You are on page 1of 23

PERPUSTAKAAN SEKOLAH MADRASAH ALIYAH PERSATUAN UMMAT ISLAM MAJA KABUPATEN MAJALENGKA STATUS TERAKREDITASI B BADAN AKREDITASI NASIONAL

(BAN S/M) NSM : 131232100006 NPSN : 20214198 Alamat : Jalan K. H. Abdul Halim No. 01 Maja Selatan (0233) 8285901 Maja 45461 E-mail : mapuimaja@yahoo.com Website : http://www.Madrasah Aliyah PUI Maja.org

PERATURAN I LAPANGAN PERMAINAN 1. Ukuran-ukuran (Dimension) Lapangan permainan empat persegi panjang. Panjangnya tidak boleh lebih dari 130 yards (120 meter) dan tidak boleh kurang dari 100 yards (90 meter), sedangkan lebarnya tidak boleh lebih dari 100 yards (90 meter) dan tidak boleh kurang dari 50 yards (50 meter). Dalam pertandingan-pertandingan Internasional penjangnya lapangan tidak boleh lebih dari 120 yards ( 110 meter) dan tidak boleh kurang dari 110 yard (100 meter), sedangkan untuk lebarnya tidak boleh lebih dari 80 yards (75 meter) dan tidak boleh kurang dari 60 yards (64 meter). 2. Tanda-tanda Batas (Marking) Lapangan permainan harus diberi tanda-tanda batas dengan garis-garis yang jelas lebarnya tidak boleh dari dari 5 inci (12 cm) dan tidak boleh berupa saluran-saluran yang berbentuk V. Garis-garis batas yang panjang dinamakan garis-garis samping (touch lines), sedangkan garis-garis batas yang pendek dinamakan garis-garis gawang (goal lines). Disetiap sudut lapangan haris ditempatkan bendera pada tiang yang tingginya tidak boleh kurang dari 5 rf (1 meter) dari tanah dan dengan ujung yang tidak runcing. Bendera semacam ini boleh pula ditempatkan berhadap-hadapan dengan ujung garis tengah (half way lineas) pada kedua samping lapangan, tidak boleh kurang dari 1 meter ( 1 yards) diluar garis samping. 3. Daerah Gawang (The Goal Area) Pada masing-masing ujung lapangan permainan ditarik dua garis tegak lurus pada garis gawang masing-masing antara sudut lapangan dan tiang gawang dan pada jarak 6 yards (5 meter) dari masing-masing tiang gawang. Masing-masinng garis ini panjangnya 6 yards (5 meter), sedangkan ujung masing-masing garis dihubungkan oleh satu garis yang sejajar dengan garis gawang. Ruangan-ruangan yang terbentukk oleh garis-garsi itu dengan garis gawang disebut daerah gawang (the goal area).

4. Daerah Tendangan Hukuman (The Penalty Area) Pada masing-masing ujung lapangan permainan ditarik 2 garis tegak lurus pada garis gawang masing-masing antara sudut lapangan dan tiang gawang pada jarak 18 yards (16 meter), ujung garisgaris itu dihubungkan oleh suatu garis lagi yang sejajar dengan garis-garis itu dengan garis gawang disebut Daerah Tendangan Hukuman (The Fenalty Kick Mark). Dengan titik tendangan ini sebagai pusat dengan jari-jari 10 yards (9,15 meter) dibuat suatu lingkaran diluar masing-masing daerah tendangan hukuman. 5. Daerah Sudut (The Corner Area) Dengan bendera sudut sebagai pusat, dibuatlah pada tiap sudut lapangan permainan sebuah seperempat lingkaran dengn jari-jari 1 meter ( 1 yards). 6. Gawang-gawang (The Goals) Ditengah masing-masing garis gawang harus ditempatkan gawang yang terdiri dari dua tiang yang masing-masing sama jauhnya dari titik sudut lapangan. Jarak antara kedua tiang 8 yards (7,32 meter) di ukur dari sebelah dalam tiang gawang dihubungkan dengan palang menyilang yang tingginya 8 ft (2,44 meter) diukur dari tanah sampai bagian bawah palang menyilang. Lebar dan tebalnya tiang gawang dan palang menyilang tidak boleh melebihi 5 inci (12 cm). Tiang-tiang gawang dan palang menyilang lebarnya harus sama. Dibelakang kedua gawang dipasang jaring, dihubungkan pada tiang-tiang gawang, palang-palang menyilang ke tanah, sedangkan jaring-jaring tersebut harus mempunyai penahan-penahan yang cukup kuat, harus dipanag sedemikian rupa, sehingga memberikan tempat yang cukup kepada penjaga gawang untuk bergerak secara leluasa dan bebas. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Untuk pertandingan-pertandingan Internasional, ukuran lapangan permainan max. 110 x 75 meter dan min. 100 x 64 meter. 2. Perserikatan-perserikatan sepakbola Nasional harus mentaati ukuran-ukuran ini. Setiap perserikatan yang menyelenggarakan suatu pertandingan Internasional harus memberitahukan perserikatan yang menjadi tamunya tentang apa dan ukuran lapangan permainan sebelum pertandingan dimulai. 3. Garis gawang harus sama lebarnya dengan tebalnya tiang gawang dan palang gawang sedemikian rupa sehingga garis-garis gawang dan tiang mempunyai ukuran yang sama disbelah dalam maupun luar gawang. 4. Ukuran garis pendek daerah gawang yang berukuran 6 yards (5,50 meter) dan garis pendek daerah tendangan hukum yang berukuran 18 yards (16,50 meter) yang kedua-duanya ditarik garis tegak lurus pada garis gawang harus diambil dari sisi dalam garis tiang gawang.

5. Lebarnya garis-garis yang membatasi daerah-daerah ini termasuk dalam lapangan permainan. 6. Semua Federasi Nasional harus menggunakan alat-alat sepakbola yang seragam. Terutama pada pertandingan-pertandingan Internasional dalam hal mana peraturan-peraturan Permainan Internasional F. A Board harus diterapkan ukuran bola dan alat-alat sepakbola lainnya harus sesuai dengan peraturan. Apabila alat-alat tidak bisa diadakan atau tidak sesuai menurut peratutan, persoalannya harus dilaporkan kepada FIFA. 7. Federasi Nasional boleh menentukan ukuran-ukuran maksimum dan minimum bagi palang gawang menurut ketentuan-ketentuan dalam peraturan I yang dianggap memenuhi syarat. 8. Tiang-tiang dan palang-palang gawang harus terbuat dari kayu, logam atau bahan lainnya yang telah ditentukan oleh Internasional F. A Board. Tiang gawang dan palang gawang boleh berbentuk persegi panjang, empat persegi, bulat, setengah bulat dan bulat telur dan harus bercat putih. 9. Suatu pertandingan pendahuluan sebelum pertandingan Internasional dapat diadakan tetapi harus mengingat keadaan lapangan permainan. Pertandingan ini dapat dilakukan dengan persetujuan dan kedua belah pihak yang akan bertanding dan wasit yang ditugaskan dalam pertandingan Internasional tersebut. 10. Dalam pertandingan-pertandingan Internasional, Perserikatan Sepakbola Nasional harus melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut ; 1.1. Membatasi jumlah juru potret disekeliling lapangan permainan membuat garis-garis batas bagi para juru potret. Garis batas tersebut ditarik dibelakang garis gawang sedikitnya 2 meter dari bendera sudut terus kesuatu titik sedikit-dikitnya 3,50 meter dari garis pertolongan garis gawang dengan garis yang merupakan daerah gawang sampai kesatu titik sedikit-dikitnya 6 meter dibelakang tiang gawang. 1.2. Melarang para juru potret melewati garis batas. 1.3. Melarang pemakaian sinar kilat (flashlights). PERATURAN II BOLA SEPAK YANG DIPERGUNAKAN Bola itu harus bulat; bagian luar dari bola harus dibuat dari kulit atau lain-lain bahan yang diperkenankan. Dalam pembuatan bola tidak boleh menggunakan bahan-bahan yang dapat membahayakan para pemain. Lingkaran bola tidak boleh lebih dari 28 inches (71 cm) dan tidak boleh kurang dari 27 inches (68 cm). Pada permulaan permainan, berat bola tidak boleh lebih dari 16 ounches (453 gram) dan tidak boleh kurang dari 14 ounches ( 396 gram). Tekanan udara harus sama dengan 0.60 s.d 0,70 atmosfer atau sama dengan 9.00 s.d 10.50 lb/inci persegi (= 600 s.d 700 gram cm) pada permukaan laut.

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Bola yang digunakan dalam setiap pertandingan harus dianggap milik Perserikatan atau Perkumpulan yang juga memiliki lapangan dimana pertandingan dilaksanakan, dan pada akhir pertandingan bola harus dikembalikan kepada wasit. 2. Sewaktu-waktu International F. A Board akan mengeluarkan keputusan-keputusan mengenai alat-alat perlengkapan Sepakbola yang boleh dipergunakan (setiap alat perlengkapan yang disetujui pemakaiannya akan didaftar International F. A Board). 3. Badan ini telah menyetujui ukuran-ukuran beratnya bola yang tercatat dalam Peraturan Permainan yaitu antara 14-16 ounches (396 gram dan 453 gram). 4. Jika bola meletus (pecah) atau kempes ketika permainan sedang berlangsung, permainan harus segera dihentikan dan dilanjutkan setelah bola diganti dengan menjatuhkan bola (bola wasit) ditempat dimana bola tersebut rusak (pecah), kecuali hal ini terjadi didaerah gawang, maka dalam hal ini bola harus dijatuhkan pada suatu titik terdekat dengan garis daerah gawang yang sejajar dengan garis gawang pada waktu permainan dihentikan. 5. Jika bola rusak sewaktu permainan sedang berhenti (tendangan bebas, tendangan gawang, tendangan sudut, tendangan hukuman, atau lemparan ke dalam). Permainan dilanjutkan dengan tendangan atau lemparan sebagaimana mestinya sebelum bola itu rusak. Kalau meletusnya akibat dari sentuhan dengan tiang gawang atau palang gawang, maka menghidupkan bola dengan bola wasit. PERATURAN III JUMLAH PEMAIN (Number Of Players) 1. Permainan dilakukan oleh 2 regu, masing-masing regu terdiri dari 11 orang dan tidak boleh lebih dari 11 orang pemain, seorang diantaranya adalah penjaga gawang. 2. Penggantian-penggantian pemain dapat dilakukan dalam setiap pertandingan yang dimainkan dibawah peraturan kompetisi resmi dibawahjurisdiksi FIFA, Konfederasi atau Federasi Nasional, terikat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut ; 1) Bahwa wewenang telah diperoleh dari Persatuan-persatuan Internasional atau Persatuan-persatuan Nasional yang bersangkutan. 2) Bahwa sesuai dengan ketentuan-ketentuan termaksud didalam ayat berikut (C), peraturanperaturankompetisi akan menentukan berapa bayak pemain pengganti diajukan dan berapa dari yang diajukan itu boleh digunakan. 3) Bahwa suatu regu tidak di izinkan melakukan lebih dari 2 penggantian didalam satu pertandingan, yang diambilkan diantara tidak lebih dari 5 orang yang nama-namanya (terikat pada peraturan kompetisi) diharuskan sudah diberikan kepada wasit sebelum pertandingan dimulai.

3. Penggantian-penggantian pemain dapat dilakukan dalam setiap pertandingan, asal setiap regu yang bersangkutan telah mufakat dengan jumlah maksimum dan tidak melebihi 5 orang pemain. Pemufakatan ini harus terlebih dahulu diberitahukan kepada wasit sebelum pertandingan dimulai. Jika wasit tidak diberitahu, maka pergantian tidak boleh lebih dari 2 orang pemain. Dalam semua pertandingan pemain cadangan yang nama-namanya harus disampaikan kepada wasit sebelum pertandingan dimulai. 4. Setiap pemain diperkenkan bertukar tempat dengan penjaga gawang dengan syarat wasit harus diberitahu sebelumnya. Pertukaran ini dilakukan pada saat permainan dihentikan/berhenti (keadaan bola mati). 5. Jika penjaga gawang atau seorang pemain lainnya akan diganti dengan seorang pemain cadangan, maka ketentuan-ketentuan berikut harus dipenuhi ; Wasit harus diberitahukan tentang penggantian tersebut, sebelum penggantian dilakukan. Pemain pengganti tidak boleh memasuki lapangan permainan sebelum pemain yang diganti meninggalkan lapangan permainan dan terlebih dahulu menerima isyarat wasit yang memimpin pertandingan tersebut. Ia harus memasuki lapangan permainan pada saat permainan berhenti dari ujung garis tengah. Pemain yang sudah diganti, tidak boleh turut bermain lagi. Pemain pengganti harus tunduk pada ketentuan dan jurudiksi wasit yang menetapkan memanggil atau tidak untuk main. Penggantian adalah lengkap apabila pemain pengganti memasuki lapangan permainan, sejak saat nama ia menjadi pemain dan pemain yang digantikan berakhir sebagai pemain pada waktu itu. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Penetuan jumlah minimum pemain dalam suatu regu adalah wewenang Federasi Nasional. 2. Badan Internasional beranggapan bahwa suatu pertandingan tidak boleh dilangsungkan dengan jumlah kurang dari 7 pemain pada masing-masing regu. 3. Seorang pemain yang dikeluarkan dari lapangan permainan sebelum pertandingan dimulai, boleh diganti dengan salah satu dari 5 pemain cadangan yang terdaftar. Terdangan permulaan tidak harus ditangguhkan sampai pemain pengganti bergabung dengan kesebelasannya. Seorang pemain yang dikeluarkan dari lapangan pertandingan setelah tendangan permulaan dilaksanakan, tidak boleh diganti.

PERATURAN IV PERLENGKAPAN PEMAIN (Players Equipment) 1. Perlengkapan pokok yang wajib bagi pemain terdiri atas baju atau kaos, celana pendek, kaos kaki, pelindung tulang kering (shinguards) dan alas kaki/sepatu bola. 2. Seorang pemain tidak diperbolehkan memakai sesuatu yang dapat membahayakan pemain lawan. 3. Pelindung tulang kering harus seluruhnya tertutup oleh kaos kaki, harus terbuat dari bahan yang layak (karet), plastik, polyretthane atau bahan-bahan sejenis yang dapat memberikan perlindungan yang maksimal. 4. Penjaga gawang harus menggunakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya serta harus berbeda dengan pakaian yang dipakai oleh wasit. HUKUMAN BAGI PELANGGARAN KETENTUAN DIATAS ADALAH ; Terhadap setiap pelanggaran peratuaran, pemain yang melanggar harus diperintahkan keluar lapangan permainan oleh wasit untuk menyesuaikan perlengkapan atau mendapatkan perlengkapan yang kurang. Apbila bola tidak berada dalam permainan sampai pemain tersebut sudah memperbaiki perlengkapannya. Permainan tidak dihentikan karena pelanggaran atas peraturan ini. Pemain yang diperintahkan untuk meninggalkan lapangan guna menyesuaikan perlengkapannya tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada wasit yang akan memeriksa apakah perlengkapan pemain sudah sesuai dan cukup, maka pemain tersebut dapat segera bergabung pada saat bola tidak berada dalam permainan/bola mati. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Dalam pertandingan-pertandingan Internasional, baik kompetisi Internasional, kompetisi Internasional antar perkumpulan maupun pertandingan-pertandingan persahabatan antar perkumpulan dari berbagai Federasi Nasional, sebelum pertandingan dimulai, wasit memeriksa perlengkapan pemain, dan mencegah setiap pemain untuk bermain apabila perlengkapan tidak sesuai dengan persyaratan dari peraturan ini sampai persyaratan dipenuhi. Peraturan pertandingan dari setiap kompetsi dapat menetapkan ketentuan seperti ini. 2. Apabila wasit menganggap bahwa seorang pemain mengenakan perlengkapan yang tidak sesuai dengan peraturan permainan dan dapat membahayakan pemain lain, ia harus mengeluarkan pemain ini dari kesebelasannya. Apabila pemain ini membangkang, pemain ini tidak diperkenankan ambil bagian dalam pertandingan ini. 3. Seorang pemain yang dilarang bermain dalam kesebelasannya atau yang dikeluarkan dari lapangan permainan karena melakukan pelanggaran terhadap peraturan IV, harus melapor kepada wasit pada

waktu permainan berhenti. Ia tidak boleh masuk atau memasuki kembali lapangan permainan, kecuali apabila wasit telah yakin dan menganggap bahwa pemain itu telah memenuhi syarat pada peraturan IV. 4. Seorang pemain yang dilarang bermain dalam kesebelasannya atau dikeluarkan dari lapangan permainan karena melakukan pelanggaran terhadap peraturan IV, lalu masuk atau memasuki kembali ke lapangan untuk bergabung dengan kesebelasannya dan melakukan pelanggaran terhadap peraturan XII, maka pemain tersebut harus diberi peringatan, maka permainan dihidupkan kembali melalui tendangan bebas tidak langsung yang diambil oleh pemain suatu lawan dari tempat dimana bola berada sewaktu permainan dihentikan, berdasarkan ketentuan seperti diuraikan dalam peraturan XII. PERATURAN V WASIT (Referee) Seorang wasit harus ditunjuk untuk bertugas di dalam setiap pertandingan. Kekuasaan dan penggunaan wewenang yang diberikan kepadanya oleh Peraturan Permainan (Laws of the Games) berlaku segera setelah ia memasuki lapangan permainan. Wewenang untuk memberikan hukuman meliputi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan sewaktu dihentikan sementara atau sewaktu bola berada diluar permainan. Keputusannya berdasarkan pakta yang nyata sehubungan dengan permainan adalah mutlak, segitu jauh berkenaan dengan hasil pertandingan itu. Dia harus : 1. Menegakkan peraturan-peraturan. 2. Tidak menghukum bila ia yakin bahwa dengan jalan menghukum ia akan memberi keuntungan kepada kesebelasan yang melanggar. 3. Membuat catatan tentang jalannya permainan; bertindak sebagai penghitung waktu dan menjaga supaya segenap waktu bermain atau waktu bermain yang telah disetujui sepenuhnya dipergunakan; dengan menambahkan seluruh waktu yang terbuang karena kecelakaan atau lain-lain sebab. 4. Memiliki wewenang penuh untuk menghentikan permainan pada setiap pelanggaran-pelanggaran peraturan dan menghentikan sementara atau mengakhiri permainan kapan saja oleh karena ikut campurnya penonton atau sebab lain yang menurut pendapatnya permainan harus dihentikan. Dalam hal ini, ia harus menyampaikan laporan terinci kepada badan berwenang pada waktu yang telah ditentukan serta sesuai dengan ketentuan-ketentuan Federasi Nasional yang berwenang dan mengatur pertandingan tersebut. 5. Sejak saat memasuki lapangan permainan, memperingatkan setiap pemain yang bersalah karena melakukan tindakan yang tidak pantas atau sikap yang tidak sopan dan yang bersangkutan tetap membangkang, maka wasit melarang pemain tersebut untuk ikut melanjutkan permainan. Dalam hal ini wasit harus menyampaikan nama pemain yang melanggar kepada badan yang berwenang dalam waktu yang telah ditentukan.

6. Tidak diperkenankan orang lain kecuali para pemain dan penjaga garis memasuki lapangan permainan tanpa se-izinnya. 7. Menghentikan permainan jika menurut pendapatnya seorang pemain menderita cedera berat, mengusahakan supaya pemain tersebut diangkut secepatnya keluar lapangan permainan, dan segera memulai lagi permainan yang dihentikan tadi. 8. Mengeluarkan setiap pemain dari lapangan permainan yang menurut pendapatnya bersalah karena melakukan perbuatan kasar, permainan tidak jujur, kotor, kasar, menggunakan kata-kata yang kotor dan perbuatan yang bersifat menghina, setelah sebelumnya di beri peringatan. 9. Memberi isyarat untuk memulai kembali permainan setelah dihentikan. 10. Menentukan bahwa bola yang disediakan untuk pertandingan memenuhi syarat peraturan II. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Wasit yang ditugaskan untuk memimpin suatu pertandingan Internasional harus mengenakan baju atau kemeja yang warnanya berbeda dari warna baju yang dikenakan oleh kesebelasan-kesebelasan yang bermain. 2. Wasit yang akan ditugaskan untuk memimpin suatu pertandingan Internasional harus diambil dari suatu Negara yang netral, kecuali Negara-negara yang berkepentingan setuju menugaskan wasit dari kalangan mereka sendiri. 3. Wasit harus dipilih dari sejumlah wasit Internasional yang terdaftar. Ketentuan ini tidak berlaku untuk pertandingan-pertandingan amatir dan junior Internasional. 4. Wasit harus meberikan laporan kepada pengurus yang berwenang tentang kelakuan dan kata-kata tidak sopan dari penonton, pengurus, pemain, pemain cadangan yang terdaftar atau orang lain yang ada dilapangan permainan atau sekelilingnya setiap waktu, sebelum atau pada waktu atau setelah pertandingan sehingga langkah-langkah yang wajar dan tepat dapat diambil pihak bersangkutan yang berwenang. 5. Penjaga garis merupakan pembantu wasit. Bagaimana pun juga wasit tidak boleh menerima isyarat penjaga garis apabila ia sendiri melihat pelanggaran dan tempat tersebut dalam lapangan permainan. 6. Namun, wasit dapat merubah keputusannya selama permainan belum dilanjutkan/permainan dihidupkan kembali. 7. Apabila seorang pemain melakukan 2 pelanggaran yang sifatnya berbeda dalam waktu yang sama, maka wasit harus segera menghukumnya atas pelanggaran yang lebih berat. 8. Adalah tugas wasit untuk bertindak atas keterangan penjaga garis yang netral tentang pelanggaranpelanggaran yang tidak dilihatnya sendiri. 9. Wasit harus melarang setiap orang memasuki lapangan permainan sebelum permainan dihentikan dan pula hanya setelah ia memberi persetujuannya. 10. Pelatih boleh memberikan intruksi-intruksi taktik selama pertandingan berlangsung ;

Pelatih dan official dalam pada itu tetap berada dalam tehnical area (daerah tehnis) diadakan dan mereka harus bersikap dengan cara yang bertanggungjawab pada setiap saat selama berjalannya pertandingan. 11. Pada turnamen-turnamen atau kompetisi-kompetisi dimana ditetapkan orang ke-empat, peranan dan tugasnya haruslah sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang disetujui oleh International F. A Board. PERATURAN VI PENJAGA GARIS (Linesmen) Harus ditunjuk 2 orang penjaga garis yang mempunyai tugas (tergantung dari keputusan wasit utama) untuk memberi isyarat ; 1. Bila bola diluar permainan. 2. Pihak mana berhak untuk mengambil tendangan sudut, tendangan gawang atau lemparan ke dalam (trow-in). 3. Apabila diperlukan penggantian pemain. Mereka harus pula membantu wasit mengamati permainan berlangsung sesuai dengan peraturan-peraturan. Jika penjaga garis turut campur dalam hal-hal yang tidak termasuk tugasnya atau berlaku tidak sepantasnya, maka wasit harus membebaskannya dari tugas serta mengusahakan ditunjuknya seorang penjaga garis pengganti. Penjaga garis harus dilengkapi dengan bendera-bendera yang disediakan oleh perkumpulan/perserikatan-perserikatan penyelenggara pertandingan.

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Penjaga garis adalah netral dan harus menarik perhatian wasit terhadap setiap pelanggaran atas peraturan permainan yang dilihatnya apabila ia menganggap wasit tidak melihatnya, namun demikian wasitlah yang tetap memberi keputusan terakhir. 2. Perserikatan Nasional dianjurkan untuk menugaskan wasit-wasit yang resmi dari Negara atau beberapa Negara (netral) sebagai penjaga garis dalam semua pertandingan Internasional. 3. Dalam pertandingan Nasional, bendera penjaga garis berwarna terang, merah dan kuning. Bendera yang berwarna seperti ini dapat dipergunakan dalam semua pertandingan. 4. Semua penjaga garis dapat dikenakan hukuman disipliner berdasarkan laporan wasit tentang campur tangannya yang salah atau kurang memberikan bantuan.

PERATURAN VII LAMANYA PERMAINAN (Duration of the Games) Lamanya waktu permainan terbagi dalam 2 babak yang sama masing-masing 45 menit, kecuali jika atas persetujuan bersama ditentukan lain, tetapi harus dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Izin dapat diberikan pada kedua babak bagi waktu yang hilang karena penggantian, pengangkatan pemain yang cedera dari lapangan, waktu terbuang atau sebeb lain, dan panjangnya waktu ditentukan oleh wasit. 2. Waktu harus diperpanjang untuk memungkinkan melakukan tendangan hukuman pada saat atau setelah berakhirnya waktu permainan yang semestinya dari setiap babak. 3. Waktu istirahat setelah babak pertama tidak boleh melebihi 5 menit, kecuali dengan persetujuan wasit. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Apabila suatu pertandingan dihentikan wasit sebelum waktu yang ditentukan peraturan berakhir karena suatu alasan yang dinyatakan dalam peraturan V, maka permainan harus di ulangi dari semula, kecuali apabila Peraturan Kompetisi (peraturan pertandingan) menentukan bahwa hasil pertandingan terakhir tetap berlaku sekalipun pertandingan dihentikan sebelum waktunya. 2. Para pemain berhak untuk beristirahat pada waktu setengah permainan. PERATURAN VIII PERMULAAN PERMAINAN (The Start of Play) 1. Pada permulaan permainan maka pemilihan gawang dan tendangan permulaan (kick-of) harus ditetapkan oleh undian (toss) dengan mempergunakan uang logam. Kesebelasan yang memenangkan undian untuk memilih gawang atau memilih tendangan permulaan. Setelah wasit memberikan isyarat, maka permainan dimulai dengan dilakukannya tendangan permulaa oleh seorang pemain kebagian lapangan lawannya (tendangan permulaan itu ialah suatu tendangan pada bola, sewaktu bola itu dengan tidak bergerak terletak pada titik tengah lapangan permainan). 2. Setiapkali terjadi goal, permainan dimulai lagi seperti pada permulaan pertandingan dan tendangan permulaan dilakukan oleh seorang pemain kesebelasan yang kemasukan goal. 3. Setelah waktu istirahat, maka kedua pihak bergantian tempat dan permainan dimulai lagi dengan tendangan permulaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang waktu permainan dimulai dalam babak pertama tidak melakukan tendangan permulaan.

HUKUMAN : Jika ada pelanggaran terhadap peraturan ini, maka tendangan permulaan diulangi, kecuali jika seorang yang melakukan tendangan permulaan memainkan bola lagi sebelum tersentuh atau dimainkan pemain lain. Dalam hal demikian, maka diberikan kepada pihak lawan tendangan bebas tidak langsung dari tempat pelanggaran terjadi. Jika pelanggaran terjadi oleh seorang pemain didaerah gawang lawan dalam hal mana tendangan bebas harus dilakukan dari tempat terjadinya di dalam daerah tendangan bebas harus dilakukan dari tempat terjadinya di dalam daerah tendangan gawang dimana pelanggaran terjadi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada peraturan XIII. Setelah penundaan permainan, karena hal-hal yang tidak disebut dalam peraturan-peraturan ini, kecuali jika sebelum itu bola melalui garis samping atau garis gawang, maka permainan dimulai lagi dengan cara : Wasit menjatuhkan bola pada tempat dimana bola itu ada pada waktu permainan ditunda, kecuali hal itu terjadi didaerah gawang pada waktu itu. Dalam hal mana bola harus dijatuhkan pada titik garis daerah gawang yang sejajar dengan garis gawang pada titik terdekat dari tempat pada waktu bola dihentikan. Bola dianggap dalam permainan jika ia telah mengenai tanah. Akan tetapi jika setelah dijatuhkan oleh wasit bola melalui garis samping atau garis gawang. Sebelum tersentuh oleh seorang pemain.bMaka wasit harus menjatuhkan bola itu lagi. Seorang pemain tidak boleh memainkan bola sebelum bola mengenai tanah. Kalau hal ini tidak dipenuhi, maka wasit harus menjatuhkan bola lagi. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Apabila ketika wasit menjatuhkan bola lalu seorang pemain melanggar suatu Peraturan Permainan sebelum bola menyentuh tanah. Pemain ini harus diperingatkan atau dikelurkan dari lapangan permaqinan, tergantung dari pada sifat pelanggarannya. Namun demikian, wasit tidak boleh memberi tendangan bebas kepada pihak lawan karena bola belum berada dalam permainan pada waktu pelanggaran terjadi. Dengan demikian, wasit harus mengulangi menjatuhkan bola. 2. Tendangan permulaan tidak boleh dilakukan orang lain dari pada pemain yang ikut serta didalam pertandingan.

PERATURAN IX BOLA DIDALAM dan DILUAR PERMAINAN (Ball In and Out of Play) Bola diluar permainan : 1. Jika bola seluruhnya melapaui garis gawang atau garis samping, baik mengelinding diatas tanah maupun melayang diudara. 2. Jika permainan dihentikan oleh wasit. Diluar hal-hal diatas, bola ada didalam permainan dari permulaan pertandingan sampai akhir pertandingan, termasuk : 1. Jika ia mental kembali ke dalam lapangan dari tiang gawang, palang gawang atau tiang bendera sudut. 2. Jika ia mental kembali dari wasit atau penjaga garis dan mereka sendiri ada dilapangan. 3. Jika diduga ada pelanggaran sehingga diberikan sesutu keputusan KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Garis-garis termasuk dalam daerah dimana mereka merupakan batas, karenanya ; garis-garis pinggir (touch lines) dan garis-garis gawang (goal lines) termasuk daerah lapangan permainan. PERATURAN X CARA MENCETAK GOL (Method of Scoring) Kecuali jika peraturan ini menentukan, maka gol terjadi jika bola seluruhnya telah melampaui garis gawang antara kedua tiang gawang dan dibawah palang gawang, asalkan bola tidak dilemparkan, dibawa ataupun dengan sengaja ditolak dengan tangan atau lengan oleh seorang pemain dari pihak penyerang, kecuali penjaga gawang yang ada didalam daerah tendangan hukumannya sendiri. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Peraturan X menentukan satu-satunya cara bagaimana suatu pertandingan berakhir dengan kemenangan atau seri, lain cara tidak ada. 2. Sebuah gol tidak dapat disahkan apabila disentuh oleh orang luar untuk mencegahnya memasuki gawang. Apabila hal ini terjadi dalam suatu permainan, dan bukan dalam tendangan hukuman, permainan harus dihentikan dan dimainkan kembali oleh wasit dengan menjatuhkan bola ditempat dimana bola disentuh oleh orang luar tadi, kecuali hal itu terjadi didaerah gawang pada waktu itu, dalam hal mana bola harus dijatuhkan pada tempat digaris daerah gawang yang sejajar dengan garis gawang pada titik terdekat pada waktu bola dihentikan dari permainan.

3. Apabila bola memasuki gawang, seorang penonton melewati garis gawang untuk mencegah gol, gol dapat disahkan apabila bola memasuki gawang, kecuali hal itu terjadi didaerah gawang pada waktu itu, dalam hal mana bola harus dijatuhkan pada bagian dari garis daerah gawang yang sejajar dengan garis yang pada titik yang terdekat dengan dihentikannya bola dari permainan. PERATURAN XI OFF - SIDE 1. Seorang pemain berada dalam posisi off-side apabila ia lebih dekat garis gawang lawan dari pada bola, kecuali ; Ia ada didaerah lapangan permainan sendiri, atau Ada paling sedikit 2 orang pemain kawan yang lebih dekat dari garis gawang mereka sendiri dari padanya. 2. Seorang pemain hanya dianggap off-side dan dihukum karenanya apabila pada waktu bola disentuh atau dimainkan salah seorang pemain lain dari kesebelasannya, ia menurut anggapan wasit ; Mencampuri permainan atau menghalang-halangi seorang pemain lawan, atau Mencari keuntungan dari keadaan off-side-nya. 3. Seorang pemain tidak dinyatakan off-side oleh wasit apabila : Ia hanya kebetulan dalam posisi off-side. Ia menerima bola langsung dari tendangan gawang, tendangan sudut, lemparan ke dalam. 4. Apabila seorang pemain dinyatakan off-side, wasit harus memberi tendangan bebas tidak langsung yang harus dilakukan seorang pemain lawan dari tempat pelanggaran terjadi, kecuali apabila pelanggaran ini dilakukan oleh seorang pemain didaerah lawan, adalah hal mana tendangan bebas harus dilakukan dari suatu titik dalam daerah gawang. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Off-side tidak boleh dinilai pada waktu pemain yang bersangkutan menerima, tetapi pada waktu bola dimainkan kepadanya oleh seorang kawan. Seorang pemain yang tidak dalam posisi Off-side ketika seorang pemain kawan memainkan bola kepadanya atau melakukan tendangan bebas, dengan sendirinya tidak Off-side apabila ia bergerak ke depan sewaktu bola di udara. 2. Seorang pemain berada sejajar dengan pemain lawan kedua terakhir atau dengan kedua pemain lawan terakhir tidak berada dalam posisi Off-side.

PERATURAN XII PELANGGARAN-PELANGGARAN dan KELAKUAN TIDAK SOPAN (Fouls and Misconduct) Seorang pemain yang dengan sengaja melakukan salah satu dari 9 pelanggaran berikut : 1. Menyepak atau mencoba menyepak seorang lawan. 2. Menjegal seorang lawan, yang menjatuhkan atau mencoba menjatuhkannya dengan mempergunakan kaki atau dengan membongkokkan badan di depan atau dibelakangnya. 3. Melompat pada seorang lawan. 4. Menyerang seorang lawan secara kasar atau berbahaya. 5. Menyerang seorang lawan dari belakang kecuali jika ia menghalangi. 6. Memukul atau mencoba memukul seorang lawan dan meludahinya. 7. Memegang seorang lawan. 8. Mendorong seorang lawan. 9. Memegang bola, yakni membawa, memukul atau mendorong bola dengan tangan atau lengan, (hal ini tidak berlaku bagi seorang penjaga gawang gawang yang ada didalam daerah tendangan hukumannya sendiri). Harus dihukum dengan tendangan bebas langsung yang dilakukan oleh pihak lawan dari tempat pelanggaran itu terjadi, kecuali apabila pelanggaran ini dilakukan seorang pemain didalam daerah gawang lawannya, maka tendangan bebas dilakukan dari suatu titik didaerah gawang. Jika seorang pemain dari pihak yang bertahan dengan sengaja melakukan salah satu dari 9 pelanggaran tersebut diatas didalam daerah tendangan hukumannya ia harus dihukum dengan tendangan hukuman (penalty kick). Melakukan siasat (bagi penjaga gawang), yang menurut pendapat wasit direncanakan untuk memperlambat permainan, dengan demikian membuang-buang waktu dan memberi kesempatan yang tidak fair kepada timnya. Maka hukuman tendangan bebas tidak langsung oleh lawan dari tempat dimana pelanggaran itu terjadi. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Apabila penjaga gawang dengan sengaja melempar bola secara keras terhadap seorang pemain lawan atau mendorong lawan dengan bola yang dipegangnya, wasit harus memberikan hukuman tendangan hukuman (penalty) jika pelanggaran ini terjadi dalam daerah tendangan hukuman. 2. Apabila seorang pemain sengaja membelakangi lawannya yang akan menyerangnya, pemain ini boleh diserang asal saja tidak dengan cara yang berbahaya.

3. Apabila terjadi tubrukan di dalam daerah gawang antara seorang pemain yang menyerang dengan penjaga gawang yang bertahan yang tidak memegang bola, maka wasit sebagai satu-satunya orang yang dapat melihat sifat kesengajaan, harus menghentikan permainan dan jika ia menganggap bahwa tindakan pemain penyerang sengaja, suatu tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada yang bertahan. 4. Apabila seorang pemain bersandar diatas bahu pemain kawan untuk menyundul bola, wasit harus menghentikan permainan, memberikan peringatan kepada pemain itu atas perbuatannya yang tidak sopan dan memberi tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada pihak yang bertahan. Seorang pemain harus dikeluarkan dari lapangan permainan dan diberi kartu merah, jika menurut pendapat wasit ; 1. Ia bersalah karena kelakuan tidak sopan. 2. Ia bersalah kerana permainan yang kasar dan mencederai lawan. 3. Menggunakan kata-kata kotor/kasar atau kata-kata yang bersifat menghina. 4. Ia bersalah melakukan pelanggaran kedua yang dapat diberi peringatan setelah sebelumnya mendapat peringatan pertama. 5. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan peraturan XII, seorang pemain boleh mengoper bola kepada penjaga gawangnya dengan menggunakan kepala atau dada atau lutut dan sebagainya, apabila dalam keadaan menurut pendapat wasit menggunakan cara licik untuk menghindari pasal 5 (c) dari peraturan XII, pemain tersebut bersalah karena kelakuan tidak sopan akan dihukum karenanya sesuai dengan kartu kuning dan tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan dari tempat dimana melakukan pelanggaran. PERATURAN XIII TENDANGAN BEBAS (Free - Kick) Ada 2 ketentuan tendangan bebas, yaitu langsung, dimana dapat dicetak goal langsung tehadap pihak yang bertahan). Dan tendangan tidak langsung, dimana tidak dapat mencetak gol, kecuali bola disentuh atau dimainkan pemain lain dari pada si penendang sebelum memasuki gawang. Apabila seorang pemain melakukan tendangan bebas langsung atau tidak langsung dalam daerah tendangan hukumanya sendiri, semua pemain lawan harus berada paling sedikit 9,15 meter dari bola dan diluar daerah tendangan hukuman sampai bola ditendang keluar dari daerah itu. Bola berada diluar berada dalam permainan segera setelah bergulir sejauh 1 lingkarannya dan sudah berada diluar daerah hukuman. Penjaga gawang tidak boleh menerima bola dengan tangannya untuk kemudian menendangnya kedalam permainan. Apabila bola tidak ditendang langsung kedalam permainan. Apabila bola tidak ditendang langsung kedalam permainan keluar daerah tendangan tendangan hukuman, tendangan bebas ini harus diulangi.

Apabila seorang pemain melakukan tendangan bebas langsung atau tidak langsung diluar daerah hukumannya sendiri, semua pemain lawan harus paling sedikit 9,15 meter dari bola ditendang kedalam permainan, kecuali apabila mereka berdiri diatas garis gawangnya sendiri diantara 2 tiang gawang. Bola berada dalam permainan setelah bergulir sejauh satu lingkarannya. Bola harus berada dalam keadaan diam/tidak bergerak pada waktu tendangan bebas dilaksanakan dan penendangnya tidak boleh memainkan bola untuk kedua kalinya sebelum sampai disentuh atau dimainkan pemain lain. Sekalipun ada ketentuan lain dalam peraturan permainan ini mengenai tempat dimana tendangan bebas dilaksanakan : 1. Setiap tendangan bebas yang diberikan kepada kesebelasan yang bertahan dalam daerah gawangnya sendiri, dapat dilakukan dimana saja dalam daerah gawang tempat tendangan bebas diberikan. 2. Setiap tendangan bebas tidak langsung yang diberikan kepada tim penyerang didalam daerah hukuman lawannya harus diambil dari bagian garis tengah gawang yang sejejar dengan garis gawang. Pada titik terdekat dengan tempat terjadinya pelanggaran. Apabila seorang pemain telah melakukan tendangan bebas memainkan bola untuk kedua kalinya sebelum disentuh atau dimainkan pemain lain, suatu tendangan bebas tidak langsung harus dilakukan pemain lawan ditempat pelanggaran terjadi, kecuali apabila pelanggaran itu dilakukan si pemain lawan didalam daerah gawangnya. Dalam hal ini tendangan bebas dapat diambil setiap titik dalam daerah gawang. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Untuk membedakan tendangan langsung dan tidak langsung, wasit harus memberi isyarat dengan mengangkat lengan diatas kepala apabila memberi tendangan bebas tidak langsung. Lengannya harus tetap dalam keadaan itu sampai tendangan dilaksanakan dan berdiri tetap dengan isyarat itu sampai bola dimaikan atau disentuh pemain lain atau keluar lapangan permainan. 2. Para pemain yang tidak berdiri pada jarak yang wajar pada waktu tendangan bebas dilaksanakan, harus diberi peringatan dan apabila pelanggaran itu diulangi, harus dikeluarkan dari lapangan permainan. Dimana kepada para wasit khususnya untuk menilai suatu usaha menghambat pelaksanaan tendangan bebas dengan perlahan-lahan mendekati bola, sebagai perbuatan yang sangat tidak sopan. 3. Apabila pada waktu tendangan bebas akan dilakukan, seorang pemain menari-nari atau melakukan gerakan-gerakan sedemikian rupa sehingga dapat dianggap sebagai usaha untuk mengalihkan perhatian atau konsentrasi pemain lawan, ia harus dihukum melakukan perbuatan yang tidak sopan dan diberi peringatan.

PERATURAN XIV TENDANGAN HUKUMAN (Penalty - Kick) Tendangan hukuman (penalty kick) harus diambil dari titik tendangan hukuman dan jika hukuman sedang diambil, maka segenap pemain kecuali yang akan mengambil tendangan hukuman dan penjaga gawang pihak lawan, harus berdiri didalam lapangan permainan, akan tetapi diluar daerah tendangan hukuman dan sekurang-kurangnya dalam jarak 9,15 meter dari titik tendangan hukuman. Penjaga gawang pihak lawan harus berdiri dengan tidak memindahkan kakinya diatas garis gawang sendiri antara kedua tiang gawang sampai bola kedepan : ia tidak boleh memainkan bola itu lagi sebelum disentuh atau dimainkan oleh pemain lain. Bola dianggap ada dalam permainan segera setelah ditendang, artinya melalui jarak yang sama dengan lingkarannya, gol boleh dicetak langsung dari tendangan hukuman itu. Apabila tendangan hukuman dilakukan pada saat waktu pertandingan yang normal, atau apabila waktu pertandingan diperpanjang pada waktu setengah main atau pada akhir waktu permainan, tendangan hukuman dilakukan atau dilakukan kembali, gol tidak boleh dibatalkan apabila melewati diantara tiang-tiang gawang dan dibawah atau palang gawang, bola menyentuh salah satu atau kedua tiang gawang atau palang gawang, atau penjaga gawang atau gabungan dari unsur-unsur itu, dengan ketentuan tak terjadi pelanggaran lain. HUKUMAN Terhadap tiap pelanggaran dari peraturan ini ; 1. Oleh regu yang bertahan, tendangan hukuman harus diulangi jika tidak menghasilkan suatu gol. 2. Oleh regu yang menyerang, selain pemain yang melakukan tendangan hukuman, jika suatu gol tercetak, harus dibatalkan dan tendangan hukuman harus diulang lagi. 3. Oleh pemain yang melakukan tendangan hukuman, dilakukannya setelah bola berada dalam permainan, maka seorang pemain dari pihak lawan harus melakukan tendangan bebas tidak langsung dari tempat pelanggaran dilakukan, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan XIII. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Pada waktu wasit memberi tendangan hukuman, ia belum boleh memberi tanda pelaksanaannya sebelum semua pemain berdiri pada posisi yang ditentukan peraturan. 2. a. Apabila tendangan hukuman telah dilaksanakan dan bola yang bergulir kegawang dihentikan orang luar, tendangan ini harus diulang. b. Apabila tendangan hukuman telah dilaksanakan, bola mental kembali dari penjaga gawang, palang gawang atau tiang gawang, lalu dihentikan orang luar, wasit harus menghentikan permainan, permainan dilanjutkan dengan menjatuhkan bola ditempat orang itu menyentuh bola, kecuali hal ini terjadi didaerah gawang pada waktu itu, dalam hal mana harus dilakukan dengan

menjatuhkan bola pada suatu titik dari garis daerah gawang yang sejajar dengan garis gawang yang terdekat dengan tempat pada waktu permainan dihentikan. 3. a. Apabila setelah memberi tanda pelaksanaan tendangan hukuman, wasit melihat penjaga gawang tidak berdiri diatas garis gawang ia harus membiarkan tendangan itu dilaksanakan. Apabila tidak terjadi gol, tendangan hukuman harus diulangi. b. Apabila setelah memberi tanda pelaksanaan tendangan hukuman dan sebelum bola ditendang, penjaga gawang memindahkan kakinya, wasit harus membiarkan tendangan itu dilaksanakan, apabila tidak terjadi gol, tendangan hukuman harus diulang. c. Apabila setelah wasit memberi tanda palaksanaan tendangan dan sebelum bola ditendang, ada pemain yang bertahan perlahan-lahan memasuki daerah tendangan hukuman atau ada pada jarak kurang dari 9,15 meter dari titik tendangan hukuman, wasit harus membiarkan tendangan itu dilaksanakan. Apabila tidak terjadi gol, tendangan hukuman harus diulang. Pemain yang melanggar itu harus diberi peringatan. 4. a. Apabila suatu tendangan hukuman sedang dilaksanakan dan pemain yang melaksanakannya melakukan perbuatan tidak sopan, tendangan itu harus diulang apabila terjadi gol, pemain tersebut harus di beri peringatan. b. Apabila wasit telah memberi tanda pelaksanaan tendangan hukuman dan sebelum bola ditendang, seorang pemain kawan si penendang memasuki daerah tendangan hukuman atau ada pada jarak 9,15 meter dari titik tendangan hukuman, wasit harus membiarkan tendangan dilaksanakan apabila terjadi gol-gol ini harus dibatalkan dan tendangan hukuman harus diulang pemain yang melanggar itu harus diberi peringatan. c. Apabila kejadian seperti yang disebut dalam ayat sebelumnya terjadi dan bola mental kembali dari penjaga gawang, palang gawang atau tiang gawang, wasit harus menghentikan permainan, memberi peringatan kepada pemain yang melanggar itu dan memberi tendangan bebas tidak langsung kepada kesebelasan lawan ditempat pelanggaran tadi terjadi. 5. a. Apabila setelah wasit memberi tanda pelaksanaan tendangan hukuman dan sebelum bola dalam permainan, penjaga gawang bergerak dari posisinya diatas gawang atau memindahkan letak kakinya, sedangkan seorang pemain kawan penendang tendangan hukuman itu memasuki daerah tendangan hukuman atau mendekati hukuman harus diulang apabila telah dilaksanakan. Pemain kawan penendang harus diberi peringatan. b. Apabila setelah wasit memberi tanda pelaksanaan tendangan hukuman dan sebelum bola dalam permainan, seorang pemain dari masing-masing kesebelasan mendekati titik tendangan hukuman sampai kurang dari 9,15 meter, tendangan hukuman harus diulang apabila telah hukuman dilaksanakan, maka kedua pemain tersebut harus di beri peringatan. 6. Apabila suatu pertandingan diperpanjang pada setengah main atau pada akhir waktu permainan untuk pelaksanaan tendangan hukuman, perpanjangan waktu itu harus berakhir setelah tendangan itu

dilaksanakan, dengan kata lain sampai wasit menyatakan keputusannya. Setelah seorang pemain melakukan tendangan tendangan hukuman dan bola berada dalam permainan, tak seorang pemain pun selain penjaga gawang bertahan diperbolehkan memainkan atau menyentuh bola sebelum tendangan selesai. 7. Apabila suatu tendangan hukuman dilaksnakan dalam perpanjangan waktu ; a. Semua ketentuan dalam ayat-ayat terdahulu kecuali ayat 2 (b) dan 4 (c) dan ; b. Dalam hal seperti dinyatakan dalam ayat 2 (b) dan 4 (c), pertandingan berakhir segera setelah bola mental kembali dari penjaga gawang, palang atau tiang gawang. PERATURAN XV LEMPARAN KEDALAM (Throw - In) Jika bola seluruhnya melampui garis samping, baik menggulir diatas tanah maupun melayang diudara, maka seorang pemain lawan dari pihak yang terakhir menyentuh bola dapat melakukan lemparan kedalam kejurusan manapun dari atas titik garis samping ditempat bola meninggalkan lapangan permainan. Yang melempar bola pada waktu ia melepaskan bola harus menghadap kearah lapangan permainan, sedangkan sebagian dari kakinya harus diatas garis atau ditanah luar garis samping. Yang melempar bola harus menggunakan kedua belah tangannya dan harus membuat gerakan mulai dari belakang dan melemparkan bola lewat diatas kepala. Bola ada dalam permainan setelah bola itu dilemparkan, yang melemparkan tidak boleh memainkan bola itu lagi sebelum disentuh atau dimainkan oleh seorang pemain lain. Gol tidak dapat dicetak langsung dari lemparan ke dalam. HUKUMAN a. Jika bola dilemparkan ke dalam menyentuh bola lagi sebelum bola disentuh harus dilakukan oleh seorang pemain pihak lawan. b. Jika yang melempar bola kedalam menyentuh bola lagi sebelum bola disentuh atau dimainkan oleh seorang pemain itu, maka kepada pihak lawan diberikan tendangan bebas tidak langsung yang harus diambil dari tempat dimana pelanggaran terjadi, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan XIII.

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Apabila seorang pain melakukan lemparan kedalam, lalu memaikan bola dalam lapangan permainan sebelum disentuh atau dimainkan pemain lain, wasit harus memberikan tendangan bebas langsung kepada pihak lawan. 2. Seorang pemain yang melakukan lemparan kedalam harus menghadap kelapangan permainan, sedikitdikitnya sebagian dari badannya sebelah muka. 3. Apabila lemparan kedalam sedang dilaksanakan, seorang pemainlawan menari-nari atau melakukan gerak-gerakan untuk menyesatkan atau mengacau perhatian pemain pelempar, harus dianggap sebagi perbuatan tidak sopan, pemain yang melanggar itu harus diberi peringatan oleh wasit. 4. Lemparan kedalam yang dilakukan dari tempat lain yang bukan tempat yang lintasi bola pada garis pinggir, dianggap sebagai lemparan yang tidak benar. PERATURAN XVI TENDANGAN GAWANG (Goal - Kick) Jika bola seluruhnya melampui garis gawang, diluar garis gawang yang berada antara dia ke tiang gawang, baik secara melayang diudara maupun menggulir diatas tanah, sedangkan paling akhir bola itu dimainkan oleh pihak penyerang, maka bola itu harus ditendang dari suatu tempat dibagian daerah langsung ke bagian lapangan permainan keluar daerah tendangan hukuman oleh seorang pemain dari pihak yang mempertahankan. Penjaga gawang tidak boleh menerima bola dengan tangannya dari suatu tendangan gawang dengan maksud agar ia kemudian dapat menendang bola itu ke dalam permainan. Jika bola itu tidak ditendang langsung keluar dari daerah tendangan hukuman ke dalam permainan, maka tendangan gawang diulangi, yang menendang tidak boleh memainkan bola untuk kedua kalinya sebelum disentuh atau dimainkan oleh seorang pemain lain. Gol tidak boleh dicetak langsung dari suatu tendangan gawang, sewaktu tendangan gawang diambil, maka pemain dari pihak lawan harus tetap tinggal diluar daerah tendangan hukuman. HUKUMAN Jika seorang pemain yang melakukan tendangan gawang memainkan bola itu kedua kali setelah keluar daerah tendangan hukuman, akan tetapi belum disentuh atau dimainkan oleh seorang pemain lain, maka kepada pihak lawan diberikan suatu tendangan bebas tidak langsung yang harus diam bila dari tempat dimana pelanggaran terjadi, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan XIII.

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN BADAN INTERNASIONAL (International F. A Board). 1. Apabila tendangan gawang dilaksanakan dan pemain yang melakukannya menyentuh bola lagi sebelum keluar dari daerah tendangan hukuman, tendangan ini menurut peraturan dianggap belum melaksanakan dan harus diulang. PERATURAN XVII TENDANGAN SUDUT (Corner - Kick) Jika bola seluruhnya melampui garis gawang kecuali bagian antara kedua tiang gawang, baik secara melayang diudara maupun menggulir diatas tanah, sedangkan bola paling akhir disentuh atau dimainkan oleh seorang pemain dari pihak yang bertahan, maka seorang pemain dari pihak yang menyerang harus mengambil tendangan sudut dengan meletakkan bola seluruhnya didalam seperempat lingkaran dari tiang bendera sudut yang terdekat. Tiang bendera tidak boleh diubah dari tempatnya dan bola harus ditendang dari tempat bola diletakkan itu. Gol boleh dicetak langsung dari tendangan sudut, para pemain dari pihak yang bertahan tidak boleh mendekati bola itu kurang dari 9,15 meter, sebelum bola itu dalam permainan, artinya melampaui suatu jarak sepanjang lingkaran bola itu sendiri, yang menendang tidak boleh lagi memainkan bola itu untuk kedua kalinya sebelum tersentuh atau dimainkan lagi oleh seorang kawan atau lawan. HUKUMAN Jika seorang pemain melakukan tendangan sudut memainkan bola untuk kedua kalinya sebelum bola disentuh atau dimainkan pemain lain, wasit harus memberi suatu tendangan bebas tidak langsung kepada pihak lawan yang diambil dari tempat dimana pelanggaran itu terjadi, disesuaikan dengan ketentuan seperti ditetapkan dalam peraturan XIII.

DAFTAR PUSTAKA Batty. Eric C.2003. Latihan Sepak Bola Metode Baru Serangan. Bandung: Pionir Jaya. Dinata. Marta. 2003. Dasar-dasar Mengajar Sepak Bola. Bandar Lampung: Cerdas Jaya. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1993. Pedoman Pengukuran Kesegaran Jasmani. Jakarta: Departemen Kesehatan. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). 1993. Keputusan-keputusan FIFA dan PSSI tentang Sepak Bola. Jakarta. Sucipto, et.al. 2000. Sepak Bola. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah. Sujadji. 2000. Ketahuilah Kesegaran Jasmani Anda. Jakarta: Depateman Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

MADRASAH ALIYAH PERSATUAN UMMAT ISLAM MAJA KABUPATEN MAJALENGKA

PERPUSTAKAAN SEKOLAH

STATUS TERAKREDITASI B BADAN AKREDITASI NASIONAL (BAN S/M)


NSM : 131232100006 NPSN : 20214198
Alamat : Jalan K. H. Abdul Halim No. 01 Maja Selatan (0233) 8285901 Maja 45461 E-mail : mapuimaja@yahoo.com Website : http://www.Madrasah Aliyah PUI Maja.org

SEKILAS BOLASEPAK (PERMAINAN BOLA BESAR)

UPT :

ODING HASANUDIN

MADRASAH ALIYAH PERSATUAN UMMAT ISLAM ( MA PUI ) MAJA KABUPATEN MAJALENGKA TERAKREDITASI B
Alamat : Jalan K. H. Abdul Halim No. 01 Maja Selatan (0233) 8285901

You might also like