Professional Documents
Culture Documents
dan
buatan.
Nagy
et
al,.
1978, adalah
ginogenesis
terbentuknya zigot 2n (diploid) tanpa peranan genetik gamet jantan. Jadi gamet jantan hanya berfungsi secara fisik saja, sehingga prosesnya hanya merupakan perkembangan
merupakan salah satu kegiatan dari proses budidaya ikan. Ikan yang akan dibudidayakan harus dapat tumbuh dan berkembang biak agar kontinuitas
berkualitas banyak langkah yang telah dilakukan para pembudidaya. Dimulai dari metode hibridisasi, sex reversal, poliploidisasi hingga selektif breeding. Poliploidisasi merupakan salah satu metode manipulasi kromosom untuk perbaikan dan peningkatan kualitas genetik ikan. Manipulasi kromosom mungkin dilakukan selama siklus nukleus dalam pembelahan penambahan sel, dasarnya adalah
ginogenesis bertujuan untuk merusak kromososm spermatozoa, supaya pada saat pembuahan tidak berfungsi secara genetik (Sumantadinata, 1981). Ginogenesis secara alami jarang terjadi pada pembuahan, karena nukleus sperma yang masuk ke dalam telur yang dalam keadaan tidak aktif jarang
didapatkan, pada beberapa populasi ikan karper krusia (Carrasius auratus gibelio) dan beberapa spesies dari family Poecilidae di Meksiko terjadi ginogenesis secara alami. Sedangkan ginogenesis buatan dilakukan melalui beberapa perlakuan
pada tahapan pembuahan dan awal perkembangan embrio. Perlakuan ini bertujuan 1). membuat supaya bahan genetik jantan menjadi tidak aktif 2). mengupayakan terjadinya diploisasi
terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi perkembangan genetisnya untuk telur tidak dan merangsang sifat-sifat diturunkan.
agar telur dapat menjadi zigot. Bahan genetik dalam spermatozoa dibuat tidak
aktif dengan radiasi sinar gama, sinar X dan sinar ultraviolet (Purdom, 1993). Untuk mendapatkan benih ikan yang monosex secara ginogenesis ada beberapa perlakuan yang dapat
2. Perlakuan kejut suhu Setelah sperma diberi perlakuan penyinaran kemudian dicampur dengan sel telur dan dilepaskan dalam air agar terjadi pembuahan. Setelah pembuahan terjadi kemudian telur yang terbuahi tersebut diberi kejutan lingkungan. Hal ini dapat berupa kejut suhu atau dengan
dilakukan yakni antara lain: 1. Penyinaran sperma dengan sinar ultraviolet Sebelum sperma dicampur
tekanan hidrostatis. Kejut suhu lebih praktis dalam penggunaannya sehingga bisa diterapkan pada jumlah yang banyak. Kejut suhu dimaksudkan untuk pencegahan keluarnya polar body II telur pada saat terjadi pembelahan miosis kedua sel atau setelah pencegahan duplikasi
penyinaran dengan sinar UV. Hal ini dilakukan untuk merusak bahan genetik sperma (Gusrina, 2008). Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang di bawah 300 nm dapat diserap secara kuat oleh bahan biologi tertentu, terutama asam nukleat, protein, dan koenzim. Tetapi sinar ini tidak sampai mengionisasi atom-atom dan molekulnya disamping itu kemampuan sinar ultraviolet untuk menembus bahan sangat terbatas. Hal ini berarti efisiensi penyerapan sinar ultraviolet oleh bahanbahan biologi sangat tinggi. Pada panjang gelombang hingga 260 nm sinar UV dapat merusak fungsi
pembelahan
kromosom telur mengganda lagi pada awal perkembangan zigot (Nagy et al:, 1978). Ginogenesis menghasilkan anakan hanya yang akan sama
dengan sifat induknya jika metode ini berhasil. Ginogenesis dapat digunakan untuk pemurnian ikan menggantikan teknik perkawinan sekerabat. Menurut Rohadi, D. S, (1996) dengan
ginogenesis buatan dapat menghasilkan ikan bergalur murni dengan sifat dari
diradiasi namun tidak sampai merusak kemampuannya untuk bergerak dan membuahi telur.
homozigositas.
Keberhasilan