-d) 0 0 1 1 -70/3 0 23/20 -161/6 53/3 0 0 0 0 0 0 1/5 -14/3 14/3 -1/20 7/6 3 2000 -140000/3 440000/3 1 -70/3 -70/3 -70/3 -55/6 -70/3 0 -70/3 0 -70/3 0 -70/3 25/6 -70/3 100000 -70/3

b. Persamaan S1 baru
Persamaan S1 lama (a) Elemen kolom masuk pada variable dasar S1 (b) Persamaan pivot baru (c) b x c = (d) Persamaan S1 baru (a-d) 0 0 0 1 17/3 0 23/20 391/60 -44/15 0 0 0 0 0 1 1/5 17/15 -17/15 -1/20 -17/60 1/5 2000 34000/3 56000/3 0 17/3 17/3 17/3 43/12 17/3 0 17/3 1 17/3 0 17/3 -1/12 17/3 30000 17/3

c. Persamaan X3 baru
Persamaan X3 lama (a) Elemen kolom masuk pada variable dasar X3 (b) Persamaan pivot baru (c) b x c = (d) Persamaan X3 baru (a-d) 0 0 0 1 1/3 0 23/20 23/60 1/30 0 0 1 0 0 0 1/5 1/15 -1/15 -1/20 -1/60 1/10 2000 2000/3 4000/3 0 1/3 1/3 1/3 5/12 1/3 1 1/3 0 1/3 0 1/3 1/12 1/3 2000 1/3

13. Table simpleks iterasi kedua - optimum Dasar Z S1 X1 X3 Z 1 0 0 0 X1 0 0 1 0 X2 53/3 -44/15 23/20 1/30 X3 0 0 0 1 S1 0 1 0 0 S2 14/3 -17/15 1/5 -1/15 S3 3 1/5 -1/20 1/10 Pemecahan 440000/3 56000/3 2000 4000/3

JHONHENDRIRISETOPERASIONALUNIVERSITASGUNADARMA2009

Page5

14. Table simplek iterasi kedua diatas sudah optimum karena variable nondasar pada persamaan Z sudah bernilai positif, sehingga: X1 = 2000 X3 = 4000/3 Z = 440000/3 15. Pada table optimum S2 dan S3 = 0. Artinya persediaan sumber daya kedua dan ketiga habis digunakan, tetapi masih memiliki sumber daya pertama (S1) sebesar 56000/3 karena tidak digunakan.

REFERENSI 1. Sri Mulyono, Riset Operasi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2002 2. Taha, Hamdy A., Riset Operasi Jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara, 1996

JHONHENDRIRISETOPERASIONALUNIVERSITASGUNADARMA2009

Page6

You might also like