You are on page 1of 5

SAFETY DAN RESIKO OPERASIONAL APLIKASI THERMAL CUTOFF FUSE PADA SOLENOID VALVE PABRIK KALTIM-4

Oleh : Adang Prianto Adang.Prianto@pupukkaltim.com

ABSTRAK Emergency Shutdown Device (ESD) melibatkan final elemen (valve) sebagai suatu kesatuan operasional sistem proteksi. Equipment yang umum digunakan untuk menggerakkan valve-valve proteksi adalah solenoid valve, dimana konfigurasi sistem untuk aktivasi-deaktivasi solenoid tergantung pada desain sistem tersebut. Sistem proteksi Pabrik Kaltim-4 didesain dengan operasional solenoid normally energized yaitu pada kondisi normal (operasional) solenoid dalam kondisi dialiri arus listrik sehingga jika terjadi kegagalan pada solenoid maka akan berpotensi mengganggu operasional pabrik. Kegagalan pada solenoid valve sangat spesifik tergantung type dan konfigurasinya. Kaltim-4 memiliki 2 type solenoid untuk ESD yang spesifik dimana kegagalan telah terjadi 4 kali pada Fuse Thermal Cutoff yang 1 diantaranya menyebabkan Shutdown Ammonia dan 1 kali kegagalan pada Kapasitor yang juga menyebabkan Shutdown Ammonia. Untuk mengurangi downtime akibat kerusakan solenoid, diperlukan strategi untuk meningkatkan reliability solenoid dengan menyeragamkan type dan menghilangkan komponen tambahan tanpa mengurangi fungsi kerja, performa, dan terutama safety class equipment. PENDAHULUAN Sistem proteksi Kaltim-4 memiliki desain normally energized, dimana desain ini memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri terhadap proses dan safety purpose. Keuntungannya adalah setiap evidence kegagalan pada sistem akan diketahui secara langsung (bukan hidden failure), sehingga efek negatif pada safety dan lingkungan dapat dihindari karena safety logic akan diproses dan pengamanan sistem akan dijalankan saat itu juga. Akan tetapi dibalik itu terdapat potensi kerugian yang mengancam operasional pabrik, karena kegagalan alat akan langsung mengganggu operasional, dari gangguan minor hingga resiko shutdown. Untuk itu diperlukan evaluasi untuk mendapatkan kondisi terbaik yang dapat diaplikasikan. RELIABILITY & RESIKO OPERASIONAL Dalam rentang operasional Kaltim-4 dalam 5 tahun terakhir, secara keseluruhan pernah terjadi kegagalan beberapa kali pada solenoid dimana 2 diantaranya menyebabkan pabrik Ammonia shutdown, 1 kegagalan yang lain menghambat start-up Ammonia dan 2 lainnya menyebabkan gangguan minor pada

operasional Ammonia dan unit Urea Formaldehyde (UF). Dari 5 kali kegagalan tersebut, 4 kali diantaranya terjadi pada Thermal Cutoff (Model Coil JVA-115-057-1/FB) dan 1 kerusakan lainnya terjadi pada kapasitor (Model Coil JVA-118-226-1M/F). Untuk mengurangi downtime akibat kegagalan solenoid, diperlukan kajian untuk meningkatkan reliability solenoid. Salah satu faktor yang menyebabkan reliability solenoid menjadi rendah adalah karena solenoid sebenarnya terdiri dari beberapa komponen yang disusun secara serial. Maka nilai reliability resultan bersesuaian dengan : Rs = R1 x R2 x R3 x.. x Rn Dengan R1,R2,R3.Rn 1 Dengan asumsi bahwa nilai reliability tiap komponen adalah identik, maka Rs = (R)n. Dengan demikian semakin banyak komponen yang dirangkai seri maka nilai reliability equipment akan menjadi semakin rendah. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan reliability adalah dengan
1|T h e r m a l
Cutoff Fuse

menyederhanakan rangkaian (circuit) serial dengan mengurangi komponen-komponen tambahan yang memiliki fungsi yang kurang optimal dan tidak mempengaruhi kinerja individual equipment secara fungsi dan safety. Terdapat 2 Type solenoid yang dipakai di Kaltim-4 yaitu model NBB307B5U dan model NBB307C8U. Secara garis besar perbedaannya adalah :
No 1 2 Parameter Tegangan Komponen NBB307B5U 110 VAC - Thermal Cutoff - Coil - Valve Serial NBB307C8U 110 VDC - Diode - Capacitor - Coil - Valve Serial

KONFIGURASI LOOP

Gambar 1. Konfigurasi Loop

Konfigurasi

Seperti tujuan awal yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan reliability dengan mengeliminir komponen tambahannya, maka akan dilihat lebih jauh fungsi masing-masing komponen tersebut.
NBB307B5U Thermal Cutoff Coil Valve Func. Protect Main Main Fail Y N N NBB307C8U Diode Capacitor Coil Valve Func. Main Main Main Main Fail N Y N N

Pada konfigurasi loop Emergency Shutdown Device (ESD), terdapat 2 proteksi pada loop tersebut, yaitu Overcurrent Fuse dan Thermal Cutoff. Fuse arus yang terpasang pada loop ESD maksimum sebesar 2A, sedangkan Thermal Cutoff yang terpasang adalah 184 oC. Pemutus Arus terpasang pada Marshalling Cabinet sedangkan Thermal Cutoff terpasang didalam Field Instrument (Solenoid Valve). Dengan adanya proteksi ganda tersebut akan menurunkan keandalan dan memberikan resiko kegagalan yang lebih besar. SPESIFIKASI THERMAL CUTOFF Manufacture : Elmwood Cutoff temp. : 184oC Holding temp. : 162oC

Pada Tabel diatas, komponen yang berperan sebagai komponen utama tidak akan dapat dihilangkan karena solenoid tidak akan dapat bekerja sama sekali tanpa adanya komponen tersebut. Komponen yang ditandai sebagai Failure adalah komponen yang selama kurun operasional sering mengalami kegagalan. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen yang dapat dihilangkan hanya Thermal Cutoff pada model NBB307B5U, sedangkan type NBB307C8U tidak mungkin dilakukan modifikasi karena setiap komponen memainkan fungsi utama. Dengan pertimbangan bahwa type NBB307B5U dapat dimodifikasi dengan menghilangkan thermal cutoff sekaligus menghilangkan komponen yang sering mengalami kegagalan, maka kesempatan yang dapat diambil untuk meningkatkan reliability solenoid adalah dengan menyeragamkan solenoid dengan type yang sama yaitu NBB307B5U kemudian menghilangkan komponen Thermal Cutoff pada solenoid tersebut.

Gambar 2. Kondisi normal thermal cutoff

Gambar 3. Kondisi kerja thermal cutoff Sumber : Elmwood Co.

2|T h e r m a l

Cutoff

Fuse

Fungsi thermal Cutoff fuse adalah melindungi alat dari terjadinya overheating dengan memutus arus listrik yang melewatinya jika temperatur melebihi batas setting (Tf / Functioning Temperature). PROTEKSI INTERNAL THERMAL CUTOFF Thermal cutoff fuse didesain sebagai thermal protective device yang bertujuan untuk menghindari terjadinya overheating pada individual sistem. Overheating yang terjadi pada sistem dapat menyebabkan kerusakan pada invidual equipment dan dapat menimbulkan percikan api pada lingkungannya jika mencapai ignition temperature-nya. Thermal cutoff fuse memiliki setting temperatur tertentu sebagai batas nilai proteksi. Untuk melihat apakah nilai proteksi yang terdapat pada thermal cutoff efektif sebagai proteksi equipment dan sistem, maka perlu dievaluasi seberapa besar panas maksimum eksisting dan potensi panas lainnya yang memungkinkan terjadinya pemanasan pada solenoid, apakah keseluruhan sumber tersebut berada pada range proteksi thermal cutoff atau berpotensi terjadi pemanasan hingga berada diatas temperatur proteksi (184oC). Kemudian akan dapat diambil kesimpulan sederhana, apakah thermal cuoff fuse ini efektif bekerja sebagai equipment protection atau bekerja sebagai overall sistem protection. Pada aplikasi Safety Device di Kaltim-4 PKT, fungsi kerja tiap equipment yang dibutuhkan adalah proteksi plant (mencegah Hazard Condition pada plant overall). Sumber Panas Internal Profil kenaikan temperatur berdasarkan kenaikan arus.

Dengan adanya proteksi dari fuse panel dengan batasan arus sebesar 2 Ampere, maka jika dikorelasikan dengan grafik hubungan antara Arus Temperature diatas, profil kenaikan temperatur dari sumber internal (electrical power) akan dibatasi oleh protective device fuse dengan maksimum kenaikan temperatur sebesar 3 oC. Sumber Panas Eksternal Sumber panas eksternal yang dimaksud adalah sumber panas dari lingkungan. Untuk mengetahui apakah ada aliran panas dari lingkungan ke equipment pada kondisi operasional, maka kondisi tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Ilustrasi Kondisi lingkungan

Untuk mengetahui profil temperatur tersebut, dilakukan pengukuran pada beberapa solenoid dengan temperatur yang relatif paling panas dibanding solenoid yang lain, seperti gambar 6 berikut.
78.1C

70

SP01

60

50

40 38.3C

Gambar 4. Kenaikan Arus vs Kenaikan Temperatur pada Coil Solenoid Sumber : U.S. Electronic Inc.

Gambar 6. Sample pengukuran temperatur total solenoid pada kondisi terpanas Sumber : Dept.Keandalan PT.Pupuk Kaltim

3|T h e r m a l

Cutoff

Fuse

Dari pengukuran didapatkan hasil tertinggi seperti Gambar 6, dimana Temperature max terukur (SP01) = 85.3oC. Temperatur tersebut merupakan total panas hasil proses internal (akibat arus listrik) dan eksternal (lingkungan). Dengan temperatur lingkungan maksimum pada beberapa solenoid 40 oC, maka transfer panas yang terjadi pada sistem (melewati enclosure solenoid Cast Iron/Epoxy Coated) ini dapat diilustrasikan gambar 7 berikut.

akan mengakibatkan peningkatan temperature sebesar 3o Celsius. Dengan adanya fuse proteksi pada loop ESD (fuse panel) sebesar 2A, maka kenaikan temperatur maksimum akibat kelebihan arus tidak akan melebihi batas kenaikan 3oC. Dapat direpresentasikan seperti berikut:

Gambar 7. Transfer panas pada Solenoid Gambar 8. Ilustrasi Temperatur Operasional Maksimum

Dengan : T1 = Temperatur dalam equipment T2 = Temperatur Lingkungan Dengan adanya differential temperatur pada T1 & T2 dengan T1>T2, maka arah transfer panas yang terjadi pada kondisi operasional normal (dengan asumsi temperatur lingkungan maksimum) adalah dari sistem menuju lingkungan dan tidak sebaliknya. Artinya lingkungan justru akan memberikan efek pendinginan pada sistem, sehingga pada kasus pemanasan sistem solenoid, sumber panas eksternal dapat diabaikan. Skenario Short Circuit Dari pembahasan sumber panas internal dan external tersebut, maka dapat diskenariokan terjadinya kondisi over current (akibat short circuit atau sebab lainnya) yang akan meningkatkan temperatur hingga batas maksimum proteksi. Kondisi yang dimiliki : Berdasarkan grafik hubungan antara Arus dan Temperatur pada thermal cutoff fuse yang dipublikasikan oleh US electronic Inc. bahwa peningkatan arus sebesar 5 A

Kondisi initial pada skenario ini adalah pada temperatur maksimum pengukuran aktual, yaitu pada 85,3 oC. Penambahan temperatur akibat terjadinya overcurrent saat tepat pada nilai proteksi fuse panel (2A) adalah sebesar 3 oC. Temperatur akhir tertinggi pada kondisi kritis tersebut adalah 88,3 oC. Sedikit kenaikan arus pada sistem ini akan mengakibatkan fuse memutus arus yang mengalir pada sistem, sehingga temperatur tidak akan mengalami kenaikan melebihi angka tersebut. Dengan nilai setting proteksi thermal sebesar 184 oC, maka kenaikan temperatur akibat over current (short circuit) tidak akan pernah mencapai proteksi thermal. EXPLOSION PROOF ENCLOSURE Untuk mempertahankan suatu device agar memenuhi kriteria (safety class) yang diinginkan, dapat dilakukan dengan memanipulasi kondisi internal sistem sehingga tidak memiliki energi thermal yang cukup untuk menimbulkan pembakaran pada lingkungan yang explosive. Metode lain yang digunakan adalah dengan memberikan pelindung (enclosure) yang
4|T h e r m a l
Cutoff Fuse

dapat menjaga agar kondisi apapun didalamnya (termasuk api) tidak keluar ke lingkungan, sehingga kondisi sistem seperti apapun tidak diperkenankan menimbulkan pembakaran diluar sistem tersebut. Definisi standar yang lazim digunakan adalah NFPA 70: Explosion-proof apparatus Definition: "Apparatus enclosed in a case that is capable of withstanding an explosion of a specified gas or vapor that may occur within it and of preventing the ignition of a specified gas or vapor surrounding the enclosure by sparks, flashes, or explosion of the gas or vapor within and that operates at such an external temperature that a surrounding flammable atmosphere will not be ignited thereby." Enclosure pada solenoid valve Ammonia K-4 memiliki kriteria Class 1 Div 1 (IP65/IP66). Hal ini berarti enclosure ini telah tersertifikasi untuk memenuhi kriteria Explosion Proof sesuai standar NFPA. Kondisi apapun yang terjadi didalam enclosure tersebut harus dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan pembakaran diluar enclosure.

KESIMPULAN Menghilangkan Thermal Cutoff fuse pada solenoid tidak akan menurunkan kelas proteksi (Hazard Classification) pada Solenoid karena beberapa alasan berikut : Temperatur maksimum internal solenoid sebelum adanya short circuit pada coil adalah 85.3 Celcius sedangkan pada kasus dimana terdapat short circuit pada coil maksimum adalah 88.3 Celsius karena ada proteksi kelebihan arus maksimum 2A. Sehingga tidak akan terjadi overheating yang mencapai Functioning Temperature (Tf) Thermal Cutoff 184oC. Penentuan kelas proteksi explosion proof didasarkan pada kualitas enclosure tanpa melihat bagaimana internal circuit bekerja (NFPA70). Sistem ini akan berbeda dengan Intrinsically Safe (IS) yang mengharuskan internal circuit didesain untuk menghindari ignition. Terjadinya kegagalan pada thermal cutoff yang diantaranya menyebabkan shutdown Plant Ammonia merupakan resiko yang harus diminimalisir. Dengan berkesimpulan bahwa modifikasi internal solenoid tidak mengurangi kriteria safety class, maka Kelancaran Operasional dapat diprioritaskan dengan melakukan modifikasi pada solenoid.

5|T h e r m a l

Cutoff

Fuse

You might also like