You are on page 1of 2

Yonatan Imanuel K 7111064

Amandemen UUD 1945 serta Perubahan Sistem Ketatanegaraan

UUD 1945 telah mengalami perubahan sebanyak 4 kali setelah bergantinya masa pemerintahan orde lama ke masa pemerintahan reformasi. Pada setiap perubahan tersebut terjadi suatu perbaikan dan penambahan akan pasal pasal yang disesuaikan dengan sistem pemerintahan yang dianut bangsa Indonesia yaitu demokrasi. Reformasi tersebut dilakukan karena UUD 1945 yang sebelumnya dinilai tidak cukup untuk mengatur dan mengarahkan penyelanggaraan negara sesuai dengan harapan rakyat, yaitu terbentuknya sistem pemerintahan yang baik serta menuntut adanya penegakan demokrasi dan hak asasi manusia. Reformasi yang dilakukan terhadap UUD 1945 terbukti dengan penambahan butir butir ketentuan yang sebelumnya hanya 71 butir menjadi 199 butir. Hanya 25 butir ketentuan yang tidak mengalami perubahan, selebihnya 174 butir merupakan materi baru atau telah mengalami perubahan. Perubahan UUD 1945 tersebut mengubah prinsip kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR menjadi dilaksanakan menurut UUD 1945. Hal tersebut menyebabkan semua lembaga negara dalam UUD 1945 yang telah diamandemen berkedudukan sederajat. Perubahan fundamental lain yang terjadi yaitu prinsip kekuasaan Presiden yang sangat besar diubah menjadi prinsip saling mengawasi dan mengimbangi (Checks and Balances). Keempat perubahan tersebut dilakukan secara bertahap. Perubahan tersebut meliputi : Perubahan pertama dilakukan dalam Sidan Umum MPR tahun 1999. Perubahan tersebut yaitu membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga legislatif. Perubahan pembatasan kekuasaan presiden salah satunya dilakukan dengan membatasi masa jabatan seorang presiden yaitu maksimal 2 periode. Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR tahun 2000. Perubahan tersebut menghasilkan perubahan pada pasal pasal yang meliputi masalah wilayah negara dan pembagian pemerintahan daerah, menyempurnakan perubahan pertama dalam hal memperkuat kedudukan DPR, dan ketentuan ketentuan mengenai hak asasi manusia (HAM). Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001 dengan menambah ketentuan ketentuan pasal tentang asas asas landasan bernegara, kelembagaan negara, dan hubungan antar lembaga negara serta ketentuan- ketentuan Pemilihan Umum. Perubahan keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 dengan mengubah ketentuan tentang kelembagaan negara dan hubungan antar lembaga negara, penghapusan Dewan Pertimbangan Agung, pendidikan dan kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, aturan peralihan dan beberapa aturan tambahan.

Yonatan Imanuel K 7111064 Ada 4 kerangka pemikiran yang diadopsikan terhadap UUD 1945. Kerangka tersebut antara lain, 1. Penegasan dianutnya cita demokrasi dan nomokrasi yang saling melengkapi secara komplementer. Nomokrasi merupakan pemerintahan berdasarkan undang undang, sedangkan demokrasi merupakan pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Dengan dianutnya cita demokrasi dan nomokrasi, prinsip kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum harus berjalan beriringan. Oleh karena itu Bangsa Indonesia merupakan negara demokratis yang berdasar atas hukum serta negara hukum yang demokratis. 2. Pemisahan Kekuasaan dan Sistem Check and Balances Sebelumnya berdasarkan UUD 1945 MPR merupakan lembaga tertinggi yang memiliki kekuasaan tak terbatas. Setelah diamandemen, kekuasaan tersebut dipisahkan dan dibagi secara horizontal yaitu sama rata dari yang sebelumnya kekuasaan berasal dari MPR dibagi bagikan kepada lembaga yang bernaung dibawahnya. Setelah adanya pemisahan kekuasaan, fungsi fungsi lembaga negara menjadi sederajat dan saling mengendalikan serta mengawasi satu sama lain yang dikenal dengan sistem Check and Balances. 3. Pemurnian sistem Presidensial Sebelumnya Bangsa Indonesia pernah menganut sistem Parlementer akan tetaphal tersebut tidak menerima respon yang baik dari masyarakat. Setelah itu sistem pemerintahan dikembalikan ke sitem pemerintahan Presidensial. Akan tetapi, sebelum diamandemen terdapat berbagai kelemahan dasar hukum dalam menjalankan sistem pemerintahan presidensial. Oleh karena itu dilakukan amandemen untuk memurnikan dan mengokohkan sistem pemerintaahan Presidensial. 4. Format Baru sistem kelembagaan Beberapa contoh perubahan yang dilakukan pada amandemen yaitu pada kekuasaan kehakiman MK dan MA. Sebelumnya MA merupakan lembaga kehakiman yang paling berdaulat dengan tidak ada pihak yang dapat melakukan intervensi. Akan tetapi setelah dilakukan perubahan, muncul sebuah lembaga baru yang kedudukannya sederajat dengan MA yaitu MK atau Mahk amah Konstitusi. Selain itu setelah adanya perubahan UUD, muncul format kelembagaan parlemen tiga kamar antara lain MPR, DPR, dan DPD. Di mana MPR anggotanya terdiri atas DPR yang mencerminakan prinsip perwakilan politik dan DPD yang mencerminkan perwakilan daerah.

You might also like