Professional Documents
Culture Documents
TUGAS MAKALAH
Dosen Pembina :
Oleh :
RAMADHAYANI/1109874
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Nya, saya dapat menyusun makalah ini dengan baik, tanpa mengalami hambatan yang berarti. Makalah ini dimaksudkan guna untuk meyempurnakan tugas mata kuliah Penelitian Teknologi Pendidikan. Hasil makalah ini berupa pembahasan mengenai Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode bisa dengan melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Data yang telah terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti mejadi data yang mati dan tidak berbunyi. Oleh karena itu analisis data ini untuk memberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data.
Dengan rampungnya makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Ramadhayani
1.
Teknik Observasi
Teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data di mana
peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan (laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (lapangan). Pelaksanaan observasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu obervasi langsung, observasi tidak langsung dan observasi partisipasi. Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek yang diteliti secara langsung (tanpa perantara). Observasi tidak langsung adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap suatu objek melalui perantara, yaitu dengan alat atau cara tertentu. Observasi partisipasi adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan cara melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau sekelompok orang yang menjadi objek pengamatan. Alat pengumpulan data dalam teknik ini adalah berupa catatan informal, daftar cek, skala penilaian, dan pencatatan dengan alat. Persiapan Observasi: 1. 2. 3. 4. 5. Isi pengamatan : data apa yang akan diamati ? Obyek pengamatan : apa/siapa yang diamati ? Alat pengamatan : pengamatan langsung atau menggunakan alat bantu ? Waktu pengamatan : kapan pengamatan akan dilakukan ? Dokumentasi pengamatan : pencatatan langsung atau menggunakan alat bantu
Manfaat Observasi: 1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial. Jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh. 2. Dengan observasi maka akan diperoleh pangalaman langsung sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengarugi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. 3. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara. 4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan diungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. 6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana/ situasi sosial yang teliti.
Kelebihan Observasi: 1. Data yang diperoleh up to date terbaru) karena diperoleh dari keadaan yang terjadi pada saat itu (pada saat berlangsungnya peristiwa tersebut). 2. Data lebih obyektif dan jujur karena obyek yang diteliti atau responden tidak dapat mempengaruhi pengumpul data (menutup kemungkinan manipulasi).
Kelemahan Observasi: 1. 2. Memerlukan banyak waktu. Tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data masa lalu dan masa mendatang.
3.
Tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan sikap dan motivasi serta perilaku responden.
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview) dengan sumber data (responden). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam teknik ini adalah berupa pedoman (guide sheet) wawancara, yang berisi daftar pertanyaan yang telah disusun peneliti untuk ditanyakan kepada responden dalam suatu wawancara. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan dimana kemungkinan jawaban responden telah disiapkan oleh pewawancara, sehingga responden tinggal memilih alternative jawaban yang telah dibuat. Pertanyaan tidak berstruktur adalah pertanyaan dimana jawabannya tidak perku disiapkan, sehingga responden bebas mengeluarkan pendapatnya. Oleh karena itu jenis pertanyaan tidak berstruktur ini disebut pula dengan tipe pertanyaan terbuka (open-onded question). Pertanyaan campuran adalah campuran antara pertanyaan berstruktur dan tidak berstruktur. Sebelum wawancara dimulai: 1. 2. 3. 4. Menerangkan maksud wawancara dikaitkan dengan tujuan penelitian. Menjelaskan mengapa responden dipilih untuk diwawancarai. Menjelaskan identitas dan asal-usul pewawancara. Menjelaskan sifat wawancara: terbuka atau tertutup (rahasia).
Kelebihan teknik wawancara: 1. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan. 2. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3.
Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerakgerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4.
Kekurangan teknik wawancara: 1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya. 2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian
pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia. 3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai. 4. Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2006), mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan Mengawali atau membuka alur wawancara Melangsungkan alur wawancara Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
Patton dan Molleong dalam Sugiyono (2006) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu: 1. 2. 3. 4. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan Pertanyaan tentang pengetahuan
5. 6.
Pertanyaan yang berkenaan dengan indera Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Selanjutnya Guba dan Lincoln dalam Molleong dalam Sugiyono (2006) mengkalsifikasikan jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut: 1. 2. Pertanyaan hipotesis Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan informan diminta untuk memberikan respon 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pertanyaan yang menantang informan untuk memberikan hipotesis alternative Pertanyaan interpretative Pertanyaan yang memberikan saran Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alas an Pertanyaan untuk mendapatkan suatu argumentasi Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alas an Pertanyaan untuk mengungkap sumber
10. Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu 11. Pertanyaan yang mengarahkan
3. Teknik Kuesioner
Kuesioner atau yang juga dikenal sebagai angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Alat pengumpulan data dengan kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya diisi oleh responden sendiri. Kuesioner berstruktur adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban, sehingga responden hanya tinggal member tanda pada jawaban yang dipilih. Bentuk jawaban kuesioner berstruktur adalah tertutup, artinya pada setiap item sudah tersedia berbagai alternative jawaban. Kuesioner tidak berstruktur adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas
mengemukakan pendapatnya.
Secara umum isi dari kuesioner dapat berupa: 1. Pertanyaan tentang fakta Fakta yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang berhubungan dengan responden, seperti umur, pendidikan, agama. Informasi yang diketahui oleh responden juga dikategorikan dalam fakta. 2. Pertanyaan tentang pendapat Menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu. 3. Pertanyaan tentang persepsi diri Mengenai cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan. Dalam membuat pertanyaan untuk angket setidaknya ada delapan hal yang harus diperhatikan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jangan gunakan perkataan sulit Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum Hindarkan pertanyaan yang ambigu Jangan gunakan kata yang samar-samar Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti Hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumasi Jangan membuat pertanyaan yang melakukan responden Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan
Keuntungan menggunakan teknik angket antara lain: 1. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirimkan melalui pos. 2. 3. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
Adapun kerugiannya antara lain: 1. Jika angket dikirimkan melalui pos maka persentase yang dikembalikan relatif rendah. 2. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang bisa membaca dan menulis. 3. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
Sementara itu teknik analisis data inferensial dilakukan dengan statistic inferensial, yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Cirri data inferensial adalah digunakannya rumus statistic tertentu (misalnya uji t, uji f, dan lain sebagainya). Hasil dari perhitungan rumus statistic inilah yang menjadi dasar pembuatan generalisasi dari sampel bagi populasi. Dengan demikian, statistic inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi. Sesuai dengan fungsi tersebut maka statistic inferensial cocok untuk penelitian sampel (Suharsimi Arikunto, 1993:338). Satu hal yang perlu diingat, sebelum memu\ilih atau menentukan jenis analisis data yang akan digunakan adalah dengan memperhatikan rumusan masalah penelitian. Dengan kata lain pemilihan jenis analisis data harus diarahkan untuk menjawab permasalahan sebagaimana diungkap pada rumusan masalah. Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam teknik analisis data penelitian adalah bahwa istilah deskriptif tidak sama dengan kualitatif. Istilah deskriptif tidak identik bahwa penelitian itu tidak melibatkan angka-angka atau rumusrumus statistika. Jadi sesuai dengan fungsinya, istilah deskriptif ini merupakan kegiatan untuk menjelaskan berbagai karakteristik data sehingga gambaran dari data itu terungkap dengan jelas, mendeskripsikan data bisa melalui table, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus. Sementara istilah kualitatif, berkaitan erat dengan pendekatan dalam penelitian. Dalam pendekatan penelitian kualitatif, kegiatan analisis data tidak melibatkan angka-angka atau rumus-rumus statistika, baik pada saat pengumpulan data maupun pada saat proses pengolahan atau analisis data. Kalaupun ada data berupa angka-angka yang digunakan, data tersebut bentuknya sudah jadi atau tidak diolah/dianalisis sendiri oleh peneliti. Data tersebut diperoleh dari pihak lain yang berupa data sekunder . dengan demikian istilah deskripsi dengan kualitatif tidaklah sama.
Menggunakan metode successive interval, langkah kerjanya adalah : 1) Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab atau memberikan respon terhadap alternative jawaban yang tersedia. 2) Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responen (yaitu n=100). 3) Jumlah proporsi secara beruntun sehingga sehingga di peroleh proporsi kumulatif (PK). 4) Menentukan nilai z untuk setiap kategori. 5) Menghitung nilai skala (scale value) SV = Density at lower limit Density at upper limit Area under upper limit Area under lower limit Keterangan : Area = daerah kurva Density = Tinggi kurva 6) Lakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dengan rumus : Y= SVi + |SVMin|. Ingat : SV yang nilainya kecil atau harga negative terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).
b) Komputasi Metode Succesive Internal Melalui Aplikasi Excel Kegiatan menaikkan jenis skala pengukuran ordinal ke interval, dengan metode successive interval dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu program successive interval. Apabila pada Microsoft Excel belum terdapat program successive interval, maka kita dapat meng-copy nya, kemudian mengaktifkannya dengan langkah sebagai berikut : 1) Tampilkan lembar kerja (worksheet) dari program Excel. 2) Pilih dan klik Tools pada menu bar. 3) Pilih dan klik Add-Ins pada menu tools. 4) Pilih dan klik Browse pada menu Add Ins untuk mencari program successive interval. 5) Program Succ97 kita pilih kemudian klik tombol OK.
6) Setelah program successive interval muncul pada menu Add Ins selanjutnya kita klik kotak dialog successive interval hingga muncul tanda check list, lalu klik OK. 7) Klik Analize pada menu bar. Selanjutnya untuk mengkonversikan skor kategori ordinal di atas ke dalam skor kategori interval dengan bantuan program successive interval pada Microsoft Excel, dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : 1) Input skor yang diperoleh dari lembar kerja (worksheet). 2) Klik Analize pada menu bar. 3) Klik successive interval pada menu analize. 4) Klik Drop Down untuk mengisi Data range pada kotak dialog input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya. 5) Pada kotak dialog diatas, kemudian check list input label in firstn now. 6) Pada option min value isikan/pilih 1 dan pada Max Value isikan/pilih 5. Ingat pengisian Option Min Value dan Max Value ini, harus disesuaikan dengan kategori/alternative jawaban angket. 7) Masih pada option, check list Display Summary. 8) Selanjutnya pada output, tentukan cell output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana.
c) Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistic yang akan dipergunakan. Uji parametric misalnya, mengsyaratkan data harus berdistribusi normal. Apabila distribusi data tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji nonparametric.Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variable yang diteliti adalah normal. Dengan kata lain, apabila ada teori yang menyatakan bahwa suatu variable yang sedang diteliti normal, maka tidak diperlukan lagi pengujian normalitas data.
Dalam tulisan ini akan dibahas dua macam pengujian, yaitu pengujian normalitas dengan uji Liliefors dan dengan uji kecocokan Chi Square. 1. Uji Normalitas dengan Liliefors Test Kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n=4. 2. Uji Normalitas dengan Chi Square Salah satu fungsi dari chi square adalah uji kecocokan (goodness of fit). Dalam uji kecocokan akan dibandingkan antara frekuensi hasil observasi dengan frekuensi harapan/teoritis.
d) Komputasi Pengujian Normalitas Data Melalui Aplikasi SPSS Pengujian normalitas data melalui aplikasi SPSS dapat dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut : 1) Siapkan lembar kerja SPSS. 2) Buat definisi (nama) variable kemudian isikan skor yang diperoleh masingmasing responden pada variable yang akan diuji normalitasnya. 3) Klik menu Analyze, pilih descriptive, lalu klik explore. 4) Klik Display Plots pada kotak dialog. 5) Klik Plots hingga muncul kotak dialog. 6) Check list Normality plots with test kotak dialog Explore plots, klik continue. 7) Klik variable kinerja yang akan diuji normalitasnya, kemudian klik tombol sehingga variable kinerja masuk ke kotak Dependent list. 8) Klik OK pada kotak dialog.
e) Homogenitas Data Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas variansi digunakan untuk membandingkan dua buah peubah bebas. Pengujian homogenitas data dengan uji barlett adalah untuk melihat apakah variansi-variansi k buah kelompok peubah bebas yang banyaknya data perkelompok bias berbeda dan diambil secara acak dari data populasi masing-masing yang berdistribusi normal, berbeda atau tidak.
f) Komputasi Pengujian Homogenitas Data Melalui Aplikasi SPSS Pengujian homogenitas data melalui aplikasi SPSS dapat dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut : 1. Siapkan lembar kerja SPSS. 2. Buat definisi variable kemudian isikan skor yang diperoleh masing-masing responden pada variable yang akan diuji homogenitasnya. 3. Klik menu analyze, pilih compare means, lalu klik one way anova. 4. Klik options pada kotak dialog. 5. Check list homogeneity of varians pada kotak dialog, klik continue. 6. Klik variable X, kemudian klik tombol sehingga variable X masuk ke kotak dependent list. Klik variable Y kemudian klik tombol sehingga variable Y masuk ke kotak independent list. 7. Klik OK pada kotak dialog.
g) Linieritas Data Pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier.
h) Komputasi Pengujian Linieritas Data Melalui Aplikasi SPSS Pengujian linieritas data melalui aplikasi SPSS dapat diilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut : 1. Siapkan lembar kerja SPSS 2. Buat definisi variable kemudian isikan skor yang diperleh masing-masing responden pada variable-variabel yang akan diuji linieritasnya. 3. Klik menu analyze, pilih compare means, lalu klik means. 4. Klik option pada kotak dialog 5. Check list (P) test for linearity pada kotak dialog means options, klik continue. 6. Klik variable X, kemudian klik sehingga variable X masuk ke kotak dependent list. Klik variable Y kemudian klik tombol sehingga variable Y masuk ke kotak independent list. 7. Klik OK pada kotak dialog.
i) Hipotesis Hipotesis (hypothesis) berasal dari bahasa yunani, hupo = sementara ; dan thesis = pernyataan atau dugaan. Hipotesis dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis penelitian (research hypothesis) dan hipotesis statistic (statistical hypothesis). Hipotesis penelitian, sifatnya proposisional (verbal), karna itu hipotesis penelitian tidak bias diuji secara empirical. Pengujian hipotesis memiliki tiga arah, yaitu pengujian satu arah kesebelah kanan, pengujian satu arah kesebelah kiri, dan pengujian dua arah kesebelah kanan dan kesebelah kiri.
j) Tingkat Kepercayaan dan Tingkat Signifikansi Salah satu tujuan penelitian adalah membuat kesimpulan (induksi) atau melakukan generalisasi tentang karakteristik populasi berdasarkan karakteristik sample. Proses pengambilan kesimpulan mengandung dua hal, yaitu membuat estimasi nilai parameter dan menguji hipotesis (membuat keputusan mengenai nilai parameter). Karena membuat estimasi dan / atau menguji hipotesis hanya berdasarkan pada informasi data sample, sedang sifat sample bagaimanapun juga tidak akan persis sama dengan populasi, maka diperlukan criteria atau standar tertentu untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam membuat
estimasi maupun dalam menguji hipotesis. Kriteria tersebut dalam statistika disebut sebagai tingkat kepercayaan (confidence level) dan tingkat signifikansi (significance level).
k) Nilai dan Daerah Kritis Nilai kritis adalah nilai table pada suatu distribusi yang dijadikan nilai pembanding dari nilai hitung uji statistic tertentu, apakah hipotesis diterima atau ditolak. Sementara daerah kritis adalah daerah penolakan hipotesis. Hipotesis yang diterima atau ditolak dalam pengujian hipotesis adalah hipotesis nol. Letak nilai dan daerah kritis dapat ditentukan berdasarkan arah pengujian hipotesis / searah dengan arah pengujian hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek Edidi Revisi 2010. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Muhidin,Sambas Ali; Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia.