You are on page 1of 3

Sistem Imun

Oleh : Maria L A Naibaho, 0906564132 Fakultas Ilmu Keperawatan Pertahanan tubuh nonspesifik dan sistem imun melindungi tubuh terhadap agens lingkungan yang asing bagi tubuh. Imunitas didapat melalui pajanan terhadap agen infeksius spesifik. Jaringan limfatik dan organ tubuh membentuk sistem imun. Jadi, sistem imun adalah suatu sistem kompleks yang memberikan respons imun (humoral dan selular) untuk menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri, virus, toksin, atau zat lain yang oleh tubuh dianggap bukan bagian diri. Imunitas aktif didapat akibat kontak langsung dengan mikroorganisme atau toksin sehingga tubuh memproduksi antibodinya sendiri. Imunitas aktif dapatan secara alami terjadi jika seseorang terpapar satu penyakit dan sistem imun memproduksi antibodi serta limfosit khusus. Imunitas dapat bersifat seumur hidup (campak,cacar) atau sementara (pneumonia pneumokokal, gonore). Imunitas aktif dapatan secara buatan (terinduksi) merupakan hasil vaksinasi. Vaksin dibuat dari pathogen yang mati atau dilemahkan atau toksin yang telah diubah. Vaksin ini dapat merangsang respons imun, tetapi tidak menyebabkan penyakit. Imunitas pasif terjadi jika antibodi dipindah dari satu individu ke individu lain. Imunitas pasif alami terjadi pada janin saat antibodi IgC ibu masuk menembus plasenta. Antibodi IgC memberi perlindungan sementara (mingguan sampai bulanan) pada sistem imun yang imatur. Imunitas pasif buatan adalah imunitas yang diberikan melalui injeksi antibodi yang diproduksi oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar suatu antigen. Misalnya, antibodi dari kuda yang sudah kebal terhadap racun ular tertentu dapat diinjeksikan pada individu yang dipatuk ular sejenis. Ada tiga jenis sel yang memegang peranan penting dalam imunitas, yaitu : a. Sel B, yaitu antigen spesifik yang berproliferasi untuk merespons antigen tertentu. Sel B berdiferensiasi menjaga sel plasma nonproliferasi yang menyintesis dan mensekresi antibodi.

b. Sel T juga menunjukkan spesifitas antigen dan akan berproliferasi jika ada antigen, tetapi sel ini tidak memproduksi antibodi. Sel T mengenali dan berinteraksi dengan antigen melalui reseptor sel T, yaitu protein permukaan sel yang terikat membrane dan analog dengan antibodi. Sel T memproduksi zat aktif secara imunologis yang disebut limfokin. Subtipe limfosit T berfungsi untuk membantu limfosit B merespons antigen, membunuh sel-sel asing tertentu, dan mengatur respons imun. c. Makrofag secara fagositik menelan zat asing dan melalui kerja enzimatik dan menguraikan materi yang tertelan untuk diekskresi dan untuk pemakaian ulang. Makrofag memproses antigen terfagositosis melalui denaturasi atau mencerna sebagian antigen untuk menghasilkan fragmen yang mengandung determinan antigenik. Makrofag akan meletakkan fragmen antigen pada permukaan selnya sehingga terpapar untuk limfosit T tertentu. Ini merupakan langkah penting dalam aktivasi sel T. Efek merusak dari respons imun dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut. 1. Hipersensitivitas/alergi yaitu respons imun yang terjadi pada beberapa orang tertentu terhadap zat yang walaupun asing, namun tidak membahayakan tubuh. Individu yang sistem imunnya berlebihan atau tidak tepat dalam memproduksi perubahan patologis disebut hipersensitif. Antigen yang mendorong terjadinya respons hipersensitivitas disebut alergen. Hipersensitivitas langsung adalah reaksi alergik yang terjadi dalam satuan waktu menit atau jam setelah pajanan ulang terhadap antigen. Ada 3 subdivisi reaksi hipersensitivitas langsung. Reaksi tipe I (anafilaksis) terjadi dalam beberapa menit setelah pajanan ulang pada Reaksi tipe II (sitotoksis) biasanya diperantarai oleh komplemen. Reaksi ini melibatkan orang yang sensitive dan akibat pengikatan IgE hospes dengan sel mast dan basofil. penggabungan antibodi (IgG atau IgM) dengan antigen pada sel darah atau sel jaringan. Contoh reaksi tipe ini adalah reaksi transfuse atau ketidakcocokan Rh (eritroblastosis fetalis). Reaksi tipe III (kompleks imun) diperantarai oleh agregat (kompleks) antibodi dan antigen yang mengakumulasi dan mengaktivasi komplemen, trombosit, dan sel fagosit pada area jaringan yang rusak. Contoh reaksi tipe ini meliputi artritis rematoid, systemic lupus erythematosus, dan serum sickness.

Reaksi tipe IV (reaksi sensitifitas penghambat) terjadi setelah 24 jam atau lebihdan

diperantarai oleh sel T dan makrofag, bukan oleh sel B dan antibody. Contoh reaksi tipe ini meliputi reaksi pemeriksaan lukit tuberculin, reaksi jaringan transplant, dan alergi yang berhubungan dengan dermatitis. 2. Penyakit autoimun terjadi akibat kegagalan toleransi diri imunologis yang menyebabkan respons sistem imun melawan sel tubuh sendiri. Contoh beberapa penyakit yang dipercaya disebabkan oleh mekanisme autoimun meliputi penyakit Addison kelenjar adrenal, tiroiditis, arthritis rematoid, sklerosis multiple, myasthenia gravis, diabetes dependen non-insulin, anemia pernisius, dan systemic lupus erythematosus. 3. Imunodefisiensi merupakan kondisi yang menurunkan keefektifan sistem imun atau suatu kondisi yang tidak mampu merespon antigen. Imunodefisiensi dapat ditemukan pada orang yang menderita penyakit defisiensi imun congenital. Ini adalah kasus yang langka, yaitu seseorang lahir tanpa memiliki sel B maupun sel T. Orang seperti ini tidak memiliki perlindungan terhadap infeksi dan harus hidup dal m lingkugan yang steril. Contoh penyakit lainnya adalah acquired immune deficiency syndrome (AIDS), yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Orang yang terinfeksi HIV, jumlah sel T pembantu berkurang dan sistem imun melemah. Orang yang terjangkit menjadi rentan terhadap mikroorganisme yang dalam keadaan normal tidak akan menjadi masalah bagi orang yang sehat (infeksi oportunistik) dan terhadap perkembangan kanker seperti Kaposis sarcoma. Daftar Pustaka Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. Sherwood, Lauree. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. Syaifuddin, H. 2006. Anatomi Fisisologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

You might also like