You are on page 1of 5

Pelabuhan Perikanan, Penting bagi NelayanOleh admin Rabu, 29 Juli 2009 11:37:25 Klik: 249 Program pengembangan pembangunan

prasarana perikanan tangkap, merupakan upaya untuk menjawab berbagai permasalahan yang berkaitan langsung dengan masyarakat nelayan. Faktor utama pendukung pengembangan usaha perikanan tangkap khususnya industri perikanan adalah penyediaan pelabuhan perikanan/PPI sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan, sehingga aman dan terlindung dari gelombang, dapat melakukan tambat labuh, membongkar ikan dan mengisi perbekalan, demikian sambutan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Afliana Salean, pada acara Pelatihan Manajemen Pelabuhan Perikanan (PP) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) tingkat Provinsi NTT, yang berlangsung di Hotel Kristal, kemarin. Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 26-29 Juli 2009. Pelabuhan perikanan dan PPI, menurutnya, merupakan salah satu sarana fungsional yang berfungsi sebagai sarana pemasaran dan pusat kegiatan strategis untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan. Ia pun menyebut sejumlah elemen dasar operasional pelabuhan perikanan antara lain; urusan pemerintah, kelembagaan, personil, keuangan daerah, pelayanan publik. Adapun argumen dasar penataan pelabuhan perikanan menurutnya, yakni bagaimana mengelola PP/PPI agar dapat meningkatkan kapasitas Pemkab/kota, untuk mampu mencapai kedua tujuan Otonomi Daerah, yaitu kesejahteraan dan demokrasi serta berikutnya, bagaimana menata elemen dasar tersebut dan mengoperasionalkannya dalam koridor UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemda. Masih menurut Afliana, PP/PPI perlu diperhatikan dan target yang ingin dicapai diantaranya menyediakan fasilitas pelayanan publik dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor unggulan, serta merangsang masuknya investasi ke daerah/lingkungan kerja PP/PPI dan ada sejumlah target lainnya. Sejumlah materi yang didiskusikan antara lain mengenai kebijakan pelabuhan perikanan dari Direktorat Pelabuhan Perikanan, DJPT, Departemen Kelautan dan Perikanan NTT dan ada beberapa materi lainnya. Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Ny. Mery Foenay melaporkan, Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan bagi para peserta yang mewakili daerahnya khususnya tentang manajemen pelabuhan perikanan dan PPI dna diharapkan akan mampu memanajemen pelabuhan perikanan dan PPI dengan baik dan benar di masyarakat. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yakni tanggal 26-29 Juli, dan diikuti 21 peserta dari kabupaten/kota se-NTT. Sedangkan narasumbernya berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Pelabuhan Perikanan Pantai (PP), Syahbandar PPP Tenau, Lantamal dan Adpel Kupang.

RINGKASAN EKSEKUTIF ALFINO NEDI, 2005. Strategi Peningkatan Peranan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tanjung Pandan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Di Kabupaten Belitung. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI dan HARIANTO. Pelabuhan Perikanan Tanjung Pandan merupakan salah satu pelabuhan tipe nusantara yang terletak di pulau Belitung, tepatnya di muara sungai Cerucuk, bagian Selatan kota Tanjung Pandan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan menghadapi beberapa permasalahan yang berakibat tidak optimalnya peranan yang dijalankan. Permasalahan tersebut dapat dilihat dari aspek layanan fasilitas pelabuhan yang tidak optimal, kontribusi terhadap jumlah dan nilai produksi perikanan yang masih rendah serta kesejahteraan nelayan yang kurang mengalami peningkatan. Dari sisi layanan fasilitas pelabuhan, Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan memiliki dermaga kapasitas 3 kapal ukuran panjang 16 meter dan lebar 9 meter. Dari sisi kesejahteraan nelayan, Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Belitung (2004) menyebutkan bahwa salah satu permasalahn yang dihadapi dalam pembangunan kelautan dan perikanan kabupaten Belitung adalah rendahnya tingkat kesejahteraan nelayan. Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan seyogyanya ikut berperan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Dari aspek kontribusi terhadap jumlah dan nilai produksi perikanan, Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan (2004) memaparkan bahwa produktivitas kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan sekitar 160 kilogram/kapal/trip penangkapan, masih rendah karena baru 25% potensi lestari yang termanfaatkan. Dengan kondisi tersebut, diperlukan peningkatan peranan Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan sebagai salah satu institusi yang membidangi perikanan. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui peranan pelabuhan perikanan ditinjau dari aspek layanan fasilitas pelabuhan, kontribusinya terhadap jumlah dan nilai produksi perikanan, peranan dalam peningkatan kesejahteraan nelayan, serta merumuskan prioritas strategi dan program peningkatan peranan pelabuhan perikanan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa kegiatan survey dan pengamatan langsung ke lokasi penelitian yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan, Belitung. Data primer didapat dari hasil wawancara dengan responden melalui kuesioner yang telah disusun dan data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan penelitian antara lain Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan, Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Belitung, Badan Pusat Statistik kabupaten Belitung dan propinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bappeda kabupaten Belitung serta Dinas Kelautan dan Perikanan propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Data primer yang dikumpulkan sebagai cerminan kesejahteraan nelayan berupa pendapatan, pengeluaran, pendidikan, kesehatan, kondisi dan fasilitas perumahan. Responden nelayan dipilih secara acak (random sampling) dan jumlah responden nelayan diambil berdasarkan pendapat Slovin yang dikutip dari Umar (2003). Untuk peningkatan

peranan Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan, dilakukan dengan menggali pendapat para pakar melalui metode Analytical Hierarchy Process yang menghasilkan prioritas strategi. Program strategi dirumuskan berdasarkan kondisi riil hasil pengukuran di lapangan dan prioritas strategi pendapat para pakar. Hasil analisis layanan fasilitas menunjukkan bahwa sebagian besar layanan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan telah berjalan dengan baik namun belum mampu memberikan layanan yang optimal karena kurangnya kapasitas layanan. Hal ini dialami oleh layanan fasilitas dermaga, layanan fasilitas pelelangan, layanan air bersih, layanan penyediaan es dan layanan Bahan Bakar Minyak serta layanan pembinaan mutu hasil perikanan. Layanan fasilitas dermaga dengan nilai BOR sebesar 89.57% mengindikasikan perlunya peningkatan pelayanan dermaga melalui penambahan panjang dermaga, mengingat nilai rasio tersebut sudah melebihi pelayanan fasilitas dermaga maksimum yaitu 80%. Jika tidak dilakukan penambahan panjang dermaga, dikuatirkan layanan dermaga akan menghambat aktivitas bongkar dan muat serta tambat labuh kapal perikanan, sehingga akan mengganggu aktivitas perikanan secara umum di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan. Pada kasus penyediaan es di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan terlihat masih kurang dapat memenuhi kebutuhan bagi kegiatan perikanan. Dilihat dari asal produksi es, idealnya Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan tidak memerlukan pasokan es dari luar dan sebaiknya memenuhi sendiri penyediaan es melalui pendirian pabrik es baru di lingkungan Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan. Pendirian pabrik es ini bisa dilakukan dengan cara mempermudah iklim investasi di kawasan pelabuhan perikanan dengan melibatkan pihak swasta. Ditinjau dari layanan air bersih, kemampuan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan memenuhi kebutuhan air bersih terlihat masih terbatas. Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan memiliki 2 (dua) buah sumur sebagai sumber air, pelayanan air bersih baru mencapai 44.8 M per hari. Kondisi ini masih kurang dibanding dengan kebutuhan air bersih di lingkungan Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan yang diperkirakan sekitar 75 M per hari dan standar PPN sebesar 100 M per hari. Dari pemantauan di lapangan memperlihatkan bahwa terdapat 1 (satu) perusahaan pabrik es yang membutuhkan pasokan air bersih sebanyak 25 M per hari. Dari sisi kontribusi terhadap jumlah dan nilai produksi perikanan, Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan secara langsung ataupun tidak langsung memberi kontribusi besar terlihat dari Indeks Relatif Nilai Produksi sebesar 1.24, produktivitas kapal meningkat rata-rata 13.92% dalam enam tahun terakhir serta nilai Location Quotient sebesar 1.51. Hasil kontradiktif justru terlihat pada produksi dan produktivitas kapal perikanan yang masih rendah dan pemanfaatan sumberdaya ikan yang baru mencapai 25% dari potensi lestarinya. Dari sisi kesejahteraan nelayan, dari 6 (enam) indikator yang diteliti, kesejahteraan nelayan tidak banyak mengalami perubahan setelah berubahnya status pelabuhan perikanan menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara. Namun dilihat per indikator, terdapat perubahan berupa peningkatan pada indikator pendapatan, pengeluaran dan kondisi perumahan. Sedangkan indikator pendidikan, kesehatan dan fasilitas rumah tidak

memperlihatkan perubahan. Berdasarkan akumulasi pendapat responden pada metode AHP, faktor yang diprioritaskan dalam rangka peningkatan peranan Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan dalam pembangunan kelautan dan perikanan adalah faktor eningkatan kesejahteraan nelayan. Pelaku (Actor) yang paling diharapkan berperan adalah pemerintah (pusat dan daerah). Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah peningkatan kualitas pelayanan pelabuhan serta alternatif strategi yang diprioritaskan untuk mencapai tujuan adalah melalui pengembangan fasilitas layanan pelabuhan. Program strategi yang dihasilkan guna meningkatkan peranan Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan dihasilkan dari kondisi riil lapangan hasil penelitian dan prioritas strategi dari pendapat pakar menggunakan metode AHP. Adapun program strategi yang dihasilkan terdiri atas program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Program Jangka Pendek: (1) Menetapkan prioritas program kerja yang disesuaikan dengan kemampuan pembiayaan, antara lain rencana penambahan panjang dermaga dan pengembangan fasilitas layanan lainnya (2) Menyusun prosedur operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan antara lain berupa pengaturan bongkar muat dan sandar kapal serta pengelolaan pelelangan ikan (3) Mengevaluasi program dan kegiatan yang selama ini kurang mengarah pada progr am strategi yang direkomendasikan seperti pengadaan kapal pancing ukuran 5 GT dan pengadaan kapal pengawas ukuran 5 GT (4) Menyusun rencana kegiatan pendidikan dan pelatihan guna peningkatan kualitas sumberdaya manusia aparat dan nelayan (5) Menyusun standar dan prosedur baku agar memenuhi semua kriteria sebagai Pelabuhan Perikanan Nusantara (6) Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan program kerja (7) Membangun jaringan informasi dan komunikasi bagi Stake Holder di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan. Program Jangka Menengah : (1) Membangun dan mengembangkan kapasitas layanan fasilitas pelabuhan perikanan terutama penambahan panjang dermaga, pembangunan Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), fasilitas layanan air bersih, penyediaan es dan penyediaan bahan bakar minyak (2) Mengoptimalkan pemanfaatkan kawasan pelabuhan melalui penyusunan zonasi tata ruang kawasan pelabuhan (3) Mengintensifkan usaha perbaikan mutu hasil perikanan melalui sosialisasi dan kemudahan pelayanan pembinaan mutu hasil perikanan agar jumlah kegiatan pengiriman ikan antar pulau dan ekspor meningkat (4) Menerapkan aturan yang jelas dan tegas terhadap pelaksanaan kegiatan pelelangan ikan, sehingga setiap ikan hasil tangkapan bisa melalui prosedur pelelangan (5) Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi aparat dan nelayan (6) Mengintensifkan arus informasi dan komunikasi antar Stake Holder di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan antara lain melalui penyusunan sis tem dan penyediaan sarana informasi dan komunikasi (7) Memprioritaskan penambahan kapal perikanan berukuran lebih dari 5 GT dan kemampuan melaut lebih lama dan lebih jauh guna memanfaatkan potensi perikanan yang optimal di Laut Cina Selatan. Program Jangka Panjang : Membangun dan mengembangkan kapasitas layanan fasilitas pelabuhan perikanan antara lain melalui usaha yang berkelanjutan dari penambahan

panjang dermaga, mengintensifkan pemanfaatan Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), pengembangan fasilitas layanan air bersih, penyediaan es dan penyediaan bahan bakar minyak (2) Mengupayakan penambahan luas kawasan pelabuhan melalui dukungan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) kabupaten Belitung dari pemerintah daerah kabupaten Belitung (3) Menyusun standar dan prosedur baku guna meningkatkan peranan Pelabuhan Perikanan Nusantara Tanjung Pandan agar bisa meningkatkan status dan memenuhi kriteria sebagai Pelabuhan Perikanan Samudera (4) Pengendalian pemanfaatan sumberdaya perikanan pada daerah-daerah yang sudah padat tangkap terutama di sekitar pantai perairan Belitung melalui identifikasi daerah-daerah yang sudah mengalami padat tangkap.

Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan. Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan Samudera. Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi:

Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter) Perlindungan dari angin, ombak, dan petir Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk.

Pelabuhan di bagi 4 macam 1. PP samudra 2. PP Nuasantara 3. pp Pantai 4. p Pendaratan ikan

You might also like