You are on page 1of 31

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kecamatan Panakukang 1. Letak Geografis Kecamatan Panakukang merupakan salah satu dari 14 kecamtan di kota Makassar yang berbatasan di sebelah utara dengan Kecamatan Tallo, di sebelah Timur Kecamatan Tamalanrea, di sebelah selatan Kecamatan Rappocini dan di sebelah barat dengan Kecamatan Makassar. Kecamamatan Panakukang merupakan daeran bukan pantai dengan Topografi ketinggian wilayah sampai dengan 500 meter dari permukaan laut. 2. Kondisi Geografis Kecamatan Panakukang terdiri dari 11 kelurahan dengan luas wilayah 17,05 km. Tabel 5. Luas Menurut Kelurahan di Kecamatan Panakukang Tahun 2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Desa/Kelurahan Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru Kecamatan Luas (km) 1,94 1,46 1,16 1,32 1,27 0,85 0,17 1,72 2,63 2,35 2,18 17,05

Sumber: BPS Kota Makassar 2011

43

Dari luas wilayah pada table diatas, tampak bahwa kelurahan Pampang memiliki wilayah terluas yaitu 2,63 km, terluas kedua adalah kelurahan Panaikang dengan luas wilayah 2,35 km, sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah kelurahan Sinrijala dengan luas 0,17 km. Kecamatan Panakukang terdiri atas 470 RT dan 88 RW.

44

Gambar . Peta Administrasi Kecamatan Panakukang ( Sumber : Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar )

43

3. Demografi Pada akhir tahun 2010 penduduk kecamatan Panakukang di

bandingkan data tahun 2009 Kecamatan Panakukang mencatat rata-rata laju pertumbuhan penduduk 3,53 persen pertumbuhan penduduk. Berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa jumlah penduduk laki-laki sekitar 69.996 jiwa dan perempuan sekitar 71.386 jiwa. Dengan demikian rasio jenis kelamin adalah sekitar 98,05 persen yang berarti setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar 98 orang penduduk laki-laki.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Panakukang No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Desa/Kelurahan Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru Kecamatan Jumlah Penduduk 15.959 10.487 10.723 10.944 26.650 10.705 4.377 8.106 16.700 15.733 10.998 141.382

Sumber: BPS Kota Makassar 2011

Jumlah penduduk kecamatan panakukang di lihat dari lima tahun terakhir, peningkatan jumlah penduduk yang tinggi, dari tahun ke tahun jumlah penduduk kecamatan Panakukang terus meningkat, hal ini di akibatkan peningkatan tingginya angka kelahiran dan pendatang yang tinggal di kecamatan ini serta kondisi sarana dan prasarana yang tersedia di kecamatan Panakukang. Pada tahun 2009-2010 terjadi pertambahan jumlah

43

penduduk yang sangat tinggi.Pada tahun 2009 tercatat jumlah penduduk sebesar 136.555 jiwa dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 141.382 jiwa. Tabel . Jumlah Penduduk Kecamatan Panakukang No. 1. 2. 3. 4. 5. Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Jumlah Penduduk/jiwa 131.220 133.426 134.548 136.555 141.382 677.131

Sumber : BPS Kota Makassar 2011

4. Pemanfaatan Lahan Kota Makassar

Gambar 19. Peta Pola Penggunaan Lahan Kota Makassar Sumber : Bapedda Kota Makassar, 2012.

Berdasarkan pada peta penggunaan lahan kota Makassar diatas , dapat di lihat pemanfaatan lahan di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu : perumahan, lapangan olahraga, tanah usaha, tanah jasa, kuburan, sawah, kebun campuran, tegalan, tambak, tanah kosong
44

sudah

di

peruntukkan,

penggaraman, tanah, industry, hutan sejenis, padang rumput, pergudangan, sungai dan Rawa.

5. Kondisi Ruang Terbuka HIjau Kecamatan Panakukang Ruang terbuka hijau di kecamatan Panakukang terdiri dari beberapa jenis ruang terbuka yaitu berupa taman kota, Lapangan Kota, pemakaman, jalur hijau, hutan kota dan pembibitan yang tersebar di beberapa tempat di kecamatan Panakukang. Dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Panakukang


No 1. Jenis RTH Taman Taman Tello Baru Taman Gedung Keuangan Taman Depan Kantor Gubernur Taman Gedung PKK Lapangan Lapangan Golf Kodam Kel. Panaikang Lapangan Perumahan AU Kel. Karampuang Lapangan UMI Kel. Panaikang Lapangan BPN Batua Kel. Panaikang Pemakaman Pemakaman Islam Panaikang Pemakaman Kristen Panaikang Taman Pemakaman Panaikang Jalur Hijau Lokasi (kecamatan) Panakukang Panakukang Panakukang Panakukang Panakukang Panakukang Panakukkang Panakukkang Luas (M) 2,175 1,700 3,465 361 40,000 10,000 50,000 20,000 Data JICA Keterang an

2.

2.

Panakkukang Panakkukang Panakkukang

58,500 51,500 28,275 Data JICA

3.

45

4.

5.

6.

JH. Jl. Perintis Kemerdekaan JH. Jl. Inspeksi PAM JH. Jl. Abdullah Dg. Sirua JH. Jl. Urip Sumoharjo JH. Jl. Racing Center JH. Jl. Adyaksa Baru JH. Jl. Adyaksa Lama JH. Jl. Pettarani II JH. Jl. Boelevard JH. Jl. Pengayoman Jalur Tengah JT. Jl. Racing Centre JT. Jl. Jembatan Tello JT. Jl. Pengayoman JT. Jl. Boelevard Hutan Kota Hutan Kota Kantor Gubernur Hutan Kota Kampus UMI Kebun Pembibitan Kebun Bibit Racing Centre Jumlah

Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang Panakkukang

8,831 3,812 7,827 12,071 4,162 702 471 648 1,734 2,148 1,301 70 3,222 4,335 62,000 20,000 500 3149,05 8

Sumber : Dinas Pertamanan Dan Kebersihan Kota Makassar, 2012

Tabel diatas merupakan jenis ruang terbuka hijau yang terdapat di kecamatan Panakukang, ketersediaan ruang terbuka hijau sebesar 3149,058 m2 dengan luas wilayah kecamatan Panakukang yaitu 17,05 km2. Dengan persentase sebesar 0,017 persen. Kondisi ruang terbuka hijau di kecamatan Panakukang terbagi menjadi dua yaitu ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Ruang terbuka hijau di kecamatan Panakukang belum mencapai target ruang terbuka hijau untuk penyediaan ruang terbuka hijau di kecamatan. Berikut kondisi ruang terbuka hijau, berdasarkan survey lapangan yang telah di lakukan : 1. Taman makam Pahlawan

46

Berdasarkan Dinas Pertamanan Dan Kebersihan Kota Makassar, luas Taman makam pahlawan yang terletak di kelurahan Panaikang yaitu 28,275 m. Jenis Ruang terbuka hijau ini berfungsi sebagai ruang terbuka hijau privat, karena taman makam pahlawan ini tidak semua masyarakat dapat berkunjung ke makam pahlawan ini. Kondisi Ruang terbuka hijau yang terdapat pada taman makam pahlawan, terdapat beberapa vegetasi yang dan perkerasan yang kuburan yang menjadi fungsi utama dari taman makam pahlawan ini.

Gambar 17. Taman Makam Pahlawan Panaikang Sumber : Survey lapangan, 2012.

2. Tempat Pemakaman umum (TPU) Tempat pemakaman umum yang terdapat di kelurahan Panaikang, terbagi menjadi yaitu TPU Islam dengan luas 58,500 m dan TPU Kristen dengan luas 51,500 m. Jenis RTH ini berfungsi sebagai ruang terbuka hijau publik dan sebagai daerah resapan air, kondisi RTH di tempat ini cukup baik karena terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh maupun sebagi keindahan untuk tempat pemakaman umum, juga terdapat beberapa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pada saat berkunjung ke TPU ini.

47

Gambar 18. TPU Islam Sumber : Survey lapangan, 2012.

Gambar 19. TPU Kristen Sumber : Survey lapangan, 2012.

3. Jalur Hijau (JH) Jalur hijau yang terdapat pada kecamatan Panakukang terdiri menjadi dua jalur yaitu jalur jalan dan jalur tengah jalan. Pada jalur hiaju jalan terdiri dari JH jalan Perintis kemerdekaan, JH jalan Inspeksi PAM, JH jalan Abdullah Dg. Sirua, JH jalan Urip Sumoharjo, JH jalan Racing center, JH jalan Adyaksa baru, JH jalan Adyaksa lama, JH jalan Pettarani, JH jalan Boulevard, JH jalan Pengayoman. Adapun jalur tengah jalan terdiri atas; JT. Jl. Racing Centre, JT. Jl. Jembatan Tello, JT. Jl. Pengayoman, JT. Jl. Boelevard.

4. Lahan Kosong Salah satu jenis ruang terbuka hijau yang terdapat di kecamatan Panakukang yaitu lahan kosong yang di gunakan oleh warga sebagai tempat pembuangan sampah di sekitar lingkungan tempat tinggal. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini, kondisi Ruang terbuka hijau berupa lahan kosong :

48

Gambar 20. TPU Kristen Sumber : Survey lapangan, 2012.

B. Gambaran Umum Kelurahan Tamamaung 1. Letak Geografis Kelurahan Tamamaung merupakan salah satu dari 11 kelurahan yang terdapat di kecamatan Panakukang. Kelurahan ini memiliki posisi dengan topografi ketinggian wilayah sampai dengan <500 meter dari laut . Berjarak menurut letak masing-masing kelurahan permukaan ke Ibu kota

kecamatan berkisar 3-5 Km. Kondisi permukaan tanahnya sekitar 100% datar dan 0% berbukit. Kelurahan Tamamaung berbatasan dengan : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : : : : Kelurahan Sinrijala Kelurahan Karampuang Kecamatan Masale Kecamatan Karuwisi

Batas-batas Fisik yaitu Wilayah Kecamatan Panakukang merupakan daerah datar dan tidak berbukit-bukit didalam wilayah Kelurahan

Tamamaung memilki luas 127 km, terdiri dari 8 RW dan 62 RT. 2. Demografi Jumlah penduduk kelurahan Tamamaung pada tahun 2012 yaitu 24.562 jiwa, dengan luas wilayah kelurahan 1,27 km dan kepadatan penduduk 19.340 jiwa/km. Pada tabel dapat di lihat Jumlah penduduk kelurahan Masale terjadi peningktan dan penurunan jumlah penduduk yang tinggi dari
49

lima tahun terakhir. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penduduk berjumlah 25.220 jiwa. Hal ini diakibatkan, tingginya angka kelahiran dan pendatang di kelurahan Masale, serta sarana dan prasarana yang menunjang di kecamatan Panakukang. Pada tahun tahun 2010 jumlah penduduk kelurahan Masale terjadi penurunan jumlah penduduk yaitu 24.438 jiwa, diperkirakan jumlah angka kematian dan perpindahan penduduk ke daerah yang lain sehingga mengakibatkan jumlah penduduk berkurang. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah penduduk yaitu sebesar 26.650 jiwa dan pada tahun 2012 terjadi lagi penurunan jumlah penduduk seperti pada tahun 2010 sebesar 24.562 jiwa. Tabel. Jumlah Penduduk Kelurahan Tamamaung No 2. 3. 4. 5. 6 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Penduduk (jiwa) 23.413 25.220 24.438 26.650 24.562

Sumber : BPS Kota Makassar, 2012

3. Pemanfaatan Lahan Kelurahan Tamamaung merupakan kawasan perumahan dan

permukiman warga dengan aktivitas sebagai lingkungan tempat tinggal masyarakat yang bermukim di kelurahan Tamamaung. Dengan fasilitas pendukung di kelurahan ini yaitu terdapat kawasan perdagangan/jasa, pendidikan maupun perkantoran. Dapat di lihat pada gambar:

50

Gambar . Peta Administrasi Kelurahan Tamamaung

51

4. Kondisi Ruang Terbuka Hijau Pada kelurahan Tamamaung tidak terdapat ruang terbuka hijau berupa lapangan olahraga maupun taman lingkungan sebagai ruang terbuka publik yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang untuk masyarakat bersosialisasi ataupun untuk berhubungan dengan warga setempat. Kondisi ruang terbuka hijau pada kelurahan ini sangat kurang yang di peruntukkan untuk RTH di lingkungan perumahan. Adapun jenis RTH yang terdapat di kelurahan ini yaitu berupa jalur hijau yang terdapat di jalan, jalur hijau jalan di lingkungan perumahan, RTH pekarangan rumah, RTH sempadan sungai buatan (kanal) dan RTH yang terdapat pada pekarangan pertokoan, perkantoran dan tempat usaha. Berikut identifikasi RTH yang terdapat di kelurahan Tamamaung:

a. RTH jalur hijau jalan RTh yang berupa jalur hijau jalan yang terdapat pada jalan A.Pettarani dan jl. Abd.dg sirua. Kondisi RTH pada jalan A. Pettarani sudah cukup baik, hal ini diakibatkan ketersediaan jenis vegetasi yang menunjang RTH yang terdapat pada jalan ini, jenis vegetasi yang terletak di tengah jalan yang berfungsi sebagai median jalan dan juga RTH yang terdapat di tepi jalan yang dimanfaatkan sebagai jalur pejalan kaki yang telah disediakan oleh pemerintah untuk kebutuhan warga yang memilih alternatif dengan berjalan kaki untuk mencapai tempat tujuan. Sedangkan jalur hijau yang terdapat pada jl. Abd dg Sirua terletak pada sisi kiri dan kanan jalan ini, kondisi RTH pada jalan ini kurang mencukupi, hal ini diakibatkan kondisi yang panas dan gersang karena kurangnya vegetasi yang dapat di manfaatkan sebagai peneduh maupun sebagai keindahan di jalan ini. Peneliti melihat pada jalan Abd. Dg Sirua tidak terdapat jalur pejalan kaki yang dapat dimanfaatkan oleh warga disekitar jalan ini untuk mencapai tujuan dengan cara berjalan kaki.

52

1. Jl A. Pangeran Pettarani

2. Jl. Abd dg.sirua

b. RTH jalur hijau di lingkungan perumahan Jenis RTH sebagai jalur hijau yang terdapat pada jalan-jalan lingkungan di perumahan, secara umum belum tersedia secara maksimal, hal ini diakibatkan peneliti melihat kurangnya RTH yang tersedia di sepanjang jalan lingkungan di kelurahan Tamamaung. RTH yang dapat berfungsi sebagai peneduh, penyejuk, penyerap polusi kendaraan maupun sebagai estetika lingkungan serta kurangnya vegetasi yang tersedia. tidak tampak pada kelurahan ini sehingga mengakibatkan kondisi pada saat berada ditempat ini terasa panas, gersang.

53

Gambar disamping merupakan salah satu jalur jalan yang memilki RTH berupa pohon sebagai RTH yang

berfungsi sebagai peneduh maupun sebagai penahan debu dilingkungan perumahan. Terdapat pada jalan Bakti di RW 01

Dapat dilihat pada gambar disamping tidak terdapat vegetasi yang terletak pada jalur jalan dilingkungan perumahan, sehingga kondisi yang panas dan gersang yang dirasakan.

Gambar. Kondisi RTH Jalur Hijau dilingkungan Perumahan Sumber: Survey, 2012.

c. RTH Pekarangan Rumah Adapun RTH yang terdapat pada pekarangan rumah warga yang berada pada kelurahan Tamamaung, peneliti melihat ketersediaan RTH berupa pekarangan rumah sudah cukup baik pada kelurahan ini, karena hampir semua rumah-rumah warga yang terdapat pada kelurahan Tamamaung telah menyediakan RTH pekarangan rumah yang berfungsi sebagai keindahan rumah dan penyejuk disekitar rumah yang dapat memberikan manfaat kesejukan ketika berada dirumah. Akan tetapi, juga terdapat beberapa rumah yang tidak menyediakan RTH pekarangan rumah yang disebabkan keterbatasan lahan rumah, melainkan dengan memanfaatkan pot-pot bunga dan menyimpannya di depan rumah (diatas drainase) sehingga tetap terlihat keindahan disekitar rumah warga. Berdasarkan informasi dari kelurahan
54

Tamamaung, terdapat tiga RW yang termasuk dalam kelompok binaan Green End Clean yaitu RW 02, RW 03, RW 04 dan akan dilakukan pembinaan disetiap RW dan ada satu RT binaan. Tabel. Fungsi Fungsi Estetis : sebagai keindahan pada masing-masing rumah warga dan meberikan unsure hijau dilingkungan perumahan. Fungsi Higinis : sebagai penyerap debu dan poluasi dari kendaraan.
Sumber: Analisis

Kegiatan Tempat untuk berkebun keluarga dan sebagai hobi pemilik rumah.

Lalu lintas kendaraan di lingkungan perumahan

Gambar. RTH Pekarangan rumah warga RW 04 Sumber : Survey, 2012

Gambar diatas merupakan salah satu pekarangan rumah warga yang terdapat pad RW 05 di kelurahan Tamamaung, kondisi RTH pekarangan rumah yang cukup baik dengan memanfaatkan vegetasi berupa bunga dan tertata dengan baik dipekarangan salah satu rumah warga. Pada RW 04 merupakan salah satu kelompok pembinaan untuk penghijaun disetiap rumah warga di kelurahan Tamamaung.
55

Gambar. RTH Pekarangan rumah warga RW 03 Sumber : Survey, 2012

Salah satu rumah yang tidak mempunyai pekarangan sebagai RTH privat. Akan tetapi, pemilik rumah memanfaatkan tanaman berupa vegetasi bunga yang ditanam dalam pot dan disimpan diatas dranase rumah masing-masing warga di RW 05.

d. Ruang Terbuka Hijau Sungai Buatan (kanal) Pada kelurahan ini terdapat RTH berupa sempadan sungai buatan (kanal) yang berfungsi sebagai pembatas kelurahan Tamamaung dengan kelurahan yang lain. Menurut peneliti, kanal ini dimanfaatkan sebagai pembuangan air kotor dari sebagian penduduk kota Makassar dan kondisi kanal ini, terlihat sangat kotor disebabkan sampah-sampah yang dibuang oleh warga secara langsung dikanal sehingga mengakibatkan pandangan yang kurang baik dan bau yang tidak sedap akibat sampah yang berserakan di kanal tersebut. Pada sempadan kanal terdapat jalur pejalan kaki yang dimanfaatkan oleh warga sebagai jalur pejalan kaki, akan tetapi tidak semua disempadan kanal ini terdapat jalur pejalan kaki, peneliti melihat jalur pejalan kaki ini dibuat oleh masing-masing pemilik rumah yang tinggal disepanjang sempadan sungai (kanal) dan juga terdapat vegetasi yang tumbuh disepanjang sungai (kanal) yang berfungsi sebagai peneduh dan keindahan disepanjang sempadan sungai (kanal).
56

Gambar. a. Sempadan sungai (kanal) b. Jalur pejalan kaki c. Kondisi RTH pada jalur jalan dipinggir kanal

e. RTH pekarangan pertokoan, perkantoran dan tempat usaha Pada kelurahan Tamamaung juga terdapat jenis RTH yang terdapat pada pekarangan perkantoran/tempat usaha, perdagangan dan jasa. Kondisi RTH yang terdapat pada pekarangan perdagangan/tempat usaha, perkantoran. Peneliti melihat tidak semua perdagangan/tempat usaha, perkantoran menyediakan dan menata RTH untuk kepentingan perkantoran maupun perdagangan. Hampir seluruh pekarangan diperkeras dan dimanfaatkan sebagai lahan parkir, sehingga kondisi pada siang hari relatif panas.

57

1) Pekarangan Pertokoan/ Tempat usaha a

Gambar. RTH Pekarangan Perdagangan/Tempat usaha Sumber : Survey, 2012

Pada gambar diatas terletak pada RW 01, tidak terlihat unsur hijau yang disediakan oleh pemilik took yang dapat dimanfaatkan sebagai RTH pekarangan (pertokoan/tempat usaha). Pekarangan yang terdapat pada halaman pertokoan/tempat usaha dimanfaatkan sebagai tempat parkir

2) Pekarangan Perkantoran Pekarangan perkantoran yang terdapat pada kelurahan Tamamaung, terletak pada RW 02. Salah satu sarana pemerintahan yang terdapat di kelurahan Tamamaung, peneliti mengambil sampel di RW 01 yaitu terletak di Jl. A. Pangeran Pettarani. Kondisi dari perkantoran ini, dapat dilihat ketersediaan RTH di pekarangan perkantorang dilakukan dengan

menyediakan vegetasi berupa tanaman bunga yang disimpan didalam pot


58

bunga dan juga terdapat beberapa vegetasi yang ditanam disekitar halaman kantor. Pada pekarangan kantor, dilakukan perkerasan yang dimanfaatkan sebagai tempat parkir dan juga sebagai tempat upacara.

Gambar. RTH Pekarangan Perkantoran Sumber : Survey, 2012

59

C. ANALISIS 1. Analisis Kegiatan/Aktivitas Pada RTH Dalam analisis kegiatan/aktivitas yang dilakukan pada RTH di lokasi penelitian, peneliti menganalisis berdasarkan karakteristik RTH. a. Jalur Hijau Jalur jalan pada lokasi penelitian terletak pada jalan A. Pangeran Pettarani dan jalan Abd. Daeng Sirua yang menjadi titik pengamatan. Pada jalan A. Pangeran Pettarani merupukan jalan kolektor yang berfungsi sebagai penghubung dari dalam dan luar kota Makassar. Pada jalan ini, peniliti melihat kegiatan/aktivitas tinggi yang terjadi pada jalan ini. Dimana disepanjang jalan A. Pangeran Pettrani merupakant kawasan

perdagangan/tempat usaha, bisnis, jasa, perkantoran. Untuk jalur hijau yang terdapat pada jalan digunakan sebagai pemisah jalan (median jalan) dan berada ditepi jalan. Tabel. Kegiatan/Aktifitas pada RTH median Jalan A. Pangeran Pettarani Kegiatan/Aktivitas Fungsi Pergerakan lalu Sebagai Pemisah lintas kendaraan jalan Fungsi Ekologis : Sebagai paru-paru kota(sistem sirkulasi udara). Fungsi estetis: sebagai unsur hijau yang memperindah pandangan. Sebagai penyerap air hujan. Sebagai jalur Sebagai peneduh pejalan kaki (tepi pada saat berjalan jalan) kaki Vegetasi

Glodongan Glodongan Tiang Mahoni Angsana

60

Sebagai polusi
Sumber: Analisis

penyerap

Gambar. RTH median jalan A. Pangeran Pettarani Sumber: Survey, 2012

Pada gambar disamping merupakan RTH yang pada median jalan, tidak terdapat Ground cover sebagai fungsi ekologis yang dapat

mempermudah penyerapan air terutama pada musim hujan. Vegetasi yang terdapat pada median jalan ini, sudah sesuai dengan karakteristik untuk jalur hijau jalan. Selain memiliki fungsi ekologis juga memiliki fungsi estetis, dimana dapat memperindah pemandangan disepanjang jalu ini, juga berfungsi sebagai peneduh yang membuat pengguna jalan merasa nyaman, sejuk dan terhindar dari sengatan matahari. Sedangkan pada tepi jalan terdapat vegetasi yang disediakan sebagai peneduh dan penyerap polusi kendaraan. Pada jalur tepi jalan juga terdapat jalur pejalan kaki. Adapun vegetasi yang terdapat pada tepi jalan, kurang lebih hampir sama dengan vegetasi yang terdapat pada median jalan A. pangeran Pettarani.

61

Gambar. RTH median jalan A. Pangeran Pettarani Sumber: Survey, 2012

Dapat dilihat pada gambar diatas, jalur tepi jalan yang digunakan sebagai jalur pejalan kaki terdapat vegetasi berupa pohon dan juga terdapat dalam bentuk pot bunga. Kondisi material dari jalur pejalan kaki yang diperkeras sehingga tidak terlihat RTH jalur pejalan kaki sebagai fungsi ekologis yaitu sebagai penyerap air pada musim hujan. Menurut peneliti, RTH pada jalur tepi jalan ini kurang difungsikan secara maksimal. Sebaiknya, pada jalur tepi jalan dan sebagai jalur pejalan kaki disisakan ruang disekitar pohon atau pada material yang diperkeras diberi celah untuk RTH yang berfungsi secara ekologis yang dapat menyerap air pada musim hujan, sehingga fungsi RTH pada tepi jalan ini dapat dioptimalkan. Tabel. Kegiatan/Aktivitas pada RTH median Jalan A. Pangeran Pettarani Kegiatan/Aktivitas Fungsi Fungsi ekologis: Sebagai paru-paru kota, peneduh, penyerap polusi, dll. Fungsi estetis: sebagai unsur hijau yang dapat menambah nilai estetis/memperindah pada jalur tepi jalan. Vegetasi Glodongan Glodongan Tiang Mahoni Angsana

Sumber: Analisis

62

Gambar. RTH median jalan Abd.Daeng sirua Sumber: Survey, 2012

Sedangkan jalur tepi jalan pada jalan Abd. Daeng sirua, digunakan sebagai peneduh dan sebagai fungsi ekologis yang memperlihatkan unsur hijau pada jalur tepi jalan ini. Akan tetapi, peneliti melihat vegetasi tidak tersebar secara merata di sepanjang jalan ini, mengakibatkan fungsi RTH

kurang difungsikan secara maksimal. Menurut peniliti, sebaiknya dilakukan penambahan vegetasi dan dilakukan penyebaran penanaman vegetasi secara merata sehingga pemenuhan RTH pada jalur ditepi jalan pada jalan ini secara maksimal. Peneliti juga melihat, perlunya penyediaan jalur pejalan kaki, hal ini diakibatkan tingginya kegiatan/aktivitas yang terdapat pada jalan ini untuk memenuhi kebutuhan warga.

63

Tabel. Kegiatan/Aktivitas RTH pada Jalan Abd. Dg Sirua Kegiatan/Aktivitas Aktivitas Pergerakan kendaraan Fungsi - Sebagai peneduh - Sebagai unsur hijau yang terdapat pada tepi jalan. - Fungsi Ekologis: penyerap polusi udara Vegetasi

- Mahoni ?

Sumber: Analisis

b. Jalur hijau dilingkungan Perumahan Pada jalur hijau jalan yang terdapat dilokasi peneltian, Ruang terbuka hijau tidak tersebar secara merata. Hal ini diakibatkan, kurangnya vegetasi yang terdapat pada jalan di lokasi penelitian yaitu Jalan Sukaria, jalan Pettarani 2 dan jalan Pettarani 3. Menurut peneliti, Ruang terbuka hijau sudah tersedia akan tetapi penyediaan Ruang terbuka hijau berupa jalur hijau jalan belum optimal. Hal ini diakibatkan, karena fungsi Ruang terbuka hijau, belumk memberikan kesejukan, keindahan serta fungsi ekologis sebagai penyerap polusi dan penyerap air hujan. Sebaiknya, disediakan jalur pejalan kaki untuk warga untuk mencapai tujuan dengan berjalan kaki dan penambahan vegetasi pada jalur hijau jalan dilingkungan perumahan agar kondisi pada siang hari terasa sejuk dan fungsi estetika sebagai unsur hijau dapat menambah nilai keindahan di lingkungan perumahan pada lokasi penelitian dan sebagai peneduh pada saat berjalan kaki untuk mencapai tujuan.

64

Gambar. RTH jalur hijau dilingkungan Perumahan Sumber: Survey, 2012.

Tabel. Kegiatan/Aktivitas jalur hijau dilingkungan perumahan Kegiatan/Aktivitas Pergerakan kendaraan dilingkungan perumhan Fungsi - Sebagai peneduh - Fungsi estetis: Sebagai unsur hijau yang terdapat pada tepi jalan. - Fungsi Ekologis: penyerap polusi udara Vegetasi

Aktivitas pejalan kaki ketempat tujuan

Sumber: Analisis

c. Ruang Terbuka Hijau Sempadan Sungai Buatan (kanal) Ruang terbuka hijau berupa sempadan sungai buatan (kanal), menurut peneliti belum tertata dengan baik. Hal ini disebabkan, kurangnya vegetasi yang tersebar disepanjang sungai buatan (kanal) dan kurang kesadaran dari penduduk sekitar tentang pemanfaatan ruang terbuka hijau pada sempadan sungai, yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, sosial dan fungsi estetis yaitu dapat menambah nilai estetis dan memperindah pemandangan disekitar lingkungan tempat tinggal warga yang berada di sempadan sungai

65

(kanal). Keberadaan dari sempadan sungai buatan (kanal) dilokasi penelitian merupakan kawasan perlindungan setempat dimana tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, melindungi kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Jenis vegetasi yang terdapat pada sempadan sungai ini, peneliti melihat kurang tertata dengan baik. Sebaiknya, perlu diperhatikan kembali penataan Ruang terbuka hijau di sempadan sungai (kanal) dilokasi penelitian sehingga dapat memaksimalkan fungsi dari ruang terbuka hijau itu sendiri. Tabel. Kegiatan/Aktivitas jalur hijau Sempadan Sungai Buatan (kanal) Kegiatan/Aktivitas - Pergerakan kendaraan menuju lingkungan perumahan. - Jalur hijau ditep sungai buatan (kanal)
Sumber: Analisis

Fungsi - Fungsi estetis : unsur hijau yang terdapat pada tepi sungai(kanal) dan pemandangan/visual - Sebagai penyerap polusi - Sebagai penyerap air hujan.

Vegetasi ?

2. Analisis

Penentuan

Luasan

Ruang

Terbuka

Hijau

Kelurahan

Tamamaung a. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Luas Wilayah. Kelurahan Tamamaung memiliki luas wilayah 127 ha. Kebutuhan Ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah kelurahan Tersebut. Menurut Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, proporsi penyediaan Ruang terbuka Hijau perkotaan sebesar 30%. Pembagian

66

Ruang terbuka hijau berdasarkan kepemilikan yaitu 20% untuk RTH publik dan 10% untuk RTH privat. Berdasarkan standar penyediaan Ruang terbuka Hijau diperkotaan, maka kelurahan Tamamaung harus memiliki luas Ruang terbuka hijau sebesar 38,1 ha. Dengan RTH publik sebesar 25,4 ha dan RTH privat sebesar 12,7 ha. Tabel. Kebutuhan RTH berdasarkan Luas wilayah Luas wilayah Kelurahan Tamamaung 127 ha
Sumber : Analisis

RTH Eksisting

Kebutuhan RTH (standar) 38,1 ha

Selisih

b. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan jumlah penduduk. Kebutuhan Ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk, dengan memproyeksikan jumlah penduduk kelurahan Tamamaung dalam kurun waktu lima tahun kedepan, untuk mengetahui kebutuhan Ruang Terbuka Hijau dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Tabel. Tabel jumlah Penduduk Kelurahan Tamamaung No 2. 3. 4. 5. 6
Sumber :

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Penduduk (jiwa) 23.413 25.220 24.438 26.650 24.562

Berdasarkan jumlah penduduk kelurahan Tamamaung diatas, maka dapat dilakukan proyeksi penduduk dalam kurun waktu lima tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi bunga berganda, dengan angka laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,0120. Berikut proyeksi penduduk

kelurahan Tamamaung dengan menggunakan rumus bunga berganda:


67

Tabel. Proyeksi Penduduk Kelurahan Tamamaung Tahun Proyeksi 2013 Analisis Proyeksi Ponduduk Pt = 24.562 (1 + 0,0120) = 24.562 (1,0120) = 24.562 (1,048) = 25.740,9 = 25.741 jiwa Jadi, jumlah penduduk pada tahun 2013 yaitu 25.741 jiwa Pt = 25.741 (1 + 0,0120) = 25.741 (1,0120) = 25.741 (1,048) = 26.976 = 25.741 jiwa Jadi, jumlah penduduk pada tahun 2014 yaitu 25.741 jiwa Pt = 25.741 (1 + 0,0120) = 25.741 (1,0120) = 25.741 (1,048) = 28.270,8 = 28.271 jiwa Jadi, jumlah penduduk pada tahun 2015 yaitu 28.271 jiwa Pt = 28.271 (1 + 0,0120) = 28.271 (1,0120) = 28.271 (1,048) = 29.628 jiwa Jadi, jumlah penduduk pada tahun 2016 yaitu 29.628 jiwa Pt = 29.628 (1 + 0,0120) = 24.5629.628 2 (1,0120) = 29.628 (1,048) = 31.050 jiwa Jadi, jumlah penduduk pada tahun 2017 yaitu 31.050 jiwa

2014

2015

2016

2017

Sumber : Analisis

68

c. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Fungsi Tertentu

69

70

You might also like