You are on page 1of 2

HIPERMETROPIA

Sinar yang berjalan sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi dibias dibelakang retina (misalnya tajam penglihatan 5/10). Dengan berakomodasi, titik pembiasan tersebut dapat digeser ke depan, sehingga jatuhnya pada retina (tajam penglihatanmenjadi 5/5). Untuk mengetahui apakah pada tajam penglihatan 5/5 kita berhadapan dengan seorang emetropia atau hipermetropia, kita meletakkan lensa S + 0.50 di depan matanya. Pada mata yang emetropia, tajam penglihatan akan menjadi kabur, karena titik pembiasan akan bergeser ke depan retina. Pada mata yang hipermetropia, tajam penglihatan akan bertambah baik atau tetap sama.

Penyebab Hipermetropia Sumbu mata(jarak kornea-retina) terlalu pendek, dinamakan hipermetropia sumbu. Daya bias kornea/lensa/akuos humor terlalu lemah dinamakan hipermetropia pembiasan.

Gejala Hipermetropia Oleh karena seseorang dengan hipermetropia harus terus berakomodasi untuk mendapatkan tajam penglihatan terbaik maka padanya timbul keluhan-keluhan lelah, pusing, sakit kepala dan sebagainya. Keluhan-keluhan ini disebut astenopia akomodatif. Oleh karena akomodasi juga disertai dengan konvergensi (trias N III adalah akomodasi, konvergensi, dan miosis) maka kemungkinan posisi kedua mata dalam keadaan strabismus konvergen (esotropia). Jika derajat hipermetropia pada suatu mata lebih tinggi daripada mata lainnya maka mungkin mata yang pertama tidak dipergunakan sehingga tajam penglihatan makin lama makin berkurang (ambliopia). Mata yang ambliopia sering menggulir ke temporal disebut strabismus divergen (eksotropia).

Pengobatan Kepada seorang dengan hipermetropia diberi lensa S+ yang terbesar (S+B) agar ia tanpa akomodasi dapat melihat terbaik. Lensa S+B adalah derajat hipermetropia manifes. Jika otot-otot untuk akomodasi dilumpuhkan dengan tetes mata sikloplegik, akan dibutuhkan lensa yang lebih besar (S+Bb) guna mencapai tajam penglihatan terbaik. Ini dinamakan derajat hipermetropia total. Selisih (b) dinamakan derajat hipermetropia laten.

Kesimpulan Kepada seorang dengan hipermetropia diberi lensa S + B sesuai dengan derajat hipermetropia manifesnya.

MIOPIA Bila bayangan benda yang terletak jauh difokuskan di depan retina oleh mata yang tidak berakomodasi maka mata tersebut mengalami miopia nearsighted. Bila mata berukuran lebih panjang daripada normal kelainan yang terjadi disebut miopia aksial. Sinar-sinar yang berjalan sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi dibias di depan retina. Tajam penglihatan selalu kurang daripada 5/5. Miopi ringan antara 0-3 Dioptri. Miopi sedang antara 3-6 Dioptri. Miopi tinggi di atas 6 Dioptri.

Penyebab Miopi Sumbu mata (jarak kornea-retina) terlalu panjang dinamakan miopi sumbu. Daya bias kornea, lensa atau akuos humor terlalu kuat dinamakan miopi pembiasan.

Gejala-gejala Miopi Penglihatan untuk jarak jauh kabur sedangkan untuk jarak dekat jelas. Jika derajat miopinya terlalu tinggi sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat maka kedua mata selalu harus melihat dalam posisi konvergensi dan hal ini mungkin menimbulkan keluhan (astenovergen). Mungkin juga posisi konvergensi itu menetap sehingga terjadi strabismus konvergen (estropia). Apabila terdapat miopi pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia pada mata yang miopinya lebih tinggi. Mata ambliopia akan menggulir ke temporal yang disebut strabismus divergen (eksotropia).

Pengobatan Seorang dengan miopi diberi lensa (S-) yang terkecil (S-) agar ia tanpa akomodasi dapat melihat dengan baik.

You might also like