You are on page 1of 3

Kat, Katherine, udah selesai belum? Kita bisa terlambat nih.

Iya, sebentar ini aku udah selesai kok. Kebiasaan deh lama-lama di kamar mandi. Liat tuh udah pukul 13.00 WIB tuh, kita bisa terlambat les. Aku tunggu di depan. Buruan ya! Sudah dua bulan ini aku tinggal bersama sepupuku, Anne. Aku tinggal di rumahnya. Hal ini dikarenakan aku mengikuti les di kota tempat Anne berada. Namaku Katherine Margareth, siswi kelas XII SMA. Well, tidak bisa dibilang siswi SMA lagi sih, soalnya aku udah selesai urusan dengan SMA, maksudnya segala macam urusan ujian hanya tinggal menunggu waktu pengumuman kelulusan dari SMA aja. Dan menunggu waktu itu tiba, aku mengikuti les bimbingan mata pelajaran secara intensif. Aku dan Anne mengikuti les intensif selama tiga bulan demi mengejar satu kursi perguruan tinggi negeri di Indonesia. Aku ingin jadi dokter, sama seperti Anne. Kami sepupu yang memiliki banyak persamaan: wajah, hobi, cita-cita. Semoga saja suami kami nantinya tidak sama. Hari ini sama saja dengan kemarin. Orang yang sama dan rutinitas yang sama. Tidak terasa sudah dua bulan lamanya berlangsung keadaan ini. Berarti tinggal sebulan lagi keadaan ini akan berakhir. Ada tiga mata pelajaran setiap jadwal les. Setelah selesai dua mata pelajaran, seperti biasa diadakan ini salah satu kelebihan tempat lesku. Karena telat masuk, jadi aku duduk dibelakang. Dan tiba-tiba ada sesosok pria yang mengalihkan tatapanku. Bukannya fokus mendengar apa yang disampaikan kakak tentor, aku malah mengamati dia dari belakang. Hingga selesai aku sengaja lama keluar supaya bisa melihat dia lewat disampingku. Dan dia adalah salah satu ciptaan Tuhan yang paling tampan yang pernah kulihat. Setelah dia lewat, ya sudah begitu saja. Aku belum pernah melihatnya di tempat lesku ini. Ada sekitar dua puluh kelas di sini. Tidak mungkin kan aku masuk ke semua kelas hanya untuk mencari sosoknya. Jadi, aku anggap hari ini aku hanya beruntung dapat melihat sosok tampan itu. Bel pulang pun berbunyi. Hei Kat, ngelamun aja, ayo balik. Anne menyadarkan lamunanku.

Oh, oke, balasku. Besok kita nebeng di kelas Shinta ya, biar makin paham kalo pelajarannya diulang. Oh, oke, balasku lagi. Pikiran belum sepenuhnya pulih dari wajah tampan itu. Untungnya sampai di rumah Anne, aku segera menyadarkan diriku, takut Om dan Tante curiga, atau malah Anne. Aku orangnya sedikit tertutup apalagi mengenai masalah pribadi. Susah buatku untuk menceritakan tentang orang yang sedang kusukai. Setelah makan malam, aku dan Anne kembali ke kamar, mengulang materi les tadi siang. Kemudian tidur dan bersiap menghadapi hari esok. Kelasnya Shinta mulai jam berapa? tanyaku. Pukul 15.00 WIB tapi kita berangkat jam 14.30 ya. Balas Anne. Oke. Kemudian aku belajar materi les kemarin karena akan diulang lagi di kelas Shinta. Dan melakukan kegiatan rutin sebelum berangkat les. Setelah sampai di tempat les, aku dan Anne duduk di depan ruang kelas Shinta karena masih ada les berlangsung di ruang itu. Tiba-tiba seseorang keluar dari ruang itu dan seseorang itu adalah cowok tampan yang aku lihat ketika motivasi agama kemarin! Kaget dan sekaligus senang. Karena bisa melihat dia lagi. Aku semakin semangat untuk masuk les di ruang Shinta. Dan bel pergantian kelas pun berbunyi. Aku dan Anne langsung masuk ke ruang Shinta dan duduk di belakang. Dan si tampan itu duduk tepat di depan Anne dan itu otomatis membuatku bisa melihat dia dengan jelas dari samping. Ah, senangnya! Tidak terasa les yang pertama usai. Kemudian salah satu pegawai admistrasi masuk sebelum kami semua sempat keluar. Adik-adik, mbak mau manggil nama-nama yang belum ngumpul foto untuk kartu simulasi terakhir bulan depan, ujar mbak Lia.

You might also like