You are on page 1of 2

KOMPONEN EVALUASI PENDIDIKAN

Dalam pendidikan ada empat komponen yang saling terait dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yaitu : 1. Evaluasi adalah suatu proses penetapan nilai tentang kinerja dan hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang diperoleh melalui penilaian. 2. Penilaian adalah proses pengumpulan informasi atau data yang digunakan untuk membuat keputusan tentang pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud mencakup siswa, kurikulum, program, dan kebijakan. 3. Pengukuran adalah prosedur penetapan angka-angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan karakteristik atau atribut individu yang berupa kemampuan kognitif, psikomotor, maupun afektif. Akhir-akhir juga mulai dikembangkan kemampuan emosi. 4. Tes/nontes adalah suatu instrumen atau prosedur sistematik untuk mengamat dan menggambarkan satu atau lebih karakteristik siswa dengan menggunakan skala numerik atau skema klasifikasi. Artinya kegiatan evaluasi harus melibatkan ketiga kegiatan lainnya. Keempat komponen ini merupakan satu kesatuan yang saling terkait, tidak terpisahkan, dan bersifat hierarki. A. Evaluasi Nitko & Brookhart (2007) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa. Hal yang dapat dijadikan sebagai evaluasi dalam konteks ini antara lain prestasi belajar, sikap, perilaku, motivasi diri, minat, dan tanggung jawab. Dalam konteks lemabag, evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lemabaga dalam melaksanakan programnya (mardapi (2004). Stuffelbeam & Shinkfield (2007) mengatakan evaluasi merupakan proses memperoleh, menyajikan, dan menggambarkan informasi yang berguna untuk menilai suatu alternatif pengambilan keputusan mengenai suatu program. Ebel (1968) berpendapat evaluasi merupakan suatu kebutuhan dimana evaluasi harus memberika keputusan tentang informasi apa saja yang dibutuhkan, bagaimana informasi tersebut dikumpulkan, serta bagaimana informasi tersebut disintesiskan untuk mendukung hasil yang diharapkan. Komponen yang harus dievaluasi ada 3, yaitu masukan (input), lingkungan sekolah, dan keluaran (output). Kondisi sekolah dikategorikan menjadi dua, yaitu lingkungan akademik dan lingkungan sosial. Ditinjau dari cakupan, evaluasi ada 2 yaitu: 1. Evaluasi yang bersifat makro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan 2. Evaluasi yang bersifat mikro.

Evaluasi mokro sering digunakan di tingkat kelas, khususnya untuk mengetahui pencapaian belajar peserta didik. Evaluasi pengajaran dikategorikan jadi dua, yaitu: 1. Formatif Evaluasi dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. 2. Sumatif Evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang di dalmnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Masalah yang sering muncul dalam evaluasi terletak pada tujuan, pendekatan yang digunakan, manfaat, dan dampaknya, baik yang berskala makro maupun mikro. Evaluasi pendidikan haris bermanfaat bagi peserta didik, lembaga, dan masyarakat.

You might also like